Cukup Lama Alex menunggu hingga akhirnya Alex pun keluar bersamaan dengan jama’ah yang lainya.
Alex yang sibuk dengan ponselnya segera mencari keberadaan neneknya, ia menyakukan kembali ponselnya ke dalam jas, mengabsen satu persatu jama'ah perempuan yang keluar dari masjid.
Cukup lama, hingga akhirnya ia menemukan sosok yang di cari. Melihat neneknya keluar Alex pun segera menyambutnya, tapi langkahnya terhenti di tengah saat melihat seseorang yang sedang bersama neneknya.
Neneknya tidak sendiri, ia bersama dengan pemuda, pemuda yang tadi telah menegurnya. Pemuda yang menurutnya begitu sok tahu.
Dengan cepat Alex kembali menghampiri neneknya, “nek …!” ucap Alex sambil meraih tangan neneknya meraihnya dari pemuda yang berdiri di samping neneknya.
Nenek Widya melepaskan tangan Alex dan kembali memegang tangan pemuda itu.
“Makasih ya nak sudah membantu nenek!” ucap nenek alex pada pemuda yang telah memapahnya keluar dari masjid.
“Sudah menjadi kewajiban kami, nek! Nenek tidak usah sungkan!” ucap pemuda itu dengan senyum teduhnya.
“Semoga kita bisa bertemu kembali di lain kesempatang!”
“semoga, amin ....!" pemuda itu mengamini do'a nenek Widya.
"Kalau begitu saya permisi nek, assalamualaikum!”
“waalaikum salam!” Jawab nenek Widya, sedangkan Alex memilih diam. ia benar-benar tak tergerak hatinya untuk menjawab salam pemuda itu.
Akhirnya pemuda itu meninggalkan Alex bersama neneknya. Alex pun kembali memapah neneknya. suasana masjid sudah sepi, semua jama'ah sudah pergi kini tinggal mereka berdua.Tapi nenek Widya enggan melangkahkan kakinya.
"Kenapa lagi nek?" tanya Alex heran, ia selalu saja tidak bisa menebak apa yang di lakukan oleh nenek Widya.
“Nenek tuh pengen banget kamu jadi seperti pemuda tadi, sholeh, baik lagi dan lagi nggak kasar kayak kamu!”
“nek
…, Alex nggak suka ya di banding-bandingin, Memang Alex pernah kasar sama nenek?!” keluh Alex, ia terus memapah
neneknya hingga ke mobil.
"Jangan di kira nenek nggak tahu ya kelakuan kamu di luar sana, kamus ama bapak kamu itu sama aja, susah di atur!" Alex tetap diam walau dengan mendengarkan ceramah panjang dari
neneknya. Ia tidak pernah marah ataupun benci pada neneknya walaupun kerap kali neneknya mengatakan hal buruk tentangnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanannya yang tinggal beberapa meter saja. Sebenarnya jalan kaki saja mereka sudah sampai, tapi Alex tidak mungkin meninggalkan mobilnya di sana.
Setelah sepuluh menit akhirnya mereka sampai juga di pesantren. Nenek Widya turun di bantu oleh Alex.
"Bawa barang-barang yang ada di jok belakang ke pesantren!" nenek Widya meminta asisten
alex untuk mengeluarkan semua barang bawaannya sebagai oleh-oleh.
"Baik, nyonya!"
Kedatangan mereka langsung di sambut oleh kyai Hamid, kebetulan kyai Hamid baru saja
selesai melaksanakan sholat Ashar di masjid pesantren.
“Assalamualaikum pak kyai!” sapa nenek Alex.
“Waalaikum salam …, selamat datang bu Widya!” sambut pak Kyai Hamid dengan suka cita.
“Terimakasih pak Kyai atas penyambutannya, bagaimana kabar keluarga? Nyai Sarah?”
“Alhamdulilah kami baik bu Widya! Mari silahkan masuk!”
Nenek Widya pun segera masuk, Alex hanya bisa mengikuti neneknya. Sekarang kendali hidupnya ada pada neneknya.
“Gimana? Pesantren tidak ada masalah kan?”
“Alhamdulillah, semoga selalu dalam lindungan Allah!”
“Amiin!”
“Mari duduk bu Widya!”
“baik, terimakasih pak Kyai!”
"Bagaimana kabar bu Wid?, semoga selalu di jaga oleh Allah!"
