Pernikahan

Setelah sampai di rumah Wijaya Krama. Andi dan Anisa langsung menuju ruang tengah. Anisa terpaku melihat kehadiran keluarga nya. melihat kedatangan Anisa, ibunya langsung mengejar. dan memeluknya.

" Dasar anak bodoh, sudah jelas kamu mau menikah. kok nggak bilang-bilang sama kami, apa kamu tidak anggap kami keluarga lagi." Oceh Bu Aisyah memukul anaknya.

Anisa menangis di pelukan ibunya. " Maafkan aku bu." Anisa tak kuasa menahan tangisnya. yang ia tahan dari kemarin.

" Sebaiknya kalian duduk lah, nggak enak sama Pak Wijaya." Ucap Ayah Anisa yang bernama Harun.

' Tidak apa besan, saya maklum. lagi pula Anisa jarang pulang ya.? " Goda Pak Wijaya yang membuat Anisa malu mengangguk dan tersenyum.

Mereka pun, makan bersama. Setelah selesai makan bersama.' Harun pun bersuara.

"Maaf Pak Wijaya, sebelum ijab Qabul. kami ingin bicara dulu sama Anisa." Kata Pak Harun sungkan.

" Oh silahkan. atau mungkin kalian ingin bicara juga sama Andi mantu kalian silahkan, saya kebetulan ada kerjaan di ruangan saya." ucap Pak Wijaya berlalu.

Andi tersenyum, dia paham maksud kakeknya. ( Kakek memang keren) bisik nya dalam hati.

" Hm. maaf nak Andi jika boleh kami bertanya, apakah nak Andi serius dan yakin dengan anak kami. nak Andi kan tahu kalau kami tuh dari keluarga biasa. apakah nggak akan menjatuhkan martabat nak Andi sebagai keluarga terpandang.? " Tanya Pak Harun pada calon menantu nya.

' Yakin ayah mertua, saya tidak akan berpaling, saya mencintai putri ayah. Dan saya berjanji akan membahagiakan putri ayah selama hidup saya,." Jawab Andi mantap.

Anisa tertegun mendengar jawaban Andi yang menurut nya di luar dugaan.

" Bagaimana nak. Apakah kamu bersedia menjadi istrinya nak Andi.?" Tanya Pak Harun pada putrinya.

Anisa diam seribu bahasa. ia belum pernah di beri pertanyaan seberat ini. lidahnya kelu untuk menjawab. hatinya belum bisa menerima keadaan ini sepenuhnya. Karena ia tidak pernah membayangkan nya.

Diamnya Anisa membuat Andi kecewa, namun ia berusaha tersenyum. "Jangan paksa ayah. jika Anisa belum siap. kita batalkan saja, saya nggak apa-apa, biar saya yang bilang sama kakek. " Ucap Andi sendu.

Dia pun berdiri ingin menemui kakek nya.

" Tunggu.! apakah bisa kita bicara berdua saja. boleh kah ayah, ibu.? " Tanya Anisa melihat kedua orang tuanya. yang di anggukkan keduanya.

" Ok! ikuti aku.. " Ucap Andi cuek. Dia berjalan mendahului Anisa pergi ke atas. ia masuk ke kamarnya yang juga di ikuti Anisa. Di depan pintu Anisa ragu untuk masuk. sementara Pak Wijaya sudah keluar menemui calon besannya. dan mengajak ngobrol santai.

" Masuklah. saya tidak akan menerkam mu. " Ucap Andi jutek.

Anisa pun masuk ke kamar, ia terpana dengan nuansa kamar yang lembut dengan nuansa putih dan abu-abu. tidak ada hiasan di dinding. namun mata Anisa terpaku saat ia melihat foto dirinya dan mengambilnya. ia ingat, saat pertama kali datang untuk mengajar di kelasnya dua tahun yang lalu.

" Apa yang ingin kau bicarakan." Tanya Andi langsung. ia mengambil figura yang di tangan Anisa.

" Apa maksud semuanya, jangan bikin aku bingung.! " Ucap Anisa tegas.

" Cinta pada pandangan pertama, aku rela tinggal kelas. agar aku bisa selalu melihat mu. entah kenapa senyum mu membuat aku mabuk. hingga sekarang, tapi aku tidak tahan di saat Pak Bayu menghubungi mu kemarin, dan ingin mengajakmu kencan. maaf jika pesannya untukmu aku hapus. karena aku cemburu." cerita Andi panjang lebar.

" Jadi itu sebabnya pernikahan ini terjadi? " Tanya Anisa curiga.

Andi tiba-tiba memeluk Anisa dan tersedu. " Maaf jika sikap aku berlebihan. Karena aku tak rela ada orang lain yang mendapatkan mu. Aku juga ingin bahagia. Hidup bersama mu adalah kebahagiaan ku. Dan aku rela mengurus perusahaan kakek yang tidak aku sukai, asalkan aku bisa hidup denganmu. Beri aku kesempatan Nisa. aku tidak peduli kamu tidak mencintai ku. aku tunggu cintamu di sepanjang hidupku." Andi melepas kan pelukannya dan memandang wajah gadis yang merupakan guru belahan jiwanya.

" Rasanya aku merasa tersanjung, kau terlalu bodoh untuk mencintaiku, Padahal banyak gadis muda yang lebih cantik rela antri untuk mu, kenapa kamu memilih wanita tua yang miskin ini." ucap Anisa berusaha menolak. karena ia takut cinta Andi hanya obsesi.

Andi mengecup bibir Anisa lembut. "Kau wanita sempurna yang layak aku cintai Nisa." Jawab Andi lembut.

Ia menghapus bibir Nisa yang basah karena kecupan nya tadi. Anisa tidak mampu berkata lagi. mungkin ia akan mencoba membuka hati yang telah lama beku.

" Baiklah, akan ku coba membuka hatiku, namun aku tak janji. " jawab Anisa. spontan Andi kembali memeluknya. Saat ia akan kembali menciumnya tiba-tiba pintu terbuka.

" Sabar boy, biarkan Anisa berdandan dulu. MUA nya sudah datang, ayok kita keluar." Ucap Pak Wijaya

" Ah kakek.. "Ucap Andi memelas. Namun ia tetap keluar bersama dengan kakeknya.

Ada dua orang wanita masuk dan mereka mendekati Anisa." Mari mbak kita mulai dengan mandi kembang dulu yang sudah kami siapkan." ucap MUA tersebut menggiring Anisa ke kamar mandi.

" Maaf, apakah saya bisa mandi sendiri, saya malu." ucap Anisa memelas.

" Tidak usah sungkan mbak, kita akan melayani mbak sesuai permintaan mas Andi." Ucap MUA itu lagi.

" Oh. baiklah.." Anisa pasrah saat MUA tersebut membantunya.

Setelah selesai, mereka mendandani Anisa. tidak terlalu lama, karena wajah mulus kecil Anisa tidak perlu tebal. satu jam berlalu. hingga ibu Anisa masuk.

" Oh ya mbak terimakasih bantuannya." Ucap Anisa saat kedua MUA tersebut meninggalkannya.

" Sama-sama mbak. permisi. " ucap MUA tersenyum.

" Waduh cantiknya cah Ayu. ibu tidak menyangka jika kamu hari ini menikah nak. jaga keluargamu dengan baik ya nak, patuhi lah suami mu, berdosa kamu membantah nya." Nasehat Bu Aisyah pada putrinya.

" Makasih bu, sudah melahirkan ku dan mendidik ku hingga sekarang. aku tidak akan mengecewakan ibu dan ayah." ucap Anisa tersedu.

" Hai! jangan nangis, nanti bedaknya luntur sayang." hibur bu Aisyah.

" Ah ibu, yang bikin aku melo." sarkas Anisa memukul lengan ibunya.

" Ya sudah. penghulu dan para tamu sudah datang. sepertinya acara akad akan di mulai." ucap Bu Aisyah memegang tangan anaknya yang dingin.

Baru saja Anisa mengambil nafas lega, tiba-tiba pintu terbuka. Dan muncul seorang gadis muda mendekati mereka.

" Halo kakak ipar yang cantik. Akhirnya kak Andi tercapai juga cita dan cintanya, oh ya perkenalkan aku Feby adik kak Andi." ucap gadis yang bernama Feby tersebut ramah.

" Hm. salam kenal juga, maaf pertemuan kita langsung di sini." ucap Anisa basa-basi.

" its Ok kakak Ipar. lain waktu kita bisa cerita. aku lama juga di sini liburnya, dan salam kenal ya bu." Feby menyalami Anisa dan juga Bu Aisyah.

" Salam juga nak. gadis cantik." ucap Bu Aisyah memuji.

" Ah ibu bisa aja. Oh ya Kak. seperti nya acaranya mau mulai. " Feby memberitahu.

Benar saja. MC pun memulai acara akad. terdengar suara MC memandu. Anisa merasa deg-deg kan. hatinya kembang kempis mengikuti acara demi acara yang terdengar dari jauh.Hingga MC memanggil namanya untuk bergabung.

Anisa memegang tangan ibunya gugup. " Nggak usah khawatir. ayok." ajak Bu Aisyah memandu anaknya.

" Ambil nafas dulu kak. biar santai." ucap Feby yang dia lakukan dengan pelan. baru ia melangkah yang di apit Bu Aisyah dan Feby.

Pelan-pelan Anisa turun, ia tak berani melihat ke depan. pandangan nya terus menunduk, sementara Andi ternganga dengan mulut terbuka melihat kecantikan wanita nya.

" Sabar ya mas. ntar mempelainya akan datang juga ke sini." celetuk Pak KUA yang membuat suasana jadi riuh tawa.

Langkah Anisa makin berat mendengarkan candaan dan tawa orang." Ayok kak. dikit lagi," goda Feby.

Anisa mencubit tangan Feby yang memegangnya. ' Aw.. sakit kak. sadis juga ternyata kakak ipar ku ini." Goda Feby. tapi malah dapat pelototan Anisa.

" Sudah.. jangan bercanda juga Feby. kakak mu nggak sabar nih." celetuk Kakek Wijaya. yang malah bikin susana makin heboh karena tawa.

Anisa benar-benar malu, mukanya memerah. rasanya ia ingin kabur saja dari tempat itu. sementara Andi senyum malu saja mendengar candaan kakeknya.

" Ah kakek kayak nggak pernah jalani aja." Jawab Andi polos.

" Jalani apa maksudmu." jawab Kakek Wijaya yang frontal.

Suasana yang mencekam tadi jadi rame. Kakek Wijaya bahagia. Akhirnya ia bisa juga menghadiri pernikahan cucu kesayangan nya.

" Ah Kakek... " Jawab Andi memelas.

Setelah Anisa duduk di samping Andi. Akad pun di mulai, sampai akhirnya Kata Sah yang di ucapkan saksi. Acara Akad pun selesai dan di akhiri Do'a.

Saat pemasangan cincin untuk Andi. Anisa merasa gugup.( Oh aku bukan anak gadis lagi. hari ini aku sudah jadi istri orang). bisik nya dalam hati.

" Hm.. silahkan istriku." ucap Andi setengah berbisik.

Anisa pun menoleh, Andi mengedipkan matanya. malah membuat Anisa makin gugup.Hingga Anisa mengeluarkan nafasnya berat.

" Ayok Lah kak, terlalu lama nih aku memegang kameranya." Celoteh Feby yang ada di depan mereka sambil memegang kamera.

Akhirnya Anisa memasang kan cincin ke jari suaminya. Ia masih menundukkan wajahnya yang malu. Hingga suara Pak Burhan mengejutkannya.

" Selamat ya buk Anisa dan Andi moga bahagia." ucap pak Burhan Kepala Sekolah yang di tugaskan untuk jadi saksi dari pihak Andi.

