Berusaha menghindar

Dara menatap wajah Kin dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa menangis, apa hadiahnya kurang besar," Kin meledek Dara.

Dara menundukkan kepala sambil mengusap air mata yang terjatuh. Aku harus tetap tersenyum, aku tidak ingin orang lain mengasihani diriku. "Tuan, kau datang ke sini hanya untuk memberiku ini, kenapa repot-repot sekali," Dara masih menundukkan wajahnya.

"Tidak apa-apa, ini sebagai permintaan maaf karena aku tidak bisa datang saat itu, oya, aku tidak melihat suamimu, apa dia belum pulang kerja?" Kin melihat ke sekeliling mencari suami Dara.

"Hmm belum datang Tuan, aku akan mengambilkan kau minum dulu," Dara berdiri hendak masuk ke dalam rumah, namun Kin menahannya.

"Aku tadi sudah minum, duduklah!" Dara kembali duduk." Kalau di luar tempat kerja, panggil saja namaku seperti dulu Dara, aku jadi canggung kalau kau memanggilku Tuan! "

"Mana bisa Tuan Kin, aku sekarang jadi bawahanmu bukan teman dekatmu seperti dulu lagi."

"Kau ini membuatku menjadi canggung saja,"

"Baiklah, aku akan memanggilmu dengan nama KIN," jawab Dara sambil tersenyum memecah keheningan.

"Begitu lebih enak," Kin tersenyum." Baiklah aku pulang dulu, salam untuk suamimu," Kin beranjak berdiri, Dara ikut berdiri lalu mengangguk pelan.

"Hati-hati di jalan Kin!" sambil melambaikan tangan.

Kin masuk ke dalam mobil, menatap ke arah Dara sejenak, kau sudah memiliki suami sekarang, kita tidak bisa seakrab dulu lagi Dara. Kin melajukan mobilnya pelan.

Dara masuk dan mengunci pintu rumah, tak terasa air mata yang sempat mengering itu menetes kembali. Dara menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, membekap wajahnya pada bantal. Dia sudah tak kuasa membendung kesedihannya lagi, semua dicurahkan di atas bantal spon itu.

Dia selalu menyesali keputusan yang dia ambil, menikah dengan seseorang yang belum lama Ia kenal. Mempercayai setiap kata yang keluar dari mulutnya, yang semua itu palsu, hanya gombalan semata. Begitu bodohnya dia sampai tidak mengetahui bagaimana watak asli Rei.

Dara bangkit dari tidurnya, mengusap air mata nya, " Untuk apa aku harus menangis, saat ini aku sudah lepas dari Rei sialan itu, aku harus bisa kuat, semua temanku adalah orang baik, mereka pasti tidak akan mencela diriku kalau mereka tau semuanya," Dara berjalan ke kamar mandi yang berada di luar kamarnya. Mengambil air wudhu lalu menunaikan kewajibannya.

***

Keesokan paginya, Dara sudah bersiap untuk bekerja kembali. Dia menata hatinya pelan-pelan untuk menghadapi semua rekan kerjanya. Karena dia berpikir, tidak akan mungkin jika rekannya tidak akan bertanya tentang pernikahannya. Dara memang mendapat cuti menikah selama sebulan penuh, itu memang sudah kebijakan spesial yang diberikan perusahan tempat Dara bekerja sebagai wujud terima kasih perusahaan dan menghargai privasi karyawannya. Tapi karena urusan perceraian, Dara jadi menambah beberapa hari lagi untuk mengurusnya.

Tak lama perjalanan Dara menggunakan taksi online, akhirnya dia sampai di halaman perusahaan. Dia masuk dan disambutlah oleh para rekan kerjanya, ada yang mengucapkan selamat, ada yang bilang kenapa lama sekali cutinya, ada yang hanya tersenyum saja. Semua sapaan itu hanya Dara tanggapi dengan senyuman. Dia segera melakukan pekerjaan agar terhindar dari pertanyaan teman-tamannya itu.

