Hujan Temani Aku Menangis

Hujan Temani Aku Menangis

Sinopsis

Yoona menggeleng pelan, terlihat air mata mengambang di sudut matanya, "Nggak April, gue enggak ada maksud buat membiarkan lu salah paham! Gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf kalau langkah yang gue pilih saat itu ternyata nyakitin lu."

"Saat dulu lu cerita bahwa lu jadian sama dia di perkemahan, sebenarnya gue mau kasih tahu semuanya,"

"Tapi gue nggak tega, karena saat itu lu terlihat sangat bahagia dan senang menjadi pacar dewa,"

"Jadi sejak saat itu gue mutusin buat mundur dari kehidupan dia!"

"Gue gak pernah lagi kirim surat ataupun terima surat dari dia,"

"Gue benar-benar berhenti dan mengakhiri segala sesuatu yang berhubungan dengan dia,"

"Karena gue mau lu bahagia!"

Kalimat terakhir itu diucapkan Yoona dengan diiringi tetesan air mata.

April bertanya, "Kenapa lu sibuk mikirin kebahagiaan gue? Sementara lu sendiri pasti terluka ngelihat gue sama dia,"

"Dan ini kan alasan lu nggak pernah punya pacar?"

"Lu tolak semua cowok yang nembak lu, karena cowok yang lu suka adalah pacar gue,"

"Gue minta maaf! Gue salah," ucap Yoona sambil memegangi tangan April.

April mengatakan bahwa Yoona tidak perlu meminta maaf, sebab wanita itulah yang lebih dulu mencintai Dewa, sementara dirinya hanyalah seorang penghalang bagi hubungan mereka.

Gadis itu tersenyum menahan sakitnya kenyataan, air mata tak henti mengaliri pipinya, tanpa melihat kearah Yoona, ia kembali meneruskan kalimatnya.

"Tapi lu tenang aja!"

"Karena sekarang penghalang itu sudah tahu diri, jadi lu bisa menyatukan perasaan lu sama dia."

Yoona yang kala itu juga menangis tiba-tiba memeluk April dan berbisik "Nggak Pril, lu bukan penghalang!"

"Karena sekalipun gue yang lebih dulu mencintai dia, tapi cinta lu yang terbaik buat dia!"

"Lu bahkan bisa setia untuk mencintainya hingga hari ini."

"Sementara cinta gue buat dia sudah lama lenyap, tanpa bekas."

April mendorong melepaskan pelukan Yoona lalu menamparnya, "Plaaaakkkkk."

"Bohong! Lu pembohong tahu nggak? Sampai kapan lu mau bohongin gue?"

"Kalau lu emang udah nggak cinta sama dia, kenapa lu masih nggak punya pacar sampai sekarang? Kenapa? Haaaa?"

Yoona memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan April, bersamaan dengan itu terdengar suara seorang pria yang menyahut menyela pembicaraan, "Siapa bilang Yoona tidak punya pacar? Yoona sudah punya pacar dan sayalah pacarnya."

Mendengar itu kedua perempuan itu pun menoleh ke arah sumber suara disana terlihat berdiri seorang pria muda tampan berhidung mancung lengkap dengan kulit bersih serta postur tubuhnya yang gagah dan tinggi.

"Pak Galvin," ucap April mengenali pria tersebut.

Namun tidak dengan Yoona, ia kaget terpaku dengan mata membesar menatap Galvin.

Entah atas dasar apa CEO menyebalkan yang mendapat gelar tongkat Fir'aun dari Yoona ini tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai kekasihnya, karena pada kenyataannya hubungan mereka tidak lebih baik dari tikus dan kucing yang tak pernah akur.

Galvin berjalan mendekat kearah Yoona.

Pria itu bertanya sambil memegangi pipi Yoona, "Sakit? Apa kamu mau aku membalaskannya untukmu?"

Yoona diam tak menjawab, matanya tak berkedip melihat tingkah Galvin.

"Kenapa kamu menampar Yoona?" Tanya Galvin dengan ekspresi wajah yang datar.

April tidak gentar, "Maaf kalau saya lancang, tapi ini bukan urusan bapak."

"Jelas ini urusan saya, karena perempuan yang kamu tampar adalah pacar saya."

"Tidak mungkin, Yoona tidak punya pacar, karena laki-laki yang dia sukai adalah pacar saya," ujar sahabat Yoona tersebut tidak mempercayai ucapan Galvin.

"Demi Tuhan gue nggak ada perasaan apa-apa sama dewa Pril, gue udah lama ngelupain dia! Lu harus percaya sama gue," Yoona berusaha meyakinkan sahabatnya yang tengah berselisih paham dengannya.

