BAB V

Kelompok Tengkorah Hitam terus melakukan pengejaran terhadap Raden Sanjaya dan Ki Sumali. Kondisi Manto yang terluka membuat pergerakan kelompok Tengkorak Hitam menjadi sedikit lambat.

"Heii kau, apakah kamu yakin Raden Sanjaya menyusuri sungai ini menuju alas Purba..?" tanya Ki Karto kepada anggota kelompok yang mengetahui keberadaan Raden Sanjaya

"Benar ketua.. saya yakin Raden Sanjaya dan Ki Sumali ke arah timur menuju alas Purba.." jawabnya..

"Ketua, sebaiknya tinggalkan saja aku disini. lukaku membuat pengejaran menjadi terhambat.." sahut Manto

"Tidak Manto. aku tidak bisa meninggalkanmu disini. bagaimanapun kondisimu tidak mungkin untuk ditinggalkan.." sahut ki Karto.

Sementara itu, Raden Sanjaya dan Ki Sumali sudah sampai di bibir alas Purba. walaupun Ki Sumali lumayan menguasai alas Purba, tapi butuh memantapkan hati untuk memasukinya, apalagi bersama dengan Raden Sanjaya.

"Raden, inilah alas Purba.. apakah raden siap..?" tanya ki Sumali.

"Tidak seperti yang kubayangkan ki. alas Purba ternyata menyeramkan. Baru di depannya saja aku sudah meradakan kengerian yang luar biasa." jawab Raden Sanjaya.

"Tapi bagaimanapun juga kita harus tetap memasukinya Ki. aku siap.." lanjut Raden Sanjaya

"Baiklah raden, mari ikuti aku. Tetap waspada Raden.." jawab ki Sumali.

Mereka memasuki alas Purba. Begitu masuk alas Purba, Raden Sanjaya merasa bahwa kehadirannya seperti diawasi oleh sesuatu. Perasaan tidak tenang dan khawatir menghantui Raden Sanjaya. Akan tetapi tidak demikian dengan ki Sumali. Berbekal pengalaman dan pengetahuannya, ki Sumali lebih siap dan merasa tetap tenang.

Alas Purba adalah hutan yang masih alami. Banyak pohon-pohon besar berada disana, daunnya lebat sehingga matahari tidak mampu menerobos ke dalam hutan, sehingga walaupun siang hari, suasana alas Purba tidak cukup terang sehingga aroma mistis cukup terasa. Suara hewan dan serangga yang biasanya hanya terdengar di malam hari pun, saat siang tetap terdengar di alas Purba. Bagi yang tidak menguasai, alas Purba bagaikan labirin yang akan membawa seseorang untuk kembali ke tempat semula. hanya satu jalan yaitu kembali kluar dari sana.

Tanpa terasa mereka sudah berjalan cukup jauh menuju kedalam alas Purba. Di perjalanan, ki Sumali selain mengawasi keadaan Raden Sanjaya, dia juga mengumpulkan tanaman obat yang ditemuinya.

"Bunga tulang.., ini tanaman herbal untuk menguatkan dan memadatkan tulang. sangat baik untuk perkembangan fisik Raden Sanjaya." batin ki Sumali

"Dan akar tanaman ini dapat memperlancar aliran darah dan menguatkan otot jantung.."

"Ki.. aku lelah dan lapar. sebaiknya kita beristirahat dulu Ki.." keluh Raden Sanjaya..

"Tahan sebentar lagi Raden. seingatku di depan ada gua. Raden bisa beristirahat disana." jawabnya.

Setelah perjalanan hampir setengah hari, pasukan Tengkorak Hitam sampai di depan alas Purba. Mereka tidak melihat keberadaan Raden Sanjaya dan Ki Sumali.

"Aku rasa mereka sudah memasuki alas Purba ketua. tidak ada tanda-tanda dari mereka." ucap salah satu anggota.

"Apa yang mereka pikirkan..? apa mereka sudah tidak waras..? alas Purba bukan hutan sembarangan. jangankan tingkat master, tingkat raga abadi saja belum tentu selamat di alas Purba." gumam ki Karto.

"Dirikan tenda, kita bermalam disini. yang lain, cari mereka berdua di sekitar pinggiran alas Purba. aku yakin mereka tidak akan berani masuk terlalu dalam.." perintah ki Karto.

Sementara sebagian anggota mendirikan tenda, anggota lainnya mencari Raden Sanjaya di sekitar alas Purba. Ki Karto sendiri masuk ke alas Purba untuk mencari Raden Sanjaya.

"Sialan.. alas Purba ini benar-benar membingungkan. daritadi aku hanya berputar-putar saja. apakah mereka benar-benar memasukinya..?" batin ki Karto.

"Seperti ada energi gaib yang membentengi alas ini. Baik aku akan gunakan ilmu puser bumi untuk megetahui seluk beluk alas ini dan mencari keberadaan mereka.."

Ilmu Puser Bumi adalah salah satu ilmu yang mampu membuka rahasia suatu tempat, menarik senjata pusaka dan mengetahui keberadaan seseorang.

Sesaat setelah ki Karto merapal mantra puser bumi, angin kencang bertiup dan menyerang ki Karto. ki Karto berusaha untuk bertahan dan mengeluarkan jurus raga abadi andalannya.

WHUUSSS.. WHHUUUUSSSS...

"JURUS RAGA ABADII.." teriak ki Karto..

WHHOOOSSSS.. WHHHOOOOOSSS.. DHHEEEESSSS..

Akan tetapi serangan angin tersebut bukan semakin lemah tapi semakin kuat. Dan akhirnya mementalkan tubuh ki Karto, ki karto pun terpental dan terjatuh beberapa meter. Ki Karto berusaha bangun sambil memegangi dadanya yang sesak, walaupun tidak mengalami luka dalam yang serius, tapi cukup membuat ki Karto terkejut..

"Siaaaaalll.. angin apa itu..? kenapa begitu kuat menghantamku..?" batin ki Karto.

"Baik.. kalau memang ingin bermain-main denganku. akan aku coba sekali lagi.." teriak ki Karto..

"TAPAK DARAAAHH..!!"

WHHOOOOSSSSH.. WHOOOOSSS.. DHUUUAAARR...

Kekuatan angin yang menyerang ki Karto semakin kuat.

Lagi-lagi ki Karto terpental dan terjatuh. Darah segar tampak mengalir di sudut bibirnya.

"Lebih baik aku kembali saja. yang pasti hutan ini tidak sesederhana kelihatannya.. sungguh siaaaall..!! umpat ki karto

"aku semakin yakin kalau mereka berdua tidak mungkin masuk ke dalam hutan ini. mereka pasti ada di sekitar alas Purba.." batin ki Karto.

Akhirnya ki Karto keluar dari alas Purba. dia kembali ke tenda yang telah disiapkan oleh anggotanya..

"Ada apa dengan ketua..? wajahnya pucat, tampaknya dia mengalami luka dalam." ucap salah seorang anggota.

"Hush.. diam kamu, apa kamu mau mati kalau sampai ketua mendengarnya..?" sahut yang lainnya.

Dari dalam tenda, ki Karto berteriak dengan lantang..

"Kalian semua, cari keberadaan Raden Sanjaya di sekitar alas Purba. mereka tidak mungkin masuk jauh ke dalam alas Purba..!!" perintah ki Karto.

Di dalam tenda, ki Karto menceritakan semua kejadian di dalam alas kepada Manto.

"itulah yang terjadi Manto.." ucap ki Karto setelah bercerita.

"Tapi dari tadi tidak ada angin kencang yang kami rasakan disini ki.." sahut Manto.

"Benarkah..? Hhhmmm.. aku semakin yakin kalau mereka tidak mungkin masuk terlalu dalam ke dalam alas Purba."

"Bagaimanapun Sumali hanya setingkat Master tahap menengah, tidak mungkin dia bisa menghadapi angin itu." kata ki Karto.

"Kita akan menginap beberapa hari disini, temukan mereka..!!" perintahnya.

"Baik Ki.." sahut Manto.

Sementara itu jauh di dalam alas Purba, Raden Sanjaya dan Ki Sumali telah sampai di mulut goa. akan tetapi ki Sumali merasakan ada hawa yang aneh keluar dari dalam goa. Hawa yang sangat dingin diselimuti hawa membunuh yang pekat keluar dari dalam goa.

"Apakah ini goa yang sama yang ku temukan dulu waktu mencari tanamam herbal..?" batin ki Sumali.

"Jalan yang ku lalui juga sama, jalurnya pun tidak berbeda. mungkinkah kalau......."

Tanpa ki Sumali sadari bahwa alas Purba memiliki banyak goa. Karena alas Purba seperti labirin, maka yang goa yang ditemukan ki Sumali seakan-akan sama seperti goa yang berada di depannya sekarang. Walaupun seakan-akan ki Sumali menguasai alas Purba, tapi tidak lebih dari 10% yang diketahui ki Sumali tentang alas Purba.

Terpopuler

Comments

Jagura

Jagura

Baru baca udah langsung suka ni cerita 👍

2021-06-23

0

Djumadi

Djumadi

terimakasih...

2021-06-22

0

Carles Wijayanto

Carles Wijayanto

lanjutkan thor

2021-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I
2 BAB II
3 BAB III
4 BAB IV
5 BAB V
6 BAB VI
7 BAB VII
8 BAB VIII
9 BAB IX
10 BAB X
11 BAB XI
12 BAB XII
13 BAB XIII
14 BAB XIV
15 BAB XV
16 BAB XVI
17 BAB XVII
18 BAB XVIII
19 BAB XIX
20 BAB XX
21 BAB XXI
22 BAB XXII
23 BAB XXIII
24 BAB XXIV
25 BAB XXV
26 BAB XXVI
27 BAB XXVII
28 BAB XXVIII
29 BAB XXIX
30 BAB XXX
31 BAB XXXI
32 BAB XXXII
33 BAB XXXIII
34 BAB XXXIV
35 BAB XXXV
36 BAB XXXVI
37 BAB XXXVII
38 BAB XXXVIII
39 BAB XXXIX
40 BAB XL
41 BAB XLI
42 BAB XLII
43 BAB XLIII
44 BAB XLIV
45 BAB XLV
46 BAB XLVI
47 BAB XLVII
48 BAB XLVIII
49 BAB XLIX
50 BAB L
51 BAB LI
52 BAB LII
53 BAB LIII
54 BAB LIV
55 BAB LVI
56 BAB LVII
57 BAB LVII
58 BAB LVIII
59 BAB LIX
60 CHAPTER II. Sebuah Permulaan
61 CH2.2 Rencana jahat .......
62 CH2.3 Pasukan Kapak Darah
63 CH2.4 Kebohongan Lencana Besi
64 CH2.5 Markas Pasukan Kapak Darah
65 CH2.6 Dimana mereka menjual para budak itu..?
66 CH2.7 Bergabung dengan Kepala Desa
67 CH2.8 Pertemuan lima kepala desa
68 CH2.9 Rencana harus dijalankan
69 CH2.10 Saatnya menjalankan rencana
70 CH2.11 Pembunuhan terjadi lagi di Istana
71 CH2.12 Markas telah dikuasai
72 CH2.13 Sebuah pengakuan
73 CH2.14 Permaisuri Mai
74 CH2.15 Kitab Bolo Srewu
75 CH2.16 Kitab telah direbut
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB I
2
BAB II
3
BAB III
4
BAB IV
5
BAB V
6
BAB VI
7
BAB VII
8
BAB VIII
9
BAB IX
10
BAB X
11
BAB XI
12
BAB XII
13
BAB XIII
14
BAB XIV
15
BAB XV
16
BAB XVI
17
BAB XVII
18
BAB XVIII
19
BAB XIX
20
BAB XX
21
BAB XXI
22
BAB XXII
23
BAB XXIII
24
BAB XXIV
25
BAB XXV
26
BAB XXVI
27
BAB XXVII
28
BAB XXVIII
29
BAB XXIX
30
BAB XXX
31
BAB XXXI
32
BAB XXXII
33
BAB XXXIII
34
BAB XXXIV
35
BAB XXXV
36
BAB XXXVI
37
BAB XXXVII
38
BAB XXXVIII
39
BAB XXXIX
40
BAB XL
41
BAB XLI
42
BAB XLII
43
BAB XLIII
44
BAB XLIV
45
BAB XLV
46
BAB XLVI
47
BAB XLVII
48
BAB XLVIII
49
BAB XLIX
50
BAB L
51
BAB LI
52
BAB LII
53
BAB LIII
54
BAB LIV
55
BAB LVI
56
BAB LVII
57
BAB LVII
58
BAB LVIII
59
BAB LIX
60
CHAPTER II. Sebuah Permulaan
61
CH2.2 Rencana jahat .......
62
CH2.3 Pasukan Kapak Darah
63
CH2.4 Kebohongan Lencana Besi
64
CH2.5 Markas Pasukan Kapak Darah
65
CH2.6 Dimana mereka menjual para budak itu..?
66
CH2.7 Bergabung dengan Kepala Desa
67
CH2.8 Pertemuan lima kepala desa
68
CH2.9 Rencana harus dijalankan
69
CH2.10 Saatnya menjalankan rencana
70
CH2.11 Pembunuhan terjadi lagi di Istana
71
CH2.12 Markas telah dikuasai
72
CH2.13 Sebuah pengakuan
73
CH2.14 Permaisuri Mai
74
CH2.15 Kitab Bolo Srewu
75
CH2.16 Kitab telah direbut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!