Dibalik Kesabaran Istri Cantikku
Siang ini. anisa pulang dari mengajar di SMA swasta di kotanya. ia selalu jalan kaki dari kos ke tempatnya mengajar.
Ia sengaja mengambil kos yang dekat dengan sekolah untuk menghemat. walau begitu ia selalu merasa lelah menghadapi siswanya.
Seperti hari ini anisa cukup lelah dengan aktifitasnya. ia mengajar sebagai guru dan juga Wali kelas. di kelas XII 10, begitu banyak masalah setiap hari.
seperti hari ini. ia tidak sepenuhnya menyampaikan materi, karena ada seorang siswa yang mengganggu teman perempuannya. sehingga temannya menangis.
flashback
" Andi, kamu temui buk Nisa nanti diruang Pustaka ya. ibuk ada perlu". perintahku lembut.
" Baik buk" kata andi.
Setelah usai pelajaran Anisa langsung keruang Pustaka, karena kalau di kantor nanti tambah masalah jika didengar guru lain.
Makanya ia pilih Pustaka. yang sepi.
Anisa cari tempat yang agak pojokan. agar tidak terdengar yang lain. karena jam istirahat ini. siswa pada umumnya. ke kantin.
tak lama andi pun datang, "silahkan duduk nak" ucap Anisa to the point'
" Ya buk, nggak lama kan buk. perut saya lapar, atau kita makan berdua di sini". ucap andi dengan acuh.
Anisa membulatkan matanya, mendengar ucapan siswa yang di depannya. Namun ia harus fokus pada topik masalah.
" kamu jangan khawatir saya sudah ada bekal, cukup untuk pengganjal perut kita berdua". jawab Anisa dengan tenang.
" Saya mulai dari mana ya, saya jadi bingung",. ucap Anisa, karena Andi duduk tepat di depannya. siswa yang satu ini memang menguji kesabaran Banyak guru yang pasrah bahkan cendrung tidak perduli, karena ke bandelnya. Karena Andi siswa yang paling aneh. dia mau saja tinggal kelas sampai 2 tahun berturut.Jika ia tinggal kelas tahun ini. maka sekolah akan mengeluarkan.
" Maaf buk, saya kesini bukan lihat buk Nisa bingung", Ucap Andi langsung berdiri.
" Tunggu, duduk lah, baiknya kita makan dulu bekal yang saya bawa ini. cukup" Anisa tarik nafas karena anak ini selalu buat masalah pada guru yang dianggapnya kecil. maklum anak orang kaya. semua orang pasti segan dan takut dengannya. karena sebagian saham sekolah ini milik kakeknya yang kaya raya di kota ini.
Andi kembali duduk, walau agak sedikit kesal.
Sementara Anisa mengeluarkan bekalnya, Nasi goreng, untung dia bawa sendok dua buah.
" Silahkan di cicipi, mungkin kurang enak, saya tidak bisa masak." ucap Nisa menyodorkan bekalnya.
Andi mencoba nasi goreng buatan Nisa, karena kebetulan ia memang belum sempat sarapan, karena terlambat bangun.
Di sela makan Anisa mencoba bercerita.
"Begini, saya tau keluarga mu orang penting disini, namun bisa nggak bersikap sopan sedikit pada seorang wanita, apalagi pada seorang guru." ucap Anisa lembut.
" Apakah ibuk ngerasa keberatan? kalau ibuk capek ngajar saya, ya berhenti saja, bereskan". jawabnya makin ketus.
Anisa merasa panas dingin mendengar ungkapannya, benar sombong sekali.
"" Bukan ibuk keberatan, namun kenapa kamu selalu ganggu teman perempuanmu, kamu punya saudara perempuan ndak". Tanya Anisa tenang.
" Nggak" jawabnya singkat.
" Atau begini saja, anggap saja kamu membuli mama mu, sedang mama mu sudah susah masak, tapi tidak kamu makan, pasti mama kamu sangat kecewa, iya kan?. ucap Anisa kembali.
Andi terdiam dan merunduk... tak disangka ada setitik air jatuh dari matanya. Anisa jadi terpaku, apakah kata- katanya telah menyakitkan hati anak itu, kemudian Nisa mendekati, dan membelai rambutnya, tiba- tiba Andi memeluk Anisa. Walau ia merasa canggung dan aneh. maklum, karena ini pertama sekali di perlakukan seorang laki-laki. Namun ia berpikiran positif. Pemuda itu menangis dipeluk kan nya. setelah agak tenang, Anisa kemudian bertanya.
