4. Kamu

Hiro membuka matanya perlahan karena percikan salju yang mengenai wajahnya, udara yang semakin dingin membuatnya tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Ia beranjak dari posisi tidurnya, tanpa sengaja Hiro melihat Miki yang berada di sampingnya.

Mata mereka saling bertemu satu sama lain, lengkungan senyum manis Miki membuat hati Hiro berdetak secara tiba-tiba.

“ Hallo. “ Miki terbata-bata. “ Anda perempuan menyedihkan itu kan? “ kata Hiro dengan perkataan yang menyindir Miki.

“ Ahaha, iya “

“ Sedang apa Anda disini? “

“ Maaf, bisa Anda tidak berbicara formal kepada saya? “

“ Anda sendiri berbicara formal kepada saya. “

“ Maaf, kalau begitu aku datang kesini untuk memberikan ini. “ Miki memberikan jaket kepada Hiro. “ Simpan saja untukmu, aku tidak perlu. “ tolak Hiro.

“ Aku sudah cuci loh. “ kesal Miki karena ia sudah mencuci dengan kedua tangannya sendiri untuk mengembalikan ini kepadanya. “ Sudah simpan saja “ Hiro yang berjalan memasuki lobby.

Miki mengikuti Hiro dari belakang sambil terus mengoceh perkataan yang tidak jelas, Hiro mendesah kesal dan memberhentikan langkah kakinya sambil membalikkan tubuhnya menatap kearah Miki yang berada dekat dengan tubuhnya.

Wajah Miki memerah karena secara tiba-tiba Hiro memberhentikan langkah kakinya dan juga langsung membalikkan tubuhnya.

“ Diam sedikit, aku pusing. “ kesalnya mendekatkan wajahnya kearah wajah Miki. Miki tidak berani menatap Hiro, ia hanya memalingkan pandangannya.

“ MIKI! “ sapa Rei dari arah belakang Miki. Miki membalikan tubuhnya dan melihat kearah Rei. “ Hai, Rei “ sahut Miki.

“ Sedang apa kamu disini? “ tanya Rei kebinggungan. Miki menolehkan kepalanya kearah Hiro dan berkata “ Aku memberikan jaket kepadanya. “

“ Kamu.. siapa? “ Rei tidak tahu bahwa Hiro berada satu sekolah dengannya.

“ Kamu tidak kenal dia? “ Miki aneh. Muka Hiro mengerut, ia melangkahkan kakinya menjauh dari sana.

“ Kamu mau kemana? “ teriak Miki yang dihiraukan oleh Hiro.

“ WOI! “

“ HIRO! “

Perkataan Miki sama sekali tidak didengar oleh Hiro, punggung Hiro pun semakin lama semakin jauh dari pandangannya. “ Aish! “ keluh Miki.

“ Mari bermain basket denganku! “ ajak Rei secara tiba-tiba.

Sebenarnya Miki sudah tahu kemauan Rei, karena Miki sudah terlalu bosan dengan Rei yang selalu mengajaknya untuk bermain one on one. Rei juga merupakan fans berat dari Lim, sehingga ia selalu ingin mengukur kemampuan Miki. Apakah sama dengan Lim atau tidak?

Dan Miki selalu menolak, menurutnya itu bukanlah hal yang harus diperlihatkan. Kemampuan anak dan Ayah pasti akan berbeda, tidak ada yang sama persis. Keunggulan serta kelemahan pun akan berbeda.

Contohnya, Lim lemah dalam shooting three-points dan Miki lemah dalam kecerdasaan sehingga ia dimainkan menjadi shooting guard meskipun shooting guard harus memiliki kosentrasi dan resolusi tembakan yang baik, tapi Miki unggul dalam hal itu.

Hanya saja kecerdasannya kurang dalam menyusun strategi seperti seorang point guard. Namun, setiap kali Miki berkata ia berbeda dengan Lim, orang-orang menjadi kecewa dan memandang rendah Miki.

Bahkan ada orang yang kecewa karena Miki tidak dapat melakukan dunk, mereka kira gampang untuk melakukan dunk? Tidak!

Jika Miki bisa melakukan dunk, itu juga karena latihan intensnya. Tapi bagaimana ia bisa melakukan latihan intens kalau pelatihan di SMP-nya hanya seperti itu saja.

Untuk latihan dirumah pun bagi Miki tidak cukup karena Ayahnya menjadi seorang pelatih club NBA, ia juga sibuk mencari orang-orang yang bertalenta dalam basket.

“ Cepat ganti bajumu “ Rei seakan-akan bisa mengatur Miki. “ Ah menyebalkan! “ gerutu Miki membuat wajah Rei terkejut. “ Aku cape, jadi lebih baik kamu mengurungkan niat kamu untuk memintaku bermain one on one. “ lanjut Miki.

