Kelompok Tengkorah Hitam terus melakukan pengejaran terhadap Raden Sanjaya dan Ki Sumali. Kondisi Manto yang terluka membuat pergerakan kelompok Tengkorak Hitam menjadi sedikit lambat.
"Heii kau, apakah kamu yakin Raden Sanjaya menyusuri sungai ini menuju alas Purba..?" tanya Ki Karto kepada anggota kelompok yang mengetahui keberadaan Raden Sanjaya
"Benar ketua.. saya yakin Raden Sanjaya dan Ki Sumali ke arah timur menuju alas Purba.." jawabnya..
"Ketua, sebaiknya tinggalkan saja aku disini. lukaku membuat pengejaran menjadi terhambat.." sahut Manto
"Tidak Manto. aku tidak bisa meninggalkanmu disini. bagaimanapun kondisimu tidak mungkin untuk ditinggalkan.." sahut ki Karto.
Sementara itu, Raden Sanjaya dan Ki Sumali sudah sampai di bibir alas Purba. walaupun Ki Sumali lumayan menguasai alas Purba, tapi butuh memantapkan hati untuk memasukinya, apalagi bersama dengan Raden Sanjaya.
"Raden, inilah alas Purba.. apakah raden siap..?" tanya ki Sumali.
"Tidak seperti yang kubayangkan ki. alas Purba ternyata menyeramkan. Baru di depannya saja aku sudah meradakan kengerian yang luar biasa." jawab Raden Sanjaya.
"Tapi bagaimanapun juga kita harus tetap memasukinya Ki. aku siap.." lanjut Raden Sanjaya
"Baiklah raden, mari ikuti aku. Tetap waspada Raden.." jawab ki Sumali.
Mereka memasuki alas Purba. Begitu masuk alas Purba, Raden Sanjaya merasa bahwa kehadirannya seperti diawasi oleh sesuatu. Perasaan tidak tenang dan khawatir menghantui Raden Sanjaya. Akan tetapi tidak demikian dengan ki Sumali. Berbekal pengalaman dan pengetahuannya, ki Sumali lebih siap dan merasa tetap tenang.
Alas Purba adalah hutan yang masih alami. Banyak pohon-pohon besar berada disana, daunnya lebat sehingga matahari tidak mampu menerobos ke dalam hutan, sehingga walaupun siang hari, suasana alas Purba tidak cukup terang sehingga aroma mistis cukup terasa. Suara hewan dan serangga yang biasanya hanya terdengar di malam hari pun, saat siang tetap terdengar di alas Purba. Bagi yang tidak menguasai, alas Purba bagaikan labirin yang akan membawa seseorang untuk kembali ke tempat semula. hanya satu jalan yaitu kembali kluar dari sana.
Tanpa terasa mereka sudah berjalan cukup jauh menuju kedalam alas Purba. Di perjalanan, ki Sumali selain mengawasi keadaan Raden Sanjaya, dia juga mengumpulkan tanaman obat yang ditemuinya.
"Bunga tulang.., ini tanaman herbal untuk menguatkan dan memadatkan tulang. sangat baik untuk perkembangan fisik Raden Sanjaya." batin ki Sumali
"Dan akar tanaman ini dapat memperlancar aliran darah dan menguatkan otot jantung.."
"Ki.. aku lelah dan lapar. sebaiknya kita beristirahat dulu Ki.." keluh Raden Sanjaya..
"Tahan sebentar lagi Raden. seingatku di depan ada gua. Raden bisa beristirahat disana." jawabnya.
Setelah perjalanan hampir setengah hari, pasukan Tengkorak Hitam sampai di depan alas Purba. Mereka tidak melihat keberadaan Raden Sanjaya dan Ki Sumali.
"Aku rasa mereka sudah memasuki alas Purba ketua. tidak ada tanda-tanda dari mereka." ucap salah satu anggota.
"Apa yang mereka pikirkan..? apa mereka sudah tidak waras..? alas Purba bukan hutan sembarangan. jangankan tingkat master, tingkat raga abadi saja belum tentu selamat di alas Purba." gumam ki Karto.
"Dirikan tenda, kita bermalam disini. yang lain, cari mereka berdua di sekitar pinggiran alas Purba. aku yakin mereka tidak akan berani masuk terlalu dalam.." perintah ki Karto.
Sementara sebagian anggota mendirikan tenda, anggota lainnya mencari Raden Sanjaya di sekitar alas Purba. Ki Karto sendiri masuk ke alas Purba untuk mencari Raden Sanjaya.
"Sialan.. alas Purba ini benar-benar membingungkan. daritadi aku hanya berputar-putar saja. apakah mereka benar-benar memasukinya..?" batin ki Karto.
"Seperti ada energi gaib yang membentengi alas ini. Baik aku akan gunakan ilmu puser bumi untuk megetahui seluk beluk alas ini dan mencari keberadaan mereka.."
Ilmu Puser Bumi adalah salah satu ilmu yang mampu membuka rahasia suatu tempat, menarik senjata pusaka dan mengetahui keberadaan seseorang.
Sesaat setelah ki Karto merapal mantra puser bumi, angin kencang bertiup dan menyerang ki Karto. ki Karto berusaha untuk bertahan dan mengeluarkan jurus raga abadi andalannya.
WHUUSSS.. WHHUUUUSSSS...
"JURUS RAGA ABADII.." teriak ki Karto..
WHHOOOSSSS.. WHHHOOOOOSSS.. DHHEEEESSSS..
Akan tetapi serangan angin tersebut bukan semakin lemah tapi semakin kuat. Dan akhirnya mementalkan tubuh ki Karto, ki karto pun terpental dan terjatuh beberapa meter. Ki Karto berusaha bangun sambil memegangi dadanya yang sesak, walaupun tidak mengalami luka dalam yang serius, tapi cukup membuat ki Karto terkejut..
"Siaaaaalll.. angin apa itu..? kenapa begitu kuat menghantamku..?" batin ki Karto.
"Baik.. kalau memang ingin bermain-main denganku. akan aku coba sekali lagi.." teriak ki Karto..
"TAPAK DARAAAHH..!!"
WHHOOOOSSSSH.. WHOOOOSSS.. DHUUUAAARR...
Kekuatan angin yang menyerang ki Karto semakin kuat.
Lagi-lagi ki Karto terpental dan terjatuh. Darah segar tampak mengalir di sudut bibirnya.
"Lebih baik aku kembali saja. yang pasti hutan ini tidak sesederhana kelihatannya.. sungguh siaaaall..!! umpat ki karto
"aku semakin yakin kalau mereka berdua tidak mungkin masuk ke dalam hutan ini. mereka pasti ada di sekitar alas Purba.." batin ki Karto.
Akhirnya ki Karto keluar dari alas Purba. dia kembali ke tenda yang telah disiapkan oleh anggotanya..
"Ada apa dengan ketua..? wajahnya pucat, tampaknya dia mengalami luka dalam." ucap salah seorang anggota.
"Hush.. diam kamu, apa kamu mau mati kalau sampai ketua mendengarnya..?" sahut yang lainnya.
Dari dalam tenda, ki Karto berteriak dengan lantang..
"Kalian semua, cari keberadaan Raden Sanjaya di sekitar alas Purba. mereka tidak mungkin masuk jauh ke dalam alas Purba..!!" perintah ki Karto.
Di dalam tenda, ki Karto menceritakan semua kejadian di dalam alas kepada Manto.
"itulah yang terjadi Manto.." ucap ki Karto setelah bercerita.
"Tapi dari tadi tidak ada angin kencang yang kami rasakan disini ki.." sahut Manto.
"Benarkah..? Hhhmmm.. aku semakin yakin kalau mereka tidak mungkin masuk terlalu dalam ke dalam alas Purba."
"Bagaimanapun Sumali hanya setingkat Master tahap menengah, tidak mungkin dia bisa menghadapi angin itu." kata ki Karto.
"Kita akan menginap beberapa hari disini, temukan mereka..!!" perintahnya.
"Baik Ki.." sahut Manto.
Sementara itu jauh di dalam alas Purba, Raden Sanjaya dan Ki Sumali telah sampai di mulut goa. akan tetapi ki Sumali merasakan ada hawa yang aneh keluar dari dalam goa. Hawa yang sangat dingin diselimuti hawa membunuh yang pekat keluar dari dalam goa.
"Apakah ini goa yang sama yang ku temukan dulu waktu mencari tanamam herbal..?" batin ki Sumali.
"Jalan yang ku lalui juga sama, jalurnya pun tidak berbeda. mungkinkah kalau......."
Tanpa ki Sumali sadari bahwa alas Purba memiliki banyak goa. Karena alas Purba seperti labirin, maka yang goa yang ditemukan ki Sumali seakan-akan sama seperti goa yang berada di depannya sekarang. Walaupun seakan-akan ki Sumali menguasai alas Purba, tapi tidak lebih dari 10% yang diketahui ki Sumali tentang alas Purba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Jagura
Baru baca udah langsung suka ni cerita 👍
2021-06-23
0
Djumadi
terimakasih...
2021-06-22
0
Carles Wijayanto
lanjutkan thor
2021-06-17
0