Nona Louisa Dari Lembah Angin
Setelah memarkirkan mobilnya, Louisa berjalan cepat memasuki gedung New World Corp. Sesekali ia terlihat menyapa karyawan lain yang berselisih jalan dengannya dengan ramah.
New World Corp, merupakan sebuah lembaga balai penelitian yang memfokuskan diri pada pengembangan energi terbarukan yang didirikan pemerintah. Banyak peneliti bernaung didalamnya termasuk Louisa Balley.
Louisa Balley, wanita berusia 27 tahun merupakan seorang sarjana teknik energi dan sudah bergabung selama Iima tahun dengan New world corp.
Tiga tahun terakhir Louisa melakukan sebuah penelitian untuk suatu projek, dan besok merupakan hari dimana Ia akan mempresentasikan hasil kerja kerasnya selama ini.
Dimana presentasinya akan diikuti dua puluh perusahaan raksasa yang akan menjadi calon penyandang dana projek besarnya.
Louisa memeriksa ulang semua blue print "new life" dengan teliti memastikan tidak ada kekurangan yang akan mengakibatkan kesalahan untuk Ia presentasikan besok.
Setelah semua selesai Ia kemudian menyimpannya pada sebuah micro chip yang bisa dibuka oleh Louisa sendiri.
Hari sudah beranjak malam, Louisa beranjak dari kursinya dan hendak pulang.
Ketika mau menutup pintu ruangannya, seseorang berjalan kearahnya. Dia adalah Jhon Muel, rekan kerja sekaligus kekasih Louisa.
"Sudah selesai persiapan untuk besok sayang?".
"Sudah kuperiksa ulang semua, memastikan besok semua berjalan dengan baik"
"Kau gugup?"
"Sedikit, Bagaimanapun projek ini sudah berjalan selama tiga tahun. Dan besok penentuannya, apakah gagal atau sukses".
"Aku percaya kemampuanmu. Ayo kita makan malam, kamu pasti sudah lapar".
Louisa menganggukkan kepalanya, sambil bergandengan tangan mereka berjalan bersama menuju mobil Jhon Muel.
Ini memang sudah biasa, pulang kerja mereka makan malam bersama dan menggunakan mobil Jhon Muel. Mobil Louisa ditinggalkan di kantor, besok paginya Louisa pergi bekerja dijemput Jhon Muel.
Mobil bergerak dengan kecepatan sedang menyusuri jalan yang meliuk-luik di perut bukit.
Gedung New world corp memang berada di daerah perbukitan, bisa dikatakan dipuncak sebuah bukit. Dan komplek New world corp merupakan satu-satunya bangunan sejauh jarak dua puluh kilometer dari bangunan terdekatnya.
Masih setengah jalan tiba-tiba mobil berhenti, tidak jauh dari sebuah tebing terjal. Ini membuat Louisa bingung, apa lagi Jhon Muel keluar dari mobil.
"Sayang, kenapa berhenti?" tanya Louisa dari balik jendela mobil.
Ia masih di dalam mobil, entah kenapa ada sedikit firasat tidak enak jika keluar dari mobil.
Jhon melambaikan tangannya memanggil Louisa keluar dari mobil. Setengah ragu, akhirnya Louisa keluar juga dari mobil menuju Jhon yang berdiri tidak jauh dari pinggir tebing.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu" kata Jhon Muel.
"Apa itu? Kenapa harus ditempat ini, kan bisa nanti sambil makan malam".
"Disini tempat paling tepat Louisa". Suara Jhon Muel berubah menjadi dingin.
Dan entah kenapa Louisa seakan merasakan suatu bahaya sedang mengintainya.
"Katakan apa maumu..." dengan sedikit bergetar terdengar suara Louisa.
"Aku tidak akan basa basi. Berikan padaku blue print new life, jangan kwatir aku yang akan mempresentasikannya besok".
"Apa kau gila Jhon? Itu hasil kerja kerasku selama tiga tahun, dan kamu memintanya. Apa yang kau pikirkan?", teriak Louisa.
"Aku memang gila Louisa. Hanya kau saja yang tidak tahu. Sebelum projek new life jatuh ketanganmu, Aku sudah lebih dulu menelitinya selama delapan tahun tapi gagal. Saat Aku tau Engkau melakukan penelitian yang sama, dan hanya perlu waktu satu tahun menunjukkan suatu kemajuan yang tidak pernah Ku capai, saat itu aku memutuskan untuk mendekatimu".
"Kurang ajar kamu Jhon. Jadi hubungan kita hanya mainan bagimu?".
