05. Maafin Rei

Setelah beristirahat dan makan malam, Rei duduk di teras belakang rumah. Tak banyak yang berubah dari rumah ini, terakhir menginap sebelum menikah dengan Reza bangunan rumah ini masih sama.

Hanya beberapa bagian rumah tampak diperbaiki karena rembesan air ketika musim hujan tiba. Halaman belakang pun masih sama, banyak pohon buah disana, mangga dan rambutan. Cuma sekarang papa menambah area samping menjadi tempat khusus kebun hidroponik.

Papa memang juara, memanfaatkan masa pensiunnya untuk mengembangkan hobi bercocok tanamnya. Masih menikmati tur di belakang rumah, melewati jalan setapak tampak kebun bunga disana. Aneka jenis bunga, mawar dengan bermacam warna, anggrek dan krisan.

Rasanya tak ada puasnya memandangi mereka, aneka warna dan wangi. Membuat pikiran jadi tenang, melepas kepenatan di kala bekerja.

Duduk di gazebo samping kebun bunga, tampak masih baru mungkin sering digunakan saat papa dan mama mertuanya itu beristirahat kala sibuk dengan bunganya.

"Rei... " Mama Suci memanggilnya. Rei menoleh dan tersenyum, wanita paruh baya ini begitu anggun dengan segala pesonanya. Meskipun usianya sudah tak muda lagi, tapi beliau masih rajin merawat diri terutama dengan ramuan alami khas Indonesia, apalagi kalau bukan jamu.

"iya Ma"

"Kok sendirian aja, mama cariin loh tadi" berjalan mendekati Rei, dan duduk disampingnya.

"Rei lagi lihat kebun bunga Ma, makin banyak ya bunganya."

"Alhamdulillah, daripada bengong kan mending cari kesibukan malah nambah tabungan." jawab mama Suci

"Iya juga, apalagi abang dan kakak tugasnya sudah pindah ya ma, tambah jarang pulang."

"Iya, itulah resiko jadi abdi negara. Tapi kalau kita lakukan dengan ikhlas semuanya pasti akan dimudahkan."

Rei tersenyum, kedua kakak iparnya itu memang mengikuti papa nya jadi abdi negara atas keinginan mereka sendiri. Bahkan alm. Anton pernah bercerita kalau hampir semua keluarga besar papa nya adalah abdi negara, mulai dari AD, AL, AU dan ada juga yang Polisi.

"Kalian disini rupanya, papa cariin di depan tahunya ada disini." Ujar Papa mendekati mereka, diikuti oleh bik Mai yang membawa nampan berisi minuman dan camilan.

"Ayo dimakan Rei, ini tadi dikasih sama Pak Somad tetangga depan yang baru datang dari Banyuwangi nengok cucunya yang baru lahiran."

"Iya ma" jawab Rei singkat

"Rei, papa mau tanya tapi Rei ga marah kan?"

"Papa mau tanya apa, silahkan selama Rei bisa jawab. Rei ga akan marah kok."

Melihat pada istrinya lalu mengangguk, sambil menghela napas Papa Hadi mengutarakan maksudnya.

"Apa Rei tidak ingin menikah lagi nak?" . Rei tampak terkejut dengan penuturan beliau, seakan tercekat rasanya.

"Kamu pantas untuk menikah lagi dan mencari kebahagiaan kamu. Papa dan mama tahu masih ada trauma dalam hatimu karena gagal dalam berumah tangga. Tapi jangan pernah menutup hati untuk orang lain, untuk cinta yang lain." Ucap Papa, beliau tahu Rei masih menutup dirinya. Dan itu membuatnya tak tenang.

Rei mengerti maksud papa Hadi tapi entahlah, belum tepat rasanya menjalin hubungan jika hatinya masih sama. Kegagalan berumah tangga menyisakan sakit dihatinya, dua kali dia menyandang status janda. Tak akan mudah mendapatkan pasangan yang mau menerimanya dengan statusnya sekarang.

"Rei.. Mama tahu, Rei ragu untuk menjalin hubungan karena Rei minder dengan status Rei kan?" tanya Mama.

Rei mengangguk, tak ada gunanya menyembunyikan lagi. Rasanya dadanya sudah sesak. Menangis... mungkin dengan begini bisa mengeluarkan semua bebannya.

