O iya, aku lupa memperkenalkan dua sepupuku ini di awal cerita. Oke, aku akan memperkenalkan sepupuku dalam bab ini...
Sepupuku yang pertama adalah Yoel, ia berusia 12 tahun, kelas 6 SD. Dahulu, saat ia masih TK, ia adalah seorang yang paling ga bisa diam, gerak sana, gerak sini, kalau ibunya menasehatinya, ia mulai memberontak, tak terima. Aku mengetahuinya karena saat ia masih TK, aku pernah 1 kali mengunjungi rumahnya, rumah pamanku, dan aku melihat segala tingkah lakunya. Tapi untungnya, di umurnya yang ke-12 ini, ia sudah tak seperti dirinya dahulu pada saat masih TK. Benar-benar berubah cukup drastis.
Dan sepupuku yang kedua adalah Yosua, ia berusia 8 tahun, kelas 2 SD. Saat aku 1 kali mengunjungi rumah pamanku itu, aku melihat ia masih berumur 1 tahun, masih bayi. Dan saat itu ia sudah mulai belajar berjalan sendiri. Saat itu ia sering terjatuh ke lantai, lalu bangkit lagi, kemudian jatuh lagi, dan seterusnya. Ya namanya juga belajar toh, tidak langsung berhasil dalam sekejap.
Demikian perkenalan dua sepupuku olehku, lanjut ke kejadian hari ini.
Pamanku dan keluarganya pun masuk ke dalam kamar mereka (kamar itu sebenarnya milikku, tetapi untuk sekarang dan 3 hari ke depan kamar itu menjadi milik mereka), kemudian mereka menaruh koper mereka, setelah itu keluar dari kamar mereka. Kami semua berkumpul di tengah rumah, kemudian mengobrol sebentar. Kami semua mengobrol tentang pekerjaan pamanku, juga tentang keadaan nenekku sekarang ini. Kami juga saling bercanda tawa satu sama lain.
"Eh Evan, paman dengar kau bisa bermain gitar, benarkah itu?" tanya pamanku dalam obrolan bersama kami.
"Mmm... Iya sih, paman," kataku ragu-ragu sambil mengangguk. Sebenarnya aku sudah lama tidak bermain gitar, jadi aku sepertinya agak kaku untuk memainkannya lagi.
"Kalau gitu, ambil gitarmu lalu mainkan, paman pengen lihat kamu bermain gitar," suruh pamanku.
Astaga. Disuruh main gitar gak tuh! Aku sebenarnya ingin menolak, tetapi tak enak rasanya untuk menolak permintaannya, maka aku terpaksa mengambil gitarku dengan tangan gemetar, lalu memainkannya di depan mereka. Meskipun petikan ku kaku, tak merdu, tak indah, tetapi setidaknya mereka tetap bertepuk tangan kepadaku.
"Haha, kelihatannya kamu sudah lama tak bermain gitar, tapi tak apa, setidaknya kamu melakukannya dengan baik," kata pamanku kepadaku.
"Ih aku jadi teringat zaman dulu, waktu Paman sering memainkan gitar ketika ada acara khusus band," kata ibuku.
"Benar! Petikannya lincah sekali, sampai-sampai dia terus dipanggil untuk mengikuti acara itu," bibiku terlihat bahagia, "aku pun jadi kagum, sampai-sampai aku jatuh cinta kepadanya. Dan beberapa tahun kemudian, kami pun menikah," bibiku tersenyum sambil menoleh ke arah wajah pamanku. Pamanku pun ikutan senyum.
Ya ampun, umur sudah tak muda lagi tapi masih mesra-mesraan, di depan kami pula.
...***...
Waktu telah menunjukkan pukul 18:09, kami semua pun mandi, lalu berganti pakaian. Kami akan bersiap untuk berangkat keluar rumah, untuk memulai makan malam. Setelah itu aku mengunci seluruh pintu, kemudian kami semua pun berangkat. Kami tak menggunakan kendaraan, hanya berjalan kaki saja karena kami akan makan ayam goreng di pinggir jalan, dan jarak dari rumahku ke sana sangat dekat, persis seperti jarak dari rumah ke sekolahku. Aku terlihat begitu akrab dengan sepupuku. Aku dan dua sepupuku bernyanyi bersama sambil berpegangan tangan, seperti anak kecil saja ya, hehe. Wajar saja aku melakukan hal ini bersama mereka, karena semenjak aku naik ke kelas 1 SMP, jiwa kekanak-kanakan ku telah hilang. karena aku sudah tak patut lagi disebut anak-anak. Sejak kehadiran mereka berdua lah aku bisa merasakan kembali indahnya masa kecil itu.
