"Tante, Arini terima kasih yaa, kuenya cantik Sarah suka" ucap gadis kecil yang usianya tepat 5 itu.
" Alhamdulillah , kalau Sarah suka. " ucap Arini sambil mengangkat Sarah dan mendudukanya dimeja mini bar yang ada didapur mewah itu.
Sarah pun tersenyum lalu memberikan kecupan dipipi kiri Arini dan memeluknya.
" Tante, Arini mau yaa nikah sama Om Fa'i. Sarah seneng kalau punya tante seperti tante Arini.?"
Mata Arini pun membelalak bulat sempurna begitu juga Abi, Umi, mbak Amira juga pastinya si Sabina. Arini pun bingung harus jawab apa.
" Kita doakan Om Fa'i dan tante Arini berjodoh yaa Sarah.." kata Abi mendekati Arini juga Sarah yang masih memeluk Arini itu. Lalu Arini menurunkan Sarah dari gendonganya.
" Nak Arini, panggil saya Abi umar seperti yang yang lain" lanjut Abi Umar yang agaknya tau apa yang ada dipikiran Arini, lalu Arini mencium tangan beliau.
" Semoga Allah selalu memberkahi mu nak."
doa itu tulus terucap dari Abi Umar seperti mendoakan anak- anaknya saja.
Entah perasaan apa yang membuat Arini ingin menangis haru, apakah seisimewa itu seorang Arini. Gadis desa yang begitu diinginkan untuk menjadi menantu pasangan suami istri dan kelurganya muslim yang taat itu.
Atau perbuataan baik apa yang menjadikanya selalu dilimpahi kebahagiaan yang luar biasa.
" Arini, terima kasih sudah berkunjung kerumah kami dan membuat kebahagiaan untuk kami terutama untuk Sarah." pelan Umi sambil menariknya kedalam pelukan hangat seorang ibu.
Arini pun sedikit merunduk karena tingginya menjulang layaknya model Catwalk.
" Arini senang Umi, bisa memenuhi permintaan Sabina untuk berkunjung dan membuat dapur Umi berantakan seperti ini."
" Tidak apa- apa sayang, kalau begitu Umi tinggal dulu yaa kelihatanya kakek sama nenekny Sarah sudah datang,"
Umi, Abi, mbak Amira juga Sarah pun pergi dari dapur untuk menemui tamunya itu.
Sekarang didapur cuma ada Arini dan Sabina yang dari tadi menikmati klapertart buatan Arini.
Sabina kemudian sadar kalau sahabatnya menatapnya penuh curiga. Dengan santainya Sabina tersenyum tanpa menjelaskan sesuatu yang dari tadi berbagai spekulasi memenuhi pikiran Arini.
" Maaf yaa Rin, tadinya aku berencana untuk mempertemukan kamu dan mas ku. Tapi dianya malah pergi sama teman - temanya untuk futsal." kata Sabina yang kecewa karena merasa gagal dengan rencananya itu.
" Alhamdulilah, kalo begitu" sahut Arini pelan dan merasa lega karena sedari tadi perasaan was - was akan bertemu dengan mas Fa'i. Disini dirumah orang tuanya. Malukan nanti kesannya Arini yang berharap lebih.
" Lho, kok Alhamdulilah sih Rin, kamu tidak mau ketemu sama mas ku" ucap Sabina meninggikan suaranya dan mendelik kesal pada Arini sahabatnya itu,.
Arini pun kaget dan merasa tak enak dengan perkataanya barusan.
" Bu _ bukan gitu Bin, aku cuma belum cukup berani untuk bertemu. Aku masih merasa ada yang salah dengan rencana dan harapanmu itu Bin." kata Arini pelan sambil mendekati Sabina yang masih terlihat kecewa pada Arini.
" Maaf yaa Bin, aku tidak bermaksud untuk membuatmu kecewa terlebih keluargamu. Tapi aku benar - benar bingung dan merasa tidak pantes untuk semua ini Bin. Aku bukan seorang wanita yang pantas bersanding dengan Mas mu. Aku takut Bin, dengan segala sikap keluargamu yang hangat. Mereka begitu mengistimewakan ku dan tatapan penuh harapan itu. Aku tidak pantas menerimanya Bin, aku takut mengecewakan segala harapan mu dan kelurgamu."
Ucap Arini panjang lebar meluapkan segala kegelisahan, ketakutan dan banyak lagi hal yang membuatnya bingung untuk mengambil keputusan apahal Arini telah meminta pertimbangan Ibu dan kakaknya juga sholat Istiqarah tapi Allah belum memberi petunjuk untuk dirinya.
Bersambung,
Terima kasih sudah meluangkan waktu, maaf jika kurang berkenan. jangan lupa tinggalkan jejak Like dan commentarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Wiwin Ngesty Al-Fariza
bagus......!!
2020-08-10
0
Rhena MamaNa Dilan
next
2020-07-26
0
Yanti Anin
lanjut
2020-05-25
0