03. Maunya apa sih

Sesampainya dirumah, pak Fauzi memperhatikan putrinya yang terlelap, tampak wajah lelahnya. Terukir senyum diwajah pria paruh baya tersebut. Tak tega ingin membangunkannya, tapi menggendong putrinya pun tidak mungkin lagi.

Gadis kecil itu sudah berubah menjadi wanita dewasa, walau terkadang sikapnya masih manja. Mengusap kepalanya dan mencium keningnya seperti yang biasa dilakukannya. Hingga membuat Renita menggeliat karena merasakan ada yang menyentuhnya, dan dia tersenyum pada cinta pertamanya.

"Pa, kenapa tidak membangunkan Rei kalau sudah sampe" melihat sekitarnya.

"Papa tidak tega membangunkan mu, tapi papa juga tak sekuat dulu jika harus menggendong mu sampai kamar, bisa kumat encok papa" ucapnya berseloroh sambil tertawa.

Rei melihat papa nya tertawa pun ikut tertawa, yang benar saja jika papanya harus menggendongnya sampai kamar bukan cuma encok papa yang kumat, tapi penyakit tahunan mamanya bisa kambuh. Cerewet nya tak akan berhenti sepanjang hari.

"Papa, mana mungkin Rei meminta papa menggendong Rei. Bisa ngamuk ibu negara kalau ketahuan. hahaha" jawabnya.

"Rei buka pagar dulu ya pa" tersenyum sambil membuka pintu mobil. Dan keluar membuka pagar rumahnya.

Setelah memastikan pintu pagar dan garasi terkunci, keduanya lalu masuk ke kamar masing-masing. Mengistirahatkan badan yang sudah seharian beraktivitas.

€€€

Keesokan harinya, pak Fauzi sudah bersiap ke rumah sakit mengantarkan baju ganti untuk istrinya, sambil menunggu Renita turun beliau menikmati secangkir kopi dan membaca koran pagi ini.

"Pagi pa" sapa Rei sambil mencium pipi papanya. Duduk disamping papa dan memulai sarapannya.

"Rei, ikut papa kan ke rumah sakit ambil mobil" tanya papa.

"Enggak pa, biar Rei ambil nanti saat istirahat makan siang, sekalian mau dibawa ke bengkel. Sudah waktunya ganti oli pa"

"Oh ya sudah, berarti langsung ke kantor abis ini"

Menganggukkan kepalanya, sambil menghabiskan susu hangat kesukaannya.

Seperjalanan menuju ke tempat kerjanya, Renita dan papa tak berhenti bersenandung mengikuti lagu yang diputar di mobil papanya. Tembang kenangan yang sering mama dan papanya nyanyikan dirumah.

Saat diperempatan menunggu lampu merah berganti, sorot matanya menangkap bayangan seseorang. Ya seseorang yang pernah singgah di hatinya, meskipun tidak lama.

"Reza" batin Rei, dia tampak bahagia dengan istri barunya, apalagi kini sudah ada si kecil yang diantara mereka.

Tanpa sadar keduanya saling menatap satu sama lain dari balik kaca mobil. Renita tahu meskipun mereka bercerai, dia tidak bisa membencinya. Karena urusan hati tidak ada yang tahu.

Untung saja lampu hijau menyala, dan keduanya sudah melaju. Entah apa yang ada dalam pikirannya, meskipun Renita marah atas perselingkuhan mantan suaminya, tapi dia juga tak bisa menolak kalau Reza sudah menempati ruang kecil dihatinya.

Tak ingin papanya tahu, Rei segera menghapus air mata yang jatuh dipipi nya. Dan kembali menyanyikan tembang lawas yang papanya putar.

Sampai didepan lobi kantornya, mencium tangan dan pipi papa dan berpamitan. Lalu masuk menuju ruangannya setelah mobil papanya menghilang dari pandangannya.

"Pagi... " sapa Rei pada teman-temannya yang sudah lebih dulu tiba.

"Pagi Rei, gimana sudah dibuka bungkusanmu?" tanya Miko

"Sudah dong" jawabnya singkat.

"Wah seneng nih kelihatannya." goda Rio sambil melirik Miko.

"Hooh, auranya beda gitu" timpal Miko kemudian.

