Dunia Langit

Dunia Langit

Prolog

Pada suatu hari, adalah rumah yang dihuni oleh dua orang, mereka berdua adalah seorang kakek dan nenek. Seorang nenek itu sedang terkena sebuah penyakit. Kakek, sekaligus suami nenek itu membawa istrinya ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa nenek itu terkena penyakit stroke ringan. Tetapi nenek itu sesungguhnya sangat mengetahui kalau dirinya tidaklah terkena penyakit stroke ringan, karena nenek itu tiba-tiba saja merasakan suatu hal yang berbeda dalam tubuhnya, seperti ada sihir yang bekerja dalam tubuhnya!

Dalam kamarnya, nenek itu tengah berbaring di atas tempat tidur putih yang amat empuk dalam keadaan lampu yang redup, nenek itu bergumam dalam hati, "Sudah saatnya, sudah waktunya. Aku bisa melakukannya, aku bisa, aku bisa melakukan sihir itu, wahai penduduk dunia Langit. Wajahku akan amat terkenal oleh kalian kelak, lalu tanda silang dalam catatan penjelasan sihir itu akan dihapus."

...***...

Izinkan diriku untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu...

Halo semua, perkenalkan namaku Evan. Usiaku sekarang 13 tahun. Aku sekarang sudah duduk di bangku kelas 1 SMP. Aku adalah anak tunggal, anak satu-satunya, dan aku sebenarnya sangat menginginkan adik, ataupun kakak dari dulu, tak peduli itu laki-laki ataupun perempuan. Ah, tapi kalau kakak kan sudah tak mungkin lagi kudapatkan, kan aku adalah anak yang pertama dilahirkan oleh ibuku. Walau aku ini sudah berusia 13 tahun, tapi tubuhku ini tak seperti manusia yang berumur 13 tahun, sungguh! Tubuhku ini pendek, jujur aku masih terlihat seperti anak kelas 4 SD, entah kapan tubuhku ini akan bertumbuh tinggi seperti teman-temanku yang lain. Apakah badanku ini takkan pernah tumbuh seumur hidupku? Ah itu sangat mustahil, lagi pula aku kan sedang dalam masa pertumbuhan, tak mungkin aku tak akan tumbuh.

Duh, aku terlalu sibuk membicarakan tentang tubuhku, hingga aku lupa membahas tentang kedua orangtuaku.

Pertama aku akan membahas tentang ibuku...

Ibuku bekerja sebagai penjual nasi kuning di pinggir jalan. Setiap pagi, pukul 05:30, ibuku sudah harus bersiap-siap, lalu menyiapkan segala perlengkapan untuk menjual nasi kuning seperti nasi kuning, lauk-lauknya, begitu juga alat-alatnya, kemudian perlengkapan tersebut ditaruh ke dalam gerobak, kemudian mendorong gerobak itu sampai ke pinggir jalan, kemudian ibuku mulai menjual nasi kuning itu. Jangan salah, nasi kuning yang dijual ibuku itu sangat laku, setiap hari orang-orang mengantre panjang hanya untuk membeli nasi kuning ibuku, dan tak sampai pukul 08:00, nasi kuning yang dijual ibuku sudah habis terjual, laris manis deh pokoknya. Dan setelah ibuku selesai menjual nasi kuning, ibuku kemudian pulang ke rumah sambil mendorong gerobaknya kembali, lalu beristirahat. Dan setelah itu barulah ibuku mulai menghabiskan banyak waktu bersamaku. Aku benar-benar bangga pada ibuku.

Lalu bagaimana dengan ayahku?

Sebenarnya ayahku sudah lama meninggal, sejak aku belum lahir.

"Ayahmu dulu mengalami kecelakaan ketika ayahmu sedang mengendara mobil, nak. Ayahmu tak sengaja menabrak kendaraan mobil lain," begitulah kata ibuku dulu sambil menangis berkepanjangan, ibuku pasti masih teringat kejadian menyedihkan itu dengan detail.

Saat aku kecil aku selalu berharap untuk bisa melihat wajah ayahku, benar-benar wajah ayahku, tapi itu mustahil karena ayahku telah tiada. Jadi akhirnya ibuku memberikan foto-foto ayahku saat ia masih ada. Aku sangat terpesona melihat wajah ayahku, rupanya ia tampan. Setiap aku merindukan ayahku aku pun langsung mengambil foto ayahku, lalu aku mengecup foto tersebut.

Lanjut ke kejadian hari ini...

