NovelToon NovelToon

Hujan Temani Aku Menangis

Sinopsis

Yoona menggeleng pelan, terlihat air mata mengambang di sudut matanya, "Nggak April, gue enggak ada maksud buat membiarkan lu salah paham! Gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf kalau langkah yang gue pilih saat itu ternyata nyakitin lu."

"Saat dulu lu cerita bahwa lu jadian sama dia di perkemahan, sebenarnya gue mau kasih tahu semuanya,"

"Tapi gue nggak tega, karena saat itu lu terlihat sangat bahagia dan senang menjadi pacar dewa,"

"Jadi sejak saat itu gue mutusin buat mundur dari kehidupan dia!"

"Gue gak pernah lagi kirim surat ataupun terima surat dari dia,"

"Gue benar-benar berhenti dan mengakhiri segala sesuatu yang berhubungan dengan dia,"

"Karena gue mau lu bahagia!"

Kalimat terakhir itu diucapkan Yoona dengan diiringi tetesan air mata.

April bertanya, "Kenapa lu sibuk mikirin kebahagiaan gue? Sementara lu sendiri pasti terluka ngelihat gue sama dia,"

"Dan ini kan alasan lu nggak pernah punya pacar?"

"Lu tolak semua cowok yang nembak lu, karena cowok yang lu suka adalah pacar gue,"

"Gue minta maaf! Gue salah," ucap Yoona sambil memegangi tangan April.

April mengatakan bahwa Yoona tidak perlu meminta maaf, sebab wanita itulah yang lebih dulu mencintai Dewa, sementara dirinya hanyalah seorang penghalang bagi hubungan mereka.

Gadis itu tersenyum menahan sakitnya kenyataan, air mata tak henti mengaliri pipinya, tanpa melihat kearah Yoona, ia kembali meneruskan kalimatnya.

"Tapi lu tenang aja!"

"Karena sekarang penghalang itu sudah tahu diri, jadi lu bisa menyatukan perasaan lu sama dia."

Yoona yang kala itu juga menangis tiba-tiba memeluk April dan berbisik "Nggak Pril, lu bukan penghalang!"

"Karena sekalipun gue yang lebih dulu mencintai dia, tapi cinta lu yang terbaik buat dia!"

"Lu bahkan bisa setia untuk mencintainya hingga hari ini."

"Sementara cinta gue buat dia sudah lama lenyap, tanpa bekas."

April mendorong melepaskan pelukan Yoona lalu menamparnya, "Plaaaakkkkk."

"Bohong! Lu pembohong tahu nggak? Sampai kapan lu mau bohongin gue?"

"Kalau lu emang udah nggak cinta sama dia, kenapa lu masih nggak punya pacar sampai sekarang? Kenapa? Haaaa?"

Yoona memegangi pipinya yang memerah akibat tamparan April, bersamaan dengan itu terdengar suara seorang pria yang menyahut menyela pembicaraan, "Siapa bilang Yoona tidak punya pacar? Yoona sudah punya pacar dan sayalah pacarnya."

Mendengar itu kedua perempuan itu pun menoleh ke arah sumber suara disana terlihat berdiri seorang pria muda tampan berhidung mancung lengkap dengan kulit bersih serta postur tubuhnya yang gagah dan tinggi.

"Pak Galvin," ucap April mengenali pria tersebut.

Namun tidak dengan Yoona, ia kaget terpaku dengan mata membesar menatap Galvin.

Entah atas dasar apa CEO menyebalkan yang mendapat gelar tongkat Fir'aun dari Yoona ini tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai kekasihnya, karena pada kenyataannya hubungan mereka tidak lebih baik dari tikus dan kucing yang tak pernah akur.

Galvin berjalan mendekat kearah Yoona.

Pria itu bertanya sambil memegangi pipi Yoona, "Sakit? Apa kamu mau aku membalaskannya untukmu?"

Yoona diam tak menjawab, matanya tak berkedip melihat tingkah Galvin.

"Kenapa kamu menampar Yoona?" Tanya Galvin dengan ekspresi wajah yang datar.

April tidak gentar, "Maaf kalau saya lancang, tapi ini bukan urusan bapak."

"Jelas ini urusan saya, karena perempuan yang kamu tampar adalah pacar saya."

