Cinta Tulus Viola
Hidup dalam serba-serbi kekurangan membuat Viola harus menjauh dari sang nenek.
Sejak kecil orang tua Viola sudah tiada hingga mau tidak mau Viola harus terbiasa dengan hidupnya yang bisa di kata dibawa kata sederhana.
Viola Kinara, gadis cantik berusia 17 tahun yang baru saja lulus SMA namun hidupnya sudah di terpah angin kencang yang memaksanya untuk tetap bertahan diusianya yang terbilang masih remaja.
Hidup Viola, jauh dari kata segala-galanya. Sejak Viola SMP sampai SMA, ia terus saja di bully oleh teman-teman sekolahnya karena berpenampilan lusuh.
Namun walau begitu, itu tidak membuat Viola putus harapan untuk meraih cita-citanya yang ingin menjadi seorang musisi terkenal karena sejak kecil, Viola sudah handal bermain biola.
Nenek Tia selalu bilang kepadanya bahwa Ibu Viola, Kinara. Sangat suka bermain biola.
Maka tak heran, Viola selalu senang bila bermain biola karena ia merasa lebih dekat dengan ibunya, Kinara.
Bahkan Viola selalu bersemangat, berdoa dan terus berusaha untuk meraih cita-citanya yang menurutnya akan membuatnya tambah bahagia.
…
Di sebuah rumah kumuh terlihat seorang wanita cantik tengah duduk melipat pakaian bersama wanita berusia senja di ruangan kecil.
"Cu, apakah kau yakin dengan keberangkatanmu besok ke Jakarta?" suara itu sudah terdengar parau.
"Iya Nek, Vio harus berangkat besok. Vio mau cari kerja di kota untuk biaya kuliah Vio yang mau lanjut tahun depan."
Viola menatap nenek Tia dengan tatapan sendu. Nenek Tia melihat wajah Viola hanya bisa menghela napas, pasrah.
"Baiklah Cu, lakukan apa yang menurutmu benar namun satu harapan nenek, Vio harus jaga diri disana."
"Iya nek, Vio akan selalu mengingatnya." ucap Viola sambil tersenyum, tidak lupa mengangguk.
Setelah membantu membereskan barang-barang, Nenek Tia keluar dari kamar Viola dengan wajah bersedih.
"Semoga cucuku disana selalu baik-baik saja." ucapnya begitu lirih.
Setelah mengucapkan kalimat itu, Nenek Tia menutup pintu kamar Viola kemudian pergi ke kamarnya.
Sedang Viola dengan hati yang senang, merebahkan tubuhnya yang terasa begitu lelah karena sejak tadi pagi hingga dini hari, ia belum pernah beristirahat.
"Hufft, semoga bila tiba disana, semua baik-baik saja." ucap Viola memejamkan kedua matanya.
…
Hari sudah berganti, matahari pun sudah menampakkan dirinya memberikan kehidupan untuk semua makhluk.
Viola dan nenek Tia bahkan sudah berada di halaman rumah.
"Neng, apakah cuman ini barang-barangnya?" tanya seorang pria tua yang akan mengantar Viola menuju Jakarta.
"Iya pak, hanya itu." jawab Viola.
Viola lalu menyalami tangan nenek Tia, walau rasanya sangat berat untuk pergi jauh dari sang nenek namun Viola harus melakukan itu, demi masa depan yang sudah ia impikan selama ini.
"Nenek, kalau begitu Viola pamit ya nek? Nenek sehat-sehat disini, Viola janji akan kabari nenek setelah tiba di Jakarta."
Setelah berucap, Viola meraih tubuh nenek Tia beberapa saat kemudian melepas pelukannya.
"Iya Cu, Viola jaga diri baik-baik ya disana? Jangan menyapa orang yang terlihat buruk."
Viola mengangguk paham kemudian pergi meninggalkan nenek Tia yang masih berdiri menatapnya.
Sesekali, Viola melambai kearah nenek Tia yang juga membalasnya.
"Maafin Viola, Nek. Viola terpaksa harus pergi." gumam Viola ketika nenek Tia sudah tidak terlihat lagi.
Sudah berjam-jam lamanya, Viola menghabiskan waktunya di dalam mobil. Sesekali Viola memainkan ponselnya walau ponsel itu sudah sangat jadul.
"Neng, kita sudah sampai di Jakarta" ucap pria tua tersebut melirik Viola dari kaca mobilnya.
"Oh gitu ya pak? kalau begitu saya turun disini saja, lagian saya juga mau mencari tempat tinggal dulu."
"Iya Neng."
Pria tua itu mengangguk kemudian memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
Viola dengan wajah bingung menatap kota Jakarta yang begitu ramai pengungjung.
"Apakah ini kota Jakarta? ternyata benar Jakarta memang sangat ramai." gumam Viola menatap kanan kiri kota metropolitan tersebut.
Viola terus berjalan sambil bertanya pada seseorang dimana tempat kosan yang murah.
"Misi Mas, Mbak Apa disini ada penyewa kos yang murah?" tanya Viola pada wanita dan pria muda.
