Siang ini. anisa pulang dari mengajar di SMA swasta di kotanya. ia selalu jalan kaki dari kos ke tempatnya mengajar.
Ia sengaja mengambil kos yang dekat dengan sekolah untuk menghemat. walau begitu ia selalu merasa lelah menghadapi siswanya.
Seperti hari ini anisa cukup lelah dengan aktifitasnya. ia mengajar sebagai guru dan juga Wali kelas. di kelas XII 10, begitu banyak masalah setiap hari.
seperti hari ini. ia tidak sepenuhnya menyampaikan materi, karena ada seorang siswa yang mengganggu teman perempuannya. sehingga temannya menangis.
flashback
" Andi, kamu temui buk Nisa nanti diruang Pustaka ya. ibuk ada perlu". perintahku lembut.
" Baik buk" kata andi.
Setelah usai pelajaran Anisa langsung keruang Pustaka, karena kalau di kantor nanti tambah masalah jika didengar guru lain.
Makanya ia pilih Pustaka. yang sepi.
Anisa cari tempat yang agak pojokan. agar tidak terdengar yang lain. karena jam istirahat ini. siswa pada umumnya. ke kantin.
tak lama andi pun datang, "silahkan duduk nak" ucap Anisa to the point'
" Ya buk, nggak lama kan buk. perut saya lapar, atau kita makan berdua di sini". ucap andi dengan acuh.
Anisa membulatkan matanya, mendengar ucapan siswa yang di depannya. Namun ia harus fokus pada topik masalah.
" kamu jangan khawatir saya sudah ada bekal, cukup untuk pengganjal perut kita berdua". jawab Anisa dengan tenang.
" Saya mulai dari mana ya, saya jadi bingung",. ucap Anisa, karena Andi duduk tepat di depannya. siswa yang satu ini memang menguji kesabaran Banyak guru yang pasrah bahkan cendrung tidak perduli, karena ke bandelnya. Karena Andi siswa yang paling aneh. dia mau saja tinggal kelas sampai 2 tahun berturut.Jika ia tinggal kelas tahun ini. maka sekolah akan mengeluarkan.
" Maaf buk, saya kesini bukan lihat buk Nisa bingung", Ucap Andi langsung berdiri.
" Tunggu, duduk lah, baiknya kita makan dulu bekal yang saya bawa ini. cukup" Anisa tarik nafas karena anak ini selalu buat masalah pada guru yang dianggapnya kecil. maklum anak orang kaya. semua orang pasti segan dan takut dengannya. karena sebagian saham sekolah ini milik kakeknya yang kaya raya di kota ini.
Andi kembali duduk, walau agak sedikit kesal.
Sementara Anisa mengeluarkan bekalnya, Nasi goreng, untung dia bawa sendok dua buah.
" Silahkan di cicipi, mungkin kurang enak, saya tidak bisa masak." ucap Nisa menyodorkan bekalnya.
Andi mencoba nasi goreng buatan Nisa, karena kebetulan ia memang belum sempat sarapan, karena terlambat bangun.
Di sela makan Anisa mencoba bercerita.
"Begini, saya tau keluarga mu orang penting disini, namun bisa nggak bersikap sopan sedikit pada seorang wanita, apalagi pada seorang guru." ucap Anisa lembut.
" Apakah ibuk ngerasa keberatan? kalau ibuk capek ngajar saya, ya berhenti saja, bereskan". jawabnya makin ketus.
Anisa merasa panas dingin mendengar ungkapannya, benar sombong sekali.
"" Bukan ibuk keberatan, namun kenapa kamu selalu ganggu teman perempuanmu, kamu punya saudara perempuan ndak". Tanya Anisa tenang.
" Nggak" jawabnya singkat.
" Atau begini saja, anggap saja kamu membuli mama mu, sedang mama mu sudah susah masak, tapi tidak kamu makan, pasti mama kamu sangat kecewa, iya kan?. ucap Anisa kembali.
Andi terdiam dan merunduk... tak disangka ada setitik air jatuh dari matanya. Anisa jadi terpaku, apakah kata- katanya telah menyakitkan hati anak itu, kemudian Nisa mendekati, dan membelai rambutnya, tiba- tiba Andi memeluk Anisa. Walau ia merasa canggung dan aneh. maklum, karena ini pertama sekali di perlakukan seorang laki-laki. Namun ia berpikiran positif. Pemuda itu menangis dipeluk kan nya. setelah agak tenang, Anisa kemudian bertanya.
"Maaf nak, jika ada kata ibuk yang menyakitkan hatimu". kemudian dia menggeleng.
" Tidak buk, saya tidak punya mama lagi, sudah 3 tahun mama meninggal karena kecelakaan. dan semenjak itu papa sibuk, dan jarang di rumah. bahkan kami tidak pernah ketemu dalam sebulan ini" ucap andi terbata.
kemudian Nisa membelai rambutnya. " begini nak, kamu boleh cerita sama ibuk, temui ibuk di taman kota siap ashar nanti ya". kata Nisa mengakhiri pertemuannya, .dan mempersilahkan Andi istirahat, Nisa pun makan bekal yang di bawa.
Flashback
Setelah kejadian siang tadi di sekolah sampai di kosannya. Anisa merasa lelah, dan berbaring dulu menunggu Ashar di kamar kosnya.
Anisa tidak menyadari, kalau ia tertidur sudah jam 5 sore baru terbangun. ia langsung mandi dan Sholat Ashar.
Perut yang keroncongan membuatnya ingin mencari makanan keluar. karena stok makanan nya habis. ia memang biasa, setiap sabtu malam tidak masak. dan sengaja makan di luar untuk sekedar melepas lelah.
Sampai di luar ia rencana makan pecel lele langganan nya setiap malam minggu ini. baru akan masuk. ia teringat dengan janjinya dengan siswanya Andi. ia langsung naik angkot yang kebetulan berhenti di depannya menuju taman kota.
Sampai di taman hari sudah menjelang magrib. ia sadar kalau ia tidak tepat janji dengan siswanya. ia merasa kesal pada dirinya sendiri.
" Gimana anak itu mau menghargai ku. kalau aku sendiri ingkar janji." gumam Nisa sambil berjalan di sela bunga di taman kota.
" Hm. aku masih setia menunggu." ucap seseorang yang ada di belakangnya. Nisa spontan memutar badannya. dan terkejut, karena Andi siswa yang ingin ia temui ada tepat di belakangnya.
" Oh. maaf, saya telat karena ketiduran.
" ucap Anisa lirih. ia merasa malu, seharusnya ia memberikan contoh yang baik.
" Ah santai saja, saya tidak marah. baiknya kita duduk di sana." ucap Andi tenang. Seolah seorang laki-laki yang dewasa.
Anisa hanya mampu mengangguk. dan mengikuti arah bangku yang ditunjuk Andi.
