Pernikahan Rahasiaku
Riska gadis berusia sembilan belas tahun. Dia masih duduk dibangku sma kelas dua, Karena sebuah perjanjian yang dilakukan oleh mendiang kakeknya dan juga sahabat kakeknya itu, Dia harus mengalami pernikahan diusia dini,
Tuan pratama adalah sahabat mendiang kakeknya, Dia meminta keluarga Riska untuk melaksanakan perjanjian yang sudah direncanakan oleh mendiang Kakeknya.
Tuan pratama mengirim sekretaris kepercayaannya beserta dua orang pengawalnya untuk datang kekediaman Riska, untuk menunjukkan surat yang dulu mereka berdua buat.
***
Tok,,,tok,,,tok,,,
Pintu rumah kediaman Riska diketuk. Dari dalam sana terdengar suara seorang perempuan yang mengatakan. "tunggu sebentar,"
Suara perempuan itu adalah Ibu Aini, Dia adalah ibunya Riska. Ibu Aini pun menghampiri pintu rumahnya untuk melihat siapa yang telah datang disiang bolos seperti ini.
Cklek
"Maaf, anda siapa?" Tanya Ibu Aini merasa bingung melihat beberapa orang pria berkunjung kerumahnya.
"Saya seketaris Han, Saya dikirim kesini oleh Tuan pratama. untuk mengatakan sesuatu yang sangat penting." Jelas salah seorang pria itu.
"Silahkan masuk kedalam." Ibu Aini mempersilahkan mereka masuk kedalam rumahnya.
"Terimakasih nyonya "
Mereka pun memasuki rumah kediaman Riska. Disana mereka dipersilahkan duduk diruang tamu ,
"Sekarang kalian bisa katakan apa tujuan kalian kemari?" Ucap Ibu Aini.
"Anda akan mengetahui tujuan kami kemari, Setelah anda membaca surat ini." Seketaris Han pun memberikan sebuah surat yang ia keluarkan dari dalam saku jasnya itu.
Ibu Aini pun lalu membuka dan membaca isi surat yang tadi diberikan oleh seketaris itu .
Isi suratnya
Saya Andrean dan juga Pratama, Berjanji jika nanti kami. Memiliki seorang putra atau putri kami akan menjodohkannya, Itu adalah keinginan terakhir kami. Jika kami meninggal kelak.
Sumpah kami.
Seperti itulah isi surat perjanjian mereka. Setelah membaca isi suratnya itu Ibu Aini pun merasa bingung harus mengatakan apa kepada mereka, Dia pun meminta waktu untuk menjawab kepastian mengenai hal ini.
"Sebelumnya saya minta maaf, Berhubung hal ini baru saya ketahui. Saya mohon meminta waktu untuk mengambil keputusan, Apalagi orang yang bersangkutan tidak ada disini." Ucap Ibu Aini sedikit gugup.
"Baiklah, Kami akan memberikan waktu tiga hari, Setelah itu kami akan kembali kesini untuk mengetahui keputusan anda dan juga putri anda." Jawab Seketaris itu .
Mereka pun akhirnya berpamitan untuk pergi dari sana. Tak lama kepergian mereka, Riska pun telah kembali dari sekolahnya.
"Aku pulang," Suara Riska mengagetkan Ibu Aini yang sedang masih memikirkan isi surat tadi.
"Ibu ada apa? Kenapa mendengar suaraku wajah Ibu berubah pucat, Ibu baik-baik saja kan?" Tanya Riska sangat bingung.
"Kau ini, Ibu hanya sedikit kaget mendengar suaramu yang menggelegar itu."
"iiiibuuu, Sampe segitunya mendengar aku." Ucap Riska dengan wajah cemberut.
"Cepat kau bersihkan dirimu, Lalu kita makan," Ucap Ibu Aini mendorong pundak Riska dengan perlahan.
"Baiklah Ibuku yang cantik."
Riska pun pergi kekamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang penuh keringat. Sedangkan Ibu Aini menyiapkan makanan untuk Riska makan.
Tak berapa lama Riska pun keluar kamar, Dia pun menghampiri Ibunya yang sedang berada diruang makan.
"Masak apa hari ini Ibuku yang cantik?" Tanya Riska sambil memeluk tubuh Ibunya dari belakang.
"Kamu ini suka sekali merayu Ibu." Jawab Ibu Aini sambil mencubit hidung Riska karena gemas dengan ucapan anaknya itu.
"Aw, Ibu." Ucap Riska dengan manja.
Riska yang merasa sangat lapar pun langsung mengambil sebuah piring dan menyendok nasi dan juga lauknya. Dia pun menyantapnya dengan lahap.
"Ris, Setelah makan boleh ibu berbicara?"
"Emm! tentu." Jawab Riska sambil mengunyah makanan yang berada didalam mulutnya itu.
Setelah selesai makan Riska dan Ibunya pergi keruang tamu untuk berbincang.
"Apa yang ingin Ibu katakan kepadaku?" Riska sangat penasaran apa yang ingin dikatakan oleh Ibunya.
"Silahkan kau baca surat ini, Kau akan mengetahuinya. Ris,tapi sebelum itu Ibu berharap kau tidak membenci mendiang kakekmu."
