Haruskah Aku Menjanda (Lagi)

Haruskah Aku Menjanda (Lagi)

01. Resmi

Hari ini tepat setahun aku menyandang status janda untuk kedua kalinya. Siapa sangka nasibku menjadi janda bahkan untuk kedua kalinya di usia yang masih muda. Tapi mau meratapi nasib pun tak ada gunanya, bukankah the show must go on.

Setelah membereskan alat makeup dan menyemprotkan parfum, aku turun menuju ruang makan. Disana sudah ada papa, mama, dan kakakku yang menungguku untuk sarapan.

"Pagi ma, pa." sapaku pada kedua orangtuaku sambil mencium pipi mereka. Mereka pun membalas ciumanku dengan senyuman.

"Pagi kak" aku menyapa kakakku satu-satunya yang sudah mengoleskan selai stroberi diatas roti tawarnya.

"Pagi, rey. Hari ini kamu ada rencana sama temanmu ga? " tanya Kak Daniar.

"Belum tahu Kak, hari ini kan tutup bulan seperti biasa mau selesaikan laporan bulanan. Emang kenapa kak? " jawab Renita, sambil memasukkan potongan buah ke dalam mulutnya.

"Gapapa sih, mungkin kamu lewat depan stasiun kakak mau titip martabak manis."

"Oh, nanti diusahain deh. Kalau pulangnya ga kemalaman ya."

"Makasih sayangku" jawab ibu hamil itu sambil memasang senyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Biar papa aja yang belikan, kasihan adikmu kalau masih putar balik. Itu kan ga searah kantornya."

"Tapi Daniar pengen Rei yang belikan pa."

"Emang kalo papa yang beli kenapa, takut si utun ileran, hahaha" tawa pak Fauzi diikuti mama dan Rei.

"Ih papa, bisa aja. Tapi iya juga sih hehehe"

"Kamu teh kebiasaan deh, kenapa ga titip ayahnya Fani aja sih kan sejalur dengan kantornya." Mama menyanggah

"Tapi kan baby utun mau tantenya yang belikan, itung - itung traktiran gajian. Ya kan Rei?"

"Iya-iya, emang bumil tuh bisa aja ngelesnya ya. Udah ah, Rei mau kekamar dulu ambil tas."

Setelah itu suasana di ruang makan kembali sepi hanya gesekan sendok dan piring yang terdengar.

"Ma, pa, Rei berangkat dulu ya, masih mau isi bensin dulu." Rei mencium tangan dan pipi kedua orangtua nya.

"Hati-hati dijalan, jangan ngebut." Kata mama

"Iya, ma."

"Jangan lupa baca doa biar selamat sampai tujuan dan kembali ke rumah."

"siap, dan" jawab Rei sambil hormat

"Kamu tuh ya, dibilangin orang tua" Tegur papa sambil gelengkan kepala melihat tingkah anak bungsunya.

"Rei, kalo ketemu cowok dijalan ngajak kenalan diterima ya, biar ga jomblo lagi, hehe" Goda kak Daniar disambut pelototan orang disekitarnya.

"Apaan sih kak, aku belum pengen menikah lagi."

"Sudah ga usah dengerin, kakakmu tuh emang suka godain kamu." ucap sang mama.

"Assalamualaikum" Renita pun berlalu setelah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam" Jawab seluruh penghuni rumah.

€€€€

"Hai, sudah absen Rei?" tanya Arini sesaat setelah meletakkan tasnya di kubikel nya.

"Udah tadi barengan sama Rio dan Miko. Kamu sudah?" dan dijawab dengan anggukan kepala Arini.

Setelah itu mereka memasuki ruangan mereka bekerja yaitu di bagian teller sebuah Bank Pemerintah di kota itu.

Jam makan siang pun tiba, sekarang giliran Renita yang stanby disana sedangkan kedua temannya sesama teller bersiap untuk ke kantin.

"Rei, kamu mau titip apa? aku mau ishoma dulu" Arini berdiri mendekati Rei.

"Belikan gado-gado aja ya, sama es teh." jawab Renita sambil melayani nasabah.

"Oke, kami pergi dulu ya. Ayo Sin" ajak Arini pada Sinta.

"yuk, duluan ya Rei" ucap Sinta. Mereka pun berlalu ke kantin kantor.

"Ibu, ini uangnya sudah masuk. Saldo ibu sekarang 800 ribu rupiah. Terima kasih" Renita menunjukkan buku tabungan kepada nasabahnya.

"Iya, mbak. Makasih ya"

"Sama-sama ibu"

Dan waktupun bergulir, menunjukkan Jam dua siang kurang, dan kini giliran Renita melaksanakan Ishoma.

Setelah melaksanakan ibadah, Renita kembali ke tempat kerjanya. Saat melewati kubikel nya, Renita heran melihat ada bingkisan diatas mejanya.

Saat melihat ada OB yang melintas, Renita menghentikan nya. Berniat bertanya mungkin tahu siapa pengirimnya.

"Mas, itu siapa yang naruh. Seingat saya tadi ya ada bingkisan deh." tanya Renita

"Oh, itu tadi mas Miko mbak yang suruh. Katanya titipan dari temannya buat mbak." jawab si OB.

"Oh, kok Miko ga ngomong apa-apa tadi pas ketemu di Musholla."

"Kurang tahu mbak, tadi cuma disuruh taruh di meja mbak Rei aja."

"Ya udah, makasih."

"Sama-sama mbak, mari saya ke belakang dulu."

"Iya"

Renita pun mulai memanggil no antrean teler. Sambil melayani nasabah, Renita dan Teller lainnya menyelesaikan tugasnya hari ini.

Jam operasi Teller sudah selesai, setelah membereskan meja teller, mereka kembali ke kubikel masing-masing. Bersiap melaksanakan kewajiban nya, Renita menuju Musholla. Saat melihat Rio dan Miko, Renita memanggil Miko.

"Miko, aku ada perlu."

"Ada apa nona, sepertinya ada yang mau kamu tanyakan." goda Miko sambil memasang sepatunya.

"Kata OB tadi ada titipan dari temanmu untukku. Apaan sih isinya? terus siapa yang ngasih?" tanya Renita

"Oi oi oi...santai nona, satu-satu napa tanya nya. Kayak kereta api aja banyak banget nanya nya."

Renita dan Rio yang mendengar Miko cuma nyengir.

"Hehe.. iya."

"Iya, itu tadi ada titipan dari temanku buat kamu. Pengen kenalan katanya." ucap Miko tanpa rasa bersalah.

"Ada aja kamu, kenalan ya kenalan aja ga usah bawa bingkisan. Eh tapi isinya apaan ya?" tanya Renita lagi.

"Mene getehe. Aku kan ga berani buka, yang penting sudah disampaikan amanat nya." Niko mengendikkan bahunya.

"Yah kok gitu sih."

"Udah aku balik duluan, nanti sampe meja langsung buka biar ga penasaran."

"hmmm, iya deh"

"Yuk Rei, kami duluan ya." Rio pamit kembali ke ruangan.

"Iya, makasih ya."

Masih penasaran sama bingkisan dimeja nya tapi Renita menahan diri untuk membukanya karena jam kantor belum usai dan dia harus menyelesaikan laporannya hari ini.

Tampaknya akan lembur hari ini, karena masih ada beberapa laporan yang diperiksa sebelum diantar ke meja atasannya.

Capek, sambil menaikkan tangannya kertas dan merenggangkan otot-otot nya, Renita mengambil bingkisan kecil itu mengangkatnya berharap bisa menebak isinya. Tapi nihil, ga ada bayangan sama sekali.

Saat meletakkan kembali, Renta dibikin kaget sama suara cempreng disampingnya.

"Eh apaan tuh, dapat bingkisan nih. Dari siapa?" tanya Arini kemudian.

"Entahlah, aku juga ga tahu. Kata Miko dari temannya" jawab Renita

"Oh, dibuka aja siapa tahu ada pengirimnya." Usul Arini kemudian.

"Ga lah, entar aja buka dirumah."

"Laporanmu sudah selesai?" tanya Renita kemudian.

"Udah dong, tinggal nyetor ke bos abis ini. Punyamu udah belum?" Tanya Arini

"Dikit lagi, ini mau aku selesaikan dulu biar bisa cepat pulang." Renita mulai mengetik di komputernya.

"Emang mau kemana, buru-buru amat." cerocos Arini

"Tuh bumil minta belikan Martabak depan stasiun. Aneh, kenapa harus disana sih. Yang lain banyak yang lebih dekat, kok mintanya malah disana. Malas antrinya aku, capek." jelas Renita.

"Namanya juga orang hamil, minta nya pasti aneh, itu yang dinamakan ngidam sayang."

"Iya tahu, mana harus aku juga yang belikan. Pusing dah"

"Sabar Ya" jawab Arini.

"Iya, sabar. ayo lah laporanku sudah selesai, tinggal ngesave di flashdisk terus setor ke bos." Kalo kamu mau setor duluan gapapa, aku nyusul."

"Oke deh, aku duluan ya."

"Iya, sudah sana."

"Done, ayo kita setor" Renta pun pergi ke ruangan atasannya.

€€€€

Meninggalkan basement parkiran Bank tempat dia bekerja, Renita melajukan mobilnya kearah stasiun, memenuhi permintaan sang kakak yang lagi hamil besar.

Setelah 15 menit lamanya sampailah dia ditempat martabak yang dimaksud. Dan seperti yang sudah diperkirakan, antreannya sudah panjang.

Hadeh, tambah capek kalo seperti ini pikirnya, tak mau tambah banyak antrian nya dia mulai ambil no antrean dan memesan 2 martabak telur dan 2 martabak manis kesukaannya dan ponakan kecilnya.

Fina, gadis kecil usia 3 th itu sekarang pasti sudah ada dirumah Orang tua nya, setelah dua hari ikut papa dan eyangnya menjenguk sodara eyangnya dikota tetangga.

Sambil menunggu, Renita duduk di bangku pojokan sambil memainkan Handphone nya, membuka akun sosial media nya, dan mulai menjelajah disana.

Tanpa disadari ada sepasang mata yang memperhatikannya mulai dari awal kedatangannya ke tempat itu.

Akhirnya sang pemilik mendekati tempat duduk Renita, yang tampak asyik disana. Berhenti didepannya dan mengambil bangku lalu duduk dihadapan Renita.

"Hai, boleh kenalan?" sapa pemilik suara, mengulurkan tangannya mengagetkan Renita.

"Oh, iya boleh. Renita Malik, panggil aja Rei" jawabnya sambil tersenyum.

"Senyum yang manis, semanis wajahnya" batin Laki-laki itu.

"Aku Ardan Prasetya, panggil aja Ardan."

Setelah bersalaman, keduanya terlihat asyik ngobrol. Dan tampak sesekali tertawa.

"Asyik juga orangnya, betul kata Miko" batin Ardan sambil terus memperhatikan Renita.

Dan kini giliran Ardan yang dipanggil oleh si mas penjual martabak. Setelah membayar pesanannya, Ardan langsung menuju ke tempat Renita duduk.

"Aku duluan ya, sudah ditungguin sama yang minta martabak." Ardan basa-basi, sebenarnya dia masih ingin menemani Renita tapi apa daya kanjeng mami sudah menelpon nya.

Mengambil Telepon seluler nya dan menjawab panggilan yang memang dari Maminya.

"Halo, iya mi."

"Assalamualaikum ya ahlil kubur, kebiasaan emang ya jawab telepon gua pernah salam." cerocos sang mami

"Mam, kok doain anaknya begitu sih. Sedan belum mau mati mam" jawab Ardan.

"Makanya pakai salam. Pesanan mami udah kan, cepat pulang mami dah ngiler nih."

"Mami tuh kayak orang ngidam aja deh, iya Ardan langsung pulang. Udah dulu, Assalamualaikum." Ardan mengakhiri sambungan teleponnya.

"Waalaikumsalam" jawab sang mami.

"Rei, aku duluan ya. Sampai jumpa lagi, Assalamualaikum." Ardan pamit

"Waalaikumsalam" jawab Renita.

Tak lama pesanan Renita pun selesai, dan dia pun menuju kasir untuk membayarnya.

"Mbak, berapa semua pesanan saya?" tanya Renita.

"Semua sudah dibayar mbak, sama mas yang tadi." jawab kasir

"Hah, yang mana? Perasaan saya ga ada yang kenal deh"

"Itu loh mbak, mas yang tadi ngobrol sama mbak."

