Para murid kelas satu hingga tiga akan mengadakan acara studytur didaerah pegunungan. Riska pun ikut serta dalam hal itu.
Pagi hari, Riska yang sudah menyiapkan barang yang akan dibawanya. Segera bergegas pergi ke sekolah. Tempat dimana para murid berkumpul.
Pihak sekolah telah menyiapkan tiga bus. Untuk mengantar mereka ke lokasi yang akan ditujuh. Para guru ikut serta dalam kegiatan ini.
Wali kelas mereka telah membuat sebuah kelompok. Tiap kelompok terdapat empat orang siswa berbeda kelas. Riska dikelompokkan dengan siswa kelas satu dan tiga.
Riska satu kelompok dengan Deniss dan juga Angela. Serta adik kelasnya yang bernama farhan. Rasanya berat buat seorang Riska untuk satu kelompok dengan Angela. Apalagi selama ini Angela begitu sangat membenci dirinya. Ditambah lagi dia harus berdekatan dengan Deniss.
Suasana itu pasti akan memperburuk keadaannya Riska. Namun karena ini adalah pilihan dari wali kelasnya. Riska tidak dapat berbuat apa -apa. Terpaksa dia harus menyetujuinya.
"Anak-anak, Dengarkan baik-baik? Study ini bukan hanya sekedar studytur biasa. Melainkan ini untuk menambah penilaian kalian. Jadi Ibu dan Bapak harap kalian bisa bekerja sama dengan baik. Kalian mengerti!." Jelas wali kelas mereka.
"Mengerti." Jawab serentak para murid.
Mereka pun mulai memasang tenda disetiap tempat. Sebagian murid ada yang membuat makanan. Dan sebagian lagi mencari potongan kayu.
Riska dan lima murid lainnya ditugaskan untuk mencari potongan kayu. Mereka semua bekerja sama.
Saat melangkah kearah dalam hutan. Seseorang dari belakang memanggil Riska.
"Riska, Tunggu?." Teriak Deniss dari kejauhan. Deniss lalu menghampiri Riska dan teman-temannya.
"Ada apa, Kak?." Tanya Riska dengan wajah bingung.
"Biar aku temanin, Mencari kayunya. Bolehkan?."
"Tidak perlu. Sebaiknya kakak membantu yang lain saja. Lagipula sudah ada yang lainnya menemani aku." Riska menolak tawaran Deniss dan dia beserta teman -temannya pun berlalu meninggalkan Deniss. Menuju hutan.
"Uhhh, Gagal terus ngedeketin Riska. Padahal ini satu-satunya cara untuk ngungkapin perasaan gua." Gumam Deniss dalam kesendiriannya.
Angela yang melihat Deniss mendekati Riska dari kejauhan. Merasa geram dengan cara Deniss seperti itu.
Angela pun berniat jahat. Dan berencana untuk memberi pelajaran kepada Riska. Agar dia tidak lagi mau didekati oleh Deniss. Dia berencana ingin menjebak Riska. Dengan cara menyuruh Riska mencari kayu kembali bersama dirinya.
Sore hari, Angela yang sudah menyusun rencana bersama teman-temannya. Mulai menjalankan aksinya. Dia mendekati Riska ditempat tendanya.
Saat itu suasana sepi. Didekat tenda Riska, Hanya ada Riska seorang diri saja. Elsa sahabatnya sedang membuat makanan bersama yang lainnya.
"Riska." Angela memanggilnya dan menghampirinya.
"Iya Angel, Ada apa?." Sahut Riska merasa ada yang aneh. Karena selama ini Angela tidak pernah mendekati Riska.
"Tadi wali kelas kita menyuruh aku dan kamu mencari kayu lagi. Karena yang tadi kamu bawa masih kurang." Angela berpura-pura berbicara seperti itu agar Riska mempercayai dirinya.
"Benarkah? Baiklah kalau begitu. Ayo kita cari." Ajak Riska.
Riska mulai masuk dalam perangkap yang sudah Angela atur bersama temannya. Mereka berdua lalu pergi kedalam hutan untuk mencari kayu.
Dalam perjalanan Angela sengaja mengajak ngobrol Riska. Agar Riska lupa dengan arah jalan. Mereka pun terus berjalan kedalam hutan.
Ditengah-tengah hutan Angel sengaja menyuruh Riska. Untuk mengambil kayu lebih banyak lagi.
Saat Riska membelakangi Angela. Angela pun bersembunyi. Agar tidak ketahuan Riska, Sontak saja Riska yang menyadari bahwa Angela sudah tidak bersamanya. Dia pun mulai kebingungan dengan arah jalan ketenda.
Dia tidak dapat menemukan jalan menuju pulang ketempat kemahnya.
"Angelaaa. Dimana kamu?." Teriak Riska terus menerus.
Hari mulai malam. Riska masih belum bisa menemukan jalan. Karena takut kegelapan, Riska pun tersungkur ditanah. Dan dia melipat kedua kakinya. Dan termenung dalam kegelapan.
Dia menatap cincin yang melingkar dijarinya. Selintas memikirkan sang suami yang belum pernah ia temui. Air matanya langsung membasahi pipinya.
Gludug,,,,,
Gludug,,,,
Suara petir pun terdengar. Cuaca semakin gelap karena mulai mendung. Riska semakin takut sendirian.
Disisi lain, Para guru dan teman-temannya sedang kebingungan mencari keberadaan Riska yang sampai saat ini belum kembali.