"Apaan sih? Udah ah, absen dulu terus siap-siap di front office." Tak mau berlama-lama karena Rei tahu dia akan jadi bulan-bulanan kedua sahabatnya itu.

"Oke bos" sahut keduanya bersama.

"Arini mana, kok tumben belum datang itu anak?" tanya Rei

"Katanya sedikit telat karena masih antar ibunya ke dokter, paling bentar lagi nyampe" sahut Miko

"Oh, sakit lagi kan?"

"Ga kok cuma kontrol rutin aja"

Mereka menuju meja teller dan bersiap sebelum jam kliring dimulai. Setelah itu mulai menyalakan mesin pemanggil antrean. Dan siap melaksanakan tugas hari ini.

€€€

"Mau makan siang dimana?" bisik Arini pada Renita.

"Aku mungkin ke rumah sakit dulu mau ambil mobil, sekalian antarin ke bengkel buat ganti oli." jawab Renita

"Jadi makan siangnya sekalian di pujasera depan bengkel aja. Kangen makan ayam geprek disana."

"Oh, ya udah nanti aku anterin sekalian mau ambil obatnya ibu di apotik dekat situ." Arini

Setelah selesai melayani nasabah yang terakhir mereka berdua memasang papan tanda istirahat dan hendak menuju meja kerjanya. Berpapasan dengan Miko yang sudah lebih dulu melaksanakan ibadah sholat dhuhur.

"Kalian mau kemana, buru-buru amat?" tanya nya kontan membuat keduanya berhenti.

"Mau makan ayam geprek di pujasera, tapi sebelumnya ambil mobilnya Rei di rumah sakit" jawab Arini.

"Loh kok bisa ada disana, emang siapa yang masuk rumah sakit?"

"Kak Dani kemarin melahirkan, semalam sudah ngantuk jadi ikut papa pulang mobil aku tinggal disana." jelas Rei

"Oh, kirain ada yang sakit"

"Kamu mau ayam geprek juga ga?" tanya Arini

"Boleh deh, sekalian sama punya Rio ya. Lagi malas ke kantin katanya."

"Okey"

Keduanya pun meninggalkan kantor menuju rumah sakit, tiba-tiba handphone Rei berbunyi. Nada dering yang sama yang dia tujukan untuk mantan suaminya.

Renita memang tak mengganti nada dering khusus itu. Bukan tak ingin mengganti tapi rasanya masih malas mengganti atau masih terlalu berharap padanya? Entah, hanya Renita yang tahu jawabannya.

"Rei, kok ga diangkat telpon nya?" Arini menggoyangkan lengan Renita, membuyarkan lamunannya.

"Ah iya, kenapa?" tersadar dari lamunannya, Rei malah balik nanya.

"Kamu tuh lagi ngelamunin apa sih, sampe ditanya apa, malah balik nanya."

"Hape mu tuh bunyi terus dari tadi, diangkat kek. Kalo ga mau diangkat ya direject aja, kasihan yang nelpon tahu!"

"Biarin lah, aku malas ngangkat telpon nya." jawab Renita

"Emang siapa yang nelpon?"

"Nih.. " Menunjukkan layar hape nya pada Arini

"Ngapain itu orang nelpon kamu?"

"Ya mana aku tahu, ini juga baru nelpon kok" Renita mengendikkan bahunya

"Mungkin dia kangen sama kamu, kan kamu mantan terindahnya." seloroh Arini, menggoda Renita yang menentukan bibirnya.

"Ih apaan sih. Ga ya"

"Ya sapa tahu kan"

Beberapa kali berdering tapi tak dihiraukan, tapi ada rasa penasaran mungkin juga rasa kangen pada mantan suaminya, apalagi setelah pertemuan singkat tak sengaja tadi pagi.

€€€

Berapa menit kemudian sampailah mereka di parkiran rumah sakit, Rei menuju ke tempat mobilnya berada dan Arini sudah menuju ke apotek.

Setelah mengantarkan mobilnya ke bengkel langganannya. Renita lalu menyebrang jalan menuju pujasera, karena tadi janjian ketemu disana dengan Arini.

Berjalan menuju stand ayam geprek favoritnya, Renita mencari keberadaan Arini sambil memencet hape nya.

Tiba-tiba dirinya menabrak seseorang, hampir saja Renita terpental ke belakang jika saja orang yang ditabraknya tak memegangi tangannya.

"Maaf, saya tidak sengaja" ucap Renita

"Rei.."

Mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sudah setahun ini tak lagi mengisi hari-hari nya. Terlambat untuk menghindar, ya sudah hadapi saja.

"Rei, apa kabar?" Reza mencoba mengalihkan kecanggungan, entah kenapa dia selalu merindukan sorot mata ini.

Mungkin sudah tidak ada lagi namanya disana, tapi bolehkan jika Reza berharap bisa kembali mengisinya.

Masih dengan posisi semula, keduanya saling menatap mata. Tak dipungkiri ada rasa rindu diantara kedua nya. Menatap dan mencari jawaban atas pertanyaan dihati.

Hingga Renita tersadar karena hape nya bergetar, Arini menghubunginya.

"Uff, untung saja" batin Rei

"Terimakasih Tuhan, kalo menyelamatkan aku" Renita pura-pura membenahi rambutnya mengusir ketegangan.

"Aku.. Aku baik. Kamu sendiri apa kabar mas?" sapa Rei, meskipun sudah setahun berpisah tapi ternyata masih sama seperti dulu.

Selalu kaku dan grogi jika berdua dengan nya, dengan mantan suaminya.

"Aku baik Rei, tapi tidak hatiku" batin Reza

Menyadari Renita sedang menunggu jawabnya, dia pun tergelak.

"Baik, aku baik Rei"

"Papa dan mama sehat kan?"

"Alhamdulillah, Papa dan mama sehat"

"Papa mama mas Reza sehat? Ga naik lagi kan tensinya. Mas ga bikin ulah lagi kan?" candanya

"senyum itu, aku merindukannya" batin Reza kembali bergejolak.

"Kamu bisa aja, Rei. Ga lah, aku sudah jadi anak baik sekarang" katanya sambil tertawa.

"Rei, bisakah kita bicara empat mata?" Akhirnya pertanyaan itu lolos juga.

"Loh, kita sekarang kan sudah bicara empat mata mas" sergah Rei

"Iya... maksudku, apa kamu ada waktu. Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Mas ini lucu, ya bicara aja apa susahnya. Tapi sayangnya sekarang bukan waktu yang tepat."

"Ya sudah, aku tunggu kapan kamu bisa"

"Aku ga bisa janji, tapi aku akan usahakan."

"Baik, aku tunggu"

Rei hanya tersenyum, entah kenapa tidak bisa menolaknya. Lagi dan lagi, tiba-tiba dari belakangnya.

"Rei... ya ampun, aku sampe keriting nungguin kamu tahu ga, untung aja sudah pesan duluan tadi ayam gepreknya kalau ga bisa semaput aku." cerocos Arini

"Eh ada mas Reza, apa kabar mas?" sambil menjabat tangan.

"Baik, maaf ya. Aku ga tahu kalau ternyata kalian sudah janjian." Sahut Reza merasa bersalah.

"Gapapa mas, emang dasar ini aja yang ga bisa lihat yang bening dikit." cengir Arini sambil menyikut tangan Rei.

"What? Apaan sih" Rei melotot, tapi yang dipelopori malah nyengir sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

Reza hanya tertawa mendengar kedua sahabat itu saling berdebat. Keduanya emang tak pernah berubah, ga perlu jaim seperti perempuan lainnya.

Penampilan Reza sekarang memang makin dewasa, makin terlihat tampan di usianya. Makanya banyak sekali clien nya yang terang-terangan memuji dirinya. Bahkan tak malu untuk dekat dengannya.

"Kamu berhutang penjelasan padaku, kenapa tadi bisa ngobrol sama si mantan terindah itu"

"Apaan sih, aku ga sengaja kok ketemu dia."

"Hmmm ga yakin deh" Arini mencembikkan mulutnya, mencoba menggali informasi

"Beneran kok, suwer. Kalo ga percaya ya udah, ga rugi juga aku"

"iya deh, ngalah daripada manyun gitu."

"Terus dia ngajak ketemuan gitu?"

Renita menganggukkan kepalanya, rasanya seperti lagi disidang sama guru BK. Nyerocos mulu sahabatnya itu.