"Oh Ardan maksudnya?"

"Iya mbak, mas Ardan yang bayarin. Dia tadi pesan katanya buat salam perkenalan."

"Ada-ada aja deh, btw makasih ya. Sampaikan sama dia kalo kesini lagi makasih banyak."

"Ya udah, saya pulang ya mbak."

"Iya mbak, hati-hati."

Dan Renita pun melajukan mobilnya ke rumah, rasa capek nya sudah tak tertahan kan. Memasuki gerbang perumahan nya, sedikit mengurangi kecepatan mobil dan membuka kaca mobil, Renita menyapa satpam yang sedang duduk disana.

"Malam pak" sapanya

"Malam mbak Rei, baru pulang?" tanya seorang satpam bertubuh tambun itu.

"Iya pak, abis lembur sama disuruh belikan titipan ibu hamil katanya biar ga ileran anaknya." jawab Renita

"hehehe... iya mbak, betul itu" jawab satpam yang lebih kurus.

"Saya pamit ya pak, selamat bertugas"

"Silahkan mbak"

Setelah melewati portal pertama, Rei membelokkan mobilnya ke rumah bercat biru langit. Memarkirkan mobilnya di garasi dan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum. Ma, Pa, Kak Dani."

"Pada kemana sih orang-orang, kok sepi?" batin Rei

Melewati dapur dan bertemu bik inah, Rei pun duduk di sebelahnya.

"Eh, mbak Rei. Baru sampe mbak?" tanya bik Inah pada anak majikannya.

"Iya bik, Mama, Papa dan Kak Dani kemana?" "Kok sepi?"

"Ibu, bapak dan mbak Dani kerumah sakit mbak."

"Loh, ada apa?" "kok tumben ga ngasih kabar"

"Mbak Dani tadi sudah kontraksi dan ketubannya pecah, takut sampai kehabisan langsung dibawa ke rumah sakit mbak" terang bik Inah.

"Iya sih, tapi tumben ga ngabari. Ngeri gitu, aku langsung kesana aja tadi."

"Kata ibu ga usah mbak, disuruh istirahat dulu."

#Flashback on

"Ma... mama, Dani sakit perut seperti mau pup, mules ma." Teriak Daniar dari kamar mandi.

"loh, ma ini ketubannya pecah" Dahniar mulai panik

"Aduh, tenang ya jangan berjalan dulu biar ga licin." Kata Mama

"Bi, tolong ambilkan tas isi perlengkapan bayi dikamar Dani, sekalian panggil bapak di belakang."

"Baik bu." jawab Bi Imah dan langsung mengerjakan yang diperintahkan majikannya.

"Pa, ayo kita segera ke rumah sakit, takut kehabisan air ketuban nya." Kata mama sambil memapah kak Dani

"Bi, kami berangkat dulu. Jaga rumah ya, nanti kalo Rei datang suruh istirahat dulu, baru ke rumah sakit. Kasihan dia capek, abis lembur katanya."

"Baik, bu."

Dan mereka pun segera ke rumah sakit karena kontraksi Daniar semakin sering.

#Flashback off

"Rei keatas dulu ya bik, mau mandi udah gerah"

"Iya, mbak" jawab bik Inah

Saat menaiki tangga, Rei berhenti dan memanggil bik Inah lagi.

"Bik, itu di meja ada martabak. Ambil satu bungkus buat bibik, yang lainnya mau Rei bawa ke rumah sakit nanti."

"Iya mbak. Makasih" jawab bi Inah

Renita pun berlalu menuju kamarnya, meletakkan tas dan bingkisan yang tadi diambil dari meja kerjanya.

Setelah menyelesaikan mandi dan berganti pakaian rumahan kesayangan nya. Rei membuka handphone nya, dan mulai berselancar di dunia maya.

Teringat dengan bingkisan itu, rasa penasaran pun datang kembali. Rei memotretnya dengan kamera HP nya dan diposting di akun instagram miliknya.

"From someone, buka ga ya?" caption yang dia pasang setelah foto bingkisan itu. Dan mulailah Rei mengunggahnya. Tak lama ada yang mengkomentari postingan nya.

@nindi32 : "Dari siapa tuh?"

@yuni_D : "Wah, ada penggemar rahasia nih? 😍"

@Dim_45 : "Wah, nambah saingan gue"

@ArInii : "Buka dong, biar ga pinisirin"

Rei tersenyum membaca komentar dari beberapa temannya. Dan dia pun membuka bingkisan tersebut.

Betapa senang hati Rei saat tahu isinya adalah sebuah novel yang lagi rame diburu, ingat Renita waktu itu di toko buku dia berebut novel dengan seorang pria yang juga menginginkan nya.

Dan karena Renita kalah cepat akhirnya novel itu sudah berpindah tangan. Kecewa pastinya tapi ya sudahlah, masih ada yang berikutnya pikir Rei. Akhirnya dia pun pergi ke konter buku cerita anak-anak dan membeli 2 buku untuk ponakan kecilnya.

Terpopuler

Comments

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

Rei knp panggilan y rei

2022-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 01. Resmi
2 02. Sabar dulu
3 03. Maunya apa sih
4 04. Sendiri dulu
5 05. Maafin Rei
6 06. Rei pamit
7 07. Pagi baru
8 08. Ketemu lagi
9 09. Move on
10 10. My Future Husband
11 11. Kejar tayang
12 12. Ikut kata mama
13 13. Berharap
14 14. Beri waktu
15 15. Sakit hati
16 16. Menata Hati
17 17. Mencari alasan
18 18. Terima saja
19 19. Bobok yuk!
20 20. Kamu mau apa?
21 21. Mencintai dalam sepi
22 22. Berusaha melupakan
23 23. Putus atau terus
24 24. Aku padamu..
25 25. Aku milikmu, kamu milikku
26 26. Kamu milikku selamanya
27 27. Menuju hari H
28 28. Hari Bahagia
29 29. Senyummu semangatku
30 30. Alhamdulillah.. Sah..
31 31. Status baru
32 32. Tante Cantik
33 33. Miko dan Dina junior
34 34. Keputusan Miko
35 35. Triple date
36 36. Mulai hidup baru
37 37. Pernikahan singkat
38 38. Bagaimana rasanya
39 39. Tak ingin lagi
40 40. Bertemu mantan
41 41. Omong kosong
42 42. Aku bukan Rei yang dulu
43 43. Selesai
44 44. Berhenti mengganggu nya
45 45. Semakin cepat semakin baik
46 46. Tolong...bantu saya
47 47. Aku merindu
48 48. Maaf
49 49. Aku serius
50 50. Sebuah kejutan
51 51. Tamu istimewa
52 52. Lulus tanpa syarat
53 53. I want you to be my wife
54 54. Surat Pengunduran Diri
55 55. Semua adalah milikmu
56 56. Harus istirahat total
57 57. Sabar ya
58 58. Lebih suka yang seksi
59 59. Indomie seleraku
60 60. Tentang rasa
61 61. Ini hidupku
62 62. Let's Play the game
63 63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64 64. Jangan egois
65 65. take it or leave it
66 66. Aku ingin kita tetap bersama
67 67. It's over now
68 68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69 69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70 70. Banyak rahasia yang terungkap
71 71. Jangan lupakan aku
72 72. Sadar diri
73 73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74 74. Maafkan aku
75 75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76 76. Menyambut baby utun
77 77. Akhirnya launching juga
78 78. Welcome home
79 79. Mencari nama
80 80. Aqiqah Namira Anjani
81 81. Hukuman masih berlaku
82 82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83 83. Menunggu kabar baik
84 84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85 85. Saling memberi dan saling menerima
86 86. Sudah tidak sabar
87 87. Kok namanya sama?
88 88. Bertemu adek bayi
89 89. Mama...aku mau adek
90 90. Yuk...bikin adek
91 91. Tante pulang ya
92 92. Home sweet home
93 93. Makan dulu yuk!
94 94. Sebuah kabar baik
95 95. Welcome baby utun
96 96. Aku akan jadi daddy
97 97. Rei, papa minta maaf
98 98. Semua akan pergi
99 99. Yang datang dan yang pergi
100 100. Menjenguk baby utun
101 101. Kamu kenapa sayang?
102 102. Harus memilih
103 103. Ikhlaskan
104 104. Terimakasih sudah hadir
105 105. Mulai dari awal lagi
106 106. Kesempatan kedua
107 107. I love you..too
108 108. Memendam rindu
109 109. Aku ingin selamanya begini
110 110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111 112. Selesaikan urusanmu dengannya
112 111. Beri aku kesempatan
113 113. Pilih aku atau dia
114 114. De javu
115 115. Batas kesabaranku sudah habis
116 116. Give a reason
117 117. Mari kita selesaikan episode ini
118 118. The game is over
Episodes