Setelah sampai Andi dan Anisa duduk bersebelahan, namun tiba-tiba Andi duduk menghadap ke arah Anisa yang membuat Anisa salah tingkah. Namun ia mencoba menetralkan cepat.
" Oh ya, sepertinya kita tidak bisa lama di sini, karena sebentar lagi magrib. apakah nggak seharusnya kita cari mesjid dulu.? " ucap Nisa tenang. menghindari tatapan aneh yang ditunjukan Andi siswanya itu.
" Oh Ok. kita ke mesjid depan saja." ucap Andi dan berjalan menggandeng tangan Nisa.
Nisa terpaku, dan mencoba melepaskan tangannya. " Oh ya. jalannya kecil susah untuk jalan beriringan, baiknya kamu tuh jalan duluan. biar saya di belakang." ucap Anisa.
Ada wajah kecewa yang Nisa lihat dari siswanya itu, namun Andi kemudian tersenyum.
" Oh baiklah. " Andi berjalan lambat di depan Anisa.
" Apakah kamu dari tadi menunggu.? " Tanya Anisa sambil berjalan.
Tiba-tiba Andi berhenti yang membuat Nisa hampir kejedot punggungnya yang tiba-tiba berhenti.
Andi menoleh menatap wajah Anisa intens. Anisa merasa bingung dengan tatapan siswanya ini. Dan menghindari tatapan nya.
" Kenapa menghindari tatapan ku. tadi di sekolah janji siap Ashar. dan saya tidak tahu siap Ashar itu menjelang magrib." ucap Andi menyindir.
Anisa kembali melotot kan matanya jengah. ia mengambil nafas dalam. memang susah menghadapi anak ini. mungkin karena mereka berdua hanya terpaut 4 tahun.
" Maaf. tadi sudah bilang kalau saya ketiduran." Ucap Nisa.
" Nggak usah ngegas buk guru. saya sadar. kalau siswa harus menunggu guru. bukan guru yang nunggu siswanya." Ucap Andi kembali membuat Nisa tak berkutik.
Lagi-lagi nisa menarik nafas dalam. Rencananya ia yang akan memberikan nasehat, tapi malah terbalik.
" Maaf." Ucap Nisa lirih.
Andi tertawa, dan berjalan kembali menuju mesjid. sampai di mesjid. mereka berpisah. karena pintu masuk di pisahkan setiap jenis kelamin.
Setelah menyelesaikan Sholat Magrib. Nisa keluar dan berjalan di tempat mereka berpisah tadi. Namun lagi-lagi ia terkejut. Karena Andi sudah menunggu di gerbang mesjid.
Pemuda tersebut tersenyum saat Anisa sudah mendekatinya. Anisa terpaksa membalas, agar tidak kaku.
" Kita kemana lagi buk?. " Tanya Andi seolah berbisik.
" Oh. sebaiknya kita cari makan dulu, saya lapar. karena belum sempat makan." Ucap Anisa mengarahkan.
" Ok buk! anggap aja kita lagi malam mingguan." Jawab Andi yang membuat Anisa melongo.
" Jangan lihat seperti itu buk, nanti buk Nisa jatuh cinta dengan ketampanan saya." Ucap Andi yang membuat Nisa melotot kan matanya. Dia mengambil nafas yang berat. hampir saja stok kesabaran nya habis.
Nisa berencana menyetop Angkot yang akan lewat. Namun Andi menariknya ke motor yang ada di samping nya..
" Apakah kita makan sendirian buk?." Tanya Andi yang membuat Anisa bingung.
" Maksudnya.? " Tanya Anisa heran.
Andi naik ke motor sport tersebut, dan menarik tangan Anisa untuk naik. " Baiklah buk. kita cari tempat makan." Ucap Andi yang akhirnya di mengerti Anisa. Dengan terpaksa ia naik ke motor besar itu. kebetulan Anisa memakai rok, merasa agak susah naik. yang akhirnya di bantu Andi untuk menariknya.
" Besok kalau mau jalan, pakai celana saja buk. biar gampang naiknya." sindir Andi lagi. Hari ini Anisa benar-benar di buat kalah oleh siswanya.
" Buk pegangan, nanti jatuh. saya nggak mau buk Nisa jatuh." ucap Andi menarik tangan Anisa.
Anisa lagi-lagi menurut ucapan siswanya, walau agak kaku dan risih memegang perut laki-laki yang merupakan siswanya..
" Santai saja buk. jangan kaku begitu, nggak ada yang marah kok. atau ada nanti laki-laki yang akan menendang ku. karena cemburu? " Tanya Andi menjalankan motornya pelan.
" Hm!" Nisa tidak mampu bicara selain menarik nafas dalam.
Tak lama mereka sampai di sebuah warung tenda pecel ayam. Nisa terkejut. kenapa Andi berhenti di warung tenda. ia kan anak orang kaya. biasanya makan di restoran.
Andi menghentikan motornya, dan Nisa melompat karena motor yang terasa tinggi baginya yang punya tubuh kecil.
Setelah memarkirkan motornya Andi mengikuti langkah Anisa yang duluan masuk warung tenda.
Mereka berdua masuk, kebetulan ada lesehan yang kosong bagian belakang tenda yang sengaja di buat oleh tukang warung. karena hanya ada meja kecil dan di alas tikar.
Mereka duduk dan ada seseorang gadis mendekati mereka. " Kakak mau seperti biasa.? " Tanya gadis tersebut.
" oh ya. tapi buat dua porsi ya." ucap Andi tanpa bertanya pada Nisa yang duduk di depannya.
Nisa melongo mendengar percakapan dua orang di depannya.
" Oh bai kak. siapa dia kak.? " Tanya gadis itu menunjuk Nisa. Andi menoleh dan tersenyum.
" Oh spesial." Jawabnya sambil tersenyum. Nisa terkejut dengan jawaban Andi yang membuat wajah gadis tersebut berubah sendu.
" Sepertinya kamu menolak gadis tersebut, hingga jadikan saya tumbal." ucapan Nisa setelah kepergian gadis tersebut.
Andi terkekeh, mendengar ucapan Anisa. Ia menatap wajah Anisa yang kembali membuat Nisa grogi.
" Kenapa kamu tertawa. apa ada yang aneh ucapan saya." Tanya Anisa berusaha tenang.
" Hm! Sepertinya malam minggu ini, benar spesial. saya senang. sudah lama saya tidak sebahagia ini." ucapan Andi santai dan duduk menyandar ke dinding yang ada di belakangnya.
Ia melihat langit yang sangat banyak bintang bertaburan. ia tersenyum, lama ia diam memandang ke langit. sampai Gadis tadi membawa pesanannya.
Dua porsi makanan yang lengkap. ada Nasi putih lauk Ikan dan lele serta kawan-kawannya. dan segelas teh manis.
