Setelah sampai di pesantren, gus Fahmi segera masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil
wudhu dan melaksanakan sholat isya’. Ia terlambat datang ke masjid jadi ia memutuskan untuk sholat sendiri di rumah. Di sela waktunya ia menyempatkan diri untuk mengasah hafalan al-qur’annya karena besok pagi ia
harus setoran hafalan pada abi-nya.
Tapi sepertinya pikirannya sekarang sedang tidak baik-baik saja, ia sedang tidak fokus, bahkan ia harus berkali-kali mengambil air wudhu agar kembali fokus.
Semenjak bertemu dengan Aisyah, entah kenapa wajah Aisyah terus saja berkelebatan di pelupuk matanya, senyumnya dan penuturannya yang halus.
“Astagfirullah….!” Gumamnya sambil
menghembuskan nafasnya, ia menutup kembali al Qur'an kecilnya dan meletakkan di
meja samping tempat tidurnya.
Gus Fahmi berdiri dari duduknya dan berjalan perlahan menuju ke jendela kamarnya.
Ia menatap ke luar jendela, kamarnya berada di lantai tiga, hingga ia bisa menatap jauh rumah yang ada di depan pesantren berusaha menghilangkan bayangan Aisyah dari pikirannya.
Tapi hal itu malah semakin membuatnya kembali mengingat gadis itu, matanya tanpa sengaja tertuju pada rumah yang barus saja ia kunjungi, ia baru tahu jika rumah itu terlihat dari kamarnya.
“ternyata rumahnya sangat jelas terlihat dari sini!” gumam gus Fahmi.
“astagfirullah …., kenapa aku jadi memikirkannya, perasaan apa ini? Ampuni hamba-Mu ini ya Allah!”
Gus Fahmi segera menutup tirai jendelanya, ia segera mematikan lampu kamarnya dan
merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, memejamkan matanya mencoba
menghilangkan bayang-bayang Aisyah di pelupuk matanya. Tapi matanya ternyata
tetap sulit terpejam,
"Apa ya yang sedang dia lakukan? Apa dia sudah tidur?" Gus Fahmi menekuk kedua tangannya di depan dada, ia kembali tersenyum saat mengingat wajah polos Aisyah.
"Ya Allah jika dia di takdirkan untuk berjodoh denganku, maka dekatkanlah, jika tidak bolehkan aku meminta untuk menjadikannya jodohku!" doa gus Fahmi begitu memaksa, ia sepertinya sudah sangat mantap menetapkan hati, kemudian gus Fahmi kembali bangun ia teringat jika tadi mereka sempat bertukar nomor hp.
🌺🌺🌺🌺
Aisyah yang melihat rumahnya sudah tertutup, ia pun segera mengambil kunci cadangannya
yang selalu ia bawa kemana-mana. Setelah mencari-cari di dalam tasnya, akhirnya
ketemu juga. Aisyah segera membuka pintu rumahnya dengan kunci cadangan itu.
Sebelum masuk, Aisyah menyempatkan diri untuk menatap rumah yang berada di sebelah
rumahnya hanya berjarak satu rumah dari rumah tinggalnya. Itu adalah rumah
Nadin dan beby El.
“Mbak Nadin pasti juga sudah tidur? Aku merindukan baby El! Seharian ini aku begitu jadi tidak sempat menyapanya!” ucap Aisyah sambil menghela nafasnya, sudah satu minggu ini ia tidak berkunjung ke rumah Nadin karena selalu pulang malam. Kalau tidak ke pesantren ia harus bekerja di minimarket depan gang.
Melihat rumah Nadin, membuat Aisyah teringat dengan pria arrogant tadi.
“kenapa mas Alex di pesantren ya?” Aisyah hanya meras aneh saja.
Aisyah pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Ia menutup dan mengunci kembali pintu itu.
“assalamualaikum, bu …., bu …, Ais pulang!” Aisyah pun menuju ke kamar ibunya, tapi ternyata ibunya sudah tidak ada di kamar.
“Ibu kemana? Apa ibu sudah berangkat ke
pasar!”
Kemudian Aisyah pun menuju ke kamar adiknya, ternyata adiknya sudah tidur. Tapi saat
melihat kakaknya pulang Nino pun terbangun.
“kak …!”
"Nino …, kamu kebangun ya, maafin kakak ya pulangnya telat! Ibu sudah berangkat ke
pasar ya?”
“Iya!”
"Gimana dek, badannya enakan kan?"
"Masih sakit kak!"
"Nggak pa pa, Nino kan akan kuat, lusa kita ke rumah sakit lagi ya, doakan kakak biar bisa nabung banyak dan cari donor ginjal yang pas buat Nino!"
"Jangan terlalu keras kak, Nino nggak mau kakak sama ibuk sakit. Terus saja bersama Nino sampai Nino benar-benar tidak kuat!"
"Nino ...., jangan berkata seperti itu kamu pasti sembuh!" mendengar ucapan Nino membuat hati Aisyah seperti teriris, ia sering bertanya dalam doanya, kenapa anak sekecil Nino harus di beri ujian sebesar itu. Di saat teman-teman nya sedang asik bermain, ia hanya bisa melihat nya, ingin sekali ikut bermain tapi tubuhnya tidak mampu.
"Temani Nino ya kak!" Nino mendongakkan kepalanya mencoba menggapai wajah kakaknya. "Jangan menangis kak!"
“Nggak dek, kakak nggak nangis, Ya udah biar kakak temani Nino tidur!”
Aisyah pun memutuskan untuk tidur di samping adiknya, menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia tidak mau Nino sampai melihatnya begitu lemah.
walaupun sudah sangat mengantuk, tapi matanya masih enggan terpejam.
