(Untuk pembaca, mohon maaf ada beberapa kata yang hilang atau perubahan, di karena kan ada ketentuan yang harus kami patuhi, terima kasih 🙏)
Hari itu aku mengantar Rara sampai depan rumahnya, dan benar-benar mengantarnya pulang, bertemu orang tuanya. Meskipun aku tergolong anak yang berantakan ketika di sekolah, aku tetaplah menganut budaya ketimuran yang memiliki sopan santun dan rasa tanggung jawab yang tinggi, terlebih untuk menjaga seorang wanita.
"Assalamualaikum" aku memberanikan diri
"Wa'alaikumsalam" sebuah suara menyahut dan membukakan pintu
"Ibuuuu"
Rara langsung memeluk ibunya,
dengan bingung ibunya memeluk tubuh Rara dan menyuruhku masuk.
"Masuk nak"
Aku mengangguk, dan melangkah masuk,
tapi baru saja kakiku melangkah, tiba-tiba kepalaku pusing, banyak bintang-bintang di mataku tubuhku terasa kesemutan dan aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu.
Entah berapa lama aku tak sadarkan diri, badanku masih terasa dingin dan menggigil meski selimut tebal telah menutupi seluruh tubuhku, ada Rara di sampingku dengan sabar dan telaten menjagaku.
"Ra aku kenapa?"
"Bodoh ! kamu demam, tadi pingsan"
"Jam berapa?
"Jam 9, tadi kami sudah kasih kabar ke orang tuamu, kamu di sini"
"Oh,"
aku duduk dan berselimut, rasa dingin di tubuhku begitu terasa, seolah menusuk-nusuk tulang-tulangku
"Tidur aja, kamu belum sehat"
"Oh ia" memang kepala ku masih terasa pusing.
Mataku berputar menyusuri setiap sudut ruangan. aku memperhatikan sekelilingku, terlihat rapi khas kamar anak perempuan. dinding nya berwana pink di padu dengan warna putih, terlihat begitu manis. tertata rapi, buku di meja belajar, dan beberapa pakaian wanita tergantung di sisi lain, kamar ini cukup nyaman dan memiliki fasilitas kamar mandi di dalamnya. aku yakin ini adalah kamar milik Rara terlihat ada pose foto wanita dengan ekspresi imut di meja belajar berjejer dengan beberapa alat tulis.
"Koq sepi pada kemana? tanyaku pada rara yang duduk di sisi tempat tidur
"Pada ke acara pernikahan. aku sebenarnya ikut juga, tapi ibu melarang ku, dan meminta ku untuk menjaga mu"
"Oh" jawabku singkat dan aku berusaha tidur lagi, berharap tubuh ku segera membaik.
******
Jam dinding menunjukkan pukul 12:00 malam. aku terbangun, badanku terasa lebih baik, aku singkirkan selimut yang menutupi tubuhku, karena rasa panas mulai mengusik ku.
rumah ini masih sepi, aku melangkah mencari kamar mandi, perutku mulas.
"Ah, kenapa nggak ada orang sih" pelan-pelan aku melangkah
"Dew"
"Hah!" aku terkejut
"Hei hei ini aku Rara, mau kemana kamu Dew?"
"Kamar mandi"
"Mau apa?"
"Mauuuuu ... menurutmu?, memang aku ngapain nyari kamar mandi sih." jawabku kesel
"Ha ha ha ia maksud aku, di kamarku kan ada kamar mandi"
"BAKKA (artinya bodoh), ia juga," gimana sih aku kok lupa.
Ku putar badanku kembali ke kamar di ikuti Rara menuju kamar mandi
"Mau ikut masuk Lo?" celetuku menahan langkah rara
"Huuuuftttt" Rara merengut
"Ha ha ha, aneh.
Aku tertawa dan berlalu pergi dari depannya. tapi sumpah mataku sempat mencuri sesuatu dalam dirinya, dia memakai baju tidur tipis, membuat otak ku traveling berfikir yang tidak-tidak. gimana rasanya? aku jadi merasa geli sendiri dan merinding membayangkannya.
"Woy!!! kamu ngapain sih lama banget" teriak Rara dari luar
"Oh iya iya"
Tanpa sadar aku keluar kamar mandi dengan tergesa-gesa, keasikan di kamar mandi sambil menghayal bebas, kebiasaanku di rumah, ibuku kadang ngomel panjang kali lebar dengan kebiasaan burukku yang satu ini
"Kok masih sepi, belum pada pulang orang tua lu?"Sambil berlalu menuju tempat tidur
"Belum mereka menginap"
"Dew!!!" pangil rara mencari perhatianku
"Hoy!" teriak ku kaget, Rara terlalu dekat, ia memanggil namaku tepat di telinga kananku
"Geli, apa'an sih? bikin merinding saja" jawabku kesal
Aku bangun dari tidurku, duduk menatap rara kesal.
"dewa..."
kembali rara memanggilku, kali ini lebih kalem dan lebih dekat. terasa merinding tengkukku, Rara berbisik lembut tepat di telinga ku. suaranya terdengar mendesah membuatku terkejut bukan main.
