Sore ini seperti biasa, Aisyah akan mampir dulu ke rumah nadin sebelum berangkat
kerja ke mini market, ia biasa membawa makanan yang sengaja di buat ibunya
untuk mereka.
“Assalamualaikum kak!”
“Waalaikum salam, Sya! Mau berangkat kerja ya?”
“Iya nih kak, ini ibu bawakan pecel tumpang buat kakak!” Aisyah menyerahkan sebuah
rantang untuk Nadin dan letakkan nya di samping Nadin. Ia memperhatikan apa
yang sedang di lakukan oleh Nadin.
“makasih ya makanannya, sepertinya sangat enak. Ibu kamu baik banget sih sama kakak!”
“sama-sama kak. Kak Nadin lagi buat apa?”
“kakak lagi buat surat lamaran kerja!”
“Kakak serius ingin kerja?”
“Iya …., aku tidak mungkin menghabiskan uang mas Rendi untuk kehidupan sehari-hari
kami, itu haknya baby El!”
“tapi menurut aku selesaikan dulu urusan kakak sama suami kakak, tapi ingat satu hal
kak, Allah sangat membenci perceraian, jika masih bisa di perbaiki, maka perbaiki dulu kak, aku hanya mendoakan yang terbaik untuk kakak!’
“Makasih ya Ais, insyaAllah!”
“Iya …, Aisyah berangkat dulu ya, kasihan nanti koh wan nunggu lama lagi!”
“tempat kerjamu terlalu jauh lo, Sya! Pulangnya malam lagi! Hati-hati ya di jalan!”
“Iya kak, assalamualaikum!”
“waalaikum salam!”
Aisyah pun meninggalkan rumah Nadin, ia harus tetap kerja walaupun jaraknya terlalu
jauh dari rumahnya pulangnya juga malam. Tapi ia tidak punya pilihan lain,
hanya di minimarket itulah yang bisa menerima karyawan paruh waktu seperti
aisyah apalagi waktunya juga bisa di sesuaikan sendiri oleh Aisyah.
Tak jarang Aisyah memilih tidur di toko dan pulang pagi jika keadaan di luar sedang
hujan.
***
Sudah beberapa hari ini Alex menahan untuk tidak bertemu dengan Nadin dan baby El,
terakhir ia bertemu ketika bersama Aisyah tempo hari, itupun hanya sebentar.
Tapi kali ini ia tidak peduli dengan janjinya lagi, rasa rindunya sudah tidak
tertahan lagi. Sepulang kerja ia pun memutuskan untuk langsung menuju ke rumah
nadin, tak peduli dengan pria dingin itu lagi.
Alex melihat rumah Nadin tertutup, tak biasanya. Nadin biasanya selalu mengajak baby El bermain di luar rumah jika sore-sore seperti ini, apalagi langit begitu
cerah.
“Apa dia sedang pergi?” Alex turun dari mobil dengan membawa boneka di tangannya dan
juga seikat bunga. Ia memperhatikan rumah Nadin. Sangat sepi.
Tok tok tok
Alex mengetuk pintu rumah Nadin, cukup lama menunggu. Akhirnya pintu itu terbuka,
Nadin berdiri di depan pintu.
“Alex?”
“Maaf aku tidak bisa menepati janjiku, aku begitu merindukan kalian! Bisa aku menemui
baby El?”
Tapi tak menunggu jawaban dari Nadin, Alex seperti biasa akan menerobos masuk dan
mencari apa yang ia cari. Baby El sedang bermain di lantai beralaskan kasur lantai
tipis di depan tv, ia sudah mulai bisa bergerak bebas, sudah bisa tengkurap dan
meraih apapun yang ada di depannya, memasukkannya ke dalam mulutnya.
“El …, lihat daddy datang …, apa kau merindukan daddy mu ini?’ ucap Alex sambil
merengkuh tubuh mungil itu dan mengangkatnya meletakkannya di atas pangkuannya, menghujani baby El dengan ciuman yang bertubi-tubi.
Nadin tak bisa mencegahnya, mau bagaimanapun Alex punya hak itu. Dia yang sudah merawat baby El dan Nadin selama ini , walaupun ia bisa mencegah cinta Alex yang
ingin di berikan padanya tapi ia tidak bisa mencegah kasih sayang yang di
berikan Alex untuk baby El, itu terlalu jahat jika sampai ia lakukan.
“Lex …!”
“Aku mohon, jangan memintaku untuk pergi sekarang. Aku begitu merindukan kalian!”
Melihat mata tulus Alex membuat Nadin tidak tega mengusirnya, tapi matanya was-was
menatap ke depan ia takut jika sewaktu-waktu Rendi akan datang dan terjadi
keributan.
Dan benar saja, belum sampai nadin beranjak dari tempatnya, suara tegas dan penuh
penekanan itu menggema di seluruh ruangan.
“Alex!” ucap Rendi. Ucapannya berhasil membuat
Nadin dan Alex menoleh padanya.
“Rend!”
“Mas Rendi!”
Pekik Alex dan Nadin bersamaan. Alex segera berdiri dan menghampiri Rendi, ia tidak
mau membuat Nadin yang menanganinya.
“tenanglah rend, kita bisa selesaikan dengan baik-baik!” ucap alex mencoba menenangkan
Rendi.
“Jadi kau mengetahuinya selama ini? Jadi selama ini kalian bersama? Kenapa aku tidak
memikirkan jika kau di balik semua ini!” ucap Rendi dengan penuh amarah.
“Iya …, aku yang telah menyembunyikan mereka. Mereka tidak pantas bersama dengan
orang yang lebih mementingkan orang lain di bandingkan dengan keluarganya
sendiri!”
“Kau tidak tahu apa-apa, jadi berhenti ikut campur dalam masalah rumah tangga kami!”
“Kau sudah tidak punya hak untuk itu, hak-mu sudah hilang semenjak kau melepaskan
mereka waktu itu!”
***
Sore ini Aisyah henda ke pesantren, hari ini jadwalnya untuk mengaji bersama Kyai
hamid. Ia sudah bersiap-siap. Tapi belum sampai kakinya melangkah, ponselnya
berdering dengan cepat ia menyambarnya. Ia kira itu telpon dari Gus Fahmi.
“kak Nadin? Tidak biasanya!” aisyah pun segera menekan tombol terima.
“Assalamualaikum kak!”
“Waalaikum salam, ke sinilah cepat!” sambungan telpon terputus, Aisyah menjadi khawatir. Dengan cepat ia keluar dari kamar, ibunya sedang memotongi sayuran di ruang tv.
“Sya, nggak jadi ngaji?” tanya bu Santi heran melihat aisyah keluar tanpa membawa
tasnya dan terlihat buru-buru.
“Nggak bu, kak Nadin memanggilku, sepertinya ada masalah!”
“Ya sudah cepat ke sana, siapa tahu penting!”
“assalamualaikum!”
“waalaikum salam!”
Aisyah segera berlalu meninggalkan rumahnya, ia berlari ke rumah Nadin. Rumah Aisyah
dan rumah Nadin hanya butuh waktu dua menit untuk sampai.
Ia terpaku saat melihat dua laki\=laki dewasa itu sedang berdebat hebat, sebelum ia
mengucapkan salam, Nadin sudah lebih dulu menyerahkan baby El pada Aisyah.
“Bawa baby El …., aku akan mengambilnya jika sudah selesai!’
“baik kak!” Nadin mencium baby El sebelum melepaskannya pada Aisyah.
Aisyah segera membawa baby El keluar rumah, untung saja baby El tetap tenang di
tangannya. Ia tidak lagi berlari, ia memilih berjalan santai agar baby El
relaks.
Langkahnya terhenti tepat di depan rumah yang bersebrangan dengan rumah Nadin. Seorang
pria muda dnegan jasnya dan wajah yang sedikit cute itu menghadang langkahnya.
“Mau di bawa ke mana tuan muda?”
Aisyah mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan apa yang di tanyakan pria di
depannya itu.
Memang ini jaman kerajaan apa, ada
acara tuan muda-tuan muda segala ….
Aisyah terus mengamati pria yang ada di depannya itu. Ia ingat pria itu adalah pria
yang selalu bersama suami nadin, mungkin anak buahnya.
“Tuan muda El, mau dibawa kemana?”
Ohhhh …, maksudnya El ….
“kak Nadin memintaku membawanya ke rumahku, jika anda termasuk orang yang
berkepentingan maka akan lebih baik jika anda menghentikan perdebatan mereka
sebelum terjadi perkelahian! Assalamualaikum!”
“Waalaikum salam!”
Ahhh ya Allah akhirnya ada makluk-Mu yang jawab salam ku ….
***
Setelah aisyah keluar dari rumahnya, Nadin
segera mendekati dua pria yang salain berseteru itu.
“Kau sudah terlalu banyak masuk ke dalam rumah tangga kami!”ucap Rendi dengan wajah
yang sudah diliputi kemarahan.
“Iya …, karena kau yang memberi kesempatan itu!”Alex juga tak mau kalah. Ucapan Alex
benar-benar memancing emosi Rendi, Rendi segera melayangkan pukulannya pada
Alex, ketenangannya hilang jika itu menyangkut Nadin dan putranya.
Alex yang tidak terima akhirnya membalas pukulan Rendi, mereka benar-benar sudah
tidak menyadari jika baby El sudah tidak berada di sana. Baku hantam pun
terjadi antara dua pria dengan kekuatan yang sama itu.
“berhenti …!” teriak Nadin, tapi sepertinya teriakan Nadin tidak berpengaruh lagi
padanya, hingga Nadin menghadang pukulan mereka di tengah-tengah, dan benar saj
pukulan terakhir Rendi yang seharusnya ia tujukan kepada Alex ,mendarat di
lengan Nadin, membuat tubuh Nadin roboh.
Dua pria yang sedang membabi buta itu menghentikan perkelahiannya,
“Nadin!”
ucap mereka bersama-sama lalu menghampiri tubuh Nadin.
“Nad
…, kau tidak pa pa!” Alex hendak menyentuh nadin tapi segera di tepis oleh
Rendi.
“Tokki …, apa yang sakit, katakan!”
Nadin hanya menangis sambil memegangi lengannya yang terasa sangat nyeri, walaupun
pukulan itu meleset, tapi cukup keras untuk ukuran seorang wanita.
Nadin menatap Alex, dengan penuh permohonan ia meminta pada Alex.
“Lex …, tolong tinggalkan kami!”
“Nad …, tapi …!”
“Aku mohon …!”
“Baiklah ….!”
Alex menyerah, ia memang bukan siapa-siapa di sini, ia hanya orang yang berusaha
memberi yang terbaik untuk orang yang begitu berharga dalam hidupnya.
Alex pun meninggalkan nadin bersama dengan Rendi. Ini sudah cukup baginya.langkahnya
sedikit terhenti saat berpapasan dengan Ajun, tapi segera ia lanjutkan. Melihat
alex sudah pergi, ajun pun memilih mengurungkan niatnya untuk masuk, ini
merupakan kesempatan mereka berdua untuk menyelesaikan masalahnya.
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Happy Reading 🥰🥰😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
haiiis... cinta macam apa itu Lex... Uda jelas jelas di tolak masih maksa ingin memiliki.... haiis... bukan jodoh Lex .. Mak author tak menjodohkanmu dengan Nadin... terima ajha takdir Mak author ..
2022-11-15
0
Novika Riyanti
😁😁😁
kok lucu y😄😄😄
2022-03-16
0
Azka Maulana Lubis
lanjuuut
2021-09-17
0