Semenjak pertemuannya dengan Rendi, Hidup Alex menjadi sangat tidak tentram, ia marasa
ada sesuatu yang akan lepas lagi darinya. Alex menghabiskan malamnya di klub malam, ia memilih di temani oleh minuman keras itu untuk menghilangkan segala yang ada dalam pikirannya. Walaupun begitu ia selalu pulang di pagi hari, begitu pun dnegan hari ini. Pagi ini Alex walaupun dengan mata merahnya, ia
memaksakan diri untuk bangun. Dengan sempoyongan ia menuju ke kamar mandi,
mengguyur tubuhnya dengan air dingin berharap pengaruh inuman itu akan segera
menghilang.
“Siapkan air perasan jeruk nipis!” perintah Alex pada asistennya, Alex masih melilit tubuh bawahnya dengan handuk, air masih menetes di pundaknya dari rambutnya yang basah.
“Baik tuan!”
Tak berapa lama, pelayan datang dengan segelas air perasan jeruk nipis, Alex sudah
berganti dengan kemeja dan jasnya. Begitu rapi dengan wajah arogannya, bulu-bulu halus yang melekat di dagunya membuat wajahnya semakin arrogant saja.
“Siapkan mobil!”
“baik tuan!”
Alex sudah siap untuk berangkat kerja, tapi ia
hampir lupa jika di rumahnya sekarang ada orang-orang yang begitu berarti dalam
hidupnya.
“El…!” gumam Alex saat melewati sebuah kamar, bibir tipisnya melengkungkan senyum,
ia menyempatkan diri untuk melihat Nadin dan baby El di kamarnya. Alex membuka
kamar yang tertutup sempurna itu, ia melihat baby El sedang sendiri di atas
tempat tidur. Baby El menggumamkan kata-kata yang hanya dia sendiri yang
mengerti, baby berusia dua bulan itu sudah mulai aktif.
Alex melangkahkan kakinya ke dalam kamar tanpa permisi, ia tidak biasa melakukan itu
di rumahnya sendiri.
“Selamat pagi baby El ….!” Sapa Alex sambil mendaratkan ciumannya di wajah baby El,
sepertinya baby El juga sangat senang mendapatkan ciuman itu.
“Setelah melihatmu, daddy jadi malas sekali hari ini untuk berangkat kerja!” ucap Alex
sambil ikut berguling di samping baby El dan memegangi pipi tembem baby El.
“Dimana bunda mu? Apa dia sedang keluar dan meninggalkanmu sendiri di sini? Jahat
sekali!”
Ceklek
Tiba-tiba pintu kamar mandi di buka, membuat Alex reflek melihat kearah pintu itu,
menampakkan Nadin yang keluar dari dalam sana dengan rambut yang tergerai basah,
Alex terpaku olehnya.
Cantik ….
“Alex!” pekik Nadin, ia tampak begitu terkejut, untung saja ia sudah mengenakan
bajunya dari kamar mandi, Alex masih terpaku di buatnya tanpa merubah posisi
tubuhnya, melihat Nadin dengan rambut basahnya, pikirannya jadi berkelana.
Dia begitu cantik ….
“Alex …., kenapa kau di sini?” Nadin mengulangi pertanyaannya.
Astaga …, berhenti berpikir macam-macam Alex …., alex segera memejamkan matanya, menormalkan detak jantungnya. Ia merasakan bagian bawah tubuhnya sedang mengeras
saat ini, celananya jadi begitu sesak.
“Lihat baby El …, kau beruntung sekali. Bundamu begitu cantik!” ucap Alex, ia tidak
pernah menutupi jika ia mengagumi wanita yang ada di depannya itu.
“Lex …, jangan mulai …!”
“Tidak …, aku hanya mengatakan yang sebenarnya saja!”
“Terserah kau saja!” Nadin melanjutkan aktifitasnya, mengeringkan rambutnya yang basah dan menyisirnya, aktifitas Nadin yang itu semakin membuat Alex kepanasan di
buatnya, ia sengaja mengalihkan perhatiannya dengan sedangkan Alex bermain bersama baby El, tapi tetap saja matanya tidak bisa
beralih dari menatap Nadin.
Tapi sepertinya Nadin tidak menyadari dengan apa yang di alami Alex.
“oh iya Lex, aku akan segera pulang hari ini, tidak baik jika aku terlalu lama
tinggal di sini!” ucap nadin dengan santainya. Alex hanya bisa menahan
hasratnya ia sampai tidak fokus dengan apa yang di katakana oleh Nadin.