" Silakan makan kak." ucapan Gadis itu melihat Andi yang masih betah melihat langit.
" Makasih Dek Nisa" Ucap Andi tanpa menoleh sedikitpun.
Anisa namanya di panggil melongo. berani sekali anak ini panggil aku adek. ucap Nisa dalam hati..
" iya kak. Sama-sama. " ucap gadis itu berlalu.
Anisa tersadar. kalau yang di panggil Andi tadi bukan namanya, melainkan nama gadis si penjual.
" Silakan makan buk. nanti keburu dingin nggak enak. maaf tadi saya bukan panggil buk Nisa seperti tadi. Tapi kalau di izinkan, aku suka." Ucap Andi yang membuat Nisa tersedak, yang kebetulan sedang minum.
" Hati-hati minumnya buk. tenang saja tidak akan macam-macam kalau ibuk nggak setuju" ucap Andi yang membuat muka Nisa merah padam.
(Perlakuan seperti apa nih. ni anak kelewat matang mungkin di sekolah. hingga menganggapnya sudah besar) . ucap Anisa dalam hati.
" Santai saja. ayok lanjutkan. nanti keburu malam. dicari bokap mu mungkin." ucap Nisa yang membuat Andi menatapnya lekat.
" Maaf. jika saya salah ucap."Ucap Nisa grogi. kenapa ia bersikap begini depan siswanya. (sadar Nisa lu. itu gurunya. jangan bersikap konyol. tunjukan kalau kamu tuh gurunya.) ucap Nisa dalam hati.
" Oh santai saja. Nggak ada yang akan kehilangan saya. bahkan kalau saya nggak pulang satu bulan pun, tidak ada yang akan mencari dan mengkhawatirkan saya." ucap Andi sendu.
Nisa terpana mendengar ucapan siswa di depannya. ( oh ni masalahnya, pantas saja sikapnya selama ini begini) ucap Nisa dalam hati.
Setelah makan Nisa mengajak untuk pulang, ia berencana berdiri dan membayar makanan mereka. Tapi Andi lebih duluan sampai ketempat kasirnya.
Nisa tidak bisa berbuat apa-apa. ia hanya mampu melangkah ke arah motor tempat parkiran.
Andi pun naik ke motornya. " Baiklah biar saya antar ke kostnya buk." ucap Andi yang kembali membuat Nisa heran.
Nisa naik ke motor yang kembali di bantu Andi. mereka pun akhirnya pulang ke kostnya Anisa. setelah beberapa lama. mereka sampai di kost. yang kembali membuat Nisa terpana.
" Turunlah buk. apa ibuk mau saya ajak pulang.? " Tanya Andi yang menyadarkan lamunannya.
" Terima kasih untuk hari ini buk." ucap Andi setelah Nisa turun dari motor nya.
" Oh sa... ma-sama." ucap Nisa terbata. Ia hanya mampu menarik nafas panjang.
" Permisi buk. Assalamu'alaikum." ucap Andi tersenyum. yang kembali membuat Nisa kaget.
Hari ini. ia benar-benar spor jantung dengan sikap siswa yang satu ini. di sekolah ia terkenal cuek dan bandel. setiap hari selalu masuk bp. tapi di luar sekolah ia menjelma menjadi laki-laki yang dewasa sesuai umurnya.
Teman-temannya selalu sungkan padanya. selain ia anak yang punya sekolah. tapi juga yang lebih tua dari temannya. karena sudah dua kali tinggal kelas. hingga ia terkenal.
Setiap minggu pagi Nisa sibuk dengan pakaiannya. karena hari libur ini ia biasa menyetrika pakaiannya. Karena hari lain ia selalu pulang hampir sore.
Setelah selesai strika pakaiannya. ia rencana rutin ke duanya yaitu. belanja ke pasar. untuk kebutuhan satu minggu.
Setelah mandi ia bersiap naik angkot. ia rencana sarapan di pasar. karena memang itulah rutin Nisa beberapa tahun ini.
Sudah tiga tahun ia tinggal di kota ini. Kota Bandung yang penuh dengan kuliner yang menggiurkan, dan cuaca yang mendukung selalu membuat ia ingin selalu ngemil. Walau begitu tubuhnya tetap kecil mungil. jika ia berpakaian SMA mungkin masih pantas dengan postur tubuh serta wajah yang mendukung imut.
Baru saja ia akan naik angkot yang baru lewat di depannya, sebuah motor sudah berhenti tepat di depannya secara tiba-tiba. Anisa terkejut bukan main, hingga ia memegang dadanya.
" Assalamu'alaikum buk guru cantik." ucap seseorang di balik helm.
Anisa menoleh (rasanya tidak familiar siapa ya). pikir Anisa dalam hati.
Kebingungan Anisa terbayar di saat pemuda tersebut membuka helmnya. " Mau kemana buk guru cantik pagi ini.? " Tanya Andi turun dari motornya sambil tersenyum.
Anisa terdiam. " Hm.. mau ke pasar, ada apa ya. sepertinya saya nggak ada janji hari ini.? " Tanya Anisa heran.
" Oh. santai aja buk. apakah buk guru sibuk, hingga tidak bisa menerima ke datangan saya.? " Tanya Andi makin mendekat.
Keadaan ini membuat Anisa tidak fokus, karena Andi selalu bikin ia melongo. " Nggak juga." jawabnya menetralkan perasaannya.
" Hm. senang hati ini. oh ya kalau boleh tahu, buk guru mau ke mana? apakah boleh saya membantu.? " Tanya Andi to the points.
Anisa terdiam dan tersenyum. " Terimakasih bantuannya, sepertinya kamu ngga bisa bantu saya. maaf saya mau pergi dulu." Ucap Anisa tersenyum. Karena ia yakin nggak mungkin Andi mau di ajak ke pasar yang kontras dengan macet, becek, dan bising.
Anisa melangkah kakinya menjauh untuk menyetop angkot. Namun lagi-lagi Andi menarik tangannya.
" Andi. ada apa.? kenapa kamu menarik tangan saya. saya tuh mau ke pasar beli persediaan, jadi baiknya kamu pulang. nanti kalau ada waktu saya senggang, akan saya beri tahu." Ucap Anisa agak kesal.
Andi tersenyum, namun ia tidak mau melepaskan tangannya, malah menarik tangan Anisa untuk naik ke motornya. Anisa berusaha berontak, namun pegangan tangan Andi yang kuat membuatnya terpaksa menurut. untung kali ini ia pakai celana kulot.
Andi memakaikan helm untuk Anisa, membuat Anisa gugup.
" Biar saya antar, buk guru ke pasar tradisional atau mall.? " Tanya Andi saat ia sudah menaiki motornya.
" Saya mau ke pasar tradisional, saya suka belanja di sana, selain membantu rakyat kecil seperti saya, juga sayuran nya masih segar dan baru." Jawab Anisa datar.