"Apa!" jawabku keras
"Dew" lagi-lagi Rara memanggilku
suaranya lembut memanggil namaku
Sumpah, aku normal tapi aku tak punya pengalaman untuk hal-hal seperti itu
"Kenapa ?, kamu tidak tertarik padaku?"
bisiknya kembali lembut di telinga ku. tangannya merayap berlahan memegang kakiku,
"Kenapa kamu begitu dingin"
lagi-lagi Rara melakukan hal yang tidak terduga, dia mendekatkan bibirnya ke leherku
"Hiiii, merinding"
Sontak membuatku kaget dan mencoba menjauh.
"Dewa"
Suara Rara mengalun, menggema membangunkan hasrat lelakiku
"Rara"
Ku tepis wajahnya dan tangannya untuk menjauh dariku, aku mundur menghindari nya, kulihat Rara tersenyum meninggalkan aku.
"Lega"
Terasa aku dapat sedikit ruang untuk bernafas, setelah seperti ada yang menghambat saluran pernapasanku. sumpah seperti ada yang terbakar dalam tubuhku
Malam ini Rara benar-benar menguji pertahananku yang hampir runtuh.
Sepeninggal Rara, otakku traveling, mulai berfikir yang tidak-tidak, mataku tak bisa terpejam, aku gelisah, aku duduk di tepi ranjang melepas hembusan nafas berat lalu keluar berniat untuk mengambil air minum untuk sekedar melegakan tenggorokanku yang sempat terasa tercekat
Jam dinding menjalan maju. sudah menunjukkan pukul 02:00 tengah malam.
Yang memiliki acara adalah adik dari orang tua Rara, dan besok adalah hari acara pernikahan nya. Rara tidak pergi karena menjagaku, jadi terpaksa kami tinggal di rumah berdua saja.
Aku berjalan dalam remang lampu menuju dapur, kulihat samar-samar ada foto keluarga di dinding rumah, ada Rara, 2 cowok mungkin kakaknya, ibu, ayah dan kakek nenek nya.
"Hemmmmm, dia cantik memang." aku memujanya dalam hati
"Dew, sini"
Aku menengok ke sebuah ruangan. Itu Rara, tak ku pedulikan panggilannya, aku berlalu melangkah saja untuk mengambil air minum
"Kenapa lah perempuan ini? dia terus menggangguku. apa dia berfikir aku banci yang tidak tertarik pada perempuan" aku mengerutuk dalam hati.
"Apa?" aku mencoba menjawab panggilan rara
Bisik hatiku terganggu, sejauh ini aku masih sehat, tidak terlalu terbawa suasana, meskipun aku tadi sempat panas di buatnya, tapi tidak terjadi apa-apa. sempat berfikir apa aku pulang saja, kurasa badanku sudah sembuh, namun ku urungkan niatku, rumahku jauh, tidak mungkin untukku berjalan kaki. aku terus menggerutu dalam hati, sambil berlalu berjalan kembali ke kamar. tanpa aku sadari Rara sudah lebih dulu ada di kamar itu.
"Heiiii ...! rara. kenapa kamu di kamar ini?, please Rara jangan buat masalah, aku ..?"
suaraku terhenti, bibir mungil itu menyerangku, dengan gesit menyerang setiap inci sensitif ku dan aku tak berdaya,
"Rara lepas lepas lepas rara...!!."
Nafasku terengah-engah, aku melarikan diri menuju pintu keluar, mengumpulkan seluruh tenagaku, sebelum akal sehatku benar-benar lumpuh.
tapi Rara gesit menyerang ku, rupanya ia lebih memiliki pengalaman di bandingkan diriku. dia menarikku, dan melemparkan tubuhku, dia menguasaiku, membuat aku tak berdaya, terbawa suasana, pertahanan ku pun akhirnya lumpuh, akal sehatku tak berfungsi.
Jujur aku tidak punya pengalaman untuk hal semacam itu. dia mempermainkan aku tanpa memperdulikan keadaan dan perasaanmu.
Rara benar-benar wanita yang mengerikan, apa yang di lakukan Rara membuat otakku beku, aku merasa frustasi, dan tidak tau harus berbuat apa. rasa takut akan bayangan sebab akibat membuatku merasa dilema.
aku bukanlah pria yang dapat bersikap biasa saja, setelah semua yang terjadi
Aku merapikan diriku sendiri, terduduk di tepi ranjang, terhanyut dalam lamunan yang membuat ku tanpa sadar tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Shellia
lhah ini kok malah si cowok yg diperkosa 🤭 wah gak beres nih si Rara
2021-07-19
4
Ayesha
hhhhhhhh
2021-07-02
3
Arjuna Bayu
hallo pembaca 👋, terimakasih 🙏 sudah mendukung karya kami, berikan like dan komentar yang membangun, agar kami dapat terus menulis
jangan lupa kunjungi novel kami yang lain dengan judul " BIBIKU YANG CANTIK" dan "DENDAM LARAS YA"
2021-06-02
3