Karena semakin tidak bisa di tahan, Alex pun segera bangun dan berlalu dari kamar
Nadin, sebelum mencapai pintu, Alex kembali menghentikan langkahnya.
“Kita bicara di ruang makan, kita sarapan bersama!”
Alex segera berlalu, ia kembali masuk ke dalam kamarnya, melepaskan kembali jas dan
kemejanya, melepas ikat pinggangnya dan menuju ke kamar mandi, ia berdiri bi
bawah guyuran air dingin, menghilangkan rasa panas di dalam tubuhnya yang tidak
tertahan lagi.
Alex membutuhkan waktu satu jam di kamar mandi, ia harus menuntaskan hasratnya di
sana, bermain sendiri. Ia harus memundurkan semua jadwalnya di kantor.
“Pesona Nadin benar-benar membuatku gila, kenapa dia yang menjadi fantasi liar ku!”
gumam Alex, ia pun kembali mengeringkan rambutnya yang basah, mengganti kemeja
dan jasnya.
Setelah selesai dengan kegiatannya di dalam kamar, Alex segera menghampiri Nadin di
meja makan.
“kamu mandi lagi ya Lex? Kenapa?” tanya Nadin dengan polosnya, membuat Alex berdecak.
Hehhh ....., dia polos sekali ....
“Nggak pa pa, hanya ngrasa gerah aja! Oh iya kamu tadi bilang apa?” Alex segera
mengambil segelas air putih, tenggorokannya terasa sangat kering.
“Aku harus pulang lex!” mendengar permintaan Nadin, ia merasa tidak rela. Ia belum
rela melepaskan wanita di depannya itu, hari-hari yang mereka lewati satu tahun
terakhir telah memberikan warna yang indah untuk hidupnya yang kelam dan gelap.
Setidaknya selama Nadin bersamanya, ia sudah tidak lagi melakukan
pekerjaan-pekerjaan illegal.
“kenapa cepat sekali? tinggallah di sini beberapa hari lagi!” alex tetap berusaha untuk
menahannya. Ia tidak bisa membayangkan hidup jauh dari baby El dan Nadin.
“Tidak aku sudah satu minggu di sini, dan kau terus menahan ku!” nadin pun talk kalah
kerasnya, ia sudah meninggalkan rumahnya satu minggu semenjak saat itu.
Alex segera berdiri dari tempat duduknya, ia mendekati Nadin dan menggenggam
tangannya. Alex menatap Nadin begitu dalam dengan harapan besar wanita itu akan
mendengarkan ucapannya.
“Rumahmu sudah tidak aman sekarang, tinggallah di sini saja!”
Mendengar ucapan Alex, nadin mengerutkan keningnya, mempertanyakan kesungguhan ucapan Alex.
Nadin segera melepaskan tangannya dari
genggaman Alex. Ia kesal karena sepertinya semua alasan Alex tidaklah masuk
akal.
“Pertama kau mengatakan kalau kau punya surprise untukku, lalu kau mengatakan jika tidak ada yang bisa mengantarku, tidak aman untukku pulang sendiri, lalu rumahku
tidak aman, sebenarnya kau menyembunyikan apa dari ku, Lex?” kali ini Nadin
begitu marah.
“Tapi kali ini aku mengatakan yang sebenarnya!” Alex tetap berusaha meyakinkan Nadin untuk tidak kembali ke rumahnya.
“Benarkah, apa yang tidak aman?”
“percayalah padaku, aku mohon…, sekali saja. Percayalah padaku!”
Nadin diam, ia tidak tahu apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh pria di depannya
itu. Tapi ia harus berusaha untuk mencari tahu. Tapi jika mengajak baby El
bersamanya, ia kan sedikit kesulitan, mungkin dia akan meninggalkan baby El di
tempat Alex selama ia pergi.
“baiklah …, tapi aku harus pergi sebentar. Aku akan meninggalkan baby El di sini
sebentar, tidak pa pa kan?”
“Baiklah…, tapi jangan lama-lama. kasihan baby El jika di tinggal terlalu lama!”
“tidak, tidak sampai dua jam. Aku akan kembali!”
“Aku akan mengantarmu sampai rumah!”
“Baik!”
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Happy Reading 🥰😘😘❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
Eva
💪💪💪 Thor ...
2021-05-07
1
manis senja
kurasa yang jadi fantasi liarnya Alex tuh Aisyah.
2021-05-07
3
Layla
lanjut
2021-05-07
1