"Rei, sayang. Maafkan kalau kami bertanya ini, kami hanya ingin melihatmu bahagia. Kami tak akan memaksamu, tapi kami bertanggung jawab atas amanat Almarhum."

Rei terdiam, ingatannya kembali pada saat membaca surat terakhir dari almarhum suaminya. Almarhum Anton juga memintanya untuk melanjutkan hidupnya, mencari kebahagiaan baru.

Tangis Rei kembali pecah, seandainya waktu bisa diputar kembali, dia ingin menikah sekali seumur hidup. Tapi takdir berkata lain, jalan hidup Rei tidak semulus yang dibayangkan.

"Maafin Rei.. pa, ma. Rei tak ingin membebani papa dan mama, Rei merasa tidak pantas menerima kasih sayang kalian. Apalagi sejak mas Anton tiada." ucap Rei sambil sesenggukan, air matanya mengalir seiring emosinya yang membuncah.

"Rei tidak salah kok, tapi kami ingin Anton tenang disana melihat Rei bahagia." Jawab mama Suci, didekapnya mantan menantunya itu.

Memberikan pelukan dengan kehangatan seperti yang mama nya lakukan. Memang tak pernah ada yang berubah, perlakuan mereka pada Renita masih sama seperti saat masih ada Anton disisi nya.

"Rei...Rei tahu kan mama dan papa menyayangi Rei seperti anak kami sendiri." Papa ikut mendekat, memberikan pelukan pada Renita.

"Ada atau tiada Anton, Rei tetap anak kami. Sampai kapan pun akan menjadi anak kami." Mama Suci membelai rambut Rei, dan mengusap air matanya.

"Jangan ragu mengutarakan isi hatimu, kalau ada masalah ceritalah, mami akan siap mendengarkan, kami akan selalu ada untukmu." Papa Hadi menimpali. Ketiganya kembali berpelukan selayaknya orangtua dan anak.

"Terima kasih Ma, Pa" dan mereka mengangguk.

Rei terharu mendengar mereka masih menyayangi dirinya meskipun sudah tidak menjadi menantu mereka lagi.

€€€€

Pagi pun tiba, setelah sholat subuh Rei berganti pakaian. Dia antusias saat semalam mama Suci mengajaknya pergi ke pasar.

Sudah lama sekali Rei tidak ke pasar tradisional, dirumah mama ke pasar hanya saat stok kebutuhan pokok habis, kalau belanja harian biasanya Bik Inah belanja ke tukang sayur dekat rumah.

Mama Suci sengaja mengajak Rei ke pasar biar tidak kesepian dirumah, karena pagi ini selepas subuh papa Hadi akan mengirim sayur ke beberapa rumah makan dan pasar di kota ini.

Mereka memilih berjalan kaki menuju pasar tradisional, jarak nya hanya 1 km dan lumayan jauh bagi Rei karena dia jarang sekali keluar rumah tanpa kendaraan.

"Capek?" tanya Mama saat melihat Rei mulai berkeringat. Rei hanya tersenyum, meski sebenarnya kakinya sudah mulai pegal.

"Masak kalah sama bibik non" canda bik Mai mempercepat langkahnya.

"Bibik ah, Rei kan ga pernah jalan kaki sejauh ini." berhenti sambil mengatur napasnya. Mama Suci hanya tersenyum melihat keduanya.

"Ayo kita lanjutkan lagi, biar cepat sampai. Nanti disana kita sarapan pecel ya." ajak mama.

Udara pagi yang masih segar seperti ini jarang dia temui di kota besar, jadi mumpung disini manfaatin sebaik mungkin.

"Ayo Rei, semangat." batin Rei

€€€

Puas belanja jajanan pasar yang sudah jarang dia temui, makan pecel dan membeli makanan khas buat oleh-oleh orang rumah dan teman kantornya, Rei dan Mama Suci pun pulang naik bentor.

Bik Mai sudah pulang duluan karena harus segera masak sarapan pagi buat para pekerja papa yang hari ini akan memetik sayuran untuk permintaan dari sebuah hotel berbintang di kota sebelah.

Sungguh pengalaman baru yang menyenangkan bagi Rei, mengenal kehidupan di desa yang beda mobilitasnya dengan kota tempat tinggal nya.

