NovelToon NovelToon

Nona Louisa Dari Lembah Angin

Dikhianati

Setelah memarkirkan mobilnya, Louisa berjalan cepat memasuki gedung New World Corp. Sesekali ia terlihat menyapa karyawan lain yang berselisih jalan dengannya dengan ramah.

New World Corp, merupakan sebuah lembaga balai penelitian yang memfokuskan diri pada pengembangan energi terbarukan yang didirikan pemerintah. Banyak peneliti bernaung didalamnya termasuk Louisa Balley.

Louisa Balley, wanita berusia 27 tahun merupakan seorang sarjana teknik energi dan sudah bergabung selama Iima tahun dengan New world corp.

Tiga tahun terakhir Louisa melakukan sebuah penelitian untuk suatu projek, dan besok merupakan hari dimana Ia akan mempresentasikan hasil kerja kerasnya selama ini.

Dimana presentasinya akan diikuti dua puluh perusahaan raksasa yang akan menjadi calon penyandang dana projek besarnya.

Louisa memeriksa ulang semua blue print "new life" dengan teliti memastikan tidak ada kekurangan yang akan mengakibatkan kesalahan untuk Ia presentasikan besok.

Setelah semua selesai Ia kemudian menyimpannya pada sebuah micro chip yang bisa dibuka oleh Louisa sendiri.

Hari sudah beranjak malam, Louisa beranjak dari kursinya dan hendak pulang.

Ketika mau menutup pintu ruangannya, seseorang berjalan kearahnya. Dia adalah Jhon Muel, rekan kerja sekaligus kekasih Louisa.

"Sudah selesai persiapan untuk besok sayang?".

"Sudah kuperiksa ulang semua, memastikan besok semua berjalan dengan baik"

"Kau gugup?"

"Sedikit, Bagaimanapun projek ini sudah berjalan selama tiga tahun. Dan besok penentuannya, apakah gagal atau sukses".

"Aku percaya kemampuanmu. Ayo kita makan malam, kamu pasti sudah lapar".

Louisa menganggukkan kepalanya, sambil bergandengan tangan mereka berjalan bersama menuju mobil Jhon Muel.

Ini memang sudah biasa, pulang kerja mereka makan malam bersama dan menggunakan mobil Jhon Muel. Mobil Louisa ditinggalkan di kantor, besok paginya Louisa pergi bekerja dijemput Jhon Muel.

Mobil bergerak dengan kecepatan sedang menyusuri jalan yang meliuk-luik di perut bukit.

Gedung New world corp memang berada di daerah perbukitan, bisa dikatakan dipuncak sebuah bukit. Dan komplek New world corp merupakan satu-satunya bangunan sejauh jarak dua puluh kilometer dari bangunan terdekatnya.

Masih setengah jalan tiba-tiba mobil berhenti, tidak jauh dari sebuah tebing terjal. Ini membuat Louisa bingung, apa lagi Jhon Muel keluar dari mobil.

"Sayang, kenapa berhenti?" tanya Louisa dari balik jendela mobil.

Ia masih di dalam mobil, entah kenapa ada sedikit firasat tidak enak jika keluar dari mobil.

Jhon melambaikan tangannya memanggil Louisa keluar dari mobil. Setengah ragu, akhirnya Louisa keluar juga dari mobil menuju Jhon yang berdiri tidak jauh dari pinggir tebing.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu" kata Jhon Muel.

"Apa itu? Kenapa harus ditempat ini, kan bisa nanti sambil makan malam".

"Disini tempat paling tepat Louisa". Suara Jhon Muel berubah menjadi dingin.

Dan entah kenapa Louisa seakan merasakan suatu bahaya sedang mengintainya.

"Katakan apa maumu..." dengan sedikit bergetar terdengar suara Louisa.

"Aku tidak akan basa basi. Berikan padaku blue print new life, jangan kwatir aku yang akan mempresentasikannya besok".

"Apa kau gila Jhon? Itu hasil kerja kerasku selama tiga tahun, dan kamu memintanya. Apa yang kau pikirkan?", teriak Louisa.

"Aku memang gila Louisa. Hanya kau saja yang tidak tahu. Sebelum projek new life jatuh ketanganmu, Aku sudah lebih dulu menelitinya selama delapan tahun tapi gagal. Saat Aku tau Engkau melakukan penelitian yang sama, dan hanya perlu waktu satu tahun menunjukkan suatu kemajuan yang tidak pernah Ku capai, saat itu aku memutuskan untuk mendekatimu".

"Kurang ajar kamu Jhon. Jadi hubungan kita hanya mainan bagimu?".

"Dasar gadis bodoh. Aku sudah punya tunangan yang sangat cantik. Untuk apa aku mendekati perempuan yang tidak tau mode sepertimu kalau bukan karena mengincar hasil projekmu. Ha ....ha..." Jhon Muel tertawa terbahak- bahak.

Air mata Louisa tanpa terasa keluar, hatinya terasa sakit mendengar pengakuan Jhon Muel, orang yang sudah dianggap kekasih oleh Louisa.

Satu tahun lebih mereka menjalin kasih, dan Louisa tadinya berharap hubungan mereka akan diresmikan setelah projeknya selesai.

"Serahkan padaku blue print nya, maka Kau akan selamat. Jika tidak jangan harap melihat sinar matahari besok!", seru Jhon.

"Tidak akan...!!"

Plak!!

Plak!!

Berulang Jhon Muel menampar pipi Louisa. Membuat pipi mulusnya berubah menjadi lebam kehitaman, dan meninggalkan perih bagi Louisa.

"Serahkan!!"

"Kau jahat Jhon, bahkan lebih baik mati bagiku dari pada menyerahkan blue print itu padamu...!!", teriak Louisa.

"Sesuai permintaanmu..."Jhon Muel mengeluarkan pistol dari balik punggungnya. Sepertinya Ia memang sudah sangat merencanakan hal ini dengan matang.

Dor! Dor! Dor!

Terdengar suara tembakan berturut- turut. Dan Louisa rebah ketanah dengan tubuh bersimbah darah.

Melihat itu dengan tidak berperasaan bersalah sedikitpun Jhon Muel menyerat Louisa kepinggir tebing.

"Hanya aku yang bisa mengenalkan projek New Life. Jika bukan aku, maka tidak seorangpun akan Ku izinkan mengetahuinya. Akan kubunuh siapapun itu!" gumamnya dengan tegasnya sambil berjalan menuju mobilnya dan dengan kecepatan tinggi meninggalkan tempat tersebut.

*********

Sementara Louisa saat didorong dari pinggir tebing, kesadarannya hampir hilang, pandangan matanya mengggelap. Hanya ada setitik kesadaran disana.

"Apakah aku sudah mati?"

"Seperti inikah rasanya kematian? Sayang sekali hidupKu. Padahal masih banyak lagi yang belum Aku lakukan, belum lagi janji-janji yang belum terpenuhi. Seandainya ada kesempatan kedua, aku akan berusaha memenuhi janji Ku".

Begitu kalimat terakhir melintas di pikirannya, tiba-tiba tubuhnya terhisap melalui pusaran angin yang sangat kuat.

Tidak beberapa lama tubuhnya seperti dihempaskan, membuat kepalanya sangat sakit. Matanya terasa berat, tapi ia berusaha untuk membukanya.

"Uhk... kepalaku", keluhnya sambil mengerang kesakitan.

"Permaisuri... Syukurlah anda akhirnya sadar" terdengar suara perempuan paruh baya disampingnya penuh dengan kelegaan.

"Siapa..."

"Sebentar permaisuri, hamba akan memanggil tabib istana terlebih dahulu" katanya cepat memotong perkataan Louisa.

Dan setengah berlari perempuan itu keluar dari ruangan itu, membuka pintu dan menutupnya kembali dengan perlahan.

Setelah perempuan itu menghilang dari pandangan, Louisa mencoba untuk bangun tapi tubuhnya terasa sangat lemas membuat ia terjatuh kembali keposisi tidur.

Louisa memeriksa tubuhnya, seingatnya dia ditembak Jhon Muel berkali kali.

"Mengapa tidak ada luka sama sekali?", pikirnya.

Sekali lagi Ia mencoba memeriksa tubuhnya, Ia sedikit terkejut saat menyadari tubuhnya sedikit lebih berisi dari biasanya.

Warna kulitnya pun sedikit lebih cerah dari biasanya.

"Dan pakaian model apa ini? Seperti pakaian mode kerajaan jaman dulu?"

Ia mencoba berpikir kira-kira ada dimana, tapi kepalanya terasa semakin sakit sehingga Ia memejamkan matanya. Perlahan sebuah informasi berupa sebuah ingatan masuk kepalanya.

"Ingatan siapa ini?"

Ingatan itu semakin lama semakin cepat, seperti sebuah rol film yang diputar dengan sangat cepat dan berhenti bertepatan dengan suara pintu yang terbuka diikuti langkah kaki masuk kedalam ruangan itu.

"Permaisuri..."

Permaisuri Lorine Valley

"Permaisuri..."

Louisa membuka matanya, dan melihat wanita paruh baya yang tadi diruangannya bersama seorang pria tua beraroma herbal berdiri disamping tempat tidurnya.

"Ijinkan hamba memeriksa kondisi yang mulia"katanya dengan hormat.

Louisa menganggukkan kepalanya dengan pelan. Dari ingatan yang di perolehnya dari pemilik tubuh yang ditempatinya ia mengetahui pria tua itu merupakan tabib istana bernama Kurd Lounses. Dan perempuan paruh baya itu merupakan pelayan pribadinya yang bernama Reneisme.

Tabib itu memeriksa denyut nadinya, dan kelopak matanya.

"Yang mulia apakah masih pusing?"tanyanya.

Louisa menganggukkan kepalanya.

"Itu sangat wajar yang mulia mengingat anda jatuh dari tempat yang cukup tinggi. Bahkan anda masih bisa hidup saja sudah merupakan keajaiban. Satu Minggu ini yang mulia mungkin masih akan merasakan sedikit pusing. Hamba akan meracik obat untuk yang mulia minum agar rasa pusingnya berangsur angsur menghilang."

" Terima kasih paman"

"Tidak usah berterima kasih yang mulia. Itu sudah merupakan tugas hamba sebagai tabib istana"

"Tapi paman sudah berulang kali membantuku" kata Louisa saat ingatan sang permaisuri berkelebat dipikirannya.

"Sudah sewajarnya seorang paman membantu keponakannya. Sekarang istirahatlah, jangan pikirkan hal yang tidak perlu. Langit punya caranya sendiri menuntun langkah orang yang dipilihnya"katanya sambil tersenyum dan melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Reneisme mendekati Louisa setelah tabib Kurd pergi.

"Permaisuri sebaiknya makanan dulu, setelah itu minum obat. Biar hamba siapkan makanan dan obat yang mulia"

"Baik"jawab Louisa singkat.

Reneisme keluar sebentar, tapi tidak berselang lama ia sudah kembali sambil membawa nampan berisi makanan dan obat herbal yang telah diracik tabib Kurd sebelumnya.

Ia kemudian menyuapi Louisa dengan telaten sampai makanan dan obat Louisa habis. Reneisme bukan hanya pelayan pribadi permaisuri Lorine, tapi juga ibu asuh Lorine dari bayi.

Dan saat Lorine menikah ia ikut keistana menjadi pelayan pribadi sang permaisuri. Dan bagi Lorine sendiri, Reneisme sudah seperti ibu kandungnya.

"Sekarang istirahatlah, aku akan menjagamu"

"Terimakasih, ibu"

Reneisme tersenyum, ada setitik air mata mengalir disudut matanya. Setelah melihat Lorine memejamkan matanya, ia bergerak merapikan selimut Lorine sedikit dan mengantar kembali nampan tempat makanan dan obat herbal kembali kedapur.

Sementara Louisa tengah bermimpi, berada di suatu tempat seperti Padang rumput yang indah.

Saat ia menoleh ke sampingnya seorang perempuan yang sangat mirip dirinya tengah duduk dengan santainya sambil melihat Padang rumput yang membentang.

"Salam jumpa lagi Louisa" katanya tanpa menoleh ke arah Louisa.

"Salam jumpa juga Lorine"jawab Louisa. "Terima kasih mengijinkan ku menggunakan tubuhmu"

"Jangan berterima kasih. Karena sekarang aku adalah kau, dan kau adalah aku. Dengan rohmu, tubuhku tetap hidup, sementara dengan tubuhku rohmu tetap hidup"

Louisa tersenyum, sepertinya apa yang dikatakan Lorine ada benarnya juga. Tapi ia masih bertanya tanya juga di dalam hati, kira kira mengapa Tuhan memberinya kesempatan hidup kedua.

"Kau pasti bertanya kenapa kau bisa mengalami reinkarnasi kedalam tubuhku bukan?"tanya Lorine yang seperti tahu apa yang dipikirkannya

"Iya. "

"Itu karena aku ada tugas yang tidak bisa aku penuhi. Tapi aku yakin kamu pasti bisa melakukannya"

"Kalau kau memang ada tugas dan sadar akan tanggung jawabmu, kenapa kau bunuh diri?"

" Aku tidak pernah bunuh diri Louisa. Itu murni kecelakaan sebagai hasil karena kecerobohan ku. Kau pasti tahu dari ingatanku, kalau suamiku raja Peter Henry akan menceraikan ku. Dan itu membuatku sangat sedih dan putus asa. Dan malam saat kejadian aku sedang ada balkon dan menangis. Tanpa sadar aku di melangkah kepinggir balkon sambil melihat bulan berusaha mencari ketenangan diri dan tidak sengaja malah tergelincir dan jatuh."cerita Lorine panjang lebar.

"Kau memang bodoh dan ceroboh"jawab Louisa.

"Kau tahu Louisa, aku sangat mencintai yang mulia. Kami sudah bertunangan saat aku masih berumur satu tahun. Ketika aku berumur enam belas tahun , kami menikah, dan sebentar di lagi kami seharusnya merayakan hari pernikahan kami yang ketiga."

"Kapan itu?" tanya Louisa penasaran

"Bertepatan dengan hari putusan cerai kami"

"Huh. Jahat sekali dia Lorine"gerutu Louisa geram.

"Tapi di kerajaan Gordon peraturannya memang seperti itu. Saat seorang raja hendak menceraikan permaisuri nya, putus cerainya harus dilakukan pada hari pesta perkawinan mereka "

"Kenapa demikian Lorine? Bukankah itu sangat menyakitkan hati permaisuri?"

"Tidak demikian Louisa. Ini dibuat juga untuk melindungi hak dari permaisuri. Karena saat pesta pernikahan seorang permaisuri dapat meminta hadiah kepada sang raja. Dan karena putus cerai dibuat bertepatan dengan hari pesta di perkawinan, sebagai ganti di pesta maka permaisuri dapat meminta apapun pada raja sebagai pengganti waktu yang telah ia habiskan untuk melayani raja dan kerajaan. Dan raja tidak berhak menolaknya kecuali untuk tiga hal."

"Apa itu Lorine?"

"Pertama menolak diceraikan, karena itu memang putus cerai. Kedua tahta raja. Ketiga meminta lebih dari empat puluh persen wilayah kerajaan."

"Hal yg sang pertama dan kedua aku mengerti. Tapi yang ketiga, aku kurang paham maksudnya".

"Maksudnya seorang permaisuri dapat meminta hadiah berupa wilayah kerajaan sampai empat puluh persen dari ukuran luas kerajaan, tapi tidak lebih."

"Wow peraturan yang sangat ajaib menurutku. Jadi semua wilayah bisa diminta? Bisa, kecuali wilayah distrik utama yang merupakan ibu kota kerajaan . Tapi harus merupakan satu kesatuan wilayah. "

"Berarti harus berdekatan begitu maksudmu? Aku mengerti sekarang."

"Dari ingatanmu yang kudapat, keluarga mu berasal dari distrik sembilan. Dan itu merupakan daerah yang kurang subur. Apa benar begitu?"

"Memang benar. Bahkan distrik Sembilan baru masuk wilayah kerajaan Gordon seratus lima puluh tahun di yang lalu. Tepatnya setelah di kakek buyutku menjadi tabib kerajaan."

"Jadi sebelumnya distrik sembilan merupakan kerajaan kecil bernama Lembah Angin. Tapi Lembah Angin bukan hanya kecil tapi juga miskin"

"Apa karena miskin makanya Lembah Angin diambil alih kerajaan Gordon?"

"Iya dan tidak. Iya karena bahkan sampai sekarang Lembah Angin masih saja miskin dan dibantu kerajaan Gordon. Tidak karena itu awalnya adalah hadiah yang diberikan kepada kakek buyut yang berhasil menyelamatkan kerajaan di Gordon dari penyakit malaria dimasa lalu."

"Malaria berarti pohon kina'"

"Kau juga tahu pohon itu?"

"Aku tau namanya, tapi tidak tahu bentuk pohonnya. Aku hanya tahu, pohon kina bisa mengobati demam yang di sebabkan nyamuk malaria"

"Kakek buyutnya merupakan seorang raja dan juga tabib yang hebat. Dan beliau menggunakan kina sebagai obat mengatasi penyakit itu. Di lembah angin ada suatu tempat di yang di disebut lembah kina karena banyaknya pohon kina yang di tumbuh disana. Suatu saat nanti kamu harus pergi kesana."

"Aku pasti akan pergi melihatnya. Tapi mendengar ceritanya, mengapa raja menceraikan mu?"

"Karena ia ingin menikah lagi...."

Sebuah nama

"Karena ia ingin menikah lagi."

"Dia berkata ingin punya penerus, seolah aku tidak menginginkan hal yang sama"terdengar lirih suara Lorine.

Ada kesedihan mendalam dalam suaranya.

"Tapi bukankah hal biasa seorang raja memiliki lebih dari satu istri? Setidaknya itu yang aku tahu"

"Memang benar. Tapi peraturan di Gordon membatasi hal itu. Saat seorang raja yang telah memiliki seorang permaisuri, ia tidak dapat menikah lagi. Kecuali ia terlebih dahulu menceraikan permaisuri nya atau permaisuri meninggal dunia. Tapi bisa juga sebelum ia memiliki permaisuri, ia terlebih dahulu memiliki beberapa selir setelah itu baru mengangkat seorang permaisuri."

"Peraturan yang rumit"

"Iya memang sedikit rumit. Tapi itu dibuat untuk melindungi hak seorang permaisuri agar raja tidak sewenang wenang. Dan seorang raja yang pernah memiliki seorang permaisuri tapi menceraikannya, maka ia tidak bisa mengangkat kembali permaisuri yang lain. Kecuali ia menikahi kembali permaisuri yang telah diceraikannya. Kedudukan selir paling tinggi yang bisa diangkatnya adalah menjadi selir agung tapi itu juga harus memiliki persyaratan yang cukup berat"

Louisa menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Merasakan betapa rumitnya peraturan di Gordon. Walaupun ia tahu semua itu bertujuan baik agar tidak ada perceraian terjadi antara raja dan permaisuri.

Tidak terasa mereka berbincang cukup lama, walaupun dalam mimpi Louisa. Tapi itu semua terasa nyata. Ia telah mengetahui banyak hal. Saat Louisa membuka matanya, hari telah pagi.

"Permaisuri, Anda telah bangun? Mari saya bersihkan tubuh Yang Mulia.. " terdengar suara Reneisme disampingnya.

"Ibu, bolehkah aku mandi saja. Tubuhku terasa sangat lengket"

"Hari ini jangan dulu. Cukup hamba lap saja permaisuri. Besok baru Yang Mulia bisa mandi."

"Baiklah ibu"

Pelayan itu kemudian mengelap tubuh Louisa dengan kain sampai bersih. Setelah semua selesai, kembali membantu Louisa memakai baju baru yang bersih. Semua selesai, wajah Louisa terasa lebih segar sekarang. Reneisme bertepuk tangan dua kali, tak berapa lama masuk dua orang pelayan membawa nampan. Satu nampan berisi

makanan, sementara yang satu lagi nampan berisi obat herbal.

"Salam yang mulia permaisuri..." kata keduanya dengan posisi sedikit membungkukkan badannya.

"Salam kalian aku terima, silahkan"

Mereka kemudian meletakkan nampan yang mereka bawa diatas meja. Dan mulai menghidangkan makanan tersebut. Louisa duduk ditempat tidurnya dengan dibantu Reneisme.

"Kalian boleh pergi. Biar Reneisme saja yang melayani ku."

Mereka melihat kearah Reneisme yang dijawab anggukan kepala Reneisme.

"Kalau begitu kami pamit undur diri Yang Mulia"

Reneisme mengambil makanan dan menyuapi Louisa sampai makanan nya habis. Dan kemudian membantu Louisa meminum obat herbal nya sampai habis .

"Ibu hari ini punya banyak tugas?"

"Tidak permaisuri. Tugasku hanya menemani permaisuri"

Biasanya Reneisme mempunyai tugas yang tidak sedikit. Dia merupakan tangan kanan sang permaisuri. Sehingga sebagian pekerjaan permaisuri akan diambil alih olehnya. Tapi setelah raja memutuskan akan menceraikan permaisuri Lorine, maka secara otomatis tugas tugas permaisuri ditarik darinya dan dijalankan oleh ibu suri. Dan dengan demikian tugas Reneisme pun hanyalah sebatas pelayan pribadi sang permaisuri, tidak ikut terlibat lagi dalam urusan harem istana.

Sepanjang hari itu mereka habiskan dengan berbincang. Sebisa mungkin Reneisme berusaha menghindarkan pembicaraan mengenai raja dan perceraian Lorine. Karena ia tidak ingin membuat Lorine bersedih. Hari sudah malam, Reneisme meminta Lorine beristirahat.