" Hm.. Ok. pegangan yang kuat buk, nanti jatuh." Ucap Andi yang tiba-tiba kencang, hingga Anisa terpaksa memeluk Andi.
Andi yang di peluk tersenyum mengemudikan motornya.( Akhirnya ia mau juga). ucapnya dalam hati.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka sampai di sebuah pasar tradisional. Andi langsung parkir yang membuat Anisa heran.
" loh! Kenapa kamu parkir.? " Tanya Anisa turun dari motor.
Andi tersenyum dan membuka helmnya, rencana akan membukakan helm untuk Anisa, namun Anisa dengan sigap membukanya. takut dengan kejadian yang tidak mengenakan tadi.
" Kalau saya nggak parkir, gimana caranya temani ibuk belanja.? " Tanya Andi mengedipkan matanya.
Anisa menarik nafas panjang melihat sikap siswanya yang satu ini. " Begini. biasanya sebelum belanja, saya biasanya sarapan dulu. apa kamu mau sarapan di tempat seperti ini.?" Tanya Anisa penasaran.
Bukan jawaban yang Anisa dapat, malah Andi menarik tangannya ke tempat orang jualan sate Bandung. Ia berusaha melepaskan tangannya, rasanya nggak pantas ia lakukan. apalagi ini tempat umum, yang pasti nanti ada saja siswa yang lain melihat.
" Andi. lepaskan tangannya, ini tempat umum." ucap Anisa lirih. Takut di dengar orang yang lalu lalang.
" Oh. jadi kalau bukan tempat umum boleh dong buk." Ucap Andi yang membuat Anisa melotot kan matanya.
" Kenapa ibuk sering melotot kan mata pada saya, saya tahu tuh ganteng. tapi di lihat seperti itu buk, saya jadi malu." ucap Andi berbisik.
Anisa masuk ke warung sate tampa menjawab ucapan siswanya, benar-benar butuh kesabaran menghadapi siswa yang satu ini.
Anisa duduk di pojokan, kebetulan hanya itu tempat yang kosong.
" Hm. ibuk pintar juga cari tempat, biar bisa berdua an ya buk." Goda Andi setelah duduk di sampingnya.
Anisa tidak memperdulikan omongan siswa nya, Ia mengambil ponsel ingin menelpon seseorang.
Baru saja ia akan menghidupkan handphone nya, tiba-tiba ada telpon masuk dari seorang yang bernama Bayu. Andi yang melihatnya jadi kesal. Ia langsung meraih HP tersebut dan mematikannya.
Anisa membesarkan matanya jengah ia berusaha mengambil HP nya lagi namun Andi memasukan HP tersebut ke saku celananya. Hingga mang satenya datang mengantar pesanan mereka.
" Kamu tidak sopan ya, suka seenaknya sendiri. pantas saja banyak cewek yang kecewa denganmu." Ucap Anisa lirih.
" Makan buk. nanti keburu dingin." Ucap Andi memakan satenya. Anisa dengan terpaksa memakan satenya.
Disaat sedang makan, HP Anisa kembali berbunyi. namun di biarkan saja di dalam sakunya. Andi fokus makan satenya.
Jika tidak di tempat umum mungkin Anisa sudah menjambak siswanya ini. tapi tidak mungkin ia lakukan sekarang. Dia diam dan menghabiskan satenya. setelah selesai mereka pun belanja kebutuhan Anisa. yang juga dibantu Andi untuk membawanya.
" Aduh neng gelis.. kirain neng nya masih sendiri, ternyata sudah bersuami toh.. saya jadi patah hati." ucap penjual ayam. yang membuat Andi kesal. Namun ia juga bahagia, karena di anggap suaminya Anisa guru yang telah mengisi hatinya.
Semenjak Anisa mengajar di sekolahnya, entah kenapa Andi selalu berusaha mendekati Anisa dengan alasan yang ada saja. hingga ia menggoda cewek di kelasnya menangis. untuk cari perhatian, makanya terjadilah kedekatannya semenjak sore kemaren.
" Oh ini, bukan... " Belum selesai Anisa menjawab Andi mengalihkan ucapannya yang membuat Anisa melotot lagi.
" Sayang.. setelah ini kita beli apa lagi." ucap Andi yang fulgar. hingga penjual ayam tersenyum.
" Aduh neng mesranya. ini neng sudah selesai harganya seperti biasa." ucap penjual ayam. Anisa akan memberikan uangnya. namun di dahului Andi.
" Ini mang. kembaliannya ambil saja sebagai bonus." Jawab Andi ia menarik tangan Anisa dan menjauh dari penjual ayam.
" Oh.. ini yang namanya segar ya. pantas senang belanja di sini. ada yang merayu. hm" ucap Andi.
Anisa menoleh melihat Andi yang berjalan di sampingnya." Maksudnya. dari tadi saya jadi bingung dengan sikap kamu ini. jangan bikin aneh-aneh lagi. ini tempat umum." Ucap Anisa menekankan nadanya.
Namun Andi terus berjalan. ia membawa belanjaan Anisa ke parkiran. yang membuat Anisa berteriak.
" Andi. tunggu.." Teriakan Anisa membuat beberapa orang menoleh ke padanya.
Andi menoleh namun ia cuek saja. ia menggantungkan belanjaan Anisa di motornya. dan memakai helm.
Mau tidak mau. Anisa naik juga ke motor tersebut." Kamu kenapa langsung pulang. masih ada kebutuhan ku lagi yang belum aku beli." Ucap Anisa melunak.
" Kita ke supermarket di dekat sini saja lagi. Kamu mau beli apa lagi." Ucap Andi jutek.
Anisa terkejut dengar ucapan Andi yang menurutnya aneh." Hai kamu kenapa. apa kamu sakit atau amnesia. saya kan guru mu. kenapa tidak sopan." Ucap Anisa di sela-sela angin. itu membuat Andi kurang mengerti sebab telinganya tertutup helm.
Sampai di sebuah supermarket. Andi memarkirkan motornya." Jika aku tahu belanjaannya banyak, aku bawa mobil tadi." acap Andi sambil membuka helmnya. Dan berencana membuka helm Anisa. Namun di dahului Anisa.
Mereka masuk ke supermarket tersebut. Anisa langsung ke tempat perlengkapan mandinya, sabun mandi, sabun cuci, sampo dan lainnya sudah menipis. Ia asik dengan belanjaannya. Sementara Andi pun sibuk dengan pilihannya. Mereka bertemu di kasir. sampai di kasir. ada seseorang yang mengenal Andi.
" Halo Andi. apa kabar. waduh makin ganteng saja. sudah dua tahun nggak ketemu." ucap seorang gadis di depannya.
" Baik." Jawab Andi cuek.