Kin sudah berada di dalam ruangan, dia terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa bulan ini industri tekstil nya mulai turun omset, beberapa jenis bahan mentah yang dibutuhkan sangat sulit di dapat, pemasok yang biasa memasok di perusahaannya mulai mengurangi jumlah pasokan.Sedang permintaan lebih besar, jadi banyak perusahaan yang membatalkan pemesanan pada perusahaan industri Kin.Permasalahan ini membuat kepala Kin terasa sakit.

Tok

Tok

Tok

"Masuk!" seru Kin tanpa memandang ke arah pintu, siapa yang datang.

"Kopi Tuan Kin," suara seorang wanita.

Kin menoleh kearah suara, "Dara," Kin tersenyum, seketika menutup map yang baru saja iya buka.

"Minumlah dulu kopi ini Tuan Kin, mungkin ini akan sedikit menenangkan!" Dara menyerahkan secangkir kopi susu kepada Kin.

"Kau seperti bisa membaca pikiranku saja ..." Kin meminum sedikit kopi buatan Dara "...enak sekali kopi buatan Dara," gumam Kin.

"Aku memiliki teman yang mungkin bisa membantu anda saat ini Tuan Kin." Ucap Dara tiba-tiba.

Kin menatap Dara, seperti ada angin segar yang menghampiri dirinya saat ini.

"Cobalah kau hubungi temanmu itu Dara, siapa tau dia mau bekerja sama dengan perusahaan kita!"

Dara mencoba menghubungi temannya lewat ponsel. Setelah tersambung, Dara menceritakan inti dari permasalahan perusahaan kepada temannya itu. Tak lama kemudian, terdengar pembicaraan mereka telah diakhiri oleh Dara.

Dara tersenyum, "Temanku akan datang kesini Tuan Kin, mungkin dalam beberapa hari lagi untuk menemui anda membicarakan hal ini,"

Kin tersenyum dan menggelengkan kepala, "Kau baru masuk hari ini, tapi sudah menyembuhkan sakit kepala ku Dara."

Kau juga mengobati rinduku Dara.

Apa yang bisa dilakukan Dara selain mengulas senyum di wajahnya.

"Kalau begitu saya permisi Tuan Kin," Kin mengangguk mengiyakan.

Segala permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan memang sangat cepat beredar, terutama para karyawan yang sambil bekerja sambil berbisik-bisik pula. Karena itulah walaupun baru saja Dara masuk kerja, dia segera tau ada masalah dalam perusahaan. Untung saja Dara memiliki teman yang iya kenal semasa kuliah dulu, lalu dia menghubunginnya terlebih dahulu sebelum iya menghubungi kembali saat berada di dalam kantor Kin.

Dengan bekerja ternyata bisa mengurangi sedikit beban mentalmu, untunglah teman-teman tidak bertanya secara detail tentang pernikahanku.

Dara tersenyum sendiri mengingat ketakutan masuk kerja yang dia alami tadi malam. Semua yang terjadi memang bukanlah kesalahan Dara, melainkan ketidak beruntungannya saja. Semua memang sudah direncanakan oleh Yang di Atas, hanya saja mungkin saat ini dia masih malu mengungkapkan kenyataan kalau dia sudah menjadi janda di usia yang begitu muda, 24th.

Sudah waktunya makan siang, para karyawan secara bergantian menuju ke kantin yang telah disediakan perusahaan. Tidak ada yang boleh keluar perusahaan saat jam makan siang, akan tetapi tidak ada pegawai yang mengeluhkan kebijakan tersebut, kantin yang berada dalam perusahaan sangatlah memadai, harga bersahabat serta menu makanan yang beraneka ragam. Semua disediakan perusahaan hanya untuk memberikan yang terbaik bagi karyawan.

Seluruh keringat karyawan seperti dibayar setimpal oleh perusahaan dengan bentuk gaji yang lumayan serta bonus yang tak terduga datangnya, bisa bulan ini juga bisa bulan depannya. Membuat karyawan betah berlama-lama bekerja di perusahaan tersebut, dan mendoakan agar sukses selalu.

Tiba giliran Dara untuk makan siang, dia bersama beberapa karyawan lain menuju ke kantin, Dara memilih bakso sebagai makan siangnya, beberapa hari ini mungkin keinginannya untuk memakan nasi sedikit berkurang, Dara hanya memperbanyak stok camilannya dirumah.

Dara menikmati bakso jumbo pedasnya, ditemani jus jeruk yang begitu menggoda di cuaca panas seperti ini. Dara menikmati makanannya sambil berbincang ringan bersama beberapa pegawai wanita yang duduk semeja dengan Dara.

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

'mempunyai circkle pertemanan yg baik' suatu keberkahan .

2022-09-24

0

Devita Fazasa

Devita Fazasa

aq suka tohr

2021-02-17

1

Krisna Astuti

Krisna Astuti

penasaran mantan suami dara

2020-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 Dara Sabrina
2 Berusaha menghindar
3 Meminta kembali
4 Liburan keluarga Sanjaya
5 Mengetahui Rahasia Dara
6 Rahasia Dara 2
7 Makan Malam
8 Tiket Bulan Madu
9 Perkenalan Kenzo dan Vannya
10 Melamar
11 Berbicara dengan Mama Renita
12 Kejujuran Rei
13 Interogasi Menegangkan
14 Menjenguk Bunda Dahlia
15 Diantara mereka
16 Kedatangan Tamu
17 Joging bersama
18 Meminta kejelasan
19 Hadiah dari Rei
20 Pernikahan Kin Dara
21 Malam pertama
22 Phobia
23 Membuka kado
24 Benar-benar sayang
25 Rencana Camping
26 Persiapan camping
27 Perjalanan Camping
28 Cemburu
29 Hangatnya Api Unggun
30 Bertemu
31 Masa Lalu Kin
32 Meredam kemarahan
33 Perasaan Nina
34 Perjodohan
35 Percaya
36 Kecewa
37 Kita bersatu
38 Kemarahan Kin
39 Penuturan Kin
40 Membatalkan perjodohan
41 Rencana ke Paris
42 Di acara seminar
43 Karena Imut
44 Meminta Izin Menikah
45 Suatu malam di cafe Kenzo
46 Tidak direncanakan
47 Menuju Paris
48 Paris hari pertama
49 Semalam di Eiffel
50 Sangat jahil
51 Bertemu Laras
52 Avenue Montaigne
53 Hari terakhir di Paris
54 Sampai di rumah
55 Dua kebahagiaan
56 Pernikahan Kenzo
57 Tamu tak di undang
58 Beresiko
59 Semua perhatian
60 Karena Novel
61 Keberangkatan Nina ke Jepang
62 Di kediaman keluarga Nina
63 Mangga muda
64 Memilih Gaun
65 Kebahagiaan
66 Rencana mendirikan cabang perusahaan
67 Takdir Janda Muda season 2
68 Bertemu teman lama
69 Mencari sekretaris baru
70 Interview
71 Dinda
72 Kesibukan siang itu
73 Ulang tahun Dara
74 Pertanyaan dari author
75 Peringatan
76 Aku percaya
77 Thanks Malvin
78 Sulit mendekati
79 Malvin
80 Apa Aku Kalah Cantik?
81 Obat hati
82 Kedatangan Dinda
83 Menjadi tidak nyaman
84 Aku menyesal menyukaimu
85 Berhati-hatilah
86 Masuk Rumah Sakit
87 Diselimuti kesedihan
88 Siapa yang basa basi
89 Apa yang kalian bicarakan
90 Komunikasi
91 Maafkan aku
92 Selalu Bertengkar
93 Kau di butuhkan di sana
94 Aku akan mencoba
95 Wanita keras kepala
96 Selamat jalan
97 Hanya doa yang bisa diberikan
98 Selalu Emosi
99 Memohon maaf
100 Istri yang perhatian
101 Peringatan untuk hati-hati
102 Berdebat
103 Ayo, makan dan habiskan!
104 Bertemu kembali
105 Jangan Kepo
106 Arri
107 Menaruh curiga
108 Malvin merasa bersalah
109 Seperti keluarga
110 Kembali ke rumah orang tua
111 Karena kau yang berhak
112 Masalah yang bertubi-tubi
113 Kau pasti bisa
114 Di rumah sakit
115 Persalinan
116 Nama Kin Junior
117 Titik Terang
118 Panik
119 Penculikan
120 Akhir Cerita
121 Curahan Hati
122 Sejuta Cinta dari Suami
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Dara Sabrina
2
Berusaha menghindar
3
Meminta kembali
4
Liburan keluarga Sanjaya
5
Mengetahui Rahasia Dara
6
Rahasia Dara 2
7
Makan Malam
8
Tiket Bulan Madu
9
Perkenalan Kenzo dan Vannya
10
Melamar
11
Berbicara dengan Mama Renita
12
Kejujuran Rei
13
Interogasi Menegangkan
14
Menjenguk Bunda Dahlia
15
Diantara mereka
16
Kedatangan Tamu
17
Joging bersama
18
Meminta kejelasan
19
Hadiah dari Rei
20
Pernikahan Kin Dara
21
Malam pertama
22
Phobia
23
Membuka kado
24
Benar-benar sayang
25
Rencana Camping
26
Persiapan camping
27
Perjalanan Camping
28
Cemburu
29
Hangatnya Api Unggun
30
Bertemu
31
Masa Lalu Kin
32
Meredam kemarahan
33
Perasaan Nina
34
Perjodohan
35
Percaya
36
Kecewa
37
Kita bersatu
38
Kemarahan Kin
39
Penuturan Kin
40
Membatalkan perjodohan
41
Rencana ke Paris
42
Di acara seminar
43
Karena Imut
44
Meminta Izin Menikah
45
Suatu malam di cafe Kenzo
46
Tidak direncanakan
47
Menuju Paris
48
Paris hari pertama
49
Semalam di Eiffel
50
Sangat jahil
51
Bertemu Laras
52
Avenue Montaigne
53
Hari terakhir di Paris
54
Sampai di rumah
55
Dua kebahagiaan
56
Pernikahan Kenzo
57
Tamu tak di undang
58
Beresiko
59
Semua perhatian
60
Karena Novel
61
Keberangkatan Nina ke Jepang
62
Di kediaman keluarga Nina
63
Mangga muda
64
Memilih Gaun
65
Kebahagiaan
66
Rencana mendirikan cabang perusahaan
67
Takdir Janda Muda season 2
68
Bertemu teman lama
69
Mencari sekretaris baru
70
Interview
71
Dinda
72
Kesibukan siang itu
73
Ulang tahun Dara
74
Pertanyaan dari author
75
Peringatan
76
Aku percaya
77
Thanks Malvin
78
Sulit mendekati
79
Malvin
80
Apa Aku Kalah Cantik?
81
Obat hati
82
Kedatangan Dinda
83
Menjadi tidak nyaman
84
Aku menyesal menyukaimu
85
Berhati-hatilah
86
Masuk Rumah Sakit
87
Diselimuti kesedihan
88
Siapa yang basa basi
89
Apa yang kalian bicarakan
90
Komunikasi
91
Maafkan aku
92
Selalu Bertengkar
93
Kau di butuhkan di sana
94
Aku akan mencoba
95
Wanita keras kepala
96
Selamat jalan
97
Hanya doa yang bisa diberikan
98
Selalu Emosi
99
Memohon maaf
100
Istri yang perhatian
101
Peringatan untuk hati-hati
102
Berdebat
103
Ayo, makan dan habiskan!
104
Bertemu kembali
105
Jangan Kepo
106
Arri
107
Menaruh curiga
108
Malvin merasa bersalah
109
Seperti keluarga
110
Kembali ke rumah orang tua
111
Karena kau yang berhak
112
Masalah yang bertubi-tubi
113
Kau pasti bisa
114
Di rumah sakit
115
Persalinan
116
Nama Kin Junior
117
Titik Terang
118
Panik
119
Penculikan
120
Akhir Cerita
121
Curahan Hati
122
Sejuta Cinta dari Suami

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!