" Makasih Pak." Ucap Anisa canggung

Karena ia takut berita pernikahan nya akan menyebar. gimana suasana Sekolah. pasti heboh.

" Santai buk. saya tidak akan membocorkan sampai Andi tamat." Ucap pak Burhan santai.

Anisa mengangguk senang.

Hingga acara foto-foto pun selesai. sampai jam Sebelas malam. barulah tamu habis. Anisa merasa capek berdiri menyalami tamu yang hadir. katanya acara kecil-kecil an. Tapi tamunya nggak kunjung habis. pikir Anisa.

Kakinya terasa pegal karena lama berdiri, ia pun berencana duduk di kursi depan. ia mengambil kursi di depannya tersebut, tapi suara orang yang di kenalnya mengagetkannya.

" Selamat ya buk Anisa. saya doakan moga pilihan ibuk benar." ucap seseorang. Anisa menoleh. ternyata Pak Bayu hadir pada acaranya.

Andi yang melihat istrinya berdua dengan Pak Bayu segera menghampiri." Eh pak S

Bayu terimakasih pak kedatangan nya." ucap Andi mengambil tangan Pak Bayu yang akan menyalami istrinya.

" Oh. Sama-sama. Selamat untuk kalian berdua. kamu menang. Tapi jika menyakitinya aku siap merebutnya dari mu." ucap Pak Bayu yang membuat Andi kesal.

" Oh terimakasih Pak Nasehat nya. itu tidak akan terjadi." Jawab Andi menantang.

Dan terpaksa Anisa memegang tangan Andi yang mengepal kuat. Ia takut Andi akan melakukan sesuatu pada pak Bayu itu sangat memalukan.

Ini kesempatan buat Andi. ia menggenggam tangan Anisa dan mencium nya. Anisa terpana dengan sikap Andi seolah menantang untuk berperang.

" Oh kalau begitu saya permisi buk. sepertinya suami ibuk cemburu. silahkan ibuk menjinakkannya nanti ia mengamuk." ucap Pak Bayu sambil berlalu.

Anisa tertegun dan menghempas tangan Andi karena kecewa. " Kamu membelanya. di saat pernikahan kita." Bisik Andi ke telinga istrinya.

Anisa memejamkan matanya, ia benar lelah lahir bathin hari ini. ia ingin istirahat. " Aku pulang ke kosan ku. jika kamu seperti ini." Ancam Anisa dan berlalu naik ke kamar Andi. Karena baju yang di pakai pagi tadi ada di sana.

Andi mengejar istrinya. hingga ke kamar, dengan cepat Andi mengunci pintu kamar dan memasukannya ke saku celananya. karena ia takut Anisa akan meninggalkan nya.

" Andi. ini yang aku takutkan, jiwamu masih labil, emosi mu belum stabil. tapi begitu berani menikahi ku, hingga tidak ada celah bagiku untuk menolaknya. Pernahkah kamu bertanya, apakah aku setuju atau tidak. semuanya sudah kau atur. Aku coba menerima. Tapi tolong hargai aku sedikit saja." ucap Anisa lelah.

" Maaf.. aku cemburu jika itu menyangkut dengan Bayu yang brengsek itu. kamu dengarkan, ia terang-terangan menantang ku." Ucap Andi berlutut memegang kedua kaki Anisa.

Anisa pun jongkok memegang tangan Andi yang bergelayut di kakinya. " Maaf aku emosi. sebaiknya kita harus bicara lagi. sini kita duduk." Ajak Anisa untuk duduk di sofa.

" Aku jadi ragu. apakah kamu mencintaiku atau obsesi. untuk meyakinkan ku. sebaiknya kita berbenah diri dulu. biar kita saling mengenal. kita jalani ini semua seperti air mengalir. kita lihat sampai kamu siap ujian. Jika kamu benar mencintaiku, buat aku bangga dengan prestasi mu." Ucap Anisa bersikap bijak. Karena ia sadar kalau suaminya masih labil. sebelum penyesalan itu datang. ia harus bertindak dulu.