Riska lalu mengambil surat itu dan membacanya. Setelah selesai membaca isi suratnya. Riska pun sangat terpukul dan juga begitu kaget mendengar isi suratnya.
"Ma,,maksudnya apa bu?." Tanya Riska merasa kaget.
"Kakek telah menjodohkanmu dengan cucu sahabatnya, Itu adalah permintaan terakhir kakekmu, Ris."
"Ta, tapi aku masih sekolah Bu. Lagi pula usiaku masih sembilan belas tahun. Bagaimana bisa aku menikah diusia sekarang?." Riska sedikit kecewa dengan perjanjian itu.
"Ibu pun tidak mengerti harus berbuat apa? Tapi itu adalah keinginan terakhir kakekmu." Jelas Ibu Aini.
Tanpa berkata apa pun Riska berlalu meninggalkan ibunya sendiri. Dia pun kembali kekamar untuk menjernihkan pikirannya.
Ibu Aini tidak dapat memaksakan keputusan anaknya untuk menyetujui pernikahannya. Karena ini menyangkut masa depan anaknya.
Biarlah Riska yang memutuskan setuju atau tidak dengan perjodohan yang dibuat oleh mendiang kakeknya.
****
Pagi hari, Seperti biasa Riska berangkat kesekolah. Namun pagi ini dia tidak sarapan dirumah, Ibunya mengerti dengan sikap anaknya itu. Mungkin dia butuh waktu untuk memikirkan apa yang akan ia putuskan.
Disekolah tidak biasanya Riska melamun. Sahabatnya yang bernama Elsa pun merasa bingung dengan apa yang terjadi kepada Riska, Dia pun menghampiri Riska untuk bertanya mengenai kondisinya saat ini.
"Ada apa, Ris?." Tanya Elsa memastikan.
"Tidak, Aku baik -baik saja." Riska memasang senyum terpaksa kepada sahabatnya itu. Dia tidak ingin masalah yang dia hadapi membuat sahabatnya itu ikut memikirkannya.
"Sungguh? Apa kau benar baik-baik saja?." Tanya Elsa sedikit tidak percaya.
"Emm!." Riska hanya mengucapkan sedikit kata.
Jam pelajaran pun berakhir. Riska yang sibuk merapikan buku kedalam tas. Tidak menyadari kedatangan seseorang pria yang menghampirinya.
Pria itu adalah Dennis, Kakak kelasnya. Deniss dalah pria yang memiliki wajah tampan dan juga pinter. Dia banyak dikagumi oleh siswi -siswi yang lain. Termasuk Riska sendiri.
"Hai!." Sapa Deniss dengan nada lembut.
"Kak Deniss, Sedang apa disini?." Tanya Riska dengan wajah memerah.
"Pulang bareng yuk?." Ajak Deniss dengan wajah tersenyum.
"Bareng sama Aku? Bukankah kakak biasa pulang bersama Angela?."
"Lagi males, Lagipula Angela bukan siapa -siapa aku!." Jawab Deniss meyakini Riska agar mau pulang bersama dirinya.
"Emm, Gimana yah! Takut ada yang marah." Ucap Riska menolak ajakannya.
Deniss pun tanpa banyak berkata menarik tangan Riska untuk mengajaknya pulang bersama. Hal itu menjadi tontonan para siswa dan siswi. Termasuk Anggela wanita yang udah lama naksir berat dengan Deniss.
Kebersamaan mereka membuat Angela menjadi geram. Angela pun membuat sebuah rencana untuk memberi pelajaran kepada Riska.
***
Malam harinya, Riska yang telah memikirkan tentang keinginan mendiang kakeknya pun telah mengambil keputusan.
"Ibu bisa kita bicara?." Ucap Riska sambil duduk disofa ruang tamunya.
"Baiklah, Cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan?."
"Mengenai keinginan Kakek. Setelah aku pikir -pikir. Aku setuju untuk menikah." Ucapan Riska membuat Ibunya sedikit tidak percaya dengan keputusannya itu. Karena tidak ada seorang pun yang menginginkan menikah dengan pria yang tidak dicintai sama sekali.
"Kamu yakin? Dengan apa yang kamu ucapkan " Tanya Ibu Aini memastikan.
"Aku yakin Bu, Awalnya memang berat. Tapi tidak ada salahnya aku memenuhi keinginan terakhir Kakek." Jawab Riska meyakini.
"Kalau begitu besok Ibu akan hubungi keluarga tuan Pratama untuk mengabarkan hal ini." Ucap Ibu Aini sambil memeluk Riska.
Meski keputusan yang diambil Riska begitu berat. Namun Riska tetap melakukannya. Demi memenuhi keinginan mendiang Kakeknya dia rela mengorbankan kebahagiaannya.
****bersambung ****
JANGAN LUPA YACH DILIKE DAN KASIH KOMENTARNYA UNTUK CERITA INI 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kim una
min perlu revisi umur deh kayaknya gua lulus umur 17 soalnya 😂😂
2022-01-09
0
Ailee
Anu, thor. Maapin ya, ada kesamaan cover kita. Dan ternyata kamu duluan yang pake, aku gatau (┬┬_┬┬) .
Aku bikin cover dari canva soalnya :')
2021-09-09
0
Dewiamsyhar Julianti
19tahun masih sekolah, udah gitu ga masuk akal
2021-08-28
0