"Tidak mungkin, Yoona tidak punya pacar, karena laki-laki yang dia sukai adalah pacar saya," ujar sahabat Yoona tersebut tidak mempercayai ucapan Galvin.

"Demi Tuhan gue nggak ada perasaan apa-apa sama dewa Pril, gue udah lama ngelupain dia! Lu harus percaya sama gue," Yoona berusaha meyakinkan sahabatnya yang tengah berselisih paham dengannya.

Tak ingin percaya begitu saja, April meminta bukti atas klaim Yoona yang mengatakan bahwa dirinya telah lama melupakan Dewa.

(POV YOONA)

Aku memutar otak, harus dengan cara apa aku meyakinkan April, bahwa aku benar-benar sudah tidak memiliki perasaan pada dewa, aku lirik Galvin yang saat itu berada di sampingku.

Aku meraih dan menggenggam tangannya, lalu ku angkat tangan kami dan ku tunjukkan pada April.

"Buktinya seperti yang kamu lihat, aku udah punya pacar," ucapku berbohong.

"Jadi pak Galvin beneran pacar lu?"

Aku mengangguk mengiyakan, dengan senyum terpaksa yang mengembang di bibirku.

Alih-alih percaya dan melupakan kesalahpahaman, April justru meminta bukti yang lebih meyakinkan.

Mendengar kalimat itu, aku kembali melirik Galvin, "Oke, aku akan perlihatkan

buktinya sama lu."

Aku menghela nafas panjang

mengumpulkan segenap keberanian yang aku miliki, tangan kiriku menarik dasi Galvin

hingga membuatnya menundukkan kepala.

Sementara tangan kananku merangkul leher nya yang bagian belakang, setelah wajah nya berada tepat didepan wajahku.

Akupun menciumnya.

Namun tampaknya Galvin terkejut dengan tindakanku, dia melotot bulat ke arahku.

Hingga aku memilih untuk

memejamkan mata karena aku tidak berani menatap matanya yang saat itu

seakan ingin menelanku hidup-hidup.

POV GALVIN

aku dibuat kaget saat Yoona

tiba-tiba menarik dan mencium ku tanpa permisi, aku melotot kearah nya

memberikan ia isyarat agar melepaskan bibirnya dari bibrku, namun dia malah

memejamkan mata tanpa menghiraukan aku.

POV AUTHOR

setelah melihat bukti yang

diberikan Yoona, April pun berlalu berjalan meningglkan tempat itu.

"kamu kenapa mencium saya??" tanya Galvin mempertanyakan sikap Yoona.

"sorry..." jawab Yoona singkat.

Galvin: "cuma sorry ajaaaaa????"

Yoona pergi mengacuhkan pria dihadapannya.

ia berjalan menuju ruang rapat, meninggalkan Galvin yang masih berada dilorong kantor tersebut.

"hei... hei.... saya belum

selesai ngomong" ujar Galvin memanggil Yoona yang pergi begitu saja setelah

mencium dirinya.

*meeting berlangsung*

meeting hari itu berjalan lancar, semua

peserta meeting bergegas meninggalkan ruangan, begitupula Yoona dan Beto.

"eehh Semi thank you yaa

waktu itu kamu udah menemukan dan mengembalikan hp saya" ucap Yoona saat

berjalan melewati Semi yang saat itu masih duduk dikursi ruang meeting menata

beberapa map dokumen.

"oh itu... iya sama-sama,

tapi yang menemukan hp Nona Liyona sebenarnya pak Galvin, saya cuma membantu

mengantar" jawab Semi seraya tersenyum ramah.

sementara raut wajah Yoona langsung

berubah ketika mendengar nama Galvin.

"kamu yakin dia yang

menemukan hp saya??" tanya Yoona meragukan.

Semi: "tentu saja, karena

saya berada disana saat itu, menemani pak Galvin meninjau proses pemotretan,

sayang nya ternyata kami telat beberapa menit, disana hanya ada beberapa crew

yang belum pulang, dan hpnya ditemukan disana, tapi tampak nya saat itu Nona

Liyona baru keluar gedung"

Yoona: "yaudah kalau begitu kirim

salam sama pak Galvin"

"kalau mau berterima kasih

harus ngomong langsung bos gak boleh pakai perantara, bos mah niat nya

kurang" Beto menyela obrolan.