" Baiklah. akan ku buktikan." Janji Andi memegang tangan Anisa.

" Tidak usah berjanji, aku hanya butuh bukti." Jawab Anisa serius..

" Kalau begitu kita pacaran aja dulu ya. kan halal." ucap Andi yang membuat Anisa melotot.

" Jangan marahlah bu guruku cantik. Dosa lo marah sama suami. Walau aku belum boleh enak-enak. tapi peluk dan cium boleh ya. Please......" Ucap Andi menggoda..

" Aku perhatikan semuanya sudah kamu lakukan tampa persetujuan ku." Jawab Anisa cuek yang membuat Andi tertawa.

Anisa spontan membekap mulut suaminya. ia takut terdengar orang lain. sambil melihat ke arah pintu.

Andi menggunakan kesempatan tersebut mencium pipi istrinya. Anisa menoleh karena mendapat ciuman. Andi menggunakan kesempatan nya lagi menciumnya, awalnya lembut. namun kelamaan bergairah. Anisa yang menyadari, segera mendorong tubuh suaminya.

" Maaf.. habis bibir mu manis, membuatku candu." Ucap Andi tak bersalah.

Anisa melepaskan pelukan suaminya, ia pun hendak ke kamar mandi. karena tubuhnya yang sudah terasa lengket.

" Besok kita pindak ke Apartemen. aku nggak mau ada gangguan." Ucap Andi saat Anisa ke kamar mandi. Anisa hanya mengangguk tanda setuju. membuat Andi tersenyum bahagia.

Jangan lupa like dan komentar nya ya

Episodes
1 hari yang panas
2 Keanehan
3 Kejutan
4 Pernikahan
5 Tamu Tak Diundang
6 Di Culik.
7 Kemarahan Andi
8 Ketahuan Roni
9 Hadiah Plus-plus
10 Kesedihan setelah kepergian kakek Wijaya
11 Terpaksa Tumbuh Dewasa.
12 Lampu Hijau
13 Panik
14 Arti Cinta
15 Hari Bahagia
16 Cewek Penggoda di Kampus
17 Ketakutan
18 Wartawan
19 Cinta membawa petaka
20 Pernikahan yang di Rahasia kan
21 Rasa Haru
22 Bumil yang Aneh
23 Di balik Kesabaran ada juga Kecewa
24 Ulah Tiga Jagoan
25 Air mata bahagia dan duka
26 Kepergian Pak Handoko
27 Ulah Xena si bocah tomboy
28 Nasehat Guru yang sabar
29 Curhat
30 Ratu yang hilang
31 Heboh..
32 Kekacauan
33 Mengahadapi ABG labil
34 Hari pertama Sekolah
35 Pindah Kelas
36 Kecelakaan siswanya
37 Kekacauan
38 Antez
39 Tawa Anrez
40 Semut
41 Kesibukan
42 Dibalik Sikap Anrez yang jutek
43 Menyadari
44 Perpisahan
45 kecemasan Andi
46 Perkenalan
47 Gadis berjilbab
48 Resah
49 Akhirnya
50 Pertemuan Jackson dan Frans
51 Kehangatan Keluarga
52 Ke kampungnya Bambang
53 Kuasa Sang Pencipta
54 Akhirnya Anisa pun Lemah
55 Zainab
56 Anniversary 20 Tahun
57 Mengenang
58 Tak Di sangka
59 Kesalnya Edo
60 Merasa Bersalahnya Edi
61 Mengobati Rindu
62 Suasana Lebaran yang unik
63 Godaan dari senyuman
64 Pandangan
65 Menolak Namun Berat
66 Ketegangan
67 Akhirnya Menikah
68 Bimbang
69 Selalu Siap
70 Ketakutan
71 Keceriaan pagi
72 Obat Ttrauma Bagi Anak
73 Awal
74 Ada Rasa
75 Gemes
76 Awal Cinta.
77 Ciuman pertama
78 Siswa Baru
79 Ulah Ratu dan Cantika
80 Lelah
81 Rasa
82 Ada Cemburu di Matamu
83 Curhat athor
84 Ulah Xena
85 Suasana panas
86 Keputusan yang Berat
87 Belajar bersyukur
88 Kebersamaan
89 Teka -Teki
90 Ketegangan
91 Malam pertama yang tertunda
92 Akhirnya Selesai
93 Kembali bersama
94 Sedikit Cemburu
95 Godaan
96 Ungkapan perasaan Anrez
97 Wasiat
98 Kejutan dari Bambang
99 Salah paham
100 Di goda
101 Cerita baru Athor
102 Kegilaan Cinta
103 Ungkapan Roger lewat lagu.
104 Di hadang sang anak jalanan
105 Tamat
Episodes

