Nenek itu sedang santai hari ini sambil membaca surat kabar, menikmati sarapan pagi nya sendiri.
“Burhan apa jadwalku hari ini?” tanya seorang nenek yang begitu tegas itu. Nenek itu
adalah nenek Widya. Ia terbiasa melakukan aktifitasnya di bantu oleh pengawal
pribadinya yang sengaja di sediakan oleh Alex, cucunya.
“Nyonya ada janji dengan dokter tulang pagi ini juga, nyonya!” ucap pria bernama Burhan
itu dengan menunduk hormat, Burhan sudah seperti anaknya sendiri, nenek Widya
juga menyekolahkan semua anak Burhan hingga perguruan tinggi, bahkan anak
pertama Burhan juga di pekerjakan di perusahaan milik nenek Widya.
Anak pertama burhan sebenarnya sangat menyukai Alex tapi Alex selalu menolaknya, nenek Widya juga tidak begitu suka karena ia lebih gila pekerjaan dari pada keluarga.
Namanya adalah Amelia, dia sering mengunjungi nenek Widya hanya untuk meminta nenek Widya membujuk Alex agar mau menikah dengannya, tapi seperti biasa nenek Widya tidak menanggapinya.
“Baiklah, minta sopir mengantar kita ke rumah sakit!”
“Baik nyonya!”
Sopir pun mengantar nenek Widya dan Burhan ke rumah sakit, setiap satu bulan sekali
nenek Widya melakukan pemeriksaan rutin pada kesehatannya.
Setelah sampai di rumah sakit nenek Widya langung menuju ke dokter pribadi keluarga,
nenek widya tidak perlu menunggu antrian untuk melakukan pemeriksaan. Selama
satu jam nenek Widya melakukan pemeriksaan.
“Semua baik nyonya, nyonya hanya jangan terlalu banyak pikiran saja dan olah raga
secara rutin!” ucap dokter yang melakukan pemeriksaan rutin terhadap nenek Widya.
“baik dok!”
“Dan ini daftar obat dan vitamin yang harus nyonya minum! Nyonya bisa langsung
mengambilnya di apotik rumah sakit ini juga!”
“Terimakasih dok, kalau begitu saya permisi!”
"Iya, silahkan nyonya!"
Nenek widya dan Burhan pun meninggalkan ruangan dokter itu, nenek Widya mengajak
Burham untuk ke apotek yang berada dalam rumah sakit itu juga.
"Bagaimana kabar Amel, sepertinya dia sudah lama tidak mengunjungi ku?" tanya nenek Widya sambil berjalan, biasanya Amel sangat sering mengunjunginya tapi akhir-akhir ini sepertinya tidak.
"Maaf nyonya, beberapa hari yang lalu ia melihat tuan Alex sedang jalan bersama wanita dan bayi, tuan Alex juga mengatakan kalau mereka keluarganya. Hal itu membuat Amel patah hati!"
"Sudah ku duga dia masih saja berhubungan dengan wanita itu, aku harus bergerak cepat!"
"Maksud nyonya?"
"Aku harus segera mencarikan istri untuk anak itu!"
"Saya sebenarnya tidak pantas menanyakan hal ini, tapi dengan penuh kerendahan hati saya, apa putri saya benar-benar tidak pantas untuk tuan Alex nyonya, maafkan saya!"
"Saya mencarikan istri untuk cucu saya bukan partner kerja, jadi saya cari wanita yang suka mengurus rumah tangga!" jawab nenek Widya dengan pasti.
Baginya memang sudah banyak wanita yang ingin mendapatkan Alex dan mendekati nenek Widya untuk itu, tapi semuanya tidak pernah masuk kriteria nenek Widya, hanya ada satu gadis yang sekarang sedang nenek Widya pikirkan.
Belum sampai di apotek langkah nenek Widya terhenti saat melihat seorang gadis berhijab bersama seorang ibu.
“Burhan, kamu tebus obatnya. Aku ke sana dulu! Temua aku lagi jika sudah selesai!"
“baik nyonya!”
Burhan meninggalkan nenek Widya sendiri , Ia pun menuju ke apotek rumah sakit yang jaraknya tidak begitu jauh, hanya butuh lima menit lagi untuk berjalan ke sana.
Nenek Widya tersenyum senang, nenek Widya memilih menghampiri gadis itu, dengan langkah ringannya ia menghampiri gadis itu dan ibunya.
“Assalamualaikum!”:
sapa nenek Widya. Gadis itu segera mendongakkan kepalanya saat seseorang
memberi salam.
“Waalaikum salam, nyonya!” aisyah segera berdiri dan menyambut kedatangan nenek Widya.
“panggil saja nenek wid, apa yang Aisyah lakukan di sini?”
“Kenalkan ini ibu Aisyah, nek!” aisyah mengenalkan bu Santi pada nenek Widya. Bu Santi pun segera berdiri dan menyalami nenek Widya.
