BAB IV

Sementara itu di pertarungan antara ki Karto dan ki Joyo, tampak ki Joyo kuwalahan dengan setiap serangan yang dilakukan oleh ki Karto.

DHESSS.. JBUUUUG.. JBUUUG..

Tendandangan dan pukulan ki Karto terus mengenai kepala dan dada ki Joyo. Tampak darah segar mengalir dari bibir ki Joyo, menandakan ki Joyo mengalami luka dalam yang cukup parah.

"Tejo, tak lama lagi aku akan menemanimu. Setelah pukulan terakhirku, aku akan menyusulmu.." batin ki Joyo sambil tersenyum.

Melihat lawannya melepaskan senyum, ki Karto merasa bahwa lawannya sedang mengejeknya.

"Apa yang kau tertawakan keparat..!!" bentak ki Karto.

"Jangan banyak omong, terima ini.. TAPAK BRAJAMUSTII.." teriak ki Joyo sambil maju menyerang lawannya.

"Hahahaha.. akan kulayani pukulanmu Tejo..!!"

"TAPAK DARAAAHH..!!" teriak ki Karto sambil menyambut serangan ki Joyo.

DHUUUUARR..

Ledakan hebat terjadi saat kedua tapak tersebut bertemu. Mereka berdua sama-sama terpental beberapa meter. Ki Karto tampak masih tegak berdiri sambil melepas senyum mengejek, tapi tidak demikian dengan ki Joyo. Dia tergeletak dengan darah mengalir melalui mulut, hidung dan telinga. Seluruh tulang tangan ki Joyo remuk akibat pukulan dari ki Karto. ki Joyo berulang kali terbatuk dan menyemburkan darah dari mulutnya. ki Karto berjalan mendekati ki Joyo..

"Joyo Prawiro.. aku akui kamu memang hebat. Tingkat master tahap puncak yang mampu memaksaku mengeluarkan 70% kekuatanku. tapi sungguh sayang kamu berakhir seperti ini.." ucap ki Karto.

"Seandainya kamu tidak melindungi anak itu dan mau bergabung dengan ku, kamu tidak akan berakhir seperti ini.."

"Sebagai saudara, sebenarnya aku tak ingin melakukan ini semua. Tapi apa daya, kamu memilih jalan kematianmu sendiri.." sambung ki Karto.

"Cih.. kamu masih mengakuiku sebagai saudara..? Hahahaha.. terus apa alasanmu melakukan semua ini..?" tanya ki Joyo.

"Hahaha.. baik Joyo, sebagai saudara aku akan menjelaskan kepadamu agar kau bisa mati dengan tenang."

"Sebenarnya semua ini bukan keinginan ku. Tengkorak Hitam tidak cukup bodoh untuk membuat masalah dengan kerajaan kalau tidak ada dukungan dari orang dalam istana. Pangeran Pranoto lah yang telah menyewa Tengkorak Hitam untuk menghabisi Pangeran Kusuma dan keluarganya. kamu pasti paham maksud dari Pangeran Pranoto.." ki Karto memulai penjelasannya.

"Ya.. semua itu demi kekuasaan. bagaimanapun selama Pangeran Kusuma dan anaknya itu masih hidup, maka tidak ada kesempatan bagi Pangeran Pranoto untuk naik tahta." sambung ki Karto.

"Lalu apa keuntungan yang kamu dapatkan dari ini semua Karto..?" tanya ki Joyo.

"Hahahaha.. Joyo.. Joyo, sudah setua ini kamu makin bodoh saja.. Yang pasti kekuasaan, kemewahan dan jaminan Tengkorak Hitam berkembang di Negeri Kawi ini tanpa khawatir ada tekanan dari pihak manapun.." jawab ki Karto

"Dan juga Pangeran Pranoto membiarkanku untuk memiliki Kitab Pusaka Kalimasada dan Pedang Es, pedang pusaka sakti milik Pangeran Kusuma." sambung ki Karto

"Kau tidak akan mampu mempelajari kitab itu Karto. bagaimanapun Jurus Kalimasada adalah jurus suci yang hanya bisa dipelajari oleh orang-orang yang berhati bersih. Dan pedang es itu......" ki Joyo tidak melanjutkan kata-katanya.

"Uhuk.. uhuk.." ki Joyo memuntahkan lagi darah segar.

"Karto.. kalau memang kamu masih menganggapku sebagai saudara, bolehkah.. uhuk..uhuk.. aku meminta satu hal terakhir kepadamu sebelum aku mati..?" nafas ki Joyo semakin berat.

"Hahahaha.. walaupun kamu itu musuhku, tapi sebagai saudara aku akan mengabulkan permintaanmu. Asal jangan kau suruh aku untuk menyelamatkan Raden Sanjaya.." jawab ki Karto tegas.

"Tidak.. tidak.. uhhuk.. berikan aku, Tejo dan penduduk desa yang telah engkau bunuh dengan pemakaman yang layak.. uhuuk." jawab ki Joyo dengan nafas terputus-putus dan akhirnya ki Joyo menghembuskan nafas terakhirnya.

"Hahahaha.. Sampai saat detik terakhirmu kamu masih memikirkan orang lain Joyo. itulah yang menjadikanmu lemah seperti ini. Tapi aku menghargaimu, akan aku buatkan makam yang baik buatmu.." ucap ki Karto

Sementara itu di tempat lain, di pinggiran Sungai Kedak tampak Raden Sanjaya dan ki Sumali berlari ke arah timur menuju Alas Purba..

"Ki Sumali, mengapa tidak dihabisi saja semua anggota Tengkorak Hitam yang tadi mengejar kita..? masih ada satu orang yang lolos tadi. Bagaimana kalau dia melaporkan kepada pimpinan mereka..?" tanya raden Sanjaya.

"Sudah tidak ada waktu lagi raden. kalau kita mengejar satu orang yang lolos tadi, aku khawatir kita akan kehabisan waktu untuk meloloskan diri.." jawab ki Sumali

"Lebih baik biarkan dia, kita lanjutkan melarikan diri saja." lanjut ki Sumali.

Anggota Tengkorak Hitam yang berhasil lolos tadi buru-buru melaporkan kepada ki Karto.

"Ketua.. ketua, saya melihat Raden Sanjaya dan ki Sumali melarikan diri menyusuri pinggir Sungai Kedak mengarah ke timur.." lapor anggota tersebut.

"Dasar goblok.. seharusnya kamu tangkap mereka. Kenapa kamu malah kembali kesini..?" jawab ki Karto marah..

"Cepat kejar dia..!! kenapa kamu malah diam saja..?" sambung ki Karto..

"Maaf ketua, kami tadi berusaha untuk mengejar dan menangkap raden Sanjaya. tapi semua teman saya dibunuh sama ki Sumali, saya yang berhasil lolos dan melaporkan kepada ketua.." jawab anggota ketakutan..

"Kamu tau kemana tujuan mereka..?" tanya ki Karto.

"Mereka menuju ke arah timur, sepertinya mereka menuju ke alas Purba ketua.." jawab anggota tersebut.

"Alas Purba..? setelah menguburkan mereka semua, kita kejar anak itu ke alas Purba. Aku yakin mereka belum terlalu jauh dan belum sampai ke alas Purba" ucap ki Karto

"Sekarang, kalian semua gali lubang. kuburkan mereka semua..!!" perintah ki Karto

Setelah selesai penguburan, ki Karto dan anggota Tengkorak Hitam meneruskan pengejaran Raden Sanjaya.

Sementara itu ki Sumali bersama Raden Sanjaya terus berlari menuju alas Purba.

"Raden.. sebentar lagi kita akan sampai di tepi alas Purba, sebaiknya kita mempercepat langkah kita." ucap ki Sumali.

"Aku capek ki. aku lapar, kita istirahat dulu sebentar ya ki..?" kata raden Sanjaya memelas..

"Tidak raden, terlalu berbahaya kalau kita istirahat disini. semakin cepat kita sampai di alas Purba, maka akan semakin aman. kita bisa istirahat sepuasnya disana.." jawab ki Sumali.

Ki Sumali seorang pria dengan usia 55 tahun dengan perawakan tegap dan berkulit sawo matang. Di wajahnya terdapat luka bekas goresan pedang yang menambah sangar wajah nya. dia adalah saudara seperguruan ki Tejo yang juga mantan pengawal Pangeran Kusuma. Selain seorang pendekar tingkat master tahap menengah, ki Sumali juga ahli dalam meramu obat dan suplemen untuk meningkatkan kekuatan. Selama bersembunyi bersama ki Joyo dan ki Tejo, Ki Sumali sering keluar masuk alas Purba untuk mencari tanaman obat, sehingga sedikit banyak ki Sumali mengetahui dimana lokasi hewan buas ataupun monster berada. Akan tetapi yang diketahui oleh ki Sumali hanya sebagian kecil dari wilayah Alas Purba.

Terpopuler

Comments

Hendro Thome

Hendro Thome

thor, boleh saran, bahasa yang di pakai kalau tema nya nusantara ya semuanya nusantara, supaya enak di baca,
ini masukan aja ya,

2021-06-30

0

Carles Wijayanto

Carles Wijayanto

lanjut thor...semangat njeh

2021-06-17

0

anggita

anggita

like aja👍

2021-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB I
2 BAB II
3 BAB III
4 BAB IV
5 BAB V
6 BAB VI
7 BAB VII
8 BAB VIII
9 BAB IX
10 BAB X
11 BAB XI
12 BAB XII
13 BAB XIII
14 BAB XIV
15 BAB XV
16 BAB XVI
17 BAB XVII
18 BAB XVIII
19 BAB XIX
20 BAB XX
21 BAB XXI
22 BAB XXII
23 BAB XXIII
24 BAB XXIV
25 BAB XXV
26 BAB XXVI
27 BAB XXVII
28 BAB XXVIII
29 BAB XXIX
30 BAB XXX
31 BAB XXXI
32 BAB XXXII
33 BAB XXXIII
34 BAB XXXIV
35 BAB XXXV
36 BAB XXXVI
37 BAB XXXVII
38 BAB XXXVIII
39 BAB XXXIX
40 BAB XL
41 BAB XLI
42 BAB XLII
43 BAB XLIII
44 BAB XLIV
45 BAB XLV
46 BAB XLVI
47 BAB XLVII
48 BAB XLVIII
49 BAB XLIX
50 BAB L
51 BAB LI
52 BAB LII
53 BAB LIII
54 BAB LIV
55 BAB LVI
56 BAB LVII
57 BAB LVII
58 BAB LVIII
59 BAB LIX
60 CHAPTER II. Sebuah Permulaan
61 CH2.2 Rencana jahat .......
62 CH2.3 Pasukan Kapak Darah
63 CH2.4 Kebohongan Lencana Besi
64 CH2.5 Markas Pasukan Kapak Darah
65 CH2.6 Dimana mereka menjual para budak itu..?
66 CH2.7 Bergabung dengan Kepala Desa
67 CH2.8 Pertemuan lima kepala desa
68 CH2.9 Rencana harus dijalankan
69 CH2.10 Saatnya menjalankan rencana
70 CH2.11 Pembunuhan terjadi lagi di Istana
71 CH2.12 Markas telah dikuasai
72 CH2.13 Sebuah pengakuan
73 CH2.14 Permaisuri Mai
74 CH2.15 Kitab Bolo Srewu
75 CH2.16 Kitab telah direbut
Episodes

Updated 75 Episodes

1
BAB I
2
BAB II
3
BAB III
4
BAB IV
5
BAB V
6
BAB VI
7
BAB VII
8
BAB VIII
9
BAB IX
10
BAB X
11
BAB XI
12
BAB XII
13
BAB XIII
14
BAB XIV
15
BAB XV
16
BAB XVI
17
BAB XVII
18
BAB XVIII
19
BAB XIX
20
BAB XX
21
BAB XXI
22
BAB XXII
23
BAB XXIII
24
BAB XXIV
25
BAB XXV
26
BAB XXVI
27
BAB XXVII
28
BAB XXVIII
29
BAB XXIX
30
BAB XXX
31
BAB XXXI
32
BAB XXXII
33
BAB XXXIII
34
BAB XXXIV
35
BAB XXXV
36
BAB XXXVI
37
BAB XXXVII
38
BAB XXXVIII
39
BAB XXXIX
40
BAB XL
41
BAB XLI
42
BAB XLII
43
BAB XLIII
44
BAB XLIV
45
BAB XLV
46
BAB XLVI
47
BAB XLVII
48
BAB XLVIII
49
BAB XLIX
50
BAB L
51
BAB LI
52
BAB LII
53
BAB LIII
54
BAB LIV
55
BAB LVI
56
BAB LVII
57
BAB LVII
58
BAB LVIII
59
BAB LIX
60
CHAPTER II. Sebuah Permulaan
61
CH2.2 Rencana jahat .......
62
CH2.3 Pasukan Kapak Darah
63
CH2.4 Kebohongan Lencana Besi
64
CH2.5 Markas Pasukan Kapak Darah
65
CH2.6 Dimana mereka menjual para budak itu..?
66
CH2.7 Bergabung dengan Kepala Desa
67
CH2.8 Pertemuan lima kepala desa
68
CH2.9 Rencana harus dijalankan
69
CH2.10 Saatnya menjalankan rencana
70
CH2.11 Pembunuhan terjadi lagi di Istana
71
CH2.12 Markas telah dikuasai
72
CH2.13 Sebuah pengakuan
73
CH2.14 Permaisuri Mai
74
CH2.15 Kitab Bolo Srewu
75
CH2.16 Kitab telah direbut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!