“ Sekali saja, tolong. Oke? “ pinta Rei dengan penuh harapan, Miki tidak bisa menolak wajah Rei yang sudah memohon kepadanya. Rei juga merupakan salah satu teman terbaik Miki dalam basket, maka dari itu untuk menolak permintaan Rei sangat sulit baginya.

“ Oke, tapi kali ini saja ya? “

“ Tapi sebelum itu... “ Miki menahan ucapannya. “ Apa kamu mengenal lelaki tadi? “

Rei menggeleng-gelengkan kepalanya tidak tahu siapa Hiro, baginya Hiro sangat asing diwajahnya. Bahkan ia sama sekali tidak tahu bahwa Hiro satu sekolah dengannya.

“ Udahlah, mari kita ke lapangan basket. “ ajak Miki yang diikuti oleh Rei dengan penuh kegembiraan.

Lapangan basket SMP Kitasumiyoshi.

Permainan one on one akan segera dimulai antara Miki dengan Rei, para anggota tim dari SMP Kitasumiyoshi hanya memperhatikan dari pinggir lapangan dengan perasaan penasaran.

Begitu juga dengan Hiro, ia tidak sengaja melihat ke dalam lapangan basket yang sudah dikerumuni banyak orang. “ Rei-senpai, semangat!! “ teriak bersamaan para anggota SMP Kitasumiyoshi. Hiro melangkahkan masuk ke dalam lapangan basket, melihat Miki dan Rei yang sudah berhadapan satu sama lain.

“ Game start! “

Bola basket pertama berada ditangan Rei, dengan kecepatan penuh ia mencoba melewati Miki. Orang-orang terpukau dengan permainan Rei yang dapat melewati Miki tapi Miki yang sudah tau gerak-gerik permainan Rei langsung menutupnya agar tidak dapat melewati kembali.

“ Wah hebat! “ kagum tim Kitasumiyoshi. “ Hah, kamu memang sulit untuk dilewati. “ Rei berbicara berhadapan dengan miki.

Saat Rei yang tengah berbicara di hadapan Miki dengan cepat Miki mengambil bola yang berada ditangan Rei, lalu ia berlari melewati Rei dengan sangat mudah. Rei tidak bisa membiarkannya, ia juga menahan Miki agar tidak memasukkan bolanya.

“ Kamu yakin menjagaku dari jarak sejauh ini? “ Miki dengan percaya diri. Jarak untuk memasukkan bola berada di zona luar atau biasa dibilang three-points dan Rei menjaga Miki dengan cukup jauh agar Miki tidak mudah masuk ke dalam zona dalam.

Namun, semua sudah terlambat Miki memundurkan langkah dan mengambil ancang-ancang untuk melakukan shooting three-points.

“ Bohong, jarak sejauh itu? “

“ Tidak, itu tidak mungkin “ para anggota Kitasumiyoshi yang tidak percaya.

Mata Rei melebar ia lupa bahwa Miki adalah shooting guard, dan dia memiliki resolusi 99% bola akan masuk ke dalam ring. Karena Rei terlambat menjaga Miki, Miki sudah memasukkan boal dan mencetak three-points.

“ Rei-senpai, kalah? “ bisik anggora tim Kitasumiyoshi yang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.

10 menit sudah berlalu, dan kemenangan di dapatkan oleh Miki dengan skor 13-2. Rei hanya dapat mecetak point 2 dari 10 menit. “ Ha...ha..... hosh.... “ Rei kehabisan nafas karena melawan Miki.

Nafasnya sangat sesak, melawan Miki sama dengan berlatih fisik selama 1 jam sangat melelahkan. Kaki Rei sudah tidak kuat untuk berdiri, sedangkan Miki masih berdiri dengan tegak sambil mengatur nafasnya.

“ Sudah puas? “ Miki yang keluar dari lapangan basket sambil membawa tas gendong dan jaket milik Hiro.

Langkah kaki Miki terhenti saat Hiro berada di hadapannya, tiba-tiba saja Hiro menarik lengan Miki membawanya ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh Miki.

“ Hei, kita mau kemana? “ Miki kebinggungan sekaligus terkejut. Hiro membuka pintu yang bertuliskan ruang kesehatan, ia mendorong tubuh Miki disebuah kursi. “ Diam disini! “ serunya yang mengambil sebuah kotak P3K.

“ Lihat kakimu “ Hiro mengambil kaki Miki untuk melihat luka dilututnya. ‘ Lutut kamu terluka kan? “

“ Biarkan aku yang mengobati lukanya. “ lanjutnya yang mulai membersihkan luka dilutut Miki secara perlahan. Miki meringis kesakitan, tapi saat melihat wajah Hiro semua rasa sakit mulai menghilang.

Rasa tenang ketika melihat wajah Hiro membuat hatinya berdetak begitu kencang, karena hatinya yang tiba-tiba berdetak. Miki mendorong tubuh Hiro menjauh darinya sambil berkata “ Aku bisa sendiri. “

“ Sudah biarkan aku saja! “ Hiro tidak ingin kalah.

“ Hiro! “

“ Apa tidak bisa kamu diam? “ Hiro melotot galak kearah Miki yang membuatnya langsung terdiam.

Ia mulai menempelkan sebuah plaster ke tempat luka goresan dilutut Miki. “ Nama kamu siapa? “ tanyanya.

“ Edward Miki. “ jawab Miki yang membuat Hiro terdiam.

Terjadi keheningan antara Miki dengan Hiro. “ Edward, seperti nama laki-laki “ Hiro yang menghentikan keheningan.

“ Iya, itu nama keluargaku. “

“ Ini sudah selesai, selanjutnya kalau ada luka tolong segera sembuhkan! “ pekik Hiro seraya berdiri dan keluar dari ruang kesehatan.

Itu adalah pendekatan awal Miki dengan Hiro, tetapi setelah pendekatakan awal tersebut Hiro tidak ada kabar kembali selama berbulan-bulan. Bukan Miki menunggu hanya saja ia ingin mengembalikan jaket yang diberikan oleh Hiro kepadanya.

Miki merasa sangat tidak enak karena harus menyimpan, tapi karena alasan itulah ia ingin terus bertemu dengan Hiro.

Setiap Miki bertanya ke siswa-siswi di SMP Kitasumiyoshi tidak pernah ada yang menjawabnya, mereka hanya berkata bahwa mereka tidak mengenal Hiro. Miki juga selalu mencari kearah dalam, sampai ia bertanya kepada salah satu guru.

Dan yang mengejutkan adalah Hiro telah pindah pada hari pertemuan ketiga Miki dengan Hiro. Itu adalah hari terakhir Hiro berada di SMP Kitasumiyoshi dan hari tersebut juga merupakan hari awal pendekatan Hiro dengan Miki.

Satu-satunya yang tersisa dari Hiro adalah jaket hitam dengan kehangatan.

Episodes
1 1. Pertemuan
2 2. Lelaki itu.
3 3. Pertemuan kembali.
4 4. Kamu
5 5. Musim semi
6 6. Hiro
7 7. Hai
8 8. Kolam renang
9 9. Kenzi dan Hiro
10 10. Situasi
11 11. Kenzi
12 12. Sulit
13 13. Pertandingan
14 14. Permulaan
15 15. Perubahan
16 16. Pendekatan
17 17. Perpisahan
18 18. 1 tahun
19 19. Kembalinya
20 20. Tiba-tiba
21 21. Sampai bertemu
22 22. Dia disini
23 23. Keanehan.
24 24. Tiga laki-laki
25 25. Masa lalu yang tidak ingin diketahui
26 26. Seseorang yang tidak diketahui
27 27. Perselisihan
28 28. Rindu
29 29. Dia berubah lagi
30 30. Kekhawatiran
31 31. Bagaimana ini?
32 32. Dia kemana?
33 33. Akhirnya
34 34. Antara kamu dan aku
35 35. Batas
36 36. Permintaan Maaf
37 Neraka
38 38. Kepalsuan Semata
39 39. Neraka 2
40 40. Perkataan yang tidak masuk akal.
41 41. Buatku jatuh cinta padamu
42 Inter-High
43 Bab 43 : Pertandingan Pertama
44 Bab 44 : Quarter Terakhir
45 Bab 45 : Rival yang sulit.
46 Bab 46 : Final Akhir
47 Bab 47 : Cedera yang menakutkan
48 Bab 48 : Terapi
49 Bab 49 : Kejuaraan Nasional
50 Bab 50 : Festival Musim Panas
51 51. Pengakuan Cinta
52 52. Kedatangan murid baru
53 Bab 53 :Permasalahan yang mulai datang
54 Bab 54 : Berhati-hatilah
55 Wanita berwajah dua
56 Sekolah Dasar
57 Festival Budaya
58 Berakhirnya Festival Budaya
59 Kepercayaan
60 Bab 60 : Aku mengkhawatirkanmu
61 Kebenaran Seseorang
62 Aku akan melindungimu
63 Sebab aku menyukaimu
64 Kemauanku untuk bersamamu
65 Aku ingin menjadi tempatmu bersandar
66 Apa kamu baik-baik saja?
67 3 Hari
68 Maafkan aku
69 Tidak ada alasan menemuimu
70 Bersamamu
71 Ke-khawatiranku
72 Surat Cinta
73 Jangan melarikan diri lagi
74 Kepergianmu
75 Aku tetap menyukaimu.
76 7 tahun
77 Sebelum Pesta Ulang Tahun
78 Pesta Ulang Tahun
79 Kamu kembali
80 Caranya melupakanmu
81 Aku tidak akan pergi lagi
82 Pacarku
83 Kedatanganmu
84 Pendekatan kembali
85 Teringat lagi soal dirimu
86 Tolong lah
87 Kembalinya seseorang yang tak terduga
88 KITARO KEN
89 Jangan pergi
90 Persaingan Ketat
91 Ada apa dengan perasaanku?
92 Sesuatu antaraku dan dia.
93 Terungkapnya sebuah perasaan.
94 Perasaan yang tercampur
95 Masa Lalu
96 Hidup Sesuai Hatimu
97 Hati yang masih bersarang.
98 Siapa wanita itu?
99 Aku menyukaimu, apa itu tidak cukup?
100 Bersamamu.
101 Sebuah rahasia.
102 Dia membutuhkanku
103 Maafkan aku, Hiro.
104 Jangan mengasihi diriku.
105 Akhir cerita kita. ( END )
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1. Pertemuan
2
2. Lelaki itu.
3
3. Pertemuan kembali.
4
4. Kamu
5
5. Musim semi
6
6. Hiro
7
7. Hai
8
8. Kolam renang
9
9. Kenzi dan Hiro
10
10. Situasi
11
11. Kenzi
12
12. Sulit
13
13. Pertandingan
14
14. Permulaan
15
15. Perubahan
16
16. Pendekatan
17
17. Perpisahan
18
18. 1 tahun
19
19. Kembalinya
20
20. Tiba-tiba
21
21. Sampai bertemu
22
22. Dia disini
23
23. Keanehan.
24
24. Tiga laki-laki
25
25. Masa lalu yang tidak ingin diketahui
26
26. Seseorang yang tidak diketahui
27
27. Perselisihan
28
28. Rindu
29
29. Dia berubah lagi
30
30. Kekhawatiran
31
31. Bagaimana ini?
32
32. Dia kemana?
33
33. Akhirnya
34
34. Antara kamu dan aku
35
35. Batas
36
36. Permintaan Maaf
37
Neraka
38
38. Kepalsuan Semata
39
39. Neraka 2
40
40. Perkataan yang tidak masuk akal.
41
41. Buatku jatuh cinta padamu
42
Inter-High
43
Bab 43 : Pertandingan Pertama
44
Bab 44 : Quarter Terakhir
45
Bab 45 : Rival yang sulit.
46
Bab 46 : Final Akhir
47
Bab 47 : Cedera yang menakutkan
48
Bab 48 : Terapi
49
Bab 49 : Kejuaraan Nasional
50
Bab 50 : Festival Musim Panas
51
51. Pengakuan Cinta
52
52. Kedatangan murid baru
53
Bab 53 :Permasalahan yang mulai datang
54
Bab 54 : Berhati-hatilah
55
Wanita berwajah dua
56
Sekolah Dasar
57
Festival Budaya
58
Berakhirnya Festival Budaya
59
Kepercayaan
60
Bab 60 : Aku mengkhawatirkanmu
61
Kebenaran Seseorang
62
Aku akan melindungimu
63
Sebab aku menyukaimu
64
Kemauanku untuk bersamamu
65
Aku ingin menjadi tempatmu bersandar
66
Apa kamu baik-baik saja?
67
3 Hari
68
Maafkan aku
69
Tidak ada alasan menemuimu
70
Bersamamu
71
Ke-khawatiranku
72
Surat Cinta
73
Jangan melarikan diri lagi
74
Kepergianmu
75
Aku tetap menyukaimu.
76
7 tahun
77
Sebelum Pesta Ulang Tahun
78
Pesta Ulang Tahun
79
Kamu kembali
80
Caranya melupakanmu
81
Aku tidak akan pergi lagi
82
Pacarku
83
Kedatanganmu
84
Pendekatan kembali
85
Teringat lagi soal dirimu
86
Tolong lah
87
Kembalinya seseorang yang tak terduga
88
KITARO KEN
89
Jangan pergi
90
Persaingan Ketat
91
Ada apa dengan perasaanku?
92
Sesuatu antaraku dan dia.
93
Terungkapnya sebuah perasaan.
94
Perasaan yang tercampur
95
Masa Lalu
96
Hidup Sesuai Hatimu
97
Hati yang masih bersarang.
98
Siapa wanita itu?
99
Aku menyukaimu, apa itu tidak cukup?
100
Bersamamu.
101
Sebuah rahasia.
102
Dia membutuhkanku
103
Maafkan aku, Hiro.
104
Jangan mengasihi diriku.
105
Akhir cerita kita. ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!