"Iya Dek, dari sini Adek lurus saja bila sudah menemukan perempatan, belok kiri nah rumah warna hijau itulah tempatnya" jelas wanita muda tersebut.
"Oh gitu ya? makasih Mbak."
Viola tersenyum lalu berjalan pergi dan tanpa menunggu lama, Viola sudah menemukan rumah itu.
"Apakah ini rumahnya?" gumam Viola menatap heran rumah yang cukup besar itu.
"Tunggu, bagaimana bila rumah ini rumah yang di kontrakkan?"
Karena melihat rumah itu cukup besar membuat Viola sedikit ragu.
Namun ditengah lamunannya, Viola dikejutkan dengan kehadiran seorang pria bertubuh kekar.
"Permisi Dek, apa ada yang bisa saya bantu?" ucap pria tersebut.
"Eh iya Mas, apa ini rumah kosan?" tanya Viola to the point.
"Iya, ini rumah kosan." ucapnya, mendengar itu Viola tersenyum lebar.
"Mau saya antar bertemu bos?" tawar pria itu yang langsung diangguki Viola.
Mereka pun berjalan masuk ke rumah dengan wajah yang serius, Viola bahkan sudah berkeringat dingin.
Dan tidak lama, mereka pun masuk ke dalam ruangan pribadi seseorang. Mata Viola terbelalak melihat kesekelilingnya.
"Rumah ini sungguh sangat besar!!" gumam Viola dalam hati, menatap semua benda-benda mewah yang ada disana.
"Tunggulah disini, saya akan memanggil Bos saya dulu!" jelas pria tersebut.
Viola pun mengangguk paham hingga pria itu pergi meninggalkan Viola.
Viola terus memandangi benda-benda yang ada disana, terlihat semua benda-benda disana sangatlah mewah.
"Apakah pemilik rumah ini sangat kaya? tapi kenapa rumah sebesar ini ditempatkan sebagai kosan?" tanya Viola bergumam, terus memandang hingga ke sudut ruangan.
Setelah menunggu cukup lama, pria tersebut datang membawa seorang pria tampan.
"Apakah kau yakin ingin kos disini?" tanya pria tampan itu ketika berada di depan Viola.
"Iya Mas" jawab Viola diiringi anggukan.
"Ini memang kosan namun kami tidak menerima sembarang orang."
"Ma-maksud Mas?"
"Iya, kami hanya menerima orang yang mau bekerja dengan kami saja."
Pria tampan tersebut berkacak pinggang, menatap Viola dari atas sampai bawah.
"Aku sangat yakin, nih cewek bisa menghasilkan uang banyak." ucap pria tampan itu dalam hati.
"Kalau boleh tau memangnya kerja apa ya Mas?" tanya Viola merasa bingung.
Pria tampan itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya kearah Viola.
"Saya Hari Kusuma, saya seorang S
sutradara. Bila kau mau, saya bisa menjadikan kau seorang bintang."
Mendengar itu, kedua mata Viola terbelalak akan ucapan Hari. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan orang ternama dan tanpa berpikir panjang lagi, Viola mengangguk.
"I-iya mas saya mau, tujuan saya kesini memang untuk menjadi bintang."
Senyuman licik terbit dipelupuk bibir Hari bahkan hampir tidak terlihat.
"Benarkah, kalau begitu siapa namamu?"
"Viola mas, saya berasal dari kampung."
Lagi-lagi Hari mengangguk. "Jika usiamu?"
"17 tahun mas." tidak lupa Viola tersenyum karena begitu senangnya.
"Selamat ya Viola, kau bisa tinggal disini."
Mereka pun kembali bersalaman, bedanya keduanya tampak begitu bahagia sekarang.
…
Tidak lama, Viola kembali berjalan bersama pria yang membawanya bertemu Hari.
Banyak pasang mata yang menatap tidak suka kehadiran Viola yang berada disana.
"Gawat, ada penghuni baru lagi." gumam salah seorang wanita yang berjalan mendahului Viola.
"Iya, udah dia lebih cantik lagi daripada kita. Bisa-bisa kita nggak dapat jatah malam ini karena ada dia." jawab teman satunya yang diangguki wanita tadi.
Sedang Viola mendengar itu tersenyum pekik, walau tidak tahu apa maksud dari kedua wanita tersebut hingga mereka sudah tiba disebuah ruangan yang tampak begitu mewah.
"Inilah kamarmu, bila kau butuh sesuatu beri tahu aku saja."
Viola hanya mangut kemudian pria tadi kembali pergi meninggalkan Viola.
Viola yang sudah lelah langsung masuk ke dalam kamarnya dan memutuskan untuk beristirahat.
Terima kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
evaaylis
hai kak ku mampir👋👋👋
2021-07-04
0
YouTrie
Ok kak aku mampir
2021-07-03
0
Tia Oktavianti
Sudah aku rate, gift, like dan tambahkan ke reading list ya..
Salam hangat dari Author Bukan Salah Takdir
2021-07-01
0