"Maunya apa sih? kok tadi sepertinya maksa banget pengen ketemu kamu."

"Mau tahu atau mau tahu banget?" Renita berjalan menuju parkiran meninggalkan Arini yang masih kepo

"Loh kok malah ditinggal sih, Rei tunggu.. " Arini berlari mengejar sahabatnya. Dan merekapun kembali ke tempat kerjanya.

€€€

Renita berniat naik bus menuju bengkel langganannya, karena ga mungkin kalau harus nebeng sama teman-temannya. Rumah mereka tidak searah dengan bengkel.

Kasihan juga jika harus putar balik, mana macetnya juga mulai padat disaat jam kerja berakhir. Lagian pula Renita ingin menjenguk keponakan barunya.

Dan disinilah dia, berada diantara keluarganya dengan kedua keponakan kecilnya yang menggemaskan.

"Kak, aku bawa pulang ya dedeknya" ucap Renita tanpa rasa bersalah. Dia membawa bayi berumur dua hari itu kedalam gendongannya. Menciumi pipinya, wangi bayi memang selalu menyenangkan.

"Enak aja, bikin sendirilah" jawab kakaknya ketus. Dia tahu Renita pasti akan merajuk.

"Ah, bikin doang mah gampang tapi sama siapa?" jawab Renita asal, membuat semua yang diruangan itu terkejut.

"Makanya cari calon suami biar bisa bikin adonan bayi yang bagus kayak gitu" Sambil tertawa Kak Dani mulai menggodanya.

"Yakali.. hilang sampe harus dicari. Kakak aneh deh"

"Loh bener kan, kamu itu harusnya buka hati biar cepat laku, dan bisa bikin adonan."

"Kakak.... Ma, kakaknya tuh" rajuk Rei sambil memonyongkan mulutnya.

"Kalian itu kalau udah kumpul berantem mulu, kayak kucing dan tikus. Akur napa" sergah mama

"Abisnya ma, Rei itu lucu pengen punya anak tapi ga mau nikah. Anak aku mau diminta, aneh kan."

"Kakak kan bisa bikin lagi, ya kan bang" Rei mulai mencari sekutu.

"Bang Heru aja mau kok diajak bikin lagi"

"Dia mah enak tinggal setor doang, nah yang loading hasil akhir kan aku. Kemana-mana dibawa dah mirip pemain drumband aku teh."

Sontak aja semua orang tertawa mendengar perdebatan kakak beradik yang absurb itu, Heru yang merasa dipojokkan cuma bisa nyengir sambil menggaruk kepalanya yang ga gatal.

Dan begitulah suasana yang selalu dirindukan oleh mereka, saat Kak Daniar menikah dan ikut suaminya bertugas di kota lain, Rei tidak ada teman untuk berdebat.

Saat Rei menikah dengan almarhum Anton dia pun ikut suaminya dinas di luar Pulau. Sampai saat kejadian naas itu terjadi, Rei terpaksa pulang dan kembali menetap disini.

Setelah mengurus semua surat pindah tugas, dari Bank tempatnya bekerja, melewati masa iddah dan mulai menata hidup baru. Beruntungnya Orangtua almarhum Anton mengerti keadaannya, bahkan yang meminta Rei untuk menikah lagi adalah ibunda Anton.

Mengerti keadaan menantunya, karena beliaupun sudah pernah mengalami hal yang sama. sebagai seorang istri prajurit, mau tidak mau, rela tidak rela dirinya harus melepas kepergian suaminya ke daerah konflik.

Bahkan sebelum Anton melamarnya Renita sudah menyiapkan mentalnya, jika menikah dengan anggota TNI maka harus siap dengan segala resikonya termasuk kontrak mati yang sewaktu-waktu datang.

Keluarga almarhum sangat mengerti Rei, bahkan sangat menyayanginya. Karena Anton adalah anak terakhir dan berasal dari keluarga besar TNI, Mulai dari kakeknya, saudara sepupu, Anton dan kakak-kakaknya semua abdi negara.

Bangga berada diantara keluarga besar Anton yang tak pernah pilih kasih, bahkan ikatan keluarga yang erat membuat Renita berat melepaskan.