€€€

"Gimana, sudah selesai beresin oleh-olehnya?" tanya mama Suci saat melihat Rei melewati dapur.

"Oh, iya ma sudah beres" jawab Rei

"Ya sudah, sekarang kamu istirahat dulu, bersih-bersih nanti agak siangan bisa pulang."

"Siap ma" Rei pun berlalu menuju kamarnya, mama Suci lanjut membereskan belanjaan nya.

Episodes
1 01. Resmi
2 02. Sabar dulu
3 03. Maunya apa sih
4 04. Sendiri dulu
5 05. Maafin Rei
6 06. Rei pamit
7 07. Pagi baru
8 08. Ketemu lagi
9 09. Move on
10 10. My Future Husband
11 11. Kejar tayang
12 12. Ikut kata mama
13 13. Berharap
14 14. Beri waktu
15 15. Sakit hati
16 16. Menata Hati
17 17. Mencari alasan
18 18. Terima saja
19 19. Bobok yuk!
20 20. Kamu mau apa?
21 21. Mencintai dalam sepi
22 22. Berusaha melupakan
23 23. Putus atau terus
24 24. Aku padamu..
25 25. Aku milikmu, kamu milikku
26 26. Kamu milikku selamanya
27 27. Menuju hari H
28 28. Hari Bahagia
29 29. Senyummu semangatku
30 30. Alhamdulillah.. Sah..
31 31. Status baru
32 32. Tante Cantik
33 33. Miko dan Dina junior
34 34. Keputusan Miko
35 35. Triple date
36 36. Mulai hidup baru
37 37. Pernikahan singkat
38 38. Bagaimana rasanya
39 39. Tak ingin lagi
40 40. Bertemu mantan
41 41. Omong kosong
42 42. Aku bukan Rei yang dulu
43 43. Selesai
44 44. Berhenti mengganggu nya
45 45. Semakin cepat semakin baik
46 46. Tolong...bantu saya
47 47. Aku merindu
48 48. Maaf
49 49. Aku serius
50 50. Sebuah kejutan
51 51. Tamu istimewa
52 52. Lulus tanpa syarat
53 53. I want you to be my wife
54 54. Surat Pengunduran Diri
55 55. Semua adalah milikmu
56 56. Harus istirahat total
57 57. Sabar ya
58 58. Lebih suka yang seksi
59 59. Indomie seleraku
60 60. Tentang rasa
61 61. Ini hidupku
62 62. Let's Play the game
63 63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64 64. Jangan egois
65 65. take it or leave it
66 66. Aku ingin kita tetap bersama
67 67. It's over now
68 68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69 69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70 70. Banyak rahasia yang terungkap
71 71. Jangan lupakan aku
72 72. Sadar diri
73 73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74 74. Maafkan aku
75 75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76 76. Menyambut baby utun
77 77. Akhirnya launching juga
78 78. Welcome home
79 79. Mencari nama
80 80. Aqiqah Namira Anjani
81 81. Hukuman masih berlaku
82 82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83 83. Menunggu kabar baik
84 84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85 85. Saling memberi dan saling menerima
86 86. Sudah tidak sabar
87 87. Kok namanya sama?
88 88. Bertemu adek bayi
89 89. Mama...aku mau adek
90 90. Yuk...bikin adek
91 91. Tante pulang ya
92 92. Home sweet home
93 93. Makan dulu yuk!
94 94. Sebuah kabar baik
95 95. Welcome baby utun
96 96. Aku akan jadi daddy
97 97. Rei, papa minta maaf
98 98. Semua akan pergi
99 99. Yang datang dan yang pergi
100 100. Menjenguk baby utun
101 101. Kamu kenapa sayang?
102 102. Harus memilih
103 103. Ikhlaskan
104 104. Terimakasih sudah hadir
105 105. Mulai dari awal lagi
106 106. Kesempatan kedua
107 107. I love you..too
108 108. Memendam rindu
109 109. Aku ingin selamanya begini
110 110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111 112. Selesaikan urusanmu dengannya
112 111. Beri aku kesempatan
113 113. Pilih aku atau dia
114 114. De javu
115 115. Batas kesabaranku sudah habis
116 116. Give a reason
117 117. Mari kita selesaikan episode ini
118 118. The game is over
Episodes

Updated 118 Episodes

1
01. Resmi
2
02. Sabar dulu
3
03. Maunya apa sih
4
04. Sendiri dulu
5
05. Maafin Rei
6
06. Rei pamit
7
07. Pagi baru
8
08. Ketemu lagi
9
09. Move on
10
10. My Future Husband
11
11. Kejar tayang
12
12. Ikut kata mama
13
13. Berharap
14
14. Beri waktu
15
15. Sakit hati
16
16. Menata Hati
17
17. Mencari alasan
18
18. Terima saja
19
19. Bobok yuk!
20
20. Kamu mau apa?
21
21. Mencintai dalam sepi
22
22. Berusaha melupakan
23
23. Putus atau terus
24
24. Aku padamu..
25
25. Aku milikmu, kamu milikku
26
26. Kamu milikku selamanya
27
27. Menuju hari H
28
28. Hari Bahagia
29
29. Senyummu semangatku
30
30. Alhamdulillah.. Sah..
31
31. Status baru
32
32. Tante Cantik
33
33. Miko dan Dina junior
34
34. Keputusan Miko
35
35. Triple date
36
36. Mulai hidup baru
37
37. Pernikahan singkat
38
38. Bagaimana rasanya
39
39. Tak ingin lagi
40
40. Bertemu mantan
41
41. Omong kosong
42
42. Aku bukan Rei yang dulu
43
43. Selesai
44
44. Berhenti mengganggu nya
45
45. Semakin cepat semakin baik
46
46. Tolong...bantu saya
47
47. Aku merindu
48
48. Maaf
49
49. Aku serius
50
50. Sebuah kejutan
51
51. Tamu istimewa
52
52. Lulus tanpa syarat
53
53. I want you to be my wife
54
54. Surat Pengunduran Diri
55
55. Semua adalah milikmu
56
56. Harus istirahat total
57
57. Sabar ya
58
58. Lebih suka yang seksi
59
59. Indomie seleraku
60
60. Tentang rasa
61
61. Ini hidupku
62
62. Let's Play the game
63
63. Tidak ada maaf untuk pengkhianatan
64
64. Jangan egois
65
65. take it or leave it
66
66. Aku ingin kita tetap bersama
67
67. It's over now
68
68. Bertemu baik-baik, pisah juga baik-baik.
69
69. Terima kasih sudah membuatnya jadi milikku
70
70. Banyak rahasia yang terungkap
71
71. Jangan lupakan aku
72
72. Sadar diri
73
73. Pergi dari sini atau aku laporkan polisi
74
74. Maafkan aku
75
75. Karena kamu istriku bukan pembantuku
76
76. Menyambut baby utun
77
77. Akhirnya launching juga
78
78. Welcome home
79
79. Mencari nama
80
80. Aqiqah Namira Anjani
81
81. Hukuman masih berlaku
82
82. Pilih mana, pakai atau hukuman ditambah
83
83. Menunggu kabar baik
84
84. Sesuatu yang baik itu berawal dari niat baik
85
85. Saling memberi dan saling menerima
86
86. Sudah tidak sabar
87
87. Kok namanya sama?
88
88. Bertemu adek bayi
89
89. Mama...aku mau adek
90
90. Yuk...bikin adek
91
91. Tante pulang ya
92
92. Home sweet home
93
93. Makan dulu yuk!
94
94. Sebuah kabar baik
95
95. Welcome baby utun
96
96. Aku akan jadi daddy
97
97. Rei, papa minta maaf
98
98. Semua akan pergi
99
99. Yang datang dan yang pergi
100
100. Menjenguk baby utun
101
101. Kamu kenapa sayang?
102
102. Harus memilih
103
103. Ikhlaskan
104
104. Terimakasih sudah hadir
105
105. Mulai dari awal lagi
106
106. Kesempatan kedua
107
107. I love you..too
108
108. Memendam rindu
109
109. Aku ingin selamanya begini
110
110. Kita bahkan berpisah sebelum memulai
111
112. Selesaikan urusanmu dengannya
112
111. Beri aku kesempatan
113
113. Pilih aku atau dia
114
114. De javu
115
115. Batas kesabaranku sudah habis
116
116. Give a reason
117
117. Mari kita selesaikan episode ini
118
118. The game is over

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!