"Kalian cari ke arah sana. Biar Ibu serta Bapak guru mencari disebelah sini." Perintah wali kelas mereka.
"Baik." Jawab serentak murid-murid.
Mereka berpencar mencari Riska kedalam hutan. Deniss ikut serta dalam pencarian itu.
Deniss merasa ada yang aneh dengan hilangnya riska. Karena dia tahu Riska tidak mungkin pergi sendirian ditempat seperti ini.
Deniss yang curiga terhadap Angela, Karena hanya dia dan temanya. Tidak ada diantara mereka. Dia lalu ingin memastikan kebenaran yang ia rasakan. Dan pergi ketenda tempat dimana Angela dan temannya berkumpul.
Benar saja, Sebelum dia bertanya kepada Angela. Dia tidak sengaja mendengar Angela dan temannya. Berbicara mengenai kondisi Riska.
"Kalian tau engga, Sih? Cewek jalang itu pasti lagi ketakutan?." Angela menceritakan kondisi Riska dengan temannya.
"Jelaslah, Kamu hebat banget. Bisa semudah itu nyingkirin sainganmu." Jawab salah seorang temannya.
Deniss pun tanpa banyak berkata masuk kedalam tenda dan menarik lengan Angela. Untuk keluar dan menjelaskan dimana Riska berada.
"Cepat katakan, Dimana riska?."Deniss meminta Angela mengatakannya.
"Engga mau, Cari aja sendiri?." Angela menolak memberitahukan Deniss mengenai Riska.
Deniss pun bersikap kasar kepada dirinya. Dengan mendorongnya hingga terjatuh ketanah.
"Kalau terjadi sesuatu dengan Riska, Lo bakal nyesel. Gua engga bakal biarin lo gitu aja." Deniss mengancam Angela. Dia lalu melangkahkan kakinya menuju kedalam hutan untuk mencari keberadaan Riska saat ini.
"Berengsek lo kak. Apa bagusnya tuh cewe? Sampe lo ngorbanin diri gua." Gumamnya dalam kesendiriannya.
***
"Riskaaaa."
"Riskaaaa."
Deniss terus berteriak mencari riska. Lalu hujan pun turun mengguyur hutan. Namun Deniss tidak perduli dengan kondisi itu. Yang ada dipikirannya hanya menemukan Riska. Meski kini dirinya basah karena terguyur hujan.
Riska yang berada ditengah-tengah hutan. Terus menangis karena ketakutan. Dia pun terus berteriak.
"Tolonggggg."
"Tolonggggg."
Hingga akhirnya Deniss. Mendengar suara Riska. Dan dia pun menemukan Riska. Saat melihat Riska dari kejauhan Deniss pun langsung menghampirinya dan memeluk tubuh Riska. Yang saat ini sama basahnya karena terkena hujan.
"Maafkan aku." Ucap Deniss menyesalinya.
"Kak Deniss?."
Karena begitu merasa ketakutan. Riska pun lalu pingsan. Dan dia lalu segera dibawa oleh Deniss ketempat perkemahan.
Guru-guru beserta teman -temannya merasa bersyukur saat melihat Deniss telah menemukan Riska.
"Tolong Riska cepat." Ucap Deniss sambil membopong tubuh Riska.
"Apa yang terjadi dengan Riska, Deniss?." Tanya gurunya.
"Dia pingsan saat aku menemukannya." Jelas Deniss sambil meletakkan Riska didalam tenda.
"Biar Ibu guru dan Elsa yang mengurus Riska. Sebaiknya kamu mengganti pakaianmu Deniss." Perintah Ibu gurunya.
"Baiklah." Deniss lalu pergi dari tempat itu dan kembali ketendanya.
****
Pagi harinya, Riska yang sudah sadar dan sedang duduk dibangku kecil. Depan tenda pun tersadar. Saat dirinya sudah tidak lagi memakai cincin pernikahannya. Dia lalu merasa kebingungan dan mencarinya disekitar tenda.
Riska merasa kecewa karena cincinnya tidak dapat dia temukan.
"Astaga bagaimana ini? Bila kakek Pratama tau. Bisa-bisa dia melaporkanku kepada polisi. Karena harga cincin itu seharga rumahku. Hiks. Hiks." Riska begitu menyesalinya karena telah menghilangkan cincin pernikahannya.
Saat Riska sedang menangis, Tiba-tiba Deniss datang dan menunjukkan cincin yang Riska miliki.
"Kau mencari ini?." Ucap Deniss sambil menunjukkan sebuah cincin dihadapan Riska.
Riska tanpa banyak bicara langsung dengan cepat mengambil cincin ditangan Deniss. Sontak saja Deniss merasa heran.
"Sepertinya cincin itu begitu berharga bagimu?." Tanya Deniss begitu penasaran.
"Yah. Sangat berharga." Ucap Riska sambil memakaikannya kedalam jari.
Wali kelas pun secara tiba-tiba datang dihadapan mereka berdua. Dan berkata "Bersiap-siaplah kita akan pulang."
"Secepat itu kah?." Ucap Deniss dengan suara pelan.
"Kalau begitu aku akan merapikan barang-barangku, Bye. Sampai ketemu nanti." Riska lalu masuk kedalam tenda.
"Bye." Jawab Deniss sambil berlalu menuju tempat tendanya.
***bersambung ***
JANGAN LUPA DILIKE YACH DAN KASIH KOMENTARNYA 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments