Nabila baru saja merebahkan tubuhnya di ranjang hangatnya setelah selesai membersihkan diri. Hari ini dia mendapat giliran kerja shift kedua sehingga malam hari baru bisa pulang. Ponsel yang diletakkan di meja samping ranjangnya bergertar tanda ada pesan masuk. Sebuah nama yang tertera di layar ponsel itu membuat Nabila tersenyum. Segera di balasnya pesan tersebut setelah membaca isinya. Tak selang berapa lama ponselnya berdering tanda seseorang menelpon.
" Hallo...Assalamualaikum " sapa Nabila
" Waalaikumsalam..Nabila " sahut suara diseberang sana.
" Maaf..malam - malam begini mengganggu istirahat kamu " sambung suara itu
" Ga kok..ga ganggu sama sekali, aku baru aja selesai mandi malam ini. Apa kabar Mas Firman ?" sahut Nabila. Ternyata Firman, seorang pemuda yang dikenalnya hari kemarin saat di pesta teman Rusli yang sedang menelepon. Sudah kesekian kalinya Firman menghubungi Nabila, dia seperti sudah mempunyai waktu yang terjadwal untuk menelepon Nabila. Pagi hari saat dia mau berangkat bekerja, siang hari saat istirahat, sore hari setelah pulang bekerja dan malam hari saat akan beristirahat. Firman merasa cocok saat mengobrol dengan Nabila, sebaliknya Nabila juga merasa nyaman mengobrol dengan Firman. Mereka merasa mempunyai kesamaan dalam menjalin sebuah pertemanan. Tak terasa waktu terus berputar hingga larut malam. Nabila melihat jam dinding menunjukkan pikul 01.00 WIB saat Firman menyudahi panggilannya. Dia segera bersiap - siap untuk istirahat karena besok dia harus bekerja.
***
Akhir pekan ini sepulang bekerja Nabila mempunyai janji bertemu dengan Lili di cafe tempat biasa mereka bertemu. Jam di tangan Nabila menunjukkan pukul 15.00 WIB. Nabila lansung meluncur ke arah cafe setelah pulang dari restaurant tempat dia bekerja. Tak berapa lama dia sudah sampai di cafe tersebut, dia segera mencari tempat yang nyaman di salah satu sudut cafe. Setelah menempatkan tubuhnya di bangku cafe, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Lili. Pesanan Nabila baru saja sampai saat dia mendengar suara memanggilnya.
" Na..."
Nabila menoleh ke sumber suara, dia melihat Lili berjalan ke arahnya sambil melambaikan tangan. Dia membalas lambaian tangan Lili sambil tersenyum juga. Nabila agak terkejut saat melihat orang yang berada di belakang Lili, mengikuti langkah Lili. Rusli dan seorang pemuda yang dia kenal.
' Mas Firman.." gumamnya lirih.
Lili sudah sampai di bangku depan tempat Nabila duduk. Lili menempatkan tubuhnya di bangku tersebut diikuti oleh Rusli yang duduk disebelahnya. Sedangkan Firman setelah berjabat tangan dengan Nabila duduk di bangku sebelah Nabila. Nabila masih belum begitu percaya jika pemuda yang duduk disebelahnya adalah Firman, dia terus memandang ke arah Firman.
" Ehm..Ehm..sepertinya ada yang terkesima dengan ketampananku hari ini " celetuk Firman narsis, yang membuat Nabila sadar dan langsung menundukkan wajahnya. LIli dan Rusli tertawa melihat tingkahnya.
" Na.. kaget ya. Hari ini Mas Firman baru aja datang ke sini " kata Lili
" Iya Na.. kebetulan tadi ada pertemuan di kantor pusat " tambah Firman memperjelas.
Nabila hanya manggut - manggut saja tanda mengerti, entah kenapa dia merasa senang Firman berada di kota ini.
Mereka berempat terus bercengkerama di cafe tersebut hingga waktu bergulir dengan tak terasa memasuki waktu sholat maghrib. Setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah di sebuah mushola yang ada di area cafe tersebut, mereka sepakat untuk melanjutkan acara berjalan - jalan di mall yang ada di kota Y ini. Setelah puas dengan acara hari ini akhirnya Lili dan Rusli pamit untuk pulang. Tinggal Nabila dan Firman berdua yang sedang duduk di sebuah bangku panjang yang ada di pinggir jalan utama kota Y. Sinar lampu kota yang temaram menyinari kedua insan yang hanya saling diam, tak tahu harus berbincang apa lagi.
" Na.. " panggil Firman menetralisir suasana.
" Hmm.. " jawab Nabila pelan.
" Aku boleh minta tolong tidak ? Aku mempunyai sedikit beban yang selalu membuat aku bingung harus bagaimana mengatasinya " sahut Firman sambil menundukkan kepalanya. Nabila langsung menoleh ke arah Firman, dia tak menduga bila Firman mempunyai masalah yang berat. Selama dia kenal dengan Firman melalui obrolan - obrolan mereka tidak tersirat sedikitpun beban itu. Yang dia tahu hanya seorang Firman yang ceria, berwibawa dan pengertian.
" Ada beban apa Mas..jika aku bisa pasti aku akan membantunya. katakan Mas.." kata Nabila berusaha membuat Firman baikan.
Firman menggeser sedikit posisi duduknya menghadap ke arah Nabila, dia mengambil kedua tangan Nabila dan menggenggam kedua tangan itu dengan lembut. Firman menatap kedua mata Nabila yang bulat indah. Nabila menurut saja ketika kedua tangan Firman menggenggam tangannya, dia juga membalas tatapan mata Firman yang sangat hangat.
" Na..aku minta tolong padamu. Maukah kamu memberikan kesempatan kepada kapalku untuk bersandar di pelabuhanmu ? " jawab Firman sambil memgang erat tangan Nabila.
Nabila terkejut mendengarnya...' apa ini' batinnya. Apakah Firman sedang memintanya untuk menjadi kekasihnya?. Nabila menatap mata Firman dalam - dalam seakan ingin mencari pembenaran di dalamnya. Bibirnya tertutup rapat tak tahu harus mengucapkan kata apa.
" Na.. jika kau masih belum bisa menjawab, aku masih bisa menunggunya Na.." suara Firman membuat Nabila sadar.
" Tidak..tidak.." spontan jawab Nabila sambil menggeleng - gelengkan kepala.
" Kenapa tidak Na..?" Firman terkejut dan kecewa dