DIA SANG MANTAN TERINDAH

DIA SANG MANTAN TERINDAH

PERTEMUAN

Siang itu di pusat belanja pakaian, tampak seorang wanita yang terlihat begitu anggun sedang sibuk memilih baju. Terlihat seorang anak laki-laki tampan dan menggemaskan, berusia sekitar tiga tahun menemaninya. Dia berlari-lari memutari rak-rak pakaian. Ku tatap anak itu dengan senyumku, lalu pandanganku berhenti pada wajah cantik ibunya. Sempat ragu mataku berputar memastikan

"Benarkah dia ?"

Aku bertanya dalam hatiku dan kami beradu pandang. sejenak, ku lihat dia tak begitu serius melihat ku, seolah hanya kebetulan atau kemiripan saja. tapi sedetik kemudian..

"Dewa" suara memanggilku

sontak aku menoleh dan melihatnya

"ini kamu kan?

"Rara."

"Bagaimana kabarmu ?" sambutnya padaku

"Ba ba baik.

Aku masih dengan tidak percayanya, menatap wanita di depanku, mataku tak berkedip, tertegun kaku, lidahku kelu, tubuhku terasa dingin, jantung ku berhenti berdetak sesaat.

"Aku..."

berdiri kaku tak sanggup melanjutkan kata-kataku, rasanya seperti mau pingsan

"Apa kabarmu Dew ?" Rara mengagetkan lamunanku

Aku diam saja tak menjawab. rasanya tidak percaya, setelah sekian lama, aku tak pernah menyangka akan melihatnya lagi.

FLASHBACK

13 tahun yang lalu. saat aku duduk di bangku SMA kelas 2

"Dew!" teriak teman sebangku ku Andrian

"Ngak usah ngegas, gw kagak tuli, kenapa ?" jawabku ketus

"Ada anak baru, gila bodynya bohay, cantik lagi"

"Yoi bener itu men, Rara namanya" timpal Andi temanku juga

"Putih, sexy" Agus menyambar pembicaraan kami.

Teman-temannya begitu memuja keindahan tubuh wanita itu.

"Terus !" jawabku santai, ekpresi Dewa tidak tertarik. Bagaimana aku sempat memikirkan cewek seksi, bohay

"Hari ini gw di hukum guru matematika ku yang cantiknya kebangetan. gw di suruh nulis perkalian satu samapi sepuluh sebanyak satu buku.

"Gilak ! rasanya gw mau modar.

Dewa mengalihkan pembicaraan teman-temannya

"Udah sob ntar gw bantuin" kata Andi

"Bulshit lu" jawabku tidak percaya

Tiba-tiba

"Sini Dew aku yang kerjain."

seorang gadis mungil sedikit bulat. Dina namanya, dia duduk di bangku yang tepat di depanku dan dia adalah dewi penolongku. " PR, tugas-tugas dan apapun pasti selesai olehnya."

"Sippp" aku mengacungkan jempol padanya, tanpa ragu ku berikan buku ku dan aku langsung berdiri.

"KABURRrrrrrrrr"

Aku bukan seorang yang pintar di sekolah ku, aku hanya murid biasa saja. tidak baik juga tidak nakal, jauh dari kata populer juga bukan dari kalangan konglomerat.

Sekolahpun aku naik kendaraan umum. aku memiliki lima teman dekat, Andrian, Agus, Anton, Boy, dan Galih. kami berenam tidak satu kelas, terpisah karena jurusan yang berbeda-beda tetapi kami dari satu tempat karate. Dan satu lagi poinnya kami tidak ada yang pintar. satu-satunya hal yang istimewa dari geng kami adalah, kami tidak ada yang punya pacar, alias jomblo akut "He he he",

bahasa kerennya komunitas IJO LUMUT ( Ikatan Jomblo Lucu dan Imut )."ciiiihh..."

Entah apa yang membuat kami tidak laku, padahal wajah kami boyband punya , sifat kami ramah, manis, imut, penyayang dan gentle,

"Hah keren kan" kami berbangga hati

" Atau dasar aja tu mata cewek pada katarak, atau apalah itu namanya. yang lebih sadisnya "Buta! Ha ha ha" dan kami tertawa bersama itulah bahagian masa remajaku.

" Mana tu rara?, kalian bilang dari kemaren, trending banget, sengaja nih gw nampang di depan kelas tu anak baru."

tapi tak muncul juga yang kami cari

"Tu tu tu..."

Serentak temen-temenku melihat,

Anton dengan tak sabar memutar kepala ku

"Awww sakit Anj**g" tepisku kasar

Tanpa sadar mataku terhipnotis dengan kecantikan Rara. mata kami beradu pandang.

aku diam sesaat, tapi pupil mataku terus mengikuti pandangan nya. Dia memang cantik, menarik, seksi, gemoy, tapi aku tak seheboh orang-orang bodoh ini yang harus berjingkrak-jingkrak layaknya anak-anak yang melayangkan layang-layang

Aku tersenyum simpul sembari menatap gadis itu hingga dia hilang dari pandanganku.

" Dewaaaa!!"

Teman-temannya rara yang tak kalah hebohnya dari teman-temanku bersorak memanggil namaku, aku baru sadar aku juga populer.

"Dewaaaa!!' mereka memanggil namaku dengan ekspresi memuja, namun aku tak menghiraukan teman-teman Rara dan berlalu

"Gw lapar" teriakku kemudian. ku rangkul Anton dengan kebiasaan burukku minta gendong di punggung mereka. dan teman-teman bodoh ku itu dengan suka rela mau saja menggendong ku.

********

Pagi ini tepatnya Senin,

aku menunggu angkutan umum sendiri, seperti biasa aku berangkat sekolah. Kumainkan kakiku dengan bosan, dari jauh kulihat Rara dengan mengendarai motor beat Merah melaju melewati ku, aku hanya melihat nya hingga habis dari pandangan ku.

sempat ku lihat, matanya melirikku dan tersenyum

"woooow ...lumayan" bisik hatiku

"Hoy" Agus dengan motor king bututnya yang meraung-raung dan begitu berisik menghampiri ku,

Tidak berfikir panjang aku duduk di atas motor nya. aku sering sekali duduk di motor tua itu. selain itu motor punya temenku, lumayankan bisa nebeng gratis ongkir "Bisiku dalam hati sedikit curang".

Sebenarnya ada beberapa motor di rumah ku tapi entah aku lebih suka berjejal di angkutan umum berdesak-desakan dari pada mengendarai motor sendiri

Beberapa menit kemudian kami berdua pun sampai di sekolah

" Rara" bisik hatiku saat ku lihat gadis bohay Itu lewat tepat di hadapan kami. dan kembali pupil mataku mengikuti ke mana arah perginya. mataku terus mengikuti langkahnya hingga hilang dalam pandanganku. Entahlah aku suka sekali melihat nya, menikmati keindahan yang dimilikinya,

"Ha ha ha" konyol sekali

Kami memang terkenal jomblo tapi kami tetaplah cowok normal yang sangat tertarik

Dengan tubuh indah wanita, terlebih seorang Rara yang begitu cantik dan mempesona.

tapi aku tak seheboh mereka ketika melihat Rara yang memiliki tubuh sintal dan mulus. yang membuat mata lelaki ngiler. belum lagi Rara yang selalu memakai pakaian sekolah yang begitu sempit sangat pas membentuk tubuhnya yang indah. aku lebih dari diam, dengar, dan menikmati, dalam diam

******

Pada suatu hari. hal itu terjadi di hari Jum'at, teman-teman semua berangkat sholat Jum'at dan aku izin dengan alasan aku sakit. berdusta pada guru Agamaku, yang kemudian menyuruhku pergi ke Perpustakaan untuk istirahat saja

" Sumpah aku tidak pernah pergi kesana, tapi rasa malasku memaksaku untuk ke sana."

Hukum karma berlaku, tiba-tiba badanku terasa tak nyaman, bener-bener sakit, terasa panas dingin, sepertinya aku demam. ini yang namanya karma karena sudah berdusta pada guru.

Hujan tiba-tiba turun, aku kedinginan di perpustakaan itu. hujan turun semakin lebat dan aku menggigil, tubuhku terasa sangat dingin menusuk-nusuk tulang ku. padahal tadi aku hanya berpura-pura. ku tarik kursi ke pojok ruangan, aku letakkan beberapa buku untuk ku jadikan bantal, aku tertidur.

Beberapa waktu terlewatkan kubuka mata kulihat kearah luar, terlihat hari sudah gelap.

"Astaga!, malam!" teriakku. aku terkejut.

aku berdiri, ku lihat keluar, ternyata belum malam masih sore

Bergegas aku ke pintu, menuju keluar ruang perpustakaan.

"Hufffff" lega tidak di kunci, kukemasi tasku, sepatu dan melangkah kelua. tapi baru saja aku melangkah, saat melewati koridor menuju gerbang.

"Tok tok tok aaaaaaa!!!!? suara seperti pintu di gedor dan teriakan yang tak begitu jelas.

Aku diam, mencari sumber suara, saat ini kurang lebih pukul 18:00 lewat. Apa iya masih ada orang di sekolah?. Mataku melihat mengelilingi setiap inci lorong, ada motor terparkir di bawah pohon dekat pintu gerbang, dan sekali lagi ku perhatikan,

"Itu Beat merah, mungkinkah Rara ?" bisik dalam hatiku.

"Ah ngak mungkin, Beat merah banyak" tepisku tidak percaya.

"Aaaaaaaaa tooolong...!!

Sekali lagi terdengar teriakan, kali ini lebih jelas, suara itu terdengar agak jauh, ku pastikan mencari sumber suara, kaki ku melangkah mencari

"Aaaaaaaaaa tolong tok tok tok" suara pintu di gedor-gedor, dan itu pintu toilet sekolah.

Aku berjalan menghampiri, kulihat pintu toilet terkunci.

"Siapa ?" tanyaku memastikan lagi. ya harus pasti kalau dia orang, kalau bukan kan "hiiiiiiiii" dewa bergidik ngeri.

"Rara, kelas 3 IPA I"

"Rara,! Astaga"

Buru-buru aku menolong mencoba mendobrak pintu, tapi aku gagal lalu aku mencari batu atau sejenisnya untuk membuka gembok dan empat kali pukulan pintu terbuka.

"Rara"

"Astaga,"

Ku tutup mataku rapat-rapat,

berseru kaget, dalam hati berbisik licik " sayang sih, tapi kan dosa"

Ku palingkan wajahku, ku buka bajuku untuk ku berikan padanya, bagaimana tidak dia tidak memakai baju, membuat ku menelan ludah.

Rara menyambar baju yang di berikan Dewa dan segera memakai nya

"Udah buka matamu" ucap Rara

Berlahan ku buka mataku.

"Ha ha ha" aku tertawa seketika

" Nggak lucu. sungguh Rara marah

"Hup" ku tutup mulut ku "maaf, Kamu kenapa ??" tanyaku heran

Padahal sebenarnya aku pun sakit, terpaksa baju yang kupakai aku berikan padanya, badanku terasa tambah menggigil namun ku tahan dengan segenap kekuatanku

"Tadi kita olah raga, ganti bajunya di sini" jelas Laras sambil mengikuti langkahku

"Terus"

"Tiba-tiba seorang memukul ku dan aku pingsan Dew, pas aku bangun aku terkunci di sini".

Rara kembali mencoba menjelaskan dengan sisa tenaga yang dia miliki kepadaku

"Ya sudah, ayo kita pulang ajakku, sini kunci motormu."

Benar saja hari itu Rara memiliki jam pelajaran olahraga di jam terakhir, yang membuat para siswa untuk berganti pakaian olah raga, tak terkecuali Rara, namun dia di kerjain teman-teman prianya. yang memiliki rasa cemburu terhadap Rara, saat sedang ganti pakaian, Rara di pukul dan pingsan kemudian bajunya di bawa dan mengurung nya di toilet sekolah dengan berniat membuat Rara kebingungan setelah sadar, mereka sungguh keterlaluan mengerjai Rara.

Ku raih kunci motornya dan bergegas pergi, terus terang mata dan otakku sudah enggak tahan melihat tubuhnya yang setengah terbuka itu. yah kalian pasti tau aku cowok normal, biarpun aku bukan cowok brengsek, tetep saja aku sudah tau dan sensitif akan hal itu.

Terpopuler

Comments

Shellia

Shellia

bagus nih novel kyk nya

2021-07-19

1

Ayesha

Ayesha

mengingatkan masa masa sekolah dulu...

2021-07-02

2

Arjuna Bayu

Arjuna Bayu

makasih mbkq

2021-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!