Sang Pendekar
Negeri Kawi adalah negeri yang subur, penduduk Kawi pun banyak yang menjadi petani. walaupun mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, Kawi juga banyak terdapat pendekar yang sakti. Di negeri Kawi banyak sekte-sekte beladiri yang terbagi menjadi sekte aliran putih, sekte aliran netral dan sekte aliran hitam.
Di negeri Kawi, kekuatan seorang pendekar dibagi menjadi beberapa tingkatan kependekaran atau kultivasi, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya. Tingkat petarung, tingkat prajurit, tingkat pemburu, tingkat guru, tingkat master, tingkat raga abadi, yang masing-masing tingkatan tersebut dibagai menjadi tahap awal, tahap menengah dan tahap puncak. Dan ada satu tingkat tertinggi dari semua tingkatan kependekaran adalah tingkat Jiwa Abadi.
Selain tingkatan kependekaran, senjata juga dibagi menjadi: Senjata biasa, senjata suci, senjata pusaka dan senjata pusaka suci. Seorang pendekar harus dapat menaklukkan energi yg tersimpan di dalam senjata agar dapat menggunakan kekuatan dari senjata tersebut. Untuk senjata pusaka suci, seorang pendekar haruslah dapat menaklukkan dan mendapat pengakuan dari roh senjata pusaka suci.
Selain itu, ada beberapa tingkatan hewan yang ada di Negeri Kawi. Hewan buas, monster, hewan suci dan hewan spiritual. Hanya hewan suci dan hewan spiritual yang dapat melakukan kontrak untuk menjadi peliharaan ataupun tunggangan dari seorang pendekar.
Cerita ini berawal dari sebuah desa di Negeri Kawi, Desa Lawean, para tetua sedang berkumpul untuk membahas sesuatu.
"Kang Tejo, bagaimanapun kita harus berjuang sekuat tenaga untuk mengamankan kitab pusaka dan senjata pusaka suci itu." ucap Sumali salah seorang tetua desa, seorang pendekar yang berada pada tingkat master tahap awal.
"Ya.. kamu benar Mali. Bagaimanapun itu amanah dari Pangeran Kusuma untuk putranya." jawab Tejo yang juga pendekar tingkat master tahap awal.
"Aku tidak menyangka Pangeran Kusuma dan istrinya terbunuh oleh kelompok Tengkorak Hitam. Dan yang lebih mengejutkan Ki Karto, pimpinan Tengkorak hitam, memiliki golok pusaka suci dan dia sudah menembus raga abadi tahap menengah" jawab Sumali
"Yang jelas Ki Karto akan berusaha merebut kitab pusaka dan pedang pusaka suci itu. Hanya Raden Sanjaya yang ber hak mewarisi kedua pusaka tersebut." sambung Ki Joyo, pendekar tingkat master tahap menengah.
Tampak dari jauh salah satu penduduk berlari-lari ke arah mereka bertiga.
"Ki Tejo... Ki Sumali.. ga.. gawat Ki.." kata penduduk desa terbata-bata.
"Ada apa..? katakan dengan tenang.!!" sahut ki Joyo.
"Teng... teng.... tengkorak hitam.. tengkorak hitam, mereka datang ki. Mereka mengumpulkan seluruh penduduk desa di lapangan desa.." jawab penduduk tersebut.
"Setelah sekian lama, akhirnya mereka datang juga." ucap ki Joyo.
"Bagaimana ini Ki..? Apa yang harus kita lakukan..?" ucap ki Sumali.
"Tejo, coba kamu amati situasinya dan Sumali kamu panggil Raden Sanjaya kemari." kata Ki Joyo.
"Baik kang.." jawab mereka serempak
Sementara itu kelompok Tengkorak Hitam mengumpulkan semua penduduk di lapangan desa. Tak lain adalah untuk mengancam siapapun yang menyembunyikan Raden Sanjaya dan warisannya.
"Ayo kumpulkan semua penduduk disini, jangan sampai ada yang tertinggal." perintah Ki Karto
"Baik Ki. Ayo semua bergerak.." ucap salah seorang anggota.
Tengkorak Hitam adalah kelompok terkuat di sekte aliran hitam. Kelompok ini mempunyai anggota yang besar, dengan pemimpin seorang pendekar dengan tingkat raga abadi tahap menengah.
"Cepat semua berkumpul di lapangan, jangan ada yang membangkang atau kami akan bertindak lebih kasar lagi..!" teriak salah satu anggota.
"Ada apa ini kang, kenapa kita dikumpulkan disini? siapa mereka kang?" semua penduduk saling bertanya-tanya.
"Mereka adalah kelompok Tengkorak Hitam, mereka kejam dan tidak segan-segan membunuh orang" jawab yang lainnya.
Suasana menjadi gaduh karena penduduk saling bertanya satu dengan lainnya
"Diaaaaamm. Semua tutup mulut kalian..!!" teriak Ki Karto.
"Sebagian anggota Tengkorak Hitam, temukan persembunyian anak itu!! Siapapun yang berhasil menemukannya, akan mendapatkan hadiah yang besar dari ku..!! perintah ki Karto.
Semua yang berada di lapanganpun terdiam. Perasaan takut menyelimuti hati penduduk desa. Aura membunuh yang sangat pekat dilepaskan Ki Karto membuat para penduduk berkeringat dingin dan gemetaran.
"Sekarang kalian harus katakan dimana putra Pangeran Kusuma disembunyikan..?"
"Bukankah kalian yang menyelamatkannya..?" kata ki Karto dengan lantang.
Tak ada satupun penduduk desa yang menjawab.
"Siapa kepala desa Lawean ini.. cepat maju..!!" ucap ki Karto.
"Saya ki. saya kepala desa disini." sahut kepala desa.
"Cepat kamu katakan, dimana anak Pangeran Kusuma dan warisannya disembunyikan..? Kalau kamu tidak menjawabnya, maka penduduk desa akan ku penggal kepalanya..!" bentak ki Karto.
"Saya benar-benar tidak tahu ki. Saya juga menjamin seluruh penduduk disini juga tidak mengetahuinya." jawab kepala desa.
"Manto..!! Penggal kepala orang orang tua itu..!!" perintah ki Karto kepada tangan kanannya.
SRIIINGG.. CRAASH..
Manto memenggal kepala orang tua yang ditunjuk oleh ki Karto.
Lalu sambil tertawa Manto membersihkan darah yang ada di pedangnya dengan baju orang yang dipenggal tersebut.
"Biadaaaap..!! Kalian kelompok Tengkorak Hitam benar-benar binatang..!!" teriak istri pak tua tersebut.
JLEEEBB..
Sebuah tombak menancap di leher belakang wanita tersebut sampai tembus ke depan..
"Hahahaha... bagus.. bagus.. Kalian tidak punya hak bicara selain mengatakan dimana anak itu dan warisannya." ucap ki Karto sambil tertawa.
"Cepat kepala desa. Jawab apa yang aku tanyakan tadi, atau kali ini dua orang pendudukmu yang akan mati.!!" bentak ki Karto.
"Aku akan membunuh dua orang setiap sebatang dupa sampai kalian mengatakan dimana anak itu disembunyikan atau kalian menyerahkan dia dan warisannya kepada ku..!!" teriak ki Karto lantang.
"Dan untuk kalian anggota Tengkorak Hitam, saat dupa pertama ini habis, kalian bisa bersenang-senang dengan penduduk wanita yang ada disini.. hahahahha..." lanjutnya sambil tertawa.
"Terimakasih ketua, ketua sungguh bijaksana.. hahahaha..." sahut anggota Tengkorak Hitam.
Sementara itu dari rerimbunan pohon, ki Tejo mengamati semua kejadian di lapangan sambil menyembunyikan hawa keberadaannya. Seseorang dengan tingkat kultivasi yang lebih tinggi akan dapat merasakan keberadaan seseorang yang memiliki kultivasi dibawah atau setara dengannya. Tapi seseorang bisa menyembunyikan keberadaannya dengan mempelajari ilmu khusus untuk menyembunyikan keberadaan atau tingkat kependekarannya.
"Tengkorak Hitam sudah keterlaluan. Mereka benar-benar bukan manusia, mereka iblis berwujud manusia. Terkutuklah mereka..!!" batin ki Tejo menahan marah.
"Harus mengorbankan berapa nyawa untuk memuaskan keinginannya memiliki kitab pusaka dan pedang pusaka suci milik Raden Sanjaya..?" gumamnya.
Ki Tejo tetap menahan amarah dan kesedihannya agar ki Karto tidak dapat mengetahui hawa keberadaannya. Selama ki Tejo mengawasi, sudah puluhan kepala terpenggal karena tidak ada satupun penduduk desa yang mengatakan keberadaan Raden Sanjaya.
"Aku harus melaporkan ini semua kepada ki Joyo. Mungkin ki Joyo punya cara untuk menyelamatkan Raden Sanjaya dari Tengkorak Hitam." batin ki Tejo sambil pergi dari persembunyiannya.
Assalamu'alaikum..
Para pembaca yang budiman, perkenalkan tulisan pertama saya. Saya masih pemula, hanya mencoba menulis sebuah cerita tentang dunia persilatan.
Mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Terimakasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Adhi Prayogo
cerita yg menarik
2021-07-23
1
Darmadi Madi
like'pertama saya
2021-07-13
0
arif tatta
nyimak dlu
2021-07-10
0