Hari minggu pagi itu, tiba- tiba Smartphone Arini berdering sampai beberapa kali. Karena siempunya masih sibuk dengan aktivitas paginya, menjemur pakaian yang telah dicuci sehabis sholat shubuh tadi.
" Astafirullah, 12 panggilan dari Sabina. Ada apa yaa tumben? Apa dia mau tanya soal itu..?"
Berbagai pertanyaan muncul begitu saja dalam benak Arini. Padahal sudah 1 bulan ini Arini merasa tenang, karena Sabina tak sekalipun menanyakan hal itu.
Mungkin Mas nya Sabina menolak Ta'aruf dengannya. Itukan cuma pikiran Arini sendiri, tepatnya juga harapan sich supaya mas nya Sabina yang bernama Rifa'i itu menolak. Jadi Arini tak perlu pusing mikirin jawaban untuk rencana si Sabina.
Saat Arini akan menghubungi Sabina, tiba - tiba smartphonenya kembali berdering dan kebetulan juga dari Sabina
" Assalamualaikum, ada apa Bin?"
" Walaikumsalam Rin, bisa bantu kami g?" jawab Sabina dari sebrang sana.
" Inshaallah Bin, kalau aku bisa bantu pasti aku bantu."
" Gini Rin, kaponakan aku si Sarah kan Ulang tahun rencananya mau dirayain gitu. Tapi, toko kue yang dipesen buat kue tartnya kebakaran. Jadi tidak bisa bikinin, pesen ditempat lain tidak bisa soalnya mendadak."
" Terus apa yang bisa aku bantu"
" Kamu kesini yaa bikinin kue tart Unicorn. Kamu kan jago bikin kue. please yaa Rin, ponakan aku nangis terus niih." kata Sabina dengan nada memelas, yaa sudah pasti Arini tak akan tega untuk menolaknya.
" Iya, aku kesana. Tapi, tolong siapin semua bahannya yaa.. "
" Oke, siap Rin. Nanti kamu naik taksi aja kesini. Nanti aku kirim alamatnya."
Sambungan itu terputus begitu saja, kemudian sejenak Arini berfikir apa ini bagian dari rencana Sabina, untuk mempertemukanya dengan Mas nya itu. Arini pun menghilangkan pikiranya itu dan langsung bersiap- siap.
Dengan balutan calana kulot warna nevi dipadukan dengan kemeja warna biru cerah. Hijab yang senada dengan celana kulotnya, Arini pergi kerumah Sabina tepatnya kediaman Umi Salamah.
Seperti kata Sabina tadi, Arini naik taksi. Karena memang rumahnya terletak diperumahan elit. Jadi setidaknya naik taksi masa pakai Ojol juga.
" Assalamualaikun, maaf pak. Saya temannya Sabina bisa saya bertemu dengannya." sapa Arini pada satpam paruh baya yang membuka pintu gerbang. Setelah Arini turun dari taksi itu.
" Walaikumsalam , mbak Arini yaa tadi mbak Sabina udah pesen sama saya kok mbak. Mari silahkan masuk." Arini pun tersenyum sambil mengangguk pelan.
Lalu langkahnya memasuki halaman rumah yang megah itu. Hingga membuat Arini terkagum - kagum, sambil beberapa kali menelan salivanya.
" Dasar orang kampung aku ini.... " gumah Arini dalam hati merutuki dirinya sendiri.
Arini pun langsung diantar kedapur oleh pak satpam tadi, seperti kata Sabrina padanya sebelum Arini datang.
" Assalamualaikun,"
" Walaikumsalam, akhirnya kamu datang juga Rin, " jawab mbak Amira yang langsung menghampiri Arini kemudian memeluknya dan cipika - cipiki seperti kebanyakan perempuan yang kalau ketemu pasti melakukan itu.
" Makasih yaa Rin, mau mbak repotin. "
" Tidak apa mbak, aku malahan seneng, udah lama juga tidak turun kedapur. Maklum anak kos, paling kedapur cuma masak mie instan." jawab Arini yang memang sudah akrab dengan mbak Amira juga Umi Salamah.
Arini pun dengan cekatan mempersiapkan bahan - bahan kue yang diperlukan ternyata semuanya lengkap.
Layaknya juru masak yang sudah profesional, kue tart berbentuk Unicorn itu hampir siap. Begitupun beberapa kue lainnya seperti, cake pisang, bolu pandan, dan yang paling special adalah klapertart.
Hampir 3 jam Arini sibuk didapur rumah mewah itu. Bersama mbak Amira yang ternyata baru pertama kali bikin kue. Jadi dia cuma membantu Arini saja.
" Wah , banyak banget kuenya pasti enak nieh.." Kata Sabina yang tiba -tiba datang.
Membuat kaget Arini juga mbak Amira, sontak menoleh pada Sabina yang tidak sendirian. Ada Umi, seorang laki - laki paruh baya sudah pasti itu Abinya Sabina juga mbak Amira tentunya.
Lalu ada gadis kecil yang langsung berlari mendekati Kue tart yang begitu cantik sempurna itu.
" Waah bagus banget Bunda," kata gadis kecil itu dengan mata berbinar - binar, mbak Amirapun mendekati putri kecilnya.
" Sarah suka, ?" tanya bundanya semuanya pun masih memperhatikan sikap polos Sarah yang sudah ceria lagi karena sejak pagi ngambek itu.
" Kalau gitu, bilang terima kasih donk sama tante Arini itu, " kata mbak Amira menunjuk Arini yang tersenyum memandang gemes Sarah, Sarahpun mengangguk langsung menghampiri Arini yang masih berkutat kabinet dapur itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rhena MamaNa Dilan
lanjut
2020-07-26
0
En Endri Yanti
lanjut,,,
2020-07-06
0
Yanti Anin
nyimak dlu deh
2020-05-25
0