Meskipun sekarang dia sudah tidak lagi bersama mereka, tapi Renita tidak pernah putus hubungan dengan keluarga Anton. Sesekali Renita akan pergi dan menginap disana saat weekend atau saat liburan tiba.

Mereka menyambut baik Renita seperti anak mereka sendiri. Bahkan saat Renita menikah dengan Reza mereka datang dan ikut membantu acara pernikahannya.

Hanya saja selama menikah dengan Reza, Renita sudah tidak pernah lagi menginap disana. Biasanya saat weekend setelah mengunjugi makam almarhum, Renita langsung kerumah orangtua nya.

Rei mendengus, sudah dua minggu ini dia tidak mengunjungi makam Anton. Besok setelah menyelesaikan semua laporan bulanannya, dia akan mengunjungi makam dan menginap dirumah orang tua Anton.

Episodes
1 01. Resmi
2 02. Sabar dulu
3 03. Maunya apa sih
4 04. Sendiri dulu
5 05. Maafin Rei
6 06. Rei pamit
7 07. Pagi baru
8 08. Ketemu lagi
9 09. Move on
10 10. My Future Husband
11 11. Kejar tayang
12 12. Ikut kata mama
13 13. Berharap
14 14. Beri waktu
15 15. Sakit hati
16 16. Menata Hati
17 17. Mencari alasan
18 18. Terima saja
19 19. Bobok yuk!
20 20. Kamu mau apa?
21 21. Mencintai dalam sepi
22 22. Berusaha melupakan
23 23. Putus atau terus
24 24. Aku padamu..
25 25. Aku milikmu, kamu milikku
26 26. Kamu milikku selamanya
27 27. Menuju hari H
28 28. Hari Bahagia
29 29. Senyummu semangatku
30 30. Alhamdulillah.. Sah..
31 31. Status baru
32 32. Tante Cantik
33 33. Miko dan Dina junior
34 34. Keputusan Miko
35 35. Triple date
36 36. Mulai hidup baru
37 37. Pernikahan singkat
38 38. Bagaimana rasanya
39 39. Tak ingin lagi
40 40. Bertemu mantan
41 41. Omong kosong
42 42. Aku bukan Rei yang dulu
43 43. Selesai
44 44. Berhenti mengganggu nya
45 45. Semakin cepat semakin baik
46 46. Tolong...bantu saya
47 47. Aku merindu
48 48. Maaf
49 49. Aku serius
50 50. Sebuah kejutan
51 51. Tamu istimewa
52 52. Lulus tanpa syarat
53 53. I want you to be my wife
54 54. Surat Pengunduran Diri
55 55. Semua adalah milikmu
56 56. Harus istirahat total
57 57. Sabar ya
58 58. Lebih suka yang seksi
59 59. Indomie seleraku
60 60. Tentang rasa
61 61. Ini hidupku
62 62. Let's Play the game
63 63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64 64. Jangan egois
65 65. take it or leave it
66 66. Aku ingin kita tetap bersama
67 67. It's over now
68 68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69 69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70 70. Banyak rahasia yang terungkap
71 71. Jangan lupakan aku
72 72. Sadar diri
73 73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74 74. Maafkan aku
75 75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76 76. Menyambut baby utun
77 77. Akhirnya launching juga
78 78. Welcome home
79 79. Mencari nama
80 80. Aqiqah Namira Anjani
81 81. Hukuman masih berlaku
82 82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83 83. Menunggu kabar baik
84 84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85 85. Saling memberi dan saling menerima
86 86. Sudah tidak sabar
87 87. Kok namanya sama?
88 88. Bertemu adek bayi
89 89. Mama...aku mau adek
90 90. Yuk...bikin adek
91 91. Tante pulang ya
92 92. Home sweet home
93 93. Makan dulu yuk!
94 94. Sebuah kabar baik
95 95. Welcome baby utun
96 96. Aku akan jadi daddy
97 97. Rei, papa minta maaf
98 98. Semua akan pergi
99 99. Yang datang dan yang pergi
100 100. Menjenguk baby utun
101 101. Kamu kenapa sayang?
102 102. Harus memilih
103 103. Ikhlaskan
104 104. Terimakasih sudah hadir
105 105. Mulai dari awal lagi
106 106. Kesempatan kedua
107 107. I love you..too
108 108. Memendam rindu
109 109. Aku ingin selamanya begini
110 110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111 112. Selesaikan urusanmu dengannya
112 111. Beri aku kesempatan
113 113. Pilih aku atau dia
114 114. De javu
115 115. Batas kesabaranku sudah habis
116 116. Give a reason
117 117. Mari kita selesaikan episode ini
118 118. The game is over
Episodes