"Alhamdulillah, berkat doa dari pak kyai, Allah memberikan kesehatan di usia saya yang sudah tidak muda lagi ini!"
Kyai Hamid pun segera memanggil Nyai Sarah, melihat tamunya sudah datang, Kyai Sarah segera meninggalkan dapur.
Mereka segera di sambut oleh bu nyai Sarah dengan sangat hangat, nenek widya yang memang sudah sangat akrab dengan nenek widya begitu senang dengan kedatangan nenek Widya.
“Ibu tidak perlu repot begitu dengan membawa banyak barang seperti itu.”
“Ini hanya sedikit saja rejeki yang memang sepatutnya kami bagi!”
Nyai Sarah beralih menatap pemuda yang bersama nenek Widya, ia mengamati pemuda itu, sebenarnya tampan tapi auranya begitu gelap.
“Alhamdulillah jika seperti itu bu, oh iya ini cucu bu Wid yang kemarin bu Wid ceritakan?”
“Iya kenalkan, ini Alex. Cucu saya satu-satunya!”
“tampan sekali cucu bu wid!” puji Nyai Sarah.
"Ya sama persis seperti Pram!" ucap Kyai Hamid yang memang sudah mengenal ayah Alex semenjak muda, mereka dulu berteman.
"Iya ....., pak Kyai benar!" nenek Widya ikut menimpali, ketika berkunjung ke pesantren nenek Widya seperti mengingat kembali bagaimana masa muda ayah Alex, Ayah Alex dan Kyai Hamid begitu akrab bahkan Kyai dulu sering berkunjung ke rumah nenek Widya, masa-masa SMA yang menyenangkan.
Alex yang di bicarakan hanya diam dengan senyum tipisnya nyaris tidak terlihat.
Mereka pun membahas tentang banyak memajukan pesantren. Hingga seseorang
datang.
“Assalamualaikum!”
“Waalaikum salam!”
Semua orang menoleh kepada orang yang baru saja datang, pemuda yang sama yang
membantu nenek widya keluar drai masjid tadi.
“Kemarilah nak, kenalkan ini nenek Widya dan cucunya. Mereka donatur tetap pesantren nurul
Jannah!”
“Salam kenal nenek, kita di pertemukan kembali oleh Allah …!” ucap pemuda itu dengan menundukkan kepalanya dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
“Alhamdulillah ....., Jadi dia putra pak kyai, kami tadi sempat bertemu!”
“benarkah …, Alhamdulillah, berarti Allah memang menakdirkan kalian untuk terus bertemu. Ini putra kami Fahmi. Dia barus saja menyelesaikan pendidikannya di Kairo!”
“Semoga …,semoga kalian kelak bisa bersahabat seperti ayah kalian!” ucap nenek Widya sambil menatap cucunya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan pembicaraan mereka.
Alex benar-benar tidak bisa berkomentar. Ia tidak bisa bertindak atau berkata
seenaknya sendiri seperti biasanya karena menyangkut nama baik neneknya.
🌺🌺🌺🌺
Kyai Hamid mengajak nenek Widya dan Alex untuk berkeliling melihat pesantren sedangkan Nyai Sarah memilih melanjutkan pekerjaannya di dapur. Gus Fahmi juga tidak bisa menemani Kyai Hamid berkeliling bersama tamunya, ia ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan.
"Berapa luas pesantren ini pak Kyai?" Alex sedikit tertarik dengan pesantren yang ternyata jika masuk, akan melihat hamparan yang begitu luas itu, jika di lihat dari luar hanya akan terlihat rumah pak Kyai dan masjid saja, tapi begitu masuk, pesantren itu lebih mirip seperti perkampungan kecil.
"Hanya dua puluh are saja nak Alex, tapi insyaallah bermanfaat untuk anak-anak yang benar-benar membutuhkan pendidikan!"
"Jadi di sini bukan cuma pendidikan agama saja?" tanya Alex lagi, ia semakin penasaran saja.
"Menjadi anak pesantren bukan berarti tidak mengetahui pendidikan umum, mereka juga harus bisa matematika, akutansi dan yang paling penting adalah teknologi. Alhamdulillah kemarin santri di sini juga mengikuti lomba internasional!"
"Jadi maksudnya mereka di bawa ke luar negri?"
"Iya ...., di sini bukan cuma bahasa arab saja yang di pelajari, tapi juga bahasa Inggris sebagai bahasa internasional!"