"Dasar gadis bodoh. Aku sudah punya tunangan yang sangat cantik. Untuk apa aku mendekati perempuan yang tidak tau mode sepertimu kalau bukan karena mengincar hasil projekmu. Ha ....ha..." Jhon Muel tertawa terbahak- bahak.
Air mata Louisa tanpa terasa keluar, hatinya terasa sakit mendengar pengakuan Jhon Muel, orang yang sudah dianggap kekasih oleh Louisa.
Satu tahun lebih mereka menjalin kasih, dan Louisa tadinya berharap hubungan mereka akan diresmikan setelah projeknya selesai.
"Serahkan padaku blue print nya, maka Kau akan selamat. Jika tidak jangan harap melihat sinar matahari besok!", seru Jhon.
"Tidak akan...!!"
Plak!!
Plak!!
Berulang Jhon Muel menampar pipi Louisa. Membuat pipi mulusnya berubah menjadi lebam kehitaman, dan meninggalkan perih bagi Louisa.
"Serahkan!!"
"Kau jahat Jhon, bahkan lebih baik mati bagiku dari pada menyerahkan blue print itu padamu...!!", teriak Louisa.
"Sesuai permintaanmu..."Jhon Muel mengeluarkan pistol dari balik punggungnya. Sepertinya Ia memang sudah sangat merencanakan hal ini dengan matang.
Dor! Dor! Dor!
Terdengar suara tembakan berturut- turut. Dan Louisa rebah ketanah dengan tubuh bersimbah darah.
Melihat itu dengan tidak berperasaan bersalah sedikitpun Jhon Muel menyerat Louisa kepinggir tebing.
"Hanya aku yang bisa mengenalkan projek New Life. Jika bukan aku, maka tidak seorangpun akan Ku izinkan mengetahuinya. Akan kubunuh siapapun itu!" gumamnya dengan tegasnya sambil berjalan menuju mobilnya dan dengan kecepatan tinggi meninggalkan tempat tersebut.
*********
Sementara Louisa saat didorong dari pinggir tebing, kesadarannya hampir hilang, pandangan matanya mengggelap. Hanya ada setitik kesadaran disana.
"Apakah aku sudah mati?"
"Seperti inikah rasanya kematian? Sayang sekali hidupKu. Padahal masih banyak lagi yang belum Aku lakukan, belum lagi janji-janji yang belum terpenuhi. Seandainya ada kesempatan kedua, aku akan berusaha memenuhi janji Ku".
Begitu kalimat terakhir melintas di pikirannya, tiba-tiba tubuhnya terhisap melalui pusaran angin yang sangat kuat.
Tidak beberapa lama tubuhnya seperti dihempaskan, membuat kepalanya sangat sakit. Matanya terasa berat, tapi ia berusaha untuk membukanya.
"Uhk... kepalaku", keluhnya sambil mengerang kesakitan.
"Permaisuri... Syukurlah anda akhirnya sadar" terdengar suara perempuan paruh baya disampingnya penuh dengan kelegaan.
"Siapa..."
"Sebentar permaisuri, hamba akan memanggil tabib istana terlebih dahulu" katanya cepat memotong perkataan Louisa.
Dan setengah berlari perempuan itu keluar dari ruangan itu, membuka pintu dan menutupnya kembali dengan perlahan.
Setelah perempuan itu menghilang dari pandangan, Louisa mencoba untuk bangun tapi tubuhnya terasa sangat lemas membuat ia terjatuh kembali keposisi tidur.
Louisa memeriksa tubuhnya, seingatnya dia ditembak Jhon Muel berkali kali.
"Mengapa tidak ada luka sama sekali?", pikirnya.
Sekali lagi Ia mencoba memeriksa tubuhnya, Ia sedikit terkejut saat menyadari tubuhnya sedikit lebih berisi dari biasanya.
Warna kulitnya pun sedikit lebih cerah dari biasanya.
"Dan pakaian model apa ini? Seperti pakaian mode kerajaan jaman dulu?"
Ia mencoba berpikir kira-kira ada dimana, tapi kepalanya terasa semakin sakit sehingga Ia memejamkan matanya. Perlahan sebuah informasi berupa sebuah ingatan masuk kepalanya.
"Ingatan siapa ini?"
Ingatan itu semakin lama semakin cepat, seperti sebuah rol film yang diputar dengan sangat cepat dan berhenti bertepatan dengan suara pintu yang terbuka diikuti langkah kaki masuk kedalam ruangan itu.
"Permaisuri..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Murni Dewita
👣
2024-08-25
0
Oi Min
apa Louisa g bisa bela diri ato apa gitu??
2023-03-12
0
Rhenii RA
Khawatir
2022-08-25
0