Kemudian ia kembali teringat pada senyum lembut gus Fahmi, senyum itu seperti sengaja melekat di pikirannya.
“Ahhh …., tidak , tidak …., nggak boleh kayak gini!” ucap Aisyah tanpa sadar.
“Kak Ais kenapa?” tanya Nino yang belum benar-benar tertidur kembali membuka matanya saat mendengar gumaman Aisyah yang cukup keras.
“Nggak dek, nggak pop o, kakak hanya sedang memikirkan sesuatu saja. Sudah ayo tidur!”
Aisyah pun kembali memejamkan matanya, ia berusaha keras untuk menghilangkan perasaan
itu. Gus fahmi memang idaman setiap wanita.
Tapi aku hanya gadis biasa yang sungguh
masih berusaha untuk menjadi baik …, jika nanti aku cukup baik, aku akan
menyiapkan diriku untuk itu ….
Hampir saja ia terlelap, tapi tiba-tiba notif pesan masuk membuat matanya kembali
terbuka. Aisyah mencari letak ponselnya yang berada di dalam tasnya. Sebuah
pesan dari nomor baru.
“Siapa ya malam-malam begini mengirimkan pesan?’ tanya Aisyah penasaran. Aisyah pun
segera membuka pesan itu.
“Assalamualaikum Aisyah, ini saya
fahmi. Maaf ya sudah mengganggu tidurmu!”
Hingga berulang kali Aisyah membaca pesan itu, ia memastikan dengan benar jika itu
benar-benar pesan dari gus Fahmi, jantungnya bergetar hebat, seperti ada ribuan
bunga yang keluar dari kepalanya, ada euphoria di sana. Aisyah sampai bingung
harus membalas apa, ia sampai menciumi ponselnya sendiri saking senangnya.
“Aku harus balas apa ya?” aisyah begitu bingung harus mengetikkan apa. Sedangkan di
seberang sana begitu kebingungan. Ia sebenarnya masih begitu ragu mengirimkan
person itu, tapi sebelum sempat di hapus ternyata aisyah sudah lebih dulu
membacanya.
“Kenapa tidak cepat di bales ya?Apa dia sudah tidur? Tapi dia sudah membaca pesannya” gus fahmi terus memutar ponselnya menunggu jawaban dari Aisyah.
"Kenapa dia mengetik lama sekali ....?"
Sedangkan Aisyah hanya mengetikkan kata-kata, dan kemudian menghapusnya ulang, padahal cuma kata-kata sederhana tapi ia sama sekali tidak bisa merangkainya. Akhirnya
ia berhasil mengirimkan pesan itu setelah banyak pertimbangan.
“Waalaikum salam, gus fahmi. Ais
belum tidur jadi nggak perlu minta maaf! Terimakasih ya karena gus Fahmi sudah
mengantar ais tadi!”
Aisyah kembali membaca pesannya yang sudah berhasil terkirim, “Bagaimana ini, aku
terlihat begitu senang tidak ya mendapat pesan dari gus fahmi? Gus fahmi sudah
membacanya lagi!”
Gus Fahmi tersenyum senang mendapatkan balasan dari aisyah, entah kenapa ia merasa
begitu senang.
Gus Fahmi pun kembali mengirimkan jawabanya.
"Saya juga senang bisa mengantar dek Aisyah!"
Melihat jawaban dari gus Fahmi membuat Aisyah kembali bingung. "Lalu sekarang aku harus jawab apa lagi?"
Belum sampai Aisyah menjawab pesan itu, ponselnya kembali muncul notif pesan.
"Dek Aisyah sudah punya calon ya?"
Membaca pesan ke tiga dari gus Fahmi membuat hati Aisyah menghangat, ia seperti mendapat lampu hijau.
"Gus Fahmi ini ada-ada saja, memang siapa juga yang mau deketin Aisyah!?☺️☺️ -Aisyah
"Kalau aku yang deketin kamu boleh nggak?" -Gus Fahmi
😀😀😀😀,- Aisyah
"Kenapa malah ketawa?"- Gus Fahmi
"Kayaknya gus Fahmi sudah ngantuk banget nih ...., jadi Aisyah di kira Neng Bilqis
"Siapa Bilqis?"- gus Fahmi
"Putri kyai Harun- Aisyah
"Neng Bilqis suka loh sama gus Fahmi, kalian kan sepadan. pas banget kalau jadi pasangan, sama-sama putra pak Kyai- Aisyah
"Tapi kalau aku sukanya sama kamu, boleh tidak?"- gus Fahmi
tik tok tik tok tik tok
Aisyah bingung jawabnya. Akhirnya mereka pun saling berkirim pesan hingga dini hari,
mereka baru berhenti saat abi-nya membangunkannya untuk sholat malam, padahal malam ini ia tidak tidur semalaman.
Begitu pun dengan Aisyah, ia juga tidak sempat tidur. Setelah ibunya kembali dari pasar ibunya
langsung memasak rujak cingur, aisyah pun harus membantunya dan saat pagi hari
setelah subuh ia kama mendorong gerobak rujak cingurnya ke tempat biasa dan
berjalan sampai ibunya menyusul dan menggantikannya.
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 384 Episodes
Comments
🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
sayang Bangetzz kalo Ais harus pisah sama Gus Fahmi... malah dapet jodoh Alex yang bobrok.. kenapa bisa nikah sihh Alex am Ais...??
2022-11-03
1
Anggivia fatmawati
Ais sama gys Fahmi yg maun chatting an .....malah aq nya yg senyum" sendiri 😂😂😂
2022-07-09
0
Sintia Wibisono
jodoh aisah ada ditangan author☺
2021-05-17
1