Updated 118 Episodes

1
01. Resmi
2
02. Sabar dulu
3
03. Maunya apa sih
4
04. Sendiri dulu
5
05. Maafin Rei
6
06. Rei pamit
7
07. Pagi baru
8
08. Ketemu lagi
9
09. Move on
10
10. My Future Husband
11
11. Kejar tayang
12
12. Ikut kata mama
13
13. Berharap
14
14. Beri waktu
15
15. Sakit hati
16
16. Menata Hati
17
17. Mencari alasan
18
18. Terima saja
19
19. Bobok yuk!
20
20. Kamu mau apa?
21
21. Mencintai dalam sepi
22
22. Berusaha melupakan
23
23. Putus atau terus
24
24. Aku padamu..
25
25. Aku milikmu, kamu milikku
26
26. Kamu milikku selamanya
27
27. Menuju hari H
28
28. Hari Bahagia
29
29. Senyummu semangatku
30
30. Alhamdulillah.. Sah..
31
31. Status baru
32
32. Tante Cantik
33
33. Miko dan Dina junior
34
34. Keputusan Miko
35
35. Triple date
36
36. Mulai hidup baru
37
37. Pernikahan singkat
38
38. Bagaimana rasanya
39
39. Tak ingin lagi
40
40. Bertemu mantan
41
41. Omong kosong
42
42. Aku bukan Rei yang dulu
43
43. Selesai
44
44. Berhenti mengganggu nya
45
45. Semakin cepat semakin baik
46
46. Tolong...bantu saya
47
47. Aku merindu
48
48. Maaf
49
49. Aku serius
50
50. Sebuah kejutan
51
51. Tamu istimewa
52
52. Lulus tanpa syarat
53
53. I want you to be my wife
54
54. Surat Pengunduran Diri
55
55. Semua adalah milikmu
56
56. Harus istirahat total
57
57. Sabar ya
58
58. Lebih suka yang seksi
59
59. Indomie seleraku
60
60. Tentang rasa
61
61. Ini hidupku
62
62. Let's Play the game
63
63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64
64. Jangan egois
65
65. take it or leave it
66
66. Aku ingin kita tetap bersama
67
67. It's over now
68
68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69
69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70
70. Banyak rahasia yang terungkap
71
71. Jangan lupakan aku
72
72. Sadar diri
73
73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74
74. Maafkan aku
75
75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76
76. Menyambut baby utun
77
77. Akhirnya launching juga
78
78. Welcome home
79
79. Mencari nama
80
80. Aqiqah Namira Anjani
81
81. Hukuman masih berlaku
82
82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83
83. Menunggu kabar baik
84
84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85
85. Saling memberi dan saling menerima
86
86. Sudah tidak sabar
87
87. Kok namanya sama?
88
88. Bertemu adek bayi
89
89. Mama...aku mau adek
90
90. Yuk...bikin adek
91
91. Tante pulang ya
92
92. Home sweet home
93
93. Makan dulu yuk!
94
94. Sebuah kabar baik
95
95. Welcome baby utun
96
96. Aku akan jadi daddy
97
97. Rei, papa minta maaf
98
98. Semua akan pergi
99
99. Yang datang dan yang pergi
100
100. Menjenguk baby utun
101
101. Kamu kenapa sayang?
102
102. Harus memilih
103
103. Ikhlaskan
104
104. Terimakasih sudah hadir
105
105. Mulai dari awal lagi
106
106. Kesempatan kedua
107
107. I love you..too
108
108. Memendam rindu
109
109. Aku ingin selamanya begini
110
110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111
112. Selesaikan urusanmu dengannya
112
111. Beri aku kesempatan
113
113. Pilih aku atau dia
114
114. De javu
115
115. Batas kesabaranku sudah habis
116
116. Give a reason
117
117. Mari kita selesaikan episode ini
118
118. The game is over

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!