“Saya Santi, bu! Ibunya Aisyah!”
“senang bisa bertemu sama bu Santi, kalau boleh tahu apa yang sedang kalian lakukan di
sini? Siapa yangs edang sakit?”
“Sedang nungguin adiknya Aisyah, sedang sakit!’
“sakit apa?”
Belum sampai mereka menjawab pertanyaan nenek widya, Burham sudah kembali dengan
membawa obatnya.
Cepat sekali dia datangnya, apa dia berlari ....
Nenek Widya hanya bisa menggerutu ia belum puas berbicara dengan Aisyah dan ibunya.
“Nyonya, saya sudah selesai!” ucap Burhan yang menghampiri mereka.
"Cepat sekali!"
"Saya tadi berlari nyonya, takut nyonya menunggu lama!"
"Nenek Wid ada apa ke sini?" tanya Aisyah saat melihat obat yang di bawa oleh pria itu.
"Tidak pa pa, hanya pemeriksaan rutin saja, usia-usia seperti saya ini kan sudah sangat rentan jadi harus pinter-pinter menjaga kesehatan tubuh!"
"Syukurlah jika nenek tidak pa pa, duduklah dulu nek. Kita bisa berbicara banyak!"
"Terimakasih, tapi sepertinya ada hal lain yang harus saya kerjakan, nanti lain waktu saya pengen ngobrol banyak dengan Aisyah, boleh kan?"
"Boleh banget nek, dengan senang hati!"
“Baiklah ...., kalau begitu saya permisi dulu ya. Semuga putranya cepat sembuh!’ ucap nenek Wid pada bu Santi.
“Amin! Terimakasih bu atas doanya!”
“Assalamualaikum!’
“Waalaikumsalam!”
Nenek Widya pun segera meninggalkan Aisyah dan ibunya. Ia berlalu bersama Burhan.
Gus Fahmi yang selesai menerima telpon segera kembali menghampiri Aisyah dan
itunya, dari kejauhan ia bisa melihat ada orang lain yang sedang bersama dengan
mereka tapi saat mendekat ternyata orang itu sudah pergi.
“maaf ya saya lama!”
‘Tidak pa pa Gus!”
“Siapa yang baru saja pergi, Sya? Sepertinya aku mengenalnya?”
“Itu tadi …, beliau nenek Widya yang tempo hari ke pesantren gus fahmi!’
‘pantas saja , saya seperti mengenalnya!” gus Fahmi pun segera duduk di tempatnya,
membiarkan Aisyah bersama ibunya.
Gus Fahmi memilih membuka al Qur’an kecilnya yang selalu ia bawa kemana-mana
dan mengalunkan lantunan merdu suaranya, walaupun lirih tapi begitu adem di
hati.
****
Nenek widya yang berlalu meninggalkan rumah sakit itu segera masuk ke dalam mobil,
tapi ia segera mencegah burhan untuk masuk.
“Han …, aku punya tugas penting untukmu!”
‘Apa nyonya?”
‘kembalilah ke dalam dan cari tahu secara detail apa yang terjadi dengan adik Aisyah, minta informasi lengkapnya pada dokter yang menangani!”
“baik nyonya!”
Tanpa menunggu lama, Burhan pun segera kembali masuk ke dalam rumah sakit. Nenek
Widya memilih berdiam diri di dalam mobil sambil menunggu Burhan kembali. Cukup
lama nenek Widya menunggu hingga Burhan kembali masuk dan duduk di kursi depan
di samping sopir.
“Bagaimana, Han?”
“Nama pasiennya Nino Ferdian, ia mengalami kerusakan ginjal sejak lahir. Sebenarnya
dokter sudah menganjurkan untuk melakukan operasi pencangkokan ginjal, tapi
mereka belum punya biaya untuk melakukan operasi. Selama ini mereka hanya
melakukan cuci darah rutin dan untuk perawatan lanjutan mereka merawat sendiri
di rumah. Nama dokter yang menanganinya adalah dokter Ade!”
Nenek Widya seperti merasa senang dengan keadaan ini, ia tersenyum lega, “Setelah
ini ada tugas penting untukmu!”
‘Apa nyonya?”
“Cari pendonor ginjal yang cocok untuk anak itu!”
“baik nyonya!”
Spesial visual Aisyah
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 🥰🥰😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
aah... inii niee gegaranya.... emang keluarga kaya mah segalanya bisa jadi... uang bisa membeli segalanya... bahkan jodoh bisa di beli dengan uang... kasian Gus Fahmi ... dia akan patah hati... kurang gesit nie mungkin Gus Fahmi... nanti cerai gak Yaa Ais am Alex...?? baru kali ini nie aku mengharapkan perceraian.. bahkan sebelum bahteranya dimulai... 🙁🙁
2022-11-04
1
Najwa Asla
lanjut thor
2022-06-04
0
Novika Riyanti
hem!
ada udang d balik bakwan 🤨🤨🤨
2022-03-16
0