Mendengarkan penjelasan dari pak Kyai Hamid membuat Alex tercengang, apa yang ia kira selama ini salah. Anak santri yang ada dalam gambarannya selama ini hanya dengan ciri khas sarung dan juga ilmu agamanya saja.
Apalagi saat melihat betapa takdimnya para santri ketika melewati mereka yangs sedang berjalan, mereka menunduk tanpa di perintah.
Apa aku pantas di hormati seperti itu ....?
Di dapur , Nyai Sarah di bantu oleh Aisyah. Aisyah belum menyadari siapa sebenarnya tamu Kyai Hamid.
Tak berapa lama terdengar azan berkumandang. Membuat percakapan mereka terhenti sejenak. Semuanya bergegas ke masjid pesantren tak terkecuali Alex, kali ini ia tidak bisa menolaknya. Alex pun terpaksa ikut bersama mereka, ia tidak mungkin berpaling dengan ajakan pak Kyai.
Saat melihat betapa antusiasnya para santri mendatangi masjid untuk sholat berjamaah, Alex merasa begitu kecil. Ia tidak punya apapun untuk di banggakan di tempat itu, kekayaannya tidak berpengaruh di tempat itu, semuanya sama.
🌺🌺🌺🌺
Setelah selesai sholat magrib, Nyai Sarah
mengajak semuanya makan malam. Alex begitu terkejut saat salah satu dari orang
yang menyiapkan makanan di meja makan adalah gadis yang pernah ia kenal,
beberapa kali mereka bertemu di sebuah keadaan.
Gadis itu ……, kenapa dia di sini?
Ia lupa jika pesantren ini tidak jauh dari rumah Nadin.
Nenek widya ternyata menyadari arah tatapan cucunya. Mata cucunya mengarah pada gadis
cantik dengan hijab abu-abu muda itu, begitu cantik dan lembut. Wajahnya yang
bersinar seakan memancarkan hatinya.
“Nyai Sarah …., kalau boleh tahu apa dia putri Nyai?” tanya nenek Widya sambil
menatap Aisyah yang sedang menuangkan minuman ke gelas-gelas kosong yang ada di
hadapannya.
Tapi nenek Widya tidak menyadari jika gadis itu juga di perhatikan oleh pria berwajah teduh itu.
“Bukan bu Wid, tapi sudah seperti putri kami, dia Aisyah santri kami!” ucap Nyai Sarah
dengan lembut.
“Mari …, mari di makan!” Kyai Abdul Hamid
mempersilahkan tamunya untuk memulai makan.
Mereka pun memulai makannya, sedangkan Aisyah memilih kembali ke belakang. Ia merasa
tidak nyaman duduk bersama mereka.
“Bu Wid, bagaimana dengan pembicaraan kita kemarin,? Sekarang saya sudah melihat
cucu bu Wid, apa rencana ini di lanjutkan?” tanya Kyai abdul Hamid di
tengah-tengah makan mereka, hal itu membuat Alex segera menoleh menatap
neneknya. Pastilah cucu yang di maksud pak Kyai adalah dirinya.
“Sepertinya saya sudah menemukan yang cocok pak Kyai!” ucap nenek Widya dengan sangat yakin.
“Nek …., ada apa ini?” tanya Alex sedikit berbisik pada neneknya.
“Nanti kamu juga tahu!”
“Baiklah kalau begitu, kami tunggu kabar baiknya!”
Mereka melanjutkan makannya setelah selesai makan malam mereka berpindah ke ruang tamu melanjutkan pembicaraan mereka. Sebenarnya Nyai Sarah meminta nenek widya untuk menginap di pesantren tapi nenek Widya bersikeras untuk pulang.
Kyai Abdul Hamid dan Nyai Sarah mengantar mereka hingga ke gerbang pesantren.
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Happy Reading 🥰🥰😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
Gus Fahmi pemilik senyum teduh... mengingatkan aku akan senyum pujaan hatiku yang begitu teduh.... senyum mas ustadz Zaki...😍😍
2022-11-03
1
meE😊😊
sprti y aku slh bca ni sprti novel lnjutan hrus y bca yg prtma dlu bru bc yg nii.. tentang nadin aku blm tau menau cma tau y dia prnh d sukai alex gitu ya??
2022-07-13
0
Sunarty Narty
jgn2 Alex mau d jodohin ma Aisyah,gambar judulnya cocok bgt Thor ama cerita ne..
2021-05-05
4