Sementara itu di pertarungan antara ki Karto dan ki Joyo, tampak ki Joyo kuwalahan dengan setiap serangan yang dilakukan oleh ki Karto.
DHESSS.. JBUUUUG.. JBUUUG..
Tendandangan dan pukulan ki Karto terus mengenai kepala dan dada ki Joyo. Tampak darah segar mengalir dari bibir ki Joyo, menandakan ki Joyo mengalami luka dalam yang cukup parah.
"Tejo, tak lama lagi aku akan menemanimu. Setelah pukulan terakhirku, aku akan menyusulmu.." batin ki Joyo sambil tersenyum.
Melihat lawannya melepaskan senyum, ki Karto merasa bahwa lawannya sedang mengejeknya.
"Apa yang kau tertawakan keparat..!!" bentak ki Karto.
"Jangan banyak omong, terima ini.. TAPAK BRAJAMUSTII.." teriak ki Joyo sambil maju menyerang lawannya.
"Hahahaha.. akan kulayani pukulanmu Tejo..!!"
"TAPAK DARAAAHH..!!" teriak ki Karto sambil menyambut serangan ki Joyo.
DHUUUUARR..
Ledakan hebat terjadi saat kedua tapak tersebut bertemu. Mereka berdua sama-sama terpental beberapa meter. Ki Karto tampak masih tegak berdiri sambil melepas senyum mengejek, tapi tidak demikian dengan ki Joyo. Dia tergeletak dengan darah mengalir melalui mulut, hidung dan telinga. Seluruh tulang tangan ki Joyo remuk akibat pukulan dari ki Karto. ki Joyo berulang kali terbatuk dan menyemburkan darah dari mulutnya. ki Karto berjalan mendekati ki Joyo..
"Joyo Prawiro.. aku akui kamu memang hebat. Tingkat master tahap puncak yang mampu memaksaku mengeluarkan 70% kekuatanku. tapi sungguh sayang kamu berakhir seperti ini.." ucap ki Karto.
"Seandainya kamu tidak melindungi anak itu dan mau bergabung dengan ku, kamu tidak akan berakhir seperti ini.."
"Sebagai saudara, sebenarnya aku tak ingin melakukan ini semua. Tapi apa daya, kamu memilih jalan kematianmu sendiri.." sambung ki Karto.
"Cih.. kamu masih mengakuiku sebagai saudara..? Hahahaha.. terus apa alasanmu melakukan semua ini..?" tanya ki Joyo.
"Hahaha.. baik Joyo, sebagai saudara aku akan menjelaskan kepadamu agar kau bisa mati dengan tenang."
"Sebenarnya semua ini bukan keinginan ku. Tengkorak Hitam tidak cukup bodoh untuk membuat masalah dengan kerajaan kalau tidak ada dukungan dari orang dalam istana. Pangeran Pranoto lah yang telah menyewa Tengkorak Hitam untuk menghabisi Pangeran Kusuma dan keluarganya. kamu pasti paham maksud dari Pangeran Pranoto.." ki Karto memulai penjelasannya.
"Ya.. semua itu demi kekuasaan. bagaimanapun selama Pangeran Kusuma dan anaknya itu masih hidup, maka tidak ada kesempatan bagi Pangeran Pranoto untuk naik tahta." sambung ki Karto.
"Lalu apa keuntungan yang kamu dapatkan dari ini semua Karto..?" tanya ki Joyo.
"Hahahaha.. Joyo.. Joyo, sudah setua ini kamu makin bodoh saja.. Yang pasti kekuasaan, kemewahan dan jaminan Tengkorak Hitam berkembang di Negeri Kawi ini tanpa khawatir ada tekanan dari pihak manapun.." jawab ki Karto
"Dan juga Pangeran Pranoto membiarkanku untuk memiliki Kitab Pusaka Kalimasada dan Pedang Es, pedang pusaka sakti milik Pangeran Kusuma." sambung ki Karto
"Kau tidak akan mampu mempelajari kitab itu Karto. bagaimanapun Jurus Kalimasada adalah jurus suci yang hanya bisa dipelajari oleh orang-orang yang berhati bersih. Dan pedang es itu......" ki Joyo tidak melanjutkan kata-katanya.
"Uhuk.. uhuk.." ki Joyo memuntahkan lagi darah segar.
"Karto.. kalau memang kamu masih menganggapku sebagai saudara, bolehkah.. uhuk..uhuk.. aku meminta satu hal terakhir kepadamu sebelum aku mati..?" nafas ki Joyo semakin berat.
"Hahahaha.. walaupun kamu itu musuhku, tapi sebagai saudara aku akan mengabulkan permintaanmu. Asal jangan kau suruh aku untuk menyelamatkan Raden Sanjaya.." jawab ki Karto tegas.