Aku telah mendapat kabar buruk mengenai nenekku, orang tua ibuku. Nenekku terkena penyakit stroke ringan. Aku mengetahui kabar tersebut dari ibuku, dan ibuku mengetahuinya dari pamanku, juga kakekku lewat telepon. Aku benar-benar tak percaya akan kabar tersebut, sosok yang terkenal lincah dan aktif walau sudah tua, bisa terkena penyakit separah itu. Awalnya aku berpikir nenekku bisa terkena penyakit tersebut karena ia sudah tua, tapi aku pun berpikir kembali kalau itu tidak mungkin, nenekku kan nenek terlincah yang aku kenal, apalagi nenekku sangat jago menari. Walau hanya terkena penyakit yang tertulis 'ringan', tetap saja itu adalah penyakit. Nenekku pun sedikit kesulitan bicara, tangan kanannya sulit digerakkan, jangan tanya soal berjalan, baru menginjakkan kaki ke lantai, nenekku sudah terjatuh dengan cepat. Aku dan ibuku sudah melihat kondisi badan nenekku melalui video call. Kami berdua melihat kondisi dan raut wajah nenekku benar-benar berubah drastis, sangat drastis. Astaga, entah ada apa dengan nenekku itu.

Maka dari itu, aku dan ibuku akan mengunjungi rumah kakek dan nenekku menggunakan pesawat terbang 5 hari kemudian untuk menjenguk nenekku. Dan ada kabar dari pamanku, bahwa ia, istrinya, dan dua anaknya (dua sepupuku) akan singgah ke rumah kami besok siang, dan akan tinggal di rumah kami selama 4 hari, lalu barulah aku, ibuku, pamanku, istrinya, dan dua sepupuku pergi ke rumah kakek dan nenek. Kabar baiknya, pamanku lah yang akan mentraktir aku dan ibuku untuk menaiki pesawat terbang tersebut. Pamanku memang seperti itu dari dahulu, setiap kami akan mengadakan acara keluarga, dan itu harus membuat kami pergi ke rumah kakek dan nenekku, pamanku pasti akan mentraktir kami tiket-tiket pesawat terbang tersebut. Apakah pamanku sanggup mentraktirnya, lagi pula kan ia harus membayar tiket itu untuk keluarganya juga? Tentu saja sanggup, toh pamanku bekerja sebagai ahli fisika, dan kata pamanku dulu, gaji dari pekerjaan tersebut sekitar Rp 1,48 Milliar Rupiah per tahunnya. Wah, pasti mewah lah kehidupan mereka seumur hidupnya.

"Nak, bantu ibu membersihkan rumah ini dulu yuk, pamanmu dan keluarganya itu kan akan datang besok siang, jadi rumah kita harus bersih, kalau tidak bisa-bisa mereka tidak nyaman tinggal di rumah kita," perintah ibuku pada malam ini.

"Ah, kalau ibu tidak menyuruhku pun pasti sudah aku bersihkan, Bu," seruku.

"Ya baiklah... baiklah... ibu hanya mengingatkan saja, nak," kata ibuku lembut.

Kami berdua benar-benar sibuk, kami mengelap meja, laci, televisi, dan sebagainya. Kami juga menyapu dan mengepel lantai dengan amat serius, setiap sisi tak boleh ada yang kotor sedikit pun. Tak lupa kami membersihkan toilet, karena itu adalah tempat yang sangat bau, dan gampang sekali terkena kotoran, termasuk bagian ******, ember, begitu pula bak nya. Setelah selesai

,kami berdua pun istirahat. Kami sudah terlalu lelah untuk mengerjakan semua pekerjaan tersebut.

Beberapa menit kemudian kami berdua tertidur pulas karena kelelahan.

Aku benar-benar tak sabar menunggu kedatangan pamanku dan keluarganya, itu pastilah menyenangkan karena suasana hari esok akan ramai oleh mereka...

^^^BERSAMBUNG...^^^

AUTHOR MINTA MAAF JIKA ADA KESALAHAN SEPERTI CERITA TIDAK NYAMBUNG, ADANYA TYPO (SALAH KETIK), DAN LAIN-LAIN 🙏

JANGAN LUPA:

✔️ LIKE

✔️ VOTE

✔️ BERI HADIAH

✔️ KOMEN

✔️ TAMBAHKAN KE FAVORIT

Terpopuler

Comments

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸

Akujuga kagak sabar gimana entar meraka wkwk

2022-11-13

1

baru mampir

2022-11-13

1

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟぁん🏘⃝Aⁿᵘˢ⍣⃟ₛ𒈒⃟ʟʙᴄ❣️

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟぁん🏘⃝Aⁿᵘˢ⍣⃟ₛ𒈒⃟ʟʙᴄ❣️

evan anaknya baik rajin dan penurut kayaknya

2022-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!