Setelah kami semua sampai di tujuan, pamanku pun langsung memesan ayam goreng untuk kami semua.
Sekitar 15 menit kami menunggu, dan ayam goreng kami pun sudah berada di meja kami. Aku dan kedua sepupuku memakannya dengan sangat lahap, tetapi pamanku, istrinya, dan ibuku tak selahap kami bertiga, wajar saja karena mereka sudah bukan masa pertumbuhan, jadi tak sanggup untuk menghabiskannya dengan cepat.
Sekitar 7 menit aku, dan dua sepupuku berhasil menghabiskan semua bagian ayam dan nasi, licin. Kemudian dilanjut oleh pamanku, istrinya, dan ibuku 2 menit kemudian, akhirnya makanan mereka juga habis, walau tak selicin kami bertiga.
5 menit kami duduk sebentar di tempat makan itu. Kemudian pamanku membayar seluruh biaya ayam goreng kami, kemudian berjalan kembali, pulang ke rumah.
"Ma, aku jalan duluan ya, bareng dua sepupuku," kataku kepada ibuku dengan semangat.
"Ya nak, hati-hati ya dijalan!" ibuku mengingatkan.
"Oke ma," kami bertiga pun kembali bernyanyi, sambil berpegangan tangan.
"Hei, kalian juga hati-hati!" teriak istri pamanku kepada kedua sepupuku.
"Ya, ma..." mereka berdua juga ikutan teriak.
Kami bertiga pun sudah jauh dari pamanku, bibiku, dan ibuku.
Di belakang kami bertiga, pamanku, bibiku, dan ibuku tampak sedang mengobrol sesuatu, tapi kami tak bisa mendengar jelas apa yang sedang mereka bicarakan.
"Enak sekali ya ayam goreng tadi, Kak," pamanku memulai pembicaraan.
"Ya dik, aku jadi teringat Ayam Goreng Bu Lisa, restoran ayam goreng nomor satu di Langit Biru bagian Utara itu. Omong-omong aku khawatir, aku tak tahu apakah aku akan selamat ketika aku telah pergi ke sana, tepat di saat kita sudah mengunjungi rumah ibu nanti, dik," wajah ibuku penuh dengan rasa khawatir.
"Tenang, kamu kan tak pergi sendirian, kamu akan pergi bareng aku, dan juga istriku," pamanku menenangkan ibuku.
"Dan bagaimana kalau anak-anak nanti tak sengaja terbangun dari tidur, dan tak sengaja melihat kita akan pergi ke dunia Langit nanti, mereka kan nanti akan tahu segalanya tentang kita, dan rupa langit yang sesungguhnya!" kata ibuku.
"Kalau itu terjadi, ya gak masalah, kita akan memberitahu kepada mereka yang sesungguhnya jika mereka tak sengaja melihat hal itu. Kan ibu kita juga bilang seperti itu sebelumnya."
"Iya sih, dik."
...***...
Beberapa menit kemudian, kami semua pun telah sampai di rumah, kami pun mandi, karena sudah terkena debu dari luar. Lalu bersiap untuk tidur.
"Selamat malam semuanya," kata pamanku kepada kami semua.
"Selamat malam..." balas kami.
Pamanku, bibiku, dan dua sepupuku sudah masuk ke dalam kamar mereka. Kemudian mereka tidur.
Karena kamarku dipakai oleh mereka berempat, aku pun tidur bersama ibuku di kamar ibuku.
Beberapa menit kemudian kami semua telah tertidur, dan kami telah bersiap untuk hari esok.
^^^BERSAMBUNG...^^^
AUTHOR MINTA MAAF JIKA ADA KESALAHAN SEPERTI CERITA TIDAK NYAMBUNG, ADANYA TYPO (SALAH KETIK), DAN LAIN-LAIN 🙏
JANGAN LUPA:
✔️ LIKE
✔️ VOTE
✔️ BERI HADIAH
✔️ KOMEN
✔️ TAMBAHKAN KE FAVORIT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
🎯™ꨄ᭄⃟™Suci Anatasya❀⃟⃟✵🅠🅛
wkwkwk tua2 keladi mangkin tua mangkin menjadi 🤣🙈
2022-11-13
1
♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸
Ngedenger ayam goreng jadi pengen sarapan ayam gireng kremes dah
2022-11-13
0
Feyza
apa tempat tinggalnya ibunya evan di dunia langit ya..
2022-10-29
1