"Tidak.. tidak.. uhhuk.. berikan aku, Tejo dan penduduk desa yang telah engkau bunuh dengan pemakaman yang layak.. uhuuk." jawab ki Joyo dengan nafas terputus-putus dan akhirnya ki Joyo menghembuskan nafas terakhirnya.
"Hahahaha.. Sampai saat detik terakhirmu kamu masih memikirkan orang lain Joyo. itulah yang menjadikanmu lemah seperti ini. Tapi aku menghargaimu, akan aku buatkan makam yang baik buatmu.." ucap ki Karto
Sementara itu di tempat lain, di pinggiran Sungai Kedak tampak Raden Sanjaya dan ki Sumali berlari ke arah timur menuju Alas Purba..
"Ki Sumali, mengapa tidak dihabisi saja semua anggota Tengkorak Hitam yang tadi mengejar kita..? masih ada satu orang yang lolos tadi. Bagaimana kalau dia melaporkan kepada pimpinan mereka..?" tanya raden Sanjaya.
"Sudah tidak ada waktu lagi raden. kalau kita mengejar satu orang yang lolos tadi, aku khawatir kita akan kehabisan waktu untuk meloloskan diri.." jawab ki Sumali
"Lebih baik biarkan dia, kita lanjutkan melarikan diri saja." lanjut ki Sumali.
Anggota Tengkorak Hitam yang berhasil lolos tadi buru-buru melaporkan kepada ki Karto.
"Ketua.. ketua, saya melihat Raden Sanjaya dan ki Sumali melarikan diri menyusuri pinggir Sungai Kedak mengarah ke timur.." lapor anggota tersebut.
"Dasar goblok.. seharusnya kamu tangkap mereka. Kenapa kamu malah kembali kesini..?" jawab ki Karto marah..
"Cepat kejar dia..!! kenapa kamu malah diam saja..?" sambung ki Karto..
"Maaf ketua, kami tadi berusaha untuk mengejar dan menangkap raden Sanjaya. tapi semua teman saya dibunuh sama ki Sumali, saya yang berhasil lolos dan melaporkan kepada ketua.." jawab anggota ketakutan..
"Kamu tau kemana tujuan mereka..?" tanya ki Karto.
"Mereka menuju ke arah timur, sepertinya mereka menuju ke alas Purba ketua.." jawab anggota tersebut.
"Alas Purba..? setelah menguburkan mereka semua, kita kejar anak itu ke alas Purba. Aku yakin mereka belum terlalu jauh dan belum sampai ke alas Purba" ucap ki Karto
"Sekarang, kalian semua gali lubang. kuburkan mereka semua..!!" perintah ki Karto
Setelah selesai penguburan, ki Karto dan anggota Tengkorak Hitam meneruskan pengejaran Raden Sanjaya.
Sementara itu ki Sumali bersama Raden Sanjaya terus berlari menuju alas Purba.
"Raden.. sebentar lagi kita akan sampai di tepi alas Purba, sebaiknya kita mempercepat langkah kita." ucap ki Sumali.
"Aku capek ki. aku lapar, kita istirahat dulu sebentar ya ki..?" kata raden Sanjaya memelas..
"Tidak raden, terlalu berbahaya kalau kita istirahat disini. semakin cepat kita sampai di alas Purba, maka akan semakin aman. kita bisa istirahat sepuasnya disana.." jawab ki Sumali.
Ki Sumali seorang pria dengan usia 55 tahun dengan perawakan tegap dan berkulit sawo matang. Di wajahnya terdapat luka bekas goresan pedang yang menambah sangar wajah nya. dia adalah saudara seperguruan ki Tejo yang juga mantan pengawal Pangeran Kusuma. Selain seorang pendekar tingkat master tahap menengah, ki Sumali juga ahli dalam meramu obat dan suplemen untuk meningkatkan kekuatan. Selama bersembunyi bersama ki Joyo dan ki Tejo, Ki Sumali sering keluar masuk alas Purba untuk mencari tanaman obat, sehingga sedikit banyak ki Sumali mengetahui dimana lokasi hewan buas ataupun monster berada. Akan tetapi yang diketahui oleh ki Sumali hanya sebagian kecil dari wilayah Alas Purba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Hendro Thome
thor, boleh saran, bahasa yang di pakai kalau tema nya nusantara ya semuanya nusantara, supaya enak di baca,
ini masukan aja ya,
2021-06-30
0
Carles Wijayanto
lanjut thor...semangat njeh
2021-06-17
0
anggita
like aja👍
2021-06-15
0