" Dari dulu kamu selalu cuek dengan cewek. nggak capek tuh hidup jomblo. aku mau dong jadi pacar kamu." ucap gadis tersebut.
" Makasih. Oh ya maaf saya mau ke kasir." Andi langsung meninggalkan gadis tersebut. Anisa yang melihatnya dari jauh jadi heran dengan siswanya itu.
Setelah selesai Anisa pun ke kasir, kebutuhan nya sudah lengkap. ia harus pulang. takut nanti ikan yang ia beli di pasar tadi membusuk.
Setelah selesai Andi langsung ke parkiran, Anisa pun keluar menenteng belanjaannya dan melihat Andi sudah menunggunya.
' Keliatannya kamu bete, apa yang telah terjadi..? " Tanya Anisa pura-pura tidak tahu.
" Ah sudahlah. ayok mana belanjaannya. naik...kita pulang." Jawab Andi cuek.
Anisa mengerutkan keningnya.( Apa yang terjadi) ucap Anisa dalam hati.
Tak membutuhkan waktu yang lama. mereka sampai di kosan. Anisa turun, ia meminta Andi untuk pulang. Namun Andi diam saja dan malah membawa belanjaan Anisa.
" Buka pintu nya. ini cukup berat. belum lagi helm aku belum di buka." Ucap Andi masih jengkel.
Anisa tersadar, ia membuka pintu kosnya. dan berencana membukakan helm Andi. Baru saja tangan Anisa mendekat Andi melotot kan matanya.
" Ada apa.? "Tanya Andi yang membuat Anisa gugup.
" Nggak hanya rencana buka kan helmnya." ucap Anisa lirih.
" Oh. nggak usah.. saya mau pulang, kebetulan ada perlu. nanti sore saya kembali lagi ke sini." Ucap Andi meletakkan belanjaan Anisa dan pergi.
Anisa geleng-geleng kepala dengan sikap siswanya itu. Namun ia tak peduli melanjutkan aktivitas nya.
Setelah selesai masak. dan makan. Anisa rencana mau menelpon. Tapi baru sadar. kalau hpnya sama Andi. dia terpaksa mendesah berat.
" Benar bodoh aku dengan anak ini." Ucap Anisa pada diri nya sendiri.
Karena tidak tahu mau berbuat apa. Anisa memilih tidur siang. cuaca yang sejuk membuat ia ketiduran sampai senja.
Andi datang di saat hari hujan di senja. Anisa masih tidur. dia malah makin merapatkan selimutnya saat Andi mengetuk pintu kosnya.
Tempat kosnya Anisa terpisah dengan yang lain. karena ada taman di sebelahnya. hingga tetangga sama kosnya tidak bisa mendengar jika hanya ketukan pintu. apalagi hari hujan.
Andi kembali mengetuk pintu. tidak ada sahutan. lampu belum hidup. Andi penasaran. Ia mencoba membuka pintu.Dan...
" Oh tidak di kunci. berarti ia di dalam. tapi kenapa lampunya tidak di hidupkan. benar ceroboh." ucap Andi mencari saklar lampu dengan modal senter hpnya.
Andi terus masuk. di kamar terdengar dengkuran halus." Oh dia tertidur ternyata." Andi melihat Anisa yang tertidur di kasurnya.
Andi duduk mendekat, melihat wajah Anisa yang tertutup rambut. ia mencoba menggeser kan rambut yang menghalangi nya.
Entah kenapa, Ada desiran aneh jika selalu dekat guru cantiknya ini. " Sepertinya aku benar jatuh cinta padanya. Aku belum pernah seperti ini jika dekat dengan cewek. Tapi jika dekat dengannya hatiku selalu bahagia. jika jauh saja sedikit aku begitu merindukannya. Ah.... " Desah Andi memandangi Anisa.
Anisa yang merasakan ada yang menyentuhnya. terbangun.. " Astaga Andi kamu ngapain ke sini." Ucap Anisa menetralkan dirinya. Ia pun duduk.
Andi santai saja, dia malah menyilangkan tangannya seolah marah
" Kamu tuh ceroboh sekali. masak tidur pintu tidak di kunci, untung saya yang datang. jika maling yang datang gimana. apa kamu nggak takut di apa apain tuh sama maling." Kesal Andi.
Anisa melongo heran." Hm. saya ketiduran. kamu kenapa ke sini lagi. ada perlu apa." Tanya Anisa yang belum sepenuhnya sadar.
" Tadi aku kan bilang, balik lagi. ini ponsel mu. oh ya aku lapar. aku mau makan." Ucap Andi berlalu dari kamar Anisa.
Anisa terkejut, baru ia sadar. Akhirnya ia keluar dari kamar. dan ke kamar mandi dulu untuk mandi rasanya tubuhnya beneran lengket rasanya.
Dia tidak peduli dengan Andi yang asyik main HP. Setelah selesai mandi ia pun menyiapkan makan.
" Oh ya. tadi saya cuman masak ini. nggak tahu kamu beneran balik lagi. saya nggak tahu apakah ini enak dan makanlah." Ucapnya dan duduk berhadapan di tikar.
Tanpa suara Andi terus makan, ia diam saja sampai makanannya habis. " HP kamu bunyi terus semenjak sore tadi." ucap Andi jutek.
" Oh." Jawab Anisa santai.
" Kenapa jawaban begitu saja. nggak penasaran siapa yang telpon.? " Tanya Andi antusias.
" Nggak. " Jawab Anisa. ia pergi ke dapur mencuci piring kotor bekas mereka pakai.
Andi mengikuti." Kenapa..? " Tanya Andi yang mendekatinya.
" Hm. nggak baik kamu bersikap seperti itu pada saya. kamu tahukan saya ini siapa.? " Tanya Anisa menghindar.
" Di sekolah kamu guruku. tapi ini bukan sekolah jadi bebas." Ucap Andi makin mendekatkan diri.
Anisa menarik nafas dalam. setelah selesai cuciannya ia pun kembali ke depan membersihkan sisa makan mereka.
" Pulang lah.. nggak baik kamu terlalu lama di sini. apa kata orang." Ucap Anisa setelah selesai membersihkan tempat makan mereka tadi.
' Aku akan pulang tapi dengan satu syarat." Ucap Andi memegang tangan Anisa.
Anisa berusaha melepaskan genggaman tangannya. Namun di tidak kalah kuat dengan laki-laki di depannya.
Akhirnya Anisa mengalah." Baiklah. apa syarat nya." Tanya Anisa tenang.
" Menikahlah denganku." Ucap Andi yang membuat Anisa melotot kan matanya tidak percaya.
" Kamu gila ya. kamu sadar apa yang kamu ucapkan." Hardik Anisa.