Updated 118 Episodes

1
01. Resmi
2
02. Sabar dulu
3
03. Maunya apa sih
4
04. Sendiri dulu
5
05. Maafin Rei
6
06. Rei pamit
7
07. Pagi baru
8
08. Ketemu lagi
9
09. Move on
10
10. My Future Husband
11
11. Kejar tayang
12
12. Ikut kata mama
13
13. Berharap
14
14. Beri waktu
15
15. Sakit hati
16
16. Menata Hati
17
17. Mencari alasan
18
18. Terima saja
19
19. Bobok yuk!
20
20. Kamu mau apa?
21
21. Mencintai dalam sepi
22
22. Berusaha melupakan
23
23. Putus atau terus
24
24. Aku padamu..
25
25. Aku milikmu, kamu milikku
26
26. Kamu milikku selamanya
27
27. Menuju hari H
28
28. Hari Bahagia
29
29. Senyummu semangatku
30
30. Alhamdulillah.. Sah..
31
31. Status baru
32
32. Tante Cantik
33
33. Miko dan Dina junior
34
34. Keputusan Miko
35
35. Triple date
36
36. Mulai hidup baru
37
37. Pernikahan singkat
38
38. Bagaimana rasanya
39
39. Tak ingin lagi
40
40. Bertemu mantan
41
41. Omong kosong
42
42. Aku bukan Rei yang dulu
43
43. Selesai
44
44. Berhenti mengganggu nya
45
45. Semakin cepat semakin baik
46
46. Tolong...bantu saya
47
47. Aku merindu
48
48. Maaf
49
49. Aku serius
50
50. Sebuah kejutan
51
51. Tamu istimewa
52
52. Lulus tanpa syarat
53
53. I want you to be my wife
54
54. Surat Pengunduran Diri
55
55. Semua adalah milikmu
56
56. Harus istirahat total
57
57. Sabar ya
58
58. Lebih suka yang seksi
59
59. Indomie seleraku
60
60. Tentang rasa
61
61. Ini hidupku
62
62. Let's Play the game
63
63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64
64. Jangan egois
65
65. take it or leave it
66
66. Aku ingin kita tetap bersama
67
67. It's over now
68
68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69
69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70
70. Banyak rahasia yang terungkap
71
71. Jangan lupakan aku
72
72. Sadar diri
73
73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74
74. Maafkan aku
75
75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76
76. Menyambut baby utun
77
77. Akhirnya launching juga
78
78. Welcome home
79
79. Mencari nama
80
80. Aqiqah Namira Anjani
81
81. Hukuman masih berlaku
82
82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83
83. Menunggu kabar baik
84
84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85
85. Saling memberi dan saling menerima
86
86. Sudah tidak sabar
87
87. Kok namanya sama?
88
88. Bertemu adek bayi
89
89. Mama...aku mau adek
90
90. Yuk...bikin adek
91
91. Tante pulang ya
92
92. Home sweet home
93
93. Makan dulu yuk!
94
94. Sebuah kabar baik
95
95. Welcome baby utun
96
96. Aku akan jadi daddy
97
97. Rei, papa minta maaf
98
98. Semua akan pergi
99
99. Yang datang dan yang pergi
100
100. Menjenguk baby utun
101
101. Kamu kenapa sayang?
102
102. Harus memilih
103
103. Ikhlaskan
104
104. Terimakasih sudah hadir
105
105. Mulai dari awal lagi
106
106. Kesempatan kedua
107
107. I love you..too
108
108. Memendam rindu
109
109. Aku ingin selamanya begini
110
110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111
112. Selesaikan urusanmu dengannya
112
111. Beri aku kesempatan
113
113. Pilih aku atau dia
114
114. De javu
115
115. Batas kesabaranku sudah habis
116
116. Give a reason
117
117. Mari kita selesaikan episode ini
118
118. The game is over

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!