Semi: "nah betul, saya rasa

juga lebih baik menyampaikan langsung kalau mau berterima kasih.

Yoona mengernyitkan dahi dan

berkata "emang apa beda nya mau ngomong langsung atau enggak?? perasaan

sama aja"

Beto: "beda lah bos, kalau

ngomong secara langsung itu terlihat lebih tulus"

"idiiiiiihhhhh" gumam

Yoona kurang setuju.

Episode 1 (Masa SMA)

"aku ke kampus dulu yaa... kamu semangat sekolahnya" kata seorang pria muda kepada perempuan yang baru saja turun dari motor sport merah miliknya.

mereka adalah dewa dan April, sepasang kekasih yang sudah cukup lama menjalin hubungan.

dulu dewa juga berasal dari SMA Cempaka di mana saat ini April masih bersekolah di SMA tersebut.

mereka mulai menjalin hubungan sejak 2 tahun yang lalu saat April kelas X (kelas sepuluh atau 1 SMA), sementara dewa saat itu sudah kelas XII (kelas dua belas atau 3 SMA).

mereka jadian saat April ikut acara perkemahan siswa baru menggantikan Yoona sahabatnya yang kala itu sedang sakit dan di opname.

sekarang April sudah kelas XII dan dewa pun sudah menjadi mahasiswa di salah satu universitas di kotanya.

"iya... hati-hati ya.." jawab April seraya melambaikan tangan pada kekasihnya, kemudian ia pun masuk ke dalam gerbang sekolah.

setelah berjalan beberapa langkah ia dikejutkan oleh dua perempuan yang menyapanya dari arah belakang.

"cieee.... yang tiap hari dianterin" sapa salah satu perempuan tersebut seraya merangkul pundak April.

April terkejut tersentak kaget dengan memegangi dadanya ia berkata "astaga... kalian mau bikin gue jantungan yaaa??"

"baguslah kalau lu jantungan, jadi gue ada kesempatan, buat gantiin lu jadi pacar kak dewa" goda perempuan yang berdiri disebelah kanan April.

dia adalah Jeje gadis berwajah bulat dengan rambut sebahu lengkap dengan gigi gingsul yang membuat dia semakin terlihat manis.

sementara perempuan yang berdiri di sebelah kiri April adalah Yoona dia memiliki kulit putih, rambut panjang dan hidung mancung, serta bibirnya yang mungil membuat dia tampak sangat imut.

tidak jauh berbeda dengan Jeje dan Yoona wajah April juga cantik dengan lesung pipit di pipinya serta kulit bersih dan kedua matanya yang indah dipandang.

"wkwkwk... sialan lu Je" seru April tertawa menanggapi candaan Jeje barusan.

Jeje: "any way.... lu kan udah 2 tahun lebih pacaran sama kak dewa, tapi kok gue lihat adem-adem aja gitu, enggak ada berantem berantemnya, udah gitu tiap hari dianterin berangkat sekolah ya kan?"

"beda banget sama hubungan gue dengan Radit tiap hari ada aja yang diributin huuuuufffftttt..... "

Yoona: "hhhmmm bener tuh"

April: "gimana ya..."

"sebenarnya gue tuh udah ngelarang dia nganterin gue, soalnya kan arah kampus dia beda sama sekolah kita"

"kasihan aja gitu melihat dia bolak-balik tiap hari, tapi dia malah bilang ini udah tanggung jawabnya buat mastiin gue selamat sampai di sekolah"

"eeemmm so sweet.." respon Jeje dengan ekspresi gemas.

April mengangguk "dia memang sweet banget sih tiap minggu selalu kasih gue bunga mawar, selalu bantu gue lepas helm, kalau tali sepatu gue lepas dia bantu buat ngikat lagi, ya perhatian-perhatian kecil seperti itu mungkin yang bikin hubungan kita adem ayem terus"

April bercerita sambil tersenyum bahagia memikirkan kekasihnya, ia merasa beruntung memilik dewa.

"gue senang dengarnya, semoga hubungan lu sama kak dewa baik-baik terus dan selalu bahagia" ucap Yoona mendoakan sahabatnya.

April: "amiiiinn..."

Jeje: "duh meleleh gue dengar cerita lu Pril, sumpah.."

"es balok kali lu meleleh wkwkwk..." ujar Yoona sambil tertawa meledek Jeje.

mereka pun tiba dan memasuki sebuah ruang kelas yang bertulis XII IPS (kelas dua belas jurusan IPS), lalu duduk di tempat masing-masing yang jaraknya hanya bersebelahan satu sama lain.

April: "guys.... gue mau tanya sesuatu"

" ya sudah tanya saja" jawab Yoona santai sambil melepas tas ransel yang ia gendong dipunggungnya.

April: "gue sama dewa kan sudah pacaran lumayan cukup lama, tapi kok dia enggak pernah..."

April berhenti tidak meneruskan kalimatnya, Jeje dan Yoona pun berinisiatif semakin mendekatkan wajah mereka pada April.

"nggak pernah?????" Yoona bertanya dengan suara pelan, mengulang dua kata terakhir yang diucapkan April.

"apa? enggak pernah apa??" tanya Jeje penasaran.

April tidak menjawab dia hanya memejamkan mata lalu memonyongkan bibirnya.

"oh ciuman maksud lu??" ujar Jeje dengan suara lepas, ia memahami maksud April.

dengan spontan april pun langsung membekap mulut Jeje menggunakan tangannya.

"pelan-pelan iiiihhhh" gerutu April geram menahan malu, Jeje mengangguk mengiyakan dan April pun melepaskan bekapan tangannya pada mulut Jeje.

"jadi selama 2 tahun lebih lu pacaran sama kak dewa, lu nggak pernah ciuman sama dia??" tanya Jeje dan kini giliran April yang menganggukkan kepala memberi jawaban atas pertanyaan sahabatnya itu.

"wajar sih Pril, soalnya kita kan masih belum cukup dewasa, kita belum lulus SMA, gue sama Radit juga nggak pernah ciuman paling cuma pegang tangan udah gitu aja" tutur Jeje pada April.

April: "enggak hanya itu jee.. dia juga nggak pernah berinisiatif buat pegang tangan gue atau bahkan sekedar bilang i love you, selalu gue duluan yang mulai"

"gitu ya?? apa jangan-jangan kak dewa punya selingkuhan?" ucap Jeje menebak dan menerka-nerka.

April: "kayaknya nggak mungkin deh... dia perlakukan gue dengan sangat baik, gue juga tahu password hp-nya, nggak ada chat aneh-aneh gue lihat di sana"

Jeje: "ya berarti memang kak dewa nya aja yang kurang peka"

"menurut lu gimana Yoon??" imbuh Jeje bertanya pendapat Yoona yang sejak tadi hanya diam tampak sedang melamun.

"Yoona..." Jeje kembali berseru, kali ini sambil menepuk pundak Yoona hingga membuatnya tersentak kaget.

"heemmbb iya.. iya kenapa??" tanya Yoona gelagapan saat dirinya tersadar dari lamunannya.

"lu mikirin apa sih? kayak yang nggak fokus gitu" ucap April mengomentari gelagat Yoona.

Yoona: "gue...?? enggak... gue nggak mikirin apa-apa...!! kalian tadi ngomong apa?"

bersamaan dengan itu datang seorang guru memasuki ruang kelas tersebut.

Yoona, April dan Jeje tidak melanjutkan percakapan, mereka bersiap untuk fokus mengikuti pelajaran hingga jam sekolah usai.

*siang menjelang sore*

terlihat dewa sedang duduk di kantin kampus bersama seorang pemuda yang sebaya dengannya.

pemuda: "besok malam lu ada acara nggak??"

dewa: "emang kenapa?"

pemuda: "ya nggak apa-apa, besok kan malam minggu nongkrong yuk daripada di rumah aja mending temenin gue main billiard"

"tumben, biasanya nggak bisa diganggu kalau malam minggu?" ucap dewa pada pemuda yang duduk di hadapannya, dia adalah Ji o teman dekat dewa di kampus.

Ji o: "pakai nanya lagi, kalau gue ngajakin lu nongkrong di malam Minggu artinya gue enggak punya pacar buat gue ajak malam mingguan, nggak peka banget lu jadi teman"

Dewa: "ntar dulu....!!!!" ujar dewa memandang Ji o mencoba memahami perkataannya, lalu kembali bertanya "lu putus lagi??"

"heemmm.. Ji o berdehem dengan senyum kecut mengiyakan pertanyaan dewa.

"kekekekek..." dewa tertawa terkekeh "bukannya lu baru jadian??? perasaan nggak ada sebulan"

Ji o: "yaa kalau udah nggak ada kecocokan gimana???"

dewa: "aaahhh alibi lu doang itu"

"lu gitu sih?? enggak ada rasa simpati sama temen yang lagi kesusahan" keluh Ji o merajuk.

dewa: "gue bukannya nggak simpati... gimana yaaaa....??"

tanya dewa pada diri sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"gue bingung lu pacaran nggak pernah awet, sekarang gue tanya mantan lu di kampus ada berapa??"

"dua lapan" jawab Ji o singkat.

Dewa pun bertanya memastikan "yang benar..!!! dua apa delapan??"

"dua puluh delapan" ucap Ji o memperjelas.

Dewa: "astagaaa.... serius? dua puluh delapan? jumlah mantan atau jumlah kambing sekandang??"

"memangnya kambing sekarang sudah pasti jumlahnya dua puluh delapan??" Ji o bertanya dengan polosnya.

dewa tertawa terkekeh "enggak juga kekekekek..."

Ji o: "aaaiiiiiissssssshhhhh" ucap Ji o mengumpat kesal "bercanda mulu lu....!!! intinya lu bisa nemenin gue nggak??"

Episode 2 (Tolong)

setelah cukup puas bercanda menggoda Ji o yang sedang galau, dewa memutuskan untuk menelepon April kekasihnya, untuk menanyakan apakah besok dirinya boleh mengajak Ji o.

ia mengeluarkan ponsel miliknya lalu menghubungi nomor ponsel April, mereka pun berbincang melalui sambungan telepon tersebut.

Dewa: "hallo....?"

April: "iya hallo"

Dewa: "lagi apa?? udah pulang sekolahnya?"

April: "iya ini baru nyampe rumah, kamu sendiri lagi dimana?"

Dewa: "lagi di kantin kampus"

April: "oh masih ada kelas yaa??"

Dewa: "iya habis ini masih ada kelas praktikum"

April: "owh ya udah semangat kuliahnya!! jangan lupa makan, aku mau ganti baju dulu ya soalnya ini masih pakai seragam"

Ji o memukul pelan lengan dewa lalu berkata "katanya lu mau tanya soal besok"

"iya ini gue baru mau nanya" bisik Dewa pada Ji o sambil menjauhkan ponsel dari posisi mulutnya.

setelah mengatakan itu Dewa kembali meletakkan ponsel di pipinya lalu berkata "oh iya Pril soal besok, yang acara kumpul sama temen-temen kamu itu jadi??"

April: "iya jadi, kenapa? kamu ada acara lain???"

Dewa: "bukan begitu, rencananya besok aku mau ngajak Ji o boleh nggak??"

"udah sini sini gue yang ngomong" seru Ji o tak sabar seraya merebut ponsel dari tangan dewa.

Ji o: "halo April"

April: "iya hallo"

Ji o: "gini Pril, gue lagi galau nih habis putus, jadi rencana gue mau ikut Dewa kumpul sama temen-temen lu besok, boleh kan? lu kan temen gue pril?"

April: "boleh dong, masa nggak boleh, udah lu ikut aja besok!!"

Ji o dan April memang sudah saling kenal, tak heran jika mereka mengobrol dengan santai tanpa rasa canggung.

"oke siap, sampai ketemu besok" ujar Ji o sambil tersenyum modus lalu mengembalikan ponsel Dewa yang ia pegang.

Dewa pun kembali mengobrol dengan April sebelum pada akhirnya ia harus menutup sambungan telepon tersebut karena sudah waktunya masuk kelas praktikum.

(ESOK HARI DI DEPAN GERBANG SMA CEMPAKA)

"nanti malam aku jemput kamu di mana?" tanya Dewa pada kekasihnya sambil membantu April melepaskan helm yang ia kenakan.

seperti rutinitas pada hari biasanya, saat itu Dewa juga sedang mengantar April sekolah hingga depan gerbang.

April: "di rumah aku"

"oh ya Ji o suruh ketemu langsung di lokasi aja nggak perlu ikut jemput aku kasihan dia" imbuhnya.

Dewa: "Ji o kan nggak tahu alamatnya"

"gampang nanti aku share location di WhatsApp kalau lokasinya sudah fix, soalnya sekarang masih belum pasti" jawab April dengan tenang.

Dewa: "oh ya udah kalau gitu, udah gih sana masuk!! semangat sekolahnya"

April: "iya kamu juga hati-hati bawa motornya!!"

"iya aku pergi dulu yaa" pamit Dewa sambil tersenyum lalu menyalakan mesin motornya.

"he'em" gumam April sambil menganggukkan kepala sementara bibirnya tersenyum manis, dengan tangan yang melambai ke arah Dewa kekasihnya.

Dewa pun menarik gas motor meninggalkan tempat itu, sedangkan April langsung balik badan masuk ke dalam gerbang sekolah.

setibanya di kelas April menghampiri Jeje yang tampak sedang serius berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

"DOOOOOOOOORRRRRRRRR" teriak April dari arah belakang mengagetkan mereka.

"aaaaaiiiiiisssssssshhhh...." Jeje mengumpat jengkel.

April pun cengengesan sembari minta maaf "hehehe... sorry, sorry, sorry... lagian kalian serius amat udah kayak rapat DPR, ngomongin apaan sih??"

"soal acara nanti malam kita udah dapat tempatnya" jawab salah seorang gadis yang ikut berdiskusi di sana.

"dimana??" tanya April, mereka pun kembali merapatkan badan membuat lingkaran dan berdiskusi dengan seksama.

tak lama kemudian Yoona datang dan bel tanda masuk kelas berbunyi.

mereka kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap mengikuti pelajaran hari itu.

*jam sekolah usai*

semua murid tampak berkemas untuk pulang.

"Yoon... hari ini gue sama Jeje nggak nebeng mobil lu, jadi lu bisa pulang duluan" ujar April pada Yoona.

"lah emang kenapa?? tumben" tanya Yoona sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas miliknya.

"eeemmm soalnyaaaa...." April tampak sedang berpikir dengan dengan bola mata yang melirik pada Jeje.

"soalnya gue sama April mau kencan" ucap Jeje menyela membantu April memberi jawaban pada Yoona.

April menunjuk ke arah Jeje "nah iya benar" ujarnya membenarkan jawaban yang diberikan Jeje barusan.

"gue mau kencan sama Dewa dan Jeje kencan sama Radit" imbuhnya lagi.

"oh ya udah kalau gitu...!!! gue pulang duluan yaa, daaa....." pamit Yoona sambil melambaikan tangan meninggalkan ruang kelas.

April dan Jeje pun membalas lambaian tangan tersebut, setelah memastikan bahwa Yoona benar-benar sudah pulang, seluruh teman sekelas Yoona termasuk April Dan Jeje langsung bergegas ke arah area parkir sekolah.

(di sana terdapat 4 mobil yang masih terparkir) April, Jeje dan 2 anak lainnya ikut mobil Marcell, sedangkan sisanya 15 anak naik 3 mobil yang lain.

per mobil masing-masing memuat 5 anak, mereka berkendara berurutan mengikuti arah laju mobil Marcell yang kala itu memimpin di depan.

setelah 30 menit berkendara mereka berhenti dan parkir di halaman sebuah rumah berwarna putih yang cukup besar, dengan arsitektur modern berlantai 2.

mereka pun turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumah itu

"ayo masuk!!!" ujar Marcell seraya membuka daun pintu, ia mempersilahkan teman-temannya masuk ke dalam rumah tersebut yang tak lain adalah rumah miliknya.

matahari terbenam beberapa jam yang lalu, Yoona tampak baru selesai mandi dengan handuk yang masih melilit di kepala.

ponselnya berbunyi ada chat masuk di sana, ia mengambil ponsel tersebut seraya duduk di pinggiran ranjang tempat tidur.

pesan tersebut berisi share location yang dikirim oleh Jeje, setelah membaca pesan itu ia meletakkan kembali ponsel miliknya tanpa membalas pesan tersebut, kemudian ia ganti baju dan bersiap-siap menuju lokasi acara.

*BERANGKAT*

sesampainya di alamat lokasi, Yoona pun turun dari mobil dan menyuruh sopirnya pulang membawa mobil yang ia naiki tadi.

"permisi pak" ucap Yoona menegur satpam penjaga gerbang sebuah rumah berwarna putih.

Satpam: "iya non cari siapa?"

"jadi saya ada acara kumpul sama teman-teman sekolah saya, dan menurut peta alamat yang diberikan teman saya, lokasinya di sini" tutur Yoona sambil menunjukkan peta lokasi yang terdapat di layar ponselnya.

Satpam: "oh nona temannya tuan Marcell yaaa??"

"iya benar saya teman sekelasnya pak" jawab Yoona sembari mengangguk.

"oh jadi ini rumah Marcel pak??" tanyanya lagi.

Satpam: iya non betul ini rumah tuan Marcell, silahkan masuk!!"

satpam tersebut membuka gerbang mempersilahkan Yoona masuk.

Yoona pun mengucap terimakasih lalu masuk dan terus berjalan kearah pintu utama rumah tersebut, dengan melewati halaman dimana terparkir 4 mobil dan 2 motor sport di sana.

begitu tiba di depan pintu Yoona memencet bel yang tersedia di sana.

namun tidak ada yang membuka pintu tersebut meski Yoona sudah memencet bell berkali-kali, dia pun berinisiatif untuk menelpon Jeje, sayangnya nomor telepon Jeje tidak bisa dihubungi.

kemudian dia mencoba menelpon April dan hasilnya pun sama, April juga tidak bisa dihubungi.

"ini bocah pada ke mana sih astagaaa....." keluh Yoona sambil terus mencoba menghubungi April, Jeje dan teman perempuannya yang lain, karena dia sama sekali tidak memiliki nomor kontak teman laki-laki termasuk Marcell sang pemilik rumah "mana gue enggak punya nomor telepon Marcell lagi".

setelah cukup berpikir, akhirnya Yoona memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah Marcell yang kala itu memang tidak dikunci.

"masuk aja kali ya...??? toh di halaman ada mobil sama motor mereka, berarti mereka ada di dalam" pikir Yoona, dia pun membuka pintu dengan perlahan.

"April... Jeje.... kalian di mana???"

pelan-pelan ia berjalan memasuki ruang tamu sambil memanggil nama temannya namun dia tidak melihat siapapun berada di sana.

masih dengan memanggil-manggil nama teman-temannya, ia kembali berjalan menuju ruang tengah.

"Marceeeeeell... Apriiiiiillll.... Jejeeeeeee... Noviiiiii....?" hampir semua nama teman sekelasnya ia sebut satu persatu, tapi tidak ada satupun yang menjawab panggilannya.

"apa mungkin mereka di atas yaaa???" Yoona bertanya pada diri sendiri.

ia pun melangkahkan kaki menaiki anak tangga yang pertama, namun tiba-tiba lampu padam, seketika itu seluruh ruangan menjadi gelap.

hingga akhirnya Yoona mengurungkan niat untuk menaiki tangga, ia beralih mencari ke ruangan lain di lantai bawah, dengan suara gemetar Yoona kembali memanggil nama teman-temannya.

"Jejeeeeee... Apriiiiilll... kalian di mana sih??? gue takuuuut...." suara Yoona terdengar memelas menahan takut.

dengan langkah kaki gemetar Yoona terus berjalan tanpa tahu arah.

dan tiba-tiba.....

"BYOOOOOORRRRR...." Yoona jatuh ke dalam kolam, disebabkan minimnya kualitas pandangan karena gelap, ditambah rasa takut yang membuat Yoona tidak fokus.

"beeppp... beepp.. tolooong bep.. bep" Yoona berteriak meminta tolong namun suaranya tertahan air, dia juga melambai-lambaikan tangan dengan kuat berharap ada yang melihat atau mendengar suara gemericik air dari dirinya.

namun naas saat Yoona mulai kelelahan ia belum juga ada yang menolong, sedikit demi sedikit ia mulai kehilangan kesadarannya dan tenggelam ke dasar kolam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!