Tak ingin percaya begitu saja, April meminta bukti atas klaim Yoona yang mengatakan bahwa dirinya telah lama melupakan Dewa.

(POV YOONA)

Aku memutar otak, harus dengan cara apa aku meyakinkan April, bahwa aku benar-benar sudah tidak memiliki perasaan pada dewa, aku lirik Galvin yang saat itu berada di sampingku.

Aku meraih dan menggenggam tangannya, lalu ku angkat tangan kami dan ku tunjukkan pada April.

"Buktinya seperti yang kamu lihat, aku udah punya pacar," ucapku berbohong.

"Jadi pak Galvin beneran pacar lu?"

Aku mengangguk mengiyakan, dengan senyum terpaksa yang mengembang di bibirku.

Alih-alih percaya dan melupakan kesalahpahaman, April justru meminta bukti yang lebih meyakinkan.

Mendengar kalimat itu, aku kembali melirik Galvin, "Oke, aku akan perlihatkan

buktinya sama lu."

Aku menghela nafas panjang

mengumpulkan segenap keberanian yang aku miliki, tangan kiriku menarik dasi Galvin

hingga membuatnya menundukkan kepala.

Sementara tangan kananku merangkul leher nya yang bagian belakang, setelah wajah nya berada tepat didepan wajahku.

Akupun menciumnya.

Namun tampaknya Galvin terkejut dengan tindakanku, dia melotot bulat ke arahku.

Hingga aku memilih untuk

memejamkan mata karena aku tidak berani menatap matanya yang saat itu

seakan ingin menelanku hidup-hidup.

POV GALVIN

aku dibuat kaget saat Yoona

tiba-tiba menarik dan mencium ku tanpa permisi, aku melotot kearah nya

memberikan ia isyarat agar melepaskan bibirnya dari bibrku, namun dia malah

memejamkan mata tanpa menghiraukan aku.

POV AUTHOR

setelah melihat bukti yang

diberikan Yoona, April pun berlalu berjalan meningglkan tempat itu.

"kamu kenapa mencium saya??" tanya Galvin mempertanyakan sikap Yoona.

"sorry..." jawab Yoona singkat.

Galvin: "cuma sorry ajaaaaa????"

Yoona pergi mengacuhkan pria dihadapannya.

ia berjalan menuju ruang rapat, meninggalkan Galvin yang masih berada dilorong kantor tersebut.

"hei... hei.... saya belum

selesai ngomong" ujar Galvin memanggil Yoona yang pergi begitu saja setelah

mencium dirinya.

*meeting berlangsung*

meeting hari itu berjalan lancar, semua

peserta meeting bergegas meninggalkan ruangan, begitupula Yoona dan Beto.

"eehh Semi thank you yaa

waktu itu kamu udah menemukan dan mengembalikan hp saya" ucap Yoona saat

berjalan melewati Semi yang saat itu masih duduk dikursi ruang meeting menata

beberapa map dokumen.

"oh itu... iya sama-sama,

tapi yang menemukan hp Nona Liyona sebenarnya pak Galvin, saya cuma membantu

mengantar" jawab Semi seraya tersenyum ramah.

sementara raut wajah Yoona langsung

berubah ketika mendengar nama Galvin.

"kamu yakin dia yang

menemukan hp saya??" tanya Yoona meragukan.

Semi: "tentu saja, karena

saya berada disana saat itu, menemani pak Galvin meninjau proses pemotretan,

sayang nya ternyata kami telat beberapa menit, disana hanya ada beberapa crew

yang belum pulang, dan hpnya ditemukan disana, tapi tampak nya saat itu Nona

Liyona baru keluar gedung"

Yoona: "yaudah kalau begitu kirim

salam sama pak Galvin"

"kalau mau berterima kasih

harus ngomong langsung bos gak boleh pakai perantara, bos mah niat nya

kurang" Beto menyela obrolan.

Semi: "nah betul, saya rasa

juga lebih baik menyampaikan langsung kalau mau berterima kasih.

Yoona mengernyitkan dahi dan

berkata "emang apa beda nya mau ngomong langsung atau enggak?? perasaan

sama aja"

Beto: "beda lah bos, kalau

ngomong secara langsung itu terlihat lebih tulus"

"idiiiiiihhhhh" gumam

Yoona kurang setuju.

Terpopuler

Comments

Nur rahmayana

Nur rahmayana

suka dgn tulisan end...semangat bacanya

2022-05-03

0

Suharnik

Suharnik

Nyimaaaak thorrrr👍👍👍❤❤❤

2021-05-30

0

lulufatimah

lulufatimah

sukaaaaa❤️❤️❤️❤️❤️

2021-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!