" Sadar... se sadarnya malah. Tadi aku menemui kakek dan meminta meminang mu. tapi juga satu syarat. Aku akan harus tamat tahun ini. dan mengelola usaha kakek. dan melupakan cita-citaku. itulah sebabnya aku nggak mau tamat beberapa tahun ini. karena jika aku tamat. kakek akan memaksaku untuk mengelola usahanya. aku tidak Mau." ucap Andi panjang lebar.
Anisa mendesah berat. " Kamu pikir menikah itu gampang. Apalagi kamu itu siswaku. apa kata mereka. lagian kita tidak saling mencintai. jadi apa rumah tangga kita jadinya." jawab Anisa tegas
" Jika kamu setuju menikah dengan cucuku. kalian nikah siri saja dulu. setelah tamat nanti baru di umumkan." Ucap seseorang dari balik pintu.
Anisa menoleh keluar. ia heran dengan kehadiran seorang laki-laki tua namun masih terlihat tegas dan tampan. Namun baru tersadar. Kalau laki-laki tersebutlah yang memintanya untuk jadi wali kelas Andi. jadi Andi cucunya.
" Buk guru terkejut. hingga tidak mempersilahkan tamu untuk duduk." Ucap Laki-laki tersebut.
Anisa terkejut. dan menundukkan wajahnya
." Maaf Pak. Silahkan masuk di tempat yang sempit ini. " ucap Anisa merendah.
" Kamu ingat saat saya meminta jadi wali kelasnya.? " Tanya Laki-laki tersebut yang tak lain Pak Wijaya pemilik yayasan SMA tempat ia mengajar. menunjuk Andi yang duduk di dekatnya.
Anisa mengangguk" . Itu semua karena anak bodoh ini yang minta, saya minta dia untuk bersabar sampai ia lulus baru boleh menikahi mu. Tapi dasar anak bandel dia mengancam ku." Gerutu pak Wijayakrama tersenyum.
flashback.
Sepulang dari kosnya Anisa. Andi langsung menemui kakeknya. Pak Wijaya Krama.
" Kek. Aku tidak kuat dan takut khilaf kalau harus menunggu tamat." Ucap Andi yang langsung pada kakeknya.
Wijaya terkejut dengan permintaan cucunya yang tiba-tiba. Dia jarang pulang.. Jika tidak ada maunya. Ia selalu di apartemen nya. meninggalkan kakeknya sendiri. sementara anaknya juga jauh di negeri orang mengelola usahanya di luar negeri.
Dari kecil. Andi memang lebih dekat dengan kakeknya dari pada papanya apalagi semenjak Mamanya meninggal saat ia masih SMP.
" Duduklah. kenapa kamu aneh seperti ini. bukan kah kita sudah sepakat beberapa bulan yang lalu. bulan depan kamu baru ujian semester awal. tambah lagi beberapa bulan untuk lulus. sabar.." Ucap Wijaya santai.
" Nggak mau kek. kalau aku kalah cepat, banyak yang mendekatinya. aku nggak sanggup kek. kakek kan tahu. hanya dia yang mampu membuat aku bahagia. apa kakek nggak mau lihat aku bahagia." Ucap Andi agak kesal.
" Kalau kakek nggak mau. aku nggak mau pulang. biar kakek sendiri saja." ancam Andi dan berlalu pergi.
Wijaya terperangah dengan permintaan cucunya semata wayang. tingkah anak dan cucunya selalu bikin ia pusing. Namun ia sadar, menurut laporan Andi sudah mau belajar dan tidak pernah bolos sekolah semenjak Anisa jadi wali kelasnya.
Flashback.
" Bagaimana menurutmu." Tanya Wijaya pada Anisa.
Anisa terpaku, diam tak bergeming. ia tidak menyangka kebaikan Pak Wijaya selama ini padanya karena ini.
" Maaf Pak. saya ini wanita biasa saja. yang tidak pantas mendampingi cucu bapak. lagian tidak mungkin saya menikah dengan siswa saya sendiri. apa kata guru dan siswa lain." ucap Anisa menunduk.
" Kita hanya perlu menikah. yang lainnya tetap seperti biasa Nisa." Ucap Andi semangat. Karena kakeknya sudah setuju. pasti semuanya beres.
Sementara Wijaya geleng-geleng kepala dengan sikap cucunya." Perasaan kakek tidak segila kamu. kenapa kamu terlewat gila.' Ucap Wijaya terkekeh.
" Ah kakek. kayak nggak pernah muda saja. kalau nggak gercep. di sambar elang kakek." Ucap Andi menggosok punggung tangan kakeknya.
" Gimana nak Nisa. Apakah kamu setuju dengan permintaan pemuda konyol ini.? " Tanya Wijaya lagi.
Anisa diam tak bergeming. tubuhnya kaku, pikirannya buntu. hilang kecerdasan nya selama ini.
" Maaf beri saya waktu pak. ini menyangkut masa depan saya." Ucap Anisa sungkan.
" Oh tentu. sekarang kami permisi. ayok bocah tengil kita pulang dulu. biarkan Anisa berpikir dulu." ucap Wijaya dan menarik tangan Andi.
" Ah kakek.. " Ucap Andi merajuk.. namun ia tetap melangkah. Sebelum ia keluar ia balik lagi.
" Aku beri waktu hingga besok malam. aku tidak mau penolakan." Ucapnya mengancam.
Anisa terpana mendengar ucapan Andi yang menurutnya sangat menakutkan.
Semuanya pergi, tinggal lah Anisa yang termenung seorang diri."Mimpi apa aku tadi siang. sampai menghadapi masalah seperti ini." monolog Anisa.
" Tidak mungkin aku menikah dengannya yang jauh di bawah ku. aku lebih tua darinya, apa kata dunia. tapi jika aku menolak apa yang akan terjadi.? Tadi Andi seolah tidak terima penolakan ku. pantas sikapnya hari ini aneh sekali." ucap Anisa pada dirinya sendiri.
Paginya Anisa kembali beraktifitas. Setelah sholat subuh ia membuat sarapan dan bekalnya untuk sekolah. ia selalu membuat bekal, untuk berhemat. Maklum ia harus mengirim uang untuk bantu orang tuanya untuk biaya sekolah adiknya yang masih SMP.
Baru saja Anisa siap mandi ada seseorang yang mengetuk pintu. " Siapa pagi-pagi datang.? " Tanya Anisa dari dalam.
" Aku. calon suami mu." Jawab Andi di luar.
Anisa terkejut bukan main. ia takut terdengar tetangganya. dengan cepat ia membuka pintu.
" Kenapa kamu pagi-pagi sudah ke sini." Tanya Anisa saat ia membuka pintu.
" Sarapan. aku kan tinggal sendiri, jadi nggak ada yang siapkan sarapan makanya aku ke sini. Oh ya. gimana. Ingat nanti malam kita sudah menikah dan tidak boleh ada penolakan sama sekali." ucap Andi yang langsung masuk ke dapur. karena bau makanan dari dapur.
Anisa tak berkutik dengan tingkah anak itu. "Andi.. apa kamu nggak berpikir.. sebaiknya sekarang yang kamu pikirkan itu bagaimana cara kamu tamat secepatnya. nggak malu dengan teman-teman mu.? " Tanya Anisa meninggi.
" Kamu pikir aku ini bodoh. hingga tidak bisa lulus. kamu kan tahu kasus ku. aku malas aja belajar. hari ini kita ada ulangan kan. jika aku dapat nilai paling tinggi. jadi kamu harus menikah dengan ku malam ini. ini janjiku pada mu dan juga kakek." Ucap Andi tanpa menoleh. ia mencomot makanan dan langsung makan bekal yang sudah di siapkan Anisa.
" Hm. Enak.. ini yang membuat aku candu dan makin jatuh cinta padamu. masakan mu enak.. aku sudah lama tidak makan makanan rumah. rasanya sudah bosan makan orang lain. nah saatnya aku makan masakan istri tercinta." Ucap Andi yang tidak memperdulikan kejengkelan Anisa.
' Jangan berdiri saja. kamu nggak ke sekolah. ayok siap. aku tunggu 10 menit. kita berangkat.' Ancam Andi.
Anisa hanya mampu menendang angin yang tidak bersalah. Andi yang melihat kejengkelan Anisa malah jadi tertawa, karena selama ini ia tidak pernah melihat Anisa seperti itu. yang ia lihat Anisa yang tenang. dan mudah senyum.
Sementara Anisa pergi mandi dan bersiap ke sekolah. Anisa terpaksa membawa pakaian gantinya ke kamar mandi, karena tidak mungkin ia seperti biasa. ada laki-laki yang mengerikan di dalam kosnya.
Setelah selesai Anisa menyiapkan bekalnya. karena sudah di makan oleh Andi, dan ia tidak mau sarapan nanti terlalu lama mereka berdua di kosnya.
Akhirnya mereka ke sekolah naik Motor, Anisa yang memakai rok sopan agak keteteran juga untuk naik ke motor sport Andi yang tinggi. Terpaksa ia menerima uluran tangan Andi untuk naik.
Sampai di gerbang sekolah, sudah ada beberapa siswa yang datang namun mereka agak kaget dengan kedatangan dua orang yang berbeda generasi tersebut. lagi pula Andi tidak pernah memboncengkan cewek dengan motornya tersebut.
Anisa turun dengan sedikit melompat, itu membuat Andi tertawa." Dasar manusia aneh.." Gerutu Anisa. dan berlalu meninggalkan Andi yang terus tertawa.
Anisa langsung ke kantor, ia mengambil soal. yang akan di berikan pada siswanya hari ini. sampai di kantor pak Bayu guru Olahraga yang menyukai Anisa mendekatinya.
" Eh Buk Nisa Maaf menganggu." Ucap Pak Bayu gugup.
" Hm! ada apa ya pak. kenapa bapak minta maaf.? " Tanya Anisa heran.
Karena Anisa tidak tahu kalau pak Bayu Sudah beberapa kali menelpon Anisa bahkan mengirim chat tapi tidak di balas Anisa.
Jelas saja karena panggilan masuk dan Chat nya pak Bayu sudah di hapus Andi. Hingga Anisa tidak tahu sama sekali. itu juga yang membuat Andi mendesak kakeknya untuk menikah malam ini juga. Terpaksa kakeknya turun tangan untuk menyelesaikan Administrasi pernikahan dan juga membawa keluarga Anisa ke rumahnya untuk acara nikah cucunya nanti.
" Maaf untuk apa ya pak Bayu? " Tanya Anisa bingung.
"Hm.. itu.. Mmm.. " Ucapan pak Bayu terhenti karena bel masuk telah berbunyi.
Anisa pun masuk kelas. karena hari ini ulangan umum. semua guru sibuk untuk hal ini. terutama bagi kelas akhir. kelas 12.
Di depannya, siswanya sudah lengkap. termasuk laki-laki menyebabkan Nisa kesal hari ini. namun Andi malah senyum- senyum melihat kejengkelan Anisa.
" Hai bro. sepertinya hari ini kamu dapat lotre, hingga senyum terus semenjak datang bu guru cantik." ucap Roby teman akrabnya.
" Hm. lebih dari itu." ucapnya santai.
Ujian berlangsung tenang, ada yang deg-deg kan. ada yang asal tebak saja. yang penting isi. baru berjalan lima belas menit, Andi berdiri dan mengumpulkan hasil ujiannya.
Anisa terpana. Karena ia takut akan hasilnya hari ini. karena janji dari Andi. Tapi ia merasa yakin tidak mungkin dapat nilai tertinggi. ucapnya dalam hati.
Setelah selesai ujian semua siwa keluar, baru saja Anisa akan beranjak keluar Andi memegang tangannya.
" Selamat memeriksa calon istri." Bisik Andi yang membuat Anisa membulatkan matanya. itu yang di sukai Andi.
" Hm. gemesin." Bisikan nya lagi.
Anisa keluar kelas sambil geleng-geleng kepala." Kenapa buk.. apa ada yang aneh.." Tanya Bayu yang melihat Anisa geleng-geleng tak jelas.
Anisa langsung ke kantor. sampai di kantor ia beneran penasaran dengan hasil ujian siswanya terutama bocah konyol tersebut. Dengan cepat ia memeriksa hasil ujian dimana ia sudah menyiapkan kunci jawaban. agar lebih mudah memeriksanya.
Anisa sibuk dengan hasil jawaban siswanya di kantor. sementara Andi sibuk di kantin untuk mentraktir temannya.
" Kalian yang hadir di sini. khusus kelas X11 IPA 3 aku traktir." Ucap Andi yang bikin semuanya heboh.
" Wah dapat apa nih. kok bisa ? sepertinya bos kita bahagia" Ucap Roby penasaran.
" Nggak penting untuk mu. yang penting nikmati." jawab Andi tersenyum.
" Hai bro. apakah kamu jatuh cinta hingga kau selalu tersenyum. aku jadi ngeri melihatnya." Tanya Roby berbisik penasaran.
" Eh . Kau kayak emak-emak komplek," ledek Andi yang membuat Roby kesal.
Andi segera chat Anisa." Jangan lupa makan calon istri. tidak usah pikirkan jawaban calon suami mu ini. sudah pasti yang terbaik." chat pun terkirim.
Anisa yang masih penasaran dengan jawaban Andi yang memang paling tinggi. terkejut mendapati hpnya menerima pesan WA.
Dilihatnya hpnya ternyata dari Andi. sekilas ia melihat bunyi chat. Dia makin gusar. wajahnya pucat." Bagaimana ini. Apa yang harus aku sampaikan pada keluarga ku." ucap Anisa lirih.
Di saat itu. Pak Bayu masuk. ia berencana ingin mendekati Anisa lagi. tapi perhatiannya teralihkan dengan pucat nya wajah Anisa.
" Buk Anisa are you Ok? " Tanya Pak Bayu cemas.
" Oh.. Pak Bayu. saya Ok. hanya saja saya baru dapat Chat dari kampung.. yang mungkin saya ijin untuk beberapa hari." ucap Anisa menghilangkan ke gugup annya.
Ia berpikir, harus pulang kampung hari ini juga. untuk memberitahu keluarga nya. karena tidak mungkin ia menikah tampa setuju orang tuanya. apalagi ia menikah dengan siswanya. apa kata keluarga nanti.
" Oh. apakah ada yang bisa saya bantu.? " Tanya Pak Bayu cemas.
" Oh. saya ijin mengajar siang nanti pak. dan apakah bapak mau bantu saya gantikan kelas saya nanti siang di kelas X11 IPA 10? " Tanya Anisa berharap.
" Baiklah kalau begitu hati-hati buk pulang kampungnya. atau saya antar, tapi ibuk tunggu dulu saya di depan." ucap Pak Bayu menawarkan diri.
" Oh terimakasih pak." Jawab Anisa sungkan.
Baru saja Anisa menuju kantor, Andi menariknya ke lorong antara kantor Kepsek dengan Ruang Guru.
" Bagaimana hasilnya.? Benarkan? " Goda Andi pada Anisa.
Anisa mengangguk sambil menundukkan kepalanya. " Saya harus pulang kampung hari ini. jadi lepaskan tangan saya." Anisa memberontak
" Pulang kampung. Untuk..? " Tanya Andi Tersenyum
" Yah untuk apalagi. " jawab Anisa gugup.
" Jangan pikirkan yang lain. sekarang kita pulang keluarga mu sudah di rumah kakek, kita harus menemui mereka." ucap Andi yang membuat Anisa terkejut.
" Apa maksudnya? " Tanya Anisa penasaran.
Andi melepaskan genggaman nya. dan mengambil HP. ia melihatkan hpnya pada Anisa yang membuat Anisa seperti patung.
Di sana Keluarga nya sudah duduk berkumpul dengan Pak Wijaya. di sebuah ruangan yang mewah. mungkin itu rumah kakek Andi pak Wijaya.
" Ayok kita pulang." Ucap Andi dan menarik tangan Anisa yang diam mematung.
Anisa menarik tangannya. " Saya ke ruang Kepala Sekolah dulu. " Ucap Anisa dan berlalu.
" Ok! Aku tunggu di parkiran." Teriak Andi di selingi tawa.
Nampak sekali di wajahmu pemuda tersebut kalau ia beneran bahagia. Ia langsung ke parkiran. Sementara Anisa masuk kantor Kepala Sekolah.
Baru masuk, Pak Kepala Sekolah langsung tersenyum dan meminta Anisa duduk.
" Silahkan duduk Buk Nisa. Selamat ya. moga bahagia ya buk." Ucap Pak Burhan Kepala Sekolah tempat ia mengajar.
" Maksud Bapak.? " Tanya Anisa heran.
" Pak Wijaya sudah cerita. Silahkan pulang untuk siap-siap. Oh ya.. Buk Nisa saya beri cuti Seminggu. cukup kan? " Tanya Pak Burhan sambil tertawa.
" Oh. cukup Pak. terimakasih."Anisa tersenyum canggung. ia pamit dan pulang.
Andi sudah menunggunya di dalam mobil. saat Anisa sudah sampai parkiran Andi menelpon.
" Silahkan masuk ke mobil Hitam yang ada di depanmu. aku sudah di dalam.nya." Telpon Andi.
Anisa menuju mobil yang hidup di depannya. Andi tersenyum saat ia membuka pintu mobil.
" Silakan masuk calon istri." Ucap Andi tersenyum riang.
" Hm. ' Ucap Anisa jutek.
Andi tertawa dan melajukan mobilnya. ia memutar lagu romantis, dan bersenandung. Anisa memalingkan wajahnya, ia tidak berani menatap laki-laki yang duduk di sampingnya.
" Sekarang boleh berpaling.jika sudah jadi istri tidak boleh lagi." ucap Andi menggoda.
Anisa menarik nafas dalam." Kalau punya uang seperti nya semuanya mudah. Dan Pak Burhan sudah di beritahu Pak Wijaya langsung. sepertinya ini sudah di rencanakan lama." ucap Anisa agak kesal.
" Nggak baik seperti itu pada calon suami.. nanti bucin akut tau rasa deh buk. " Sarkas Andi tertawa.
" Ah kenapa kamu ingin sekali menikah dengan ku. kamu sadar nggak. kalau aku ini sudah jauh tua dari kamu. dan lagipula perbedaan status kita. Apa itu tidak kamu pikirkan? " Tanya Anisa.
Andi tiba-tiba menepikan mobilnya. ia mendekat dan langsung mencium bibir Anisa yang membuat Anisa mematung.
" Aku tak peduli dengan semua. yang aku pedulikan hanya kamu, aku bahagia dengan
Mu. Hari-hari ku yang bertahun-tahun suram sekarang telah berganti bahagia semenjak aku mengenalmu. Aku cinta padamu Nisa." Ucap Andi memegang tangan Anisa.
Anisa tertegun. laki-laki yang nyebelin, konyol suka mau sendiri. hari ini tumbuh jadi laki-laki yang dewasa.
" Percayalah. jangan dikira aku hanya anak SMA tidak mampu menafkahi mu. aku siap lahir bathin memberi nafkah untuk mu sayang." Andi mencium tangan Anisa. ada rasa haru, kesal. sedih. gemes semuanya bercampur menjadi satu.
Anisa hanya mampu menangis, tidak mampu berkata. Dia diam terpaku melihat laki-laki yang di sampingnya.
" Aku tak bisa berkutik. " Jawab Anisa akhirnya.
" Kamu tidak perlu lakukan apapun. cukup melayani ku sebagai suami. semua kebutuhanku kamu yang siapkan.setelah kita menikah nanti kita langsung pindah ke apartemen ku." ucap Andi mantap dan menghapus air mata yang jatuh di pipi Anisa.
" Aku tidak ingin kamu menangis." Ucap Andi lembut. Anisa gak bergeming.
" Bolehkah aku mengajar sampai kamu tamat.? " Tanya Anisa pelan.
" Ok. mungkin kamu nggak rela lihat aku di ganggu cewek." Ucap Andi pedenya.
" Is narsis." Jawab Anisa. yang membuat Andi tertawa lebar.
" Terimakasih. kehadiran mu. membuatku bahagia." Andi mengusap rambut Anisa lembut. ia pun menjalankan mobilnya menuju rumah kakeknya.
Jangan lupa like dan komentar nya ya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!