"Maaf nak, jika ada kata ibuk yang menyakitkan hatimu". kemudian dia menggeleng.
" Tidak buk, saya tidak punya mama lagi, sudah 3 tahun mama meninggal karena kecelakaan. dan semenjak itu papa sibuk, dan jarang di rumah. bahkan kami tidak pernah ketemu dalam sebulan ini" ucap andi terbata.
kemudian Nisa membelai rambutnya. " begini nak, kamu boleh cerita sama ibuk, temui ibuk di taman kota siap ashar nanti ya". kata Nisa mengakhiri pertemuannya, .dan mempersilahkan Andi istirahat, Nisa pun makan bekal yang di bawa.
Flashback
Setelah kejadian siang tadi di sekolah sampai di kosannya. Anisa merasa lelah, dan berbaring dulu menunggu Ashar di kamar kosnya.
Anisa tidak menyadari, kalau ia tertidur sudah jam 5 sore baru terbangun. ia langsung mandi dan Sholat Ashar.
Perut yang keroncongan membuatnya ingin mencari makanan keluar. karena stok makanan nya habis. ia memang biasa, setiap sabtu malam tidak masak. dan sengaja makan di luar untuk sekedar melepas lelah.
Sampai di luar ia rencana makan pecel lele langganan nya setiap malam minggu ini. baru akan masuk. ia teringat dengan janjinya dengan siswanya Andi. ia langsung naik angkot yang kebetulan berhenti di depannya menuju taman kota.
Sampai di taman hari sudah menjelang magrib. ia sadar kalau ia tidak tepat janji dengan siswanya. ia merasa kesal pada dirinya sendiri.
" Gimana anak itu mau menghargai ku. kalau aku sendiri ingkar janji." gumam Nisa sambil berjalan di sela bunga di taman kota.
" Hm. aku masih setia menunggu." ucap seseorang yang ada di belakangnya. Nisa spontan memutar badannya. dan terkejut, karena Andi siswa yang ingin ia temui ada tepat di belakangnya.
" Oh. maaf, saya telat karena ketiduran.
" ucap Anisa lirih. ia merasa malu, seharusnya ia memberikan contoh yang baik.
" Ah santai saja, saya tidak marah. baiknya kita duduk di sana." ucap Andi tenang. Seolah seorang laki-laki yang dewasa.
Anisa hanya mampu mengangguk. dan mengikuti arah bangku yang ditunjuk Andi.
Setelah sampai Andi dan Anisa duduk bersebelahan, namun tiba-tiba Andi duduk menghadap ke arah Anisa yang membuat Anisa salah tingkah. Namun ia mencoba menetralkan cepat.
" Oh ya, sepertinya kita tidak bisa lama di sini, karena sebentar lagi magrib. apakah nggak seharusnya kita cari mesjid dulu.? " ucap Nisa tenang. menghindari tatapan aneh yang ditunjukan Andi siswanya itu.
" Oh Ok. kita ke mesjid depan saja." ucap Andi dan berjalan menggandeng tangan Nisa.
Nisa terpaku, dan mencoba melepaskan tangannya. " Oh ya. jalannya kecil susah untuk jalan beriringan, baiknya kamu tuh jalan duluan. biar saya di belakang." ucap Anisa.
Ada wajah kecewa yang Nisa lihat dari siswanya itu, namun Andi kemudian tersenyum.
" Oh baiklah. " Andi berjalan lambat di depan Anisa.
" Apakah kamu dari tadi menunggu.? " Tanya Anisa sambil berjalan.
Tiba-tiba Andi berhenti yang membuat Nisa hampir kejedot punggungnya yang tiba-tiba berhenti.
Andi menoleh menatap wajah Anisa intens. Anisa merasa bingung dengan tatapan siswanya ini. Dan menghindari tatapan nya.
" Kenapa menghindari tatapan ku. tadi di sekolah janji siap Ashar. dan saya tidak tahu siap Ashar itu menjelang magrib." ucap Andi menyindir.
Anisa kembali melotot kan matanya jengah. ia mengambil nafas dalam. memang susah menghadapi anak ini. mungkin karena mereka berdua hanya terpaut 4 tahun.
" Maaf. tadi sudah bilang kalau saya ketiduran." Ucap Nisa.
" Nggak usah ngegas buk guru. saya sadar. kalau siswa harus menunggu guru. bukan guru yang nunggu siswanya." Ucap Andi kembali membuat Nisa tak berkutik.
Lagi-lagi nisa menarik nafas dalam. Rencananya ia yang akan memberikan nasehat, tapi malah terbalik.
" Maaf." Ucap Nisa lirih.
Andi tertawa, dan berjalan kembali menuju mesjid. sampai di mesjid. mereka berpisah. karena pintu masuk di pisahkan setiap jenis kelamin.
Setelah menyelesaikan Sholat Magrib. Nisa keluar dan berjalan di tempat mereka berpisah tadi. Namun lagi-lagi ia terkejut. Karena Andi sudah menunggu di gerbang mesjid.
Pemuda tersebut tersenyum saat Anisa sudah mendekatinya. Anisa terpaksa membalas, agar tidak kaku.
" Kita kemana lagi buk?. " Tanya Andi seolah berbisik.
" Oh. sebaiknya kita cari makan dulu, saya lapar. karena belum sempat makan." Ucap Anisa mengarahkan.
" Ok buk! anggap aja kita lagi malam mingguan." Jawab Andi yang membuat Anisa melongo.
" Jangan lihat seperti itu buk, nanti buk Nisa jatuh cinta dengan ketampanan saya." Ucap Andi yang membuat Nisa melotot kan matanya. Dia mengambil nafas yang berat. hampir saja stok kesabaran nya habis.
Nisa berencana menyetop Angkot yang akan lewat. Namun Andi menariknya ke motor yang ada di samping nya..
" Apakah kita makan sendirian buk?." Tanya Andi yang membuat Anisa bingung.
" Maksudnya.? " Tanya Anisa heran.
Andi naik ke motor sport tersebut, dan menarik tangan Anisa untuk naik. " Baiklah buk. kita cari tempat makan." Ucap Andi yang akhirnya di mengerti Anisa. Dengan terpaksa ia naik ke motor besar itu. kebetulan Anisa memakai rok, merasa agak susah naik. yang akhirnya di bantu Andi untuk menariknya.
" Besok kalau mau jalan, pakai celana saja buk. biar gampang naiknya." sindir Andi lagi. Hari ini Anisa benar-benar di buat kalah oleh siswanya.
" Buk pegangan, nanti jatuh. saya nggak mau buk Nisa jatuh." ucap Andi menarik tangan Anisa.
Anisa lagi-lagi menurut ucapan siswanya, walau agak kaku dan risih memegang perut laki-laki yang merupakan siswanya..
" Santai saja buk. jangan kaku begitu, nggak ada yang marah kok. atau ada nanti laki-laki yang akan menendang ku. karena cemburu? " Tanya Andi menjalankan motornya pelan.
" Hm!" Nisa tidak mampu bicara selain menarik nafas dalam.
Tak lama mereka sampai di sebuah warung tenda pecel ayam. Nisa terkejut. kenapa Andi berhenti di warung tenda. ia kan anak orang kaya. biasanya makan di restoran.
Andi menghentikan motornya, dan Nisa melompat karena motor yang terasa tinggi baginya yang punya tubuh kecil.
Setelah memarkirkan motornya Andi mengikuti langkah Anisa yang duluan masuk warung tenda.
Mereka berdua masuk, kebetulan ada lesehan yang kosong bagian belakang tenda yang sengaja di buat oleh tukang warung. karena hanya ada meja kecil dan di alas tikar.
Mereka duduk dan ada seseorang gadis mendekati mereka. " Kakak mau seperti biasa.? " Tanya gadis tersebut.
" oh ya. tapi buat dua porsi ya." ucap Andi tanpa bertanya pada Nisa yang duduk di depannya.
Nisa melongo mendengar percakapan dua orang di depannya.
" Oh bai kak. siapa dia kak.? " Tanya gadis itu menunjuk Nisa. Andi menoleh dan tersenyum.
" Oh spesial." Jawabnya sambil tersenyum. Nisa terkejut dengan jawaban Andi yang membuat wajah gadis tersebut berubah sendu.
" Sepertinya kamu menolak gadis tersebut, hingga jadikan saya tumbal." ucapan Nisa setelah kepergian gadis tersebut.
Andi terkekeh, mendengar ucapan Anisa. Ia menatap wajah Anisa yang kembali membuat Nisa grogi.
" Kenapa kamu tertawa. apa ada yang aneh ucapan saya." Tanya Anisa berusaha tenang.
" Hm! Sepertinya malam minggu ini, benar spesial. saya senang. sudah lama saya tidak sebahagia ini." ucapan Andi santai dan duduk menyandar ke dinding yang ada di belakangnya.
Ia melihat langit yang sangat banyak bintang bertaburan. ia tersenyum, lama ia diam memandang ke langit. sampai Gadis tadi membawa pesanannya.
Dua porsi makanan yang lengkap. ada Nasi putih lauk Ikan dan lele serta kawan-kawannya. dan segelas teh manis.
" Silakan makan kak." ucapan Gadis itu melihat Andi yang masih betah melihat langit.
" Makasih Dek Nisa" Ucap Andi tanpa menoleh sedikitpun.
Anisa namanya di panggil melongo. berani sekali anak ini panggil aku adek. ucap Nisa dalam hati..
" iya kak. Sama-sama. " ucap gadis itu berlalu.
Anisa tersadar. kalau yang di panggil Andi tadi bukan namanya, melainkan nama gadis si penjual.
" Silakan makan buk. nanti keburu dingin nggak enak. maaf tadi saya bukan panggil buk Nisa seperti tadi. Tapi kalau di izinkan, aku suka." Ucap Andi yang membuat Nisa tersedak, yang kebetulan sedang minum.
" Hati-hati minumnya buk. tenang saja tidak akan macam-macam kalau ibuk nggak setuju" ucap Andi yang membuat muka Nisa merah padam.
(Perlakuan seperti apa nih. ni anak kelewat matang mungkin di sekolah. hingga menganggapnya sudah besar) . ucap Anisa dalam hati.
" Santai saja. ayok lanjutkan. nanti keburu malam. dicari bokap mu mungkin." ucap Nisa yang membuat Andi menatapnya lekat.
" Maaf. jika saya salah ucap."Ucap Nisa grogi. kenapa ia bersikap begini depan siswanya. (sadar Nisa lu. itu gurunya. jangan bersikap konyol. tunjukan kalau kamu tuh gurunya.) ucap Nisa dalam hati.
" Oh santai saja. Nggak ada yang akan kehilangan saya. bahkan kalau saya nggak pulang satu bulan pun, tidak ada yang akan mencari dan mengkhawatirkan saya." ucap Andi sendu.
Nisa terpana mendengar ucapan siswa di depannya. ( oh ni masalahnya, pantas saja sikapnya selama ini begini) ucap Nisa dalam hati.
Setelah makan Nisa mengajak untuk pulang, ia berencana berdiri dan membayar makanan mereka. Tapi Andi lebih duluan sampai ketempat kasirnya.
Nisa tidak bisa berbuat apa-apa. ia hanya mampu melangkah ke arah motor tempat parkiran.
Andi pun naik ke motornya. " Baiklah biar saya antar ke kostnya buk." ucap Andi yang kembali membuat Nisa heran.
Nisa naik ke motor yang kembali di bantu Andi. mereka pun akhirnya pulang ke kostnya Anisa. setelah beberapa lama. mereka sampai di kost. yang kembali membuat Nisa terpana.
" Turunlah buk. apa ibuk mau saya ajak pulang.? " Tanya Andi yang menyadarkan lamunannya.
" Terima kasih untuk hari ini buk." ucap Andi setelah Nisa turun dari motor nya.
" Oh sa... ma-sama." ucap Nisa terbata. Ia hanya mampu menarik nafas panjang.
" Permisi buk. Assalamu'alaikum." ucap Andi tersenyum. yang kembali membuat Nisa kaget.
Hari ini. ia benar-benar spor jantung dengan sikap siswa yang satu ini. di sekolah ia terkenal cuek dan bandel. setiap hari selalu masuk bp. tapi di luar sekolah ia menjelma menjadi laki-laki yang dewasa sesuai umurnya.
Teman-temannya selalu sungkan padanya. selain ia anak yang punya sekolah. tapi juga yang lebih tua dari temannya. karena sudah dua kali tinggal kelas. hingga ia terkenal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments