Episode 1 (Masa SMA)

"aku ke kampus dulu yaa... kamu semangat sekolahnya" kata seorang pria muda kepada perempuan yang baru saja turun dari motor sport merah miliknya.

mereka adalah dewa dan April, sepasang kekasih yang sudah cukup lama menjalin hubungan.

dulu dewa juga berasal dari SMA Cempaka di mana saat ini April masih bersekolah di SMA tersebut.

mereka mulai menjalin hubungan sejak 2 tahun yang lalu saat April kelas X (kelas sepuluh atau 1 SMA), sementara dewa saat itu sudah kelas XII (kelas dua belas atau 3 SMA).

mereka jadian saat April ikut acara perkemahan siswa baru menggantikan Yoona sahabatnya yang kala itu sedang sakit dan di opname.

sekarang April sudah kelas XII dan dewa pun sudah menjadi mahasiswa di salah satu universitas di kotanya.

"iya... hati-hati ya.." jawab April seraya melambaikan tangan pada kekasihnya, kemudian ia pun masuk ke dalam gerbang sekolah.

setelah berjalan beberapa langkah ia dikejutkan oleh dua perempuan yang menyapanya dari arah belakang.

"cieee.... yang tiap hari dianterin" sapa salah satu perempuan tersebut seraya merangkul pundak April.

April terkejut tersentak kaget dengan memegangi dadanya ia berkata "astaga... kalian mau bikin gue jantungan yaaa??"

"baguslah kalau lu jantungan, jadi gue ada kesempatan, buat gantiin lu jadi pacar kak dewa" goda perempuan yang berdiri disebelah kanan April.

dia adalah Jeje gadis berwajah bulat dengan rambut sebahu lengkap dengan gigi gingsul yang membuat dia semakin terlihat manis.

sementara perempuan yang berdiri di sebelah kiri April adalah Yoona dia memiliki kulit putih, rambut panjang dan hidung mancung, serta bibirnya yang mungil membuat dia tampak sangat imut.

tidak jauh berbeda dengan Jeje dan Yoona wajah April juga cantik dengan lesung pipit di pipinya serta kulit bersih dan kedua matanya yang indah dipandang.

"wkwkwk... sialan lu Je" seru April tertawa menanggapi candaan Jeje barusan.

Jeje: "any way.... lu kan udah 2 tahun lebih pacaran sama kak dewa, tapi kok gue lihat adem-adem aja gitu, enggak ada berantem berantemnya, udah gitu tiap hari dianterin berangkat sekolah ya kan?"

"beda banget sama hubungan gue dengan Radit tiap hari ada aja yang diributin huuuuufffftttt..... "

Yoona: "hhhmmm bener tuh"

April: "gimana ya..."

"sebenarnya gue tuh udah ngelarang dia nganterin gue, soalnya kan arah kampus dia beda sama sekolah kita"

"kasihan aja gitu melihat dia bolak-balik tiap hari, tapi dia malah bilang ini udah tanggung jawabnya buat mastiin gue selamat sampai di sekolah"

"eeemmm so sweet.." respon Jeje dengan ekspresi gemas.

April mengangguk "dia memang sweet banget sih tiap minggu selalu kasih gue bunga mawar, selalu bantu gue lepas helm, kalau tali sepatu gue lepas dia bantu buat ngikat lagi, ya perhatian-perhatian kecil seperti itu mungkin yang bikin hubungan kita adem ayem terus"

April bercerita sambil tersenyum bahagia memikirkan kekasihnya, ia merasa beruntung memilik dewa.

"gue senang dengarnya, semoga hubungan lu sama kak dewa baik-baik terus dan selalu bahagia" ucap Yoona mendoakan sahabatnya.

April: "amiiiinn..."

Jeje: "duh meleleh gue dengar cerita lu Pril, sumpah.."

"es balok kali lu meleleh wkwkwk..." ujar Yoona sambil tertawa meledek Jeje.

mereka pun tiba dan memasuki sebuah ruang kelas yang bertulis XII IPS (kelas dua belas jurusan IPS), lalu duduk di tempat masing-masing yang jaraknya hanya bersebelahan satu sama lain.

April: "guys.... gue mau tanya sesuatu"

" ya sudah tanya saja" jawab Yoona santai sambil melepas tas ransel yang ia gendong dipunggungnya.

April: "gue sama dewa kan sudah pacaran lumayan cukup lama, tapi kok dia enggak pernah..."

April berhenti tidak meneruskan kalimatnya, Jeje dan Yoona pun berinisiatif semakin mendekatkan wajah mereka pada April.

"nggak pernah?????" Yoona bertanya dengan suara pelan, mengulang dua kata terakhir yang diucapkan April.

"apa? enggak pernah apa??" tanya Jeje penasaran.

April tidak menjawab dia hanya memejamkan mata lalu memonyongkan bibirnya.

"oh ciuman maksud lu??" ujar Jeje dengan suara lepas, ia memahami maksud April.

dengan spontan april pun langsung membekap mulut Jeje menggunakan tangannya.

"pelan-pelan iiiihhhh" gerutu April geram menahan malu, Jeje mengangguk mengiyakan dan April pun melepaskan bekapan tangannya pada mulut Jeje.

"jadi selama 2 tahun lebih lu pacaran sama kak dewa, lu nggak pernah ciuman sama dia??" tanya Jeje dan kini giliran April yang menganggukkan kepala memberi jawaban atas pertanyaan sahabatnya itu.

"wajar sih Pril, soalnya kita kan masih belum cukup dewasa, kita belum lulus SMA, gue sama Radit juga nggak pernah ciuman paling cuma pegang tangan udah gitu aja" tutur Jeje pada April.

April: "enggak hanya itu jee.. dia juga nggak pernah berinisiatif buat pegang tangan gue atau bahkan sekedar bilang i love you, selalu gue duluan yang mulai"

"gitu ya?? apa jangan-jangan kak dewa punya selingkuhan?" ucap Jeje menebak dan menerka-nerka.

April: "kayaknya nggak mungkin deh... dia perlakukan gue dengan sangat baik, gue juga tahu password hp-nya, nggak ada chat aneh-aneh gue lihat di sana"

Jeje: "ya berarti memang kak dewa nya aja yang kurang peka"

"menurut lu gimana Yoon??" imbuh Jeje bertanya pendapat Yoona yang sejak tadi hanya diam tampak sedang melamun.

"Yoona..." Jeje kembali berseru, kali ini sambil menepuk pundak Yoona hingga membuatnya tersentak kaget.

"heemmbb iya.. iya kenapa??" tanya Yoona gelagapan saat dirinya tersadar dari lamunannya.

"lu mikirin apa sih? kayak yang nggak fokus gitu" ucap April mengomentari gelagat Yoona.

Yoona: "gue...?? enggak... gue nggak mikirin apa-apa...!! kalian tadi ngomong apa?"

bersamaan dengan itu datang seorang guru memasuki ruang kelas tersebut.

Yoona, April dan Jeje tidak melanjutkan percakapan, mereka bersiap untuk fokus mengikuti pelajaran hingga jam sekolah usai.

*siang menjelang sore*

terlihat dewa sedang duduk di kantin kampus bersama seorang pemuda yang sebaya dengannya.

pemuda: "besok malam lu ada acara nggak??"

dewa: "emang kenapa?"

pemuda: "ya nggak apa-apa, besok kan malam minggu nongkrong yuk daripada di rumah aja mending temenin gue main billiard"

"tumben, biasanya nggak bisa diganggu kalau malam minggu?" ucap dewa pada pemuda yang duduk di hadapannya, dia adalah Ji o teman dekat dewa di kampus.

Ji o: "pakai nanya lagi, kalau gue ngajakin lu nongkrong di malam Minggu artinya gue enggak punya pacar buat gue ajak malam mingguan, nggak peka banget lu jadi teman"

Dewa: "ntar dulu....!!!!" ujar dewa memandang Ji o mencoba memahami perkataannya, lalu kembali bertanya "lu putus lagi??"

"heemmm.. Ji o berdehem dengan senyum kecut mengiyakan pertanyaan dewa.

"kekekekek..." dewa tertawa terkekeh "bukannya lu baru jadian??? perasaan nggak ada sebulan"

Ji o: "yaa kalau udah nggak ada kecocokan gimana???"

dewa: "aaahhh alibi lu doang itu"

"lu gitu sih?? enggak ada rasa simpati sama temen yang lagi kesusahan" keluh Ji o merajuk.

dewa: "gue bukannya nggak simpati... gimana yaaaa....??"

tanya dewa pada diri sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"gue bingung lu pacaran nggak pernah awet, sekarang gue tanya mantan lu di kampus ada berapa??"

"dua lapan" jawab Ji o singkat.

Dewa pun bertanya memastikan "yang benar..!!! dua apa delapan??"

"dua puluh delapan" ucap Ji o memperjelas.

Dewa: "astagaaa.... serius? dua puluh delapan? jumlah mantan atau jumlah kambing sekandang??"

"memangnya kambing sekarang sudah pasti jumlahnya dua puluh delapan??" Ji o bertanya dengan polosnya.

dewa tertawa terkekeh "enggak juga kekekekek..."

Ji o: "aaaiiiiiissssssshhhhh" ucap Ji o mengumpat kesal "bercanda mulu lu....!!! intinya lu bisa nemenin gue nggak??"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!