Ucapan nenek Widya tidak begitu mempan bagi Alex, Alex masih saj berhubungan dengan
Nadin tanpa sepengetahuan neneknya.
Alex beberapa hari terakhir jarang berkunjung ke rumah Nadin, ia punya pekerjaan di Jakarta
yang mengharuskannya untuk pulang pergi ke Jakarta. Setelah urusannya di
Jakarta sudah selesai, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi Nadin dan Elan di
rumahnya.
Seperti biasa, langkahnya langsung terhenti tepat di depan rumah Aisyah, gadis yang selalu
saja ia temui saat berkunjung ke rumah Nadin.
“Kenapa gadis itu lagi?” gumam Alex sambil membuka kaca matanya.
Aisyah yang baru saja pulang dari kampus terpaksa harus melintas di depan Alex, ada
keraguan di dalam hatinya, mau nyapa takut tidak ada jawaban kalau mau jalan
aja takut dosa, nggak sopan.
Aisyah pun menghela nafas kasar, ia meyakinkan dirinya semua akan baik-baik saja.
Aisyah memasang senyum seperti biasanya.
“Assalamualaikum!”
sapa Aisyah. seperti biasa ia sebenarnya tidak pernah mengharapkan jawaban
salam dari pria itu.
“Kenapa kamu selalu ada di mana saja ya?” tanya Alex, bukan menjawab salam Aisyah.
Sudah ku duga ….
Aisyah hanya bisa menghela nafas, mendapat jawaban salam dari pria arrogant itu seperti mimpi di siang bolong.
“tapi ini rumah saya, tuan Alex! Kalau begitu saya permisi!” Aisyah tidak mau
berlama-lama dengan pria itu, membuat moodnya buruk saja. Alex sama sekali
tidak menjawabnya, tapi saat langkah Aisyah sudah hampir mencapai pagar rumahnya, Alex segera menghentikannya.
“Tunggu!”
Hehhhh ....., ada apa lagi ....?
Aisyah terpaksa menghentikan langkahnya, ia menghela nafas nya kesal enggan untuk
membalik tubuhnya menghadap pria itu, tapi jika begitu berarti ia tidak sopan.
“Iya?”
“Kenapa kamu berada di sana?” iya, Alex begitu penasaran karena mendapati aisyah di
pesantren itu juga sedangkan selama ini yang ia tahu gadis itu hanya mahasiswa
biasa yang suka bekerja keras.
"Di sana?" Aisyah tidak mengerti dengan maksud di sana.
"Di pesantren itu!"
Alex sebelumnya tidak pernah melihat aisyah di pesantren, atau memang dia yang tidak pernah ke pesantren.
Selain kuliah Aisyah juga bekerja paruh
waktu di sebuah minimarket tiga kali dalam seminggu saja. Ia di ijinkan bekerja
seperti itu karena tiga hari lainnya akan di kerjakan oleh pemilik mini market
sendiri.
“Menurut tuan Alex?!”
“Aku bertanya, kenapa sekarang malah balik bertanya!” keluh Alex, “Heh …, membuang-buang waktuku saja!” Alex berlalu begitu saja dari hadapan Aisyah sambil membetulkan jasnya yang sebenarnya tidak berantakan.
“Dasar pria arrogant …!” umpat Aisyah sambil menatap punggung pria yang telah berlalu
dari hadapannya itu. Ia melihat rumah yang sedang di tuju oleh pria arrogant
itu.
“Mbak Nadin sudah pulang …, kangen sama El …, tapi ada dia. Nanti aja deh aku ke
sana, males ribut sama pria arrogant itu!” aisyah memilih melanjutkan langkahnya
masuk ke dalam rumah.
*
Alex tak mau membuang waktunya lagi, ia ingin segera bertemu dengan Elan, ia sudah
sangat merindukannya, langkahnya begitu cepat, pintu itu terbuka. Alex berdiri
tepat di depan itu sambil menyilang kan tangannya, menatap wanita cantik itu
sedang mengganti popok baby El.
Nadin yang menyadari kedatangan Alex, ia segera mendongakkan kepalanya, “Lex …, nggak kerja?”
Alex pun segera berjalan mendekati mereka, “Libur …, besok dan seterus aku akan ada
pekerjaan di sini, jadi akan banyak waktu untuk Elan, iya kan El …!” Alex seakan mengajak bicara Elan yang sebenarnya tidak begitu mengerti dengan ucapan Alex, tapi baby itu tersenyum senang saat Alex mengajaknya bicara.
Nadin mengeryitkan keningnya, “Memang ada apa?”
“Ada proyek besar yang akan di adakan di sini, teknologi alternatif untuk beberapa
cabang teknologi yang akan mendukung pergerakan global!” walaupun banyak dari
bisnis nya yang berkembang di dunia illegal, tapi Alex juga mengerjakan beberapa pekerjaan yang sewajarnya.
“Ahh …, entahlah …, aku tidak tahu kamu ngomong apa!” Nadin menyerah, yang ia tahu
selama ini hanya ilmu akuntansi, bukan bidangnya jika bicara tentang teknologi.
Memang akhir-akhir ini Elex sedang mengembangkan usahanya di bidang teknologi, ia memanfaatkan bakatnya yang telah lama terpendam.
“Apa hari ini tidak ada acara?’ Tanya Alex lagi.
“Ada?”
Alex penasaran, sebab semenjak melahirkan baby El, Nadin tidak pernah lagi bekerja. “apa?”
“Bermain bersama Elan …!” ucap Nadin sambil tergelak, senyum Nadin mengembang
menertawakan kekepoan Alex.
“Mau jalan-jalan? Tapi ini bukan pertanyaan sih, keharusan …., kalau tidak mau,
biar aku ajak Elan saja …., iya kan El …, mau jalan-jalan sama daddy?” dan Elan
terkekeh melihat ekspresi Alex. Sedangkan Nadin hanya menghela nafas kesal
karena Alex yang suka sekali memaksa.
“Baiklah …, biarkan aku bersiap dulu!”
Akhirnya Alex mengajak Nadin dan Elan jalan-jalan menikmati suasana sore kota Surabaya. Mereka memutuskan untuk berhenti di salah satu restauran yang cukup dekat
dengan taman sehingga sambil makan sambil menikmati pemandangan taman Surabaya
yang menyegarkan mata.
Mereka tidak bepergian terlalu jauh, hanya di dekat-dekat rumah Nadin saja, kasihan
Elan, dia masih terlalu kecil untuk perjalanan jauh.
Alex mendorong kereta bayi Elan, mereka memasuki sebuah restaurant. Dan duduk di
salah satu bangku yang dekat dengan jendela, jadi dapat dengan mudah menatap keluar, melihat ramainya taman di sore hari.
“Mau makan apa?” Tanya Alex.
“Apa aja!”
“baiklah, aku pesankan seperti biasa saja!”
Alex pun berdiri dan berjalan menuju meja kasir, Alex ikut antri bersama pelanggan
lainnya, tapi langkahnya terhenti ketika seseorang yang ia kenal sedang
berjalan mendekatinya.
“Rend …!” Alex terpaku. Ia sampai melupakan jika pria dingin itu satu tim dengannya
dan hari ini ia datang ke Surabaya.
“Hai Lex, kamu di sini?” Rendi mendekat , sepertinya ia juga sedang antri untuk
memesan makanan. Alex menampakkan wajah paniknya, tapi segera ia tutupi dengan
wajah Arrogantnya. Untuk menutupinya, Alex menyakukan tangannya ke saku celana.
Alex bingung harus menjawab apa, “Iya aku sedang makan!” alex berusaha untuk biasa
saja.
“Sama siapa?” Tanya Rendi lagi. Pria dingin itu tampak mengedarkan pandangannya. Alex
bernafas lega saat melihat ke arah Nadin ternyata wanita itu duduk membelakangi
mereka, ia sedang asik menikmati pemandangan di luar jendela bersama baby El.
“Sama istri dan anakku!” alex terpaksa berbohong agar Rendi tidak curiga.
Bersambung
Hari ini bakal aku up dua part karena ada sebagian part yang memang mengulang dari kisah Rendi dan Nadin. Semoga mengurangi kekecewaan kalian ya
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 🥰😘😘❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
nenk 'yLa
iya crtain dong flashback y gitu jd pmbaca baru jg ga bingung spti aku nii.. kata y nadin pny suami tp kok bebas2 aja brhubungn dgn alex..sbnr y mrk itu slingkuh ap gmn?? trus alex jg manggil dr nya daddy sma elan ank y nadin..tu rendi siapa lgi??
2022-07-13
3
Aulia Nia
suami nadinnya ke mana emang. kok alex bebas bngt
2021-12-06
1
Nur hikmah
duh alex..
2021-09-14
0