Tapi sesaat sebelum beranjak pergi, Louisa menggenggam tangan Reneisme erat.

"Ada apa yang mulia? Anda mau hamba jaga sampai anda tertidur?"

"Ibu..."katanya ragu

"Katakan apa yang mengganjal pikiran Yang Mulia. Hamba akan mendengarkan"ujarnya lembut.

"Yang Mulia Raja mengatakan kalau aku mandul. Makanya beliau menceraikanku. Apa mungkin yang dikatakan raja adalah benar?"

"Permaisuri, Anda telah diperiksa tabib istana berulang ulang . Tabib Kurd tidak akan berbohong tentang sesuatu yang penting. Jika beliau mengatakan permaisuri sehat dan subur, berarti memang demikian yang benar. Paduka Mang Mulia hanya sedikit tidak sabaran saja. Lagi pula sepanjang pengetahuan hamba, didalam keluarga Valley tidak pernah seorangpun yang ditemukan mandul. Dan yang mulia pun tidak pernah mengalami sakit yang parah, yang sekiranya bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Jadi hamba yakin itu tidaklah benar. Jangan dipikirkan lagi, yakinlah suatu saat nanti Paduka Yang Mulia pasti akan menyesali keputusan nya menceraikan anda. Sekarang istirahatlah Yang Mulia, agar Anda segera sehat kembali"

Louisa tersenyum. Walaupun ia tidak begitu peduli sebenarnya pada keputusan raja, tapi dalam hati ia kasihan kepada permaisuri Lorine.

Terkadang tanpa sadar Louisa dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Lorine. Dan kemudian membandingkannya dengan kisah cintanya yang ternyata berbanding terbalik dengan impiannya sendiri.

***

Hari berganti kesehatan Louisa semakin baik. Dia sudah mampu untuk berjalan tanpa merasa pusing. Karena sekian lama berada didalam kamar, Louisa ingin berjalan jalan melihat keadaan istana.

Bersama Reneisme ia berjalan kearah taman istana. Mereka duduk bangku yang ada ditaman sambil menikmati keindahan bunga bunga yang bermekaran di sana.

"Ren, aku ingin menyusun rencana apa yang akan kulakukan setelah putusan cerai di sahkan. Apakah ayahku sudah pulang dari perbatasan? Aku ingin meminta pendapat beliau"

"Belum permaisuri. Mungkin sekitar seminggu lagi Jendral baru sampai diistana."

"Jika telah sampai di istana tolong kabarkan agar beliau segera menemui ku."

"Baik permaisuri"

"Ren, temani aku ke perpustakaan istana. Ada yang ingin kucari disana"

"Mari Yang Mulia"

Mereka berjalan bersama menuju perpustakaan. Sesekali mereka berpapasan dengan pelayan dan penjaga yang bertugas. Sekitar lima menit kemudian mereka sampai diperpustakaan.

Perpustakaan itu sangat besar dengan ribuan buku yang disusun dengan rapi pada rak rak panjang.

Seperti perpustakaan pada umumnya, suasana disini sangat sepi bahkan terkesan dingin. Bahkan dalam ingatan Lorine, ia hanya pergi keperpustakaan saat masih belajar ilmu pengobatan.

Louisa mencari peta kerajaan Gordon.

Setelah menemukannya, ia membawanya kesebuah meja dan menarik kursi serta duduk disana. Louisa mengambil kuas serta kertas tulis yang telah ia siapkan sebelumnya dan mulai membuat beberapa catatan.

Setelah selesai peta dikembalikan ketempatnya, dan diganti dengan mengambil sebuah buku mengenai sejarah kerajaan Gordon.

Ia ingin lebih mengenal kerajaan Gordon, karena dari ingatan Lorine tidak begitu banyak ia ketahui. Ia membacanya dengan sungguh sungguh.

Dari buku itu juga ia mengetahui tentang sejarah lahirnya peraturan tentang perceraian raja dan permaisuri. Juga tentang syarat pengangkatan seorang selir menjadi selir agung.

Satu hal yang membuat Louisa terkejut, selama lima ratus tahun terakhir baru sekali seorang selir diangkat menjadi selir agung.

Ia merupakan seorang Jendral wanita pertama dan mempunyai peran penting pada masa perang waktu itu. Ia juga merupakan pelindung serta penasehat putra mahkota, bahkan sampai pengangkatan putra mahkota menjadi raja Gordon. Dan selir itu bernama Selir Agung Louisa Balley..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!