Updated 105 Episodes

1
hari yang panas
2
Keanehan
3
Kejutan
4
Pernikahan
5
Tamu Tak Diundang
6
Di Culik.
7
Kemarahan Andi
8
Ketahuan Roni
9
Hadiah Plus-plus
10
Kesedihan setelah kepergian kakek Wijaya
11
Terpaksa Tumbuh Dewasa.
12
Lampu Hijau
13
Panik
14
Arti Cinta
15
Hari Bahagia
16
Cewek Penggoda di Kampus
17
Ketakutan
18
Wartawan
19
Cinta membawa petaka
20
Pernikahan yang di Rahasia kan
21
Rasa Haru
22
Bumil yang Aneh
23
Di balik Kesabaran ada juga Kecewa
24
Ulah Tiga Jagoan
25
Air mata bahagia dan duka
26
Kepergian Pak Handoko
27
Ulah Xena si bocah tomboy
28
Nasehat Guru yang sabar
29
Curhat
30
Ratu yang hilang
31
Heboh..
32
Kekacauan
33
Mengahadapi ABG labil
34
Hari pertama Sekolah
35
Pindah Kelas
36
Kecelakaan siswanya
37
Kekacauan
38
Antez
39
Tawa Anrez
40
Semut
41
Kesibukan
42
Dibalik Sikap Anrez yang jutek
43
Menyadari
44
Perpisahan
45
kecemasan Andi
46
Perkenalan
47
Gadis berjilbab
48
Resah
49
Akhirnya
50
Pertemuan Jackson dan Frans
51
Kehangatan Keluarga
52
Ke kampungnya Bambang
53
Kuasa Sang Pencipta
54
Akhirnya Anisa pun Lemah
55
Zainab
56
Anniversary 20 Tahun
57
Mengenang
58
Tak Di sangka
59
Kesalnya Edo
60
Merasa Bersalahnya Edi
61
Mengobati Rindu
62
Suasana Lebaran yang unik
63
Godaan dari senyuman
64
Pandangan
65
Menolak Namun Berat
66
Ketegangan
67
Akhirnya Menikah
68
Bimbang
69
Selalu Siap
70
Ketakutan
71
Keceriaan pagi
72
Obat Ttrauma Bagi Anak
73
Awal
74
Ada Rasa
75
Gemes
76
Awal Cinta.
77
Ciuman pertama
78
Siswa Baru
79
Ulah Ratu dan Cantika
80
Lelah
81
Rasa
82
Ada Cemburu di Matamu
83
Curhat athor
84
Ulah Xena
85
Suasana panas
86
Keputusan yang Berat
87
Belajar bersyukur
88
Kebersamaan
89
Teka -Teki
90
Ketegangan
91
Malam pertama yang tertunda
92
Akhirnya Selesai
93
Kembali bersama
94
Sedikit Cemburu
95
Godaan
96
Ungkapan perasaan Anrez
97
Wasiat
98
Kejutan dari Bambang
99
Salah paham
100
Di goda
101
Cerita baru Athor
102
Kegilaan Cinta
103
Ungkapan Roger lewat lagu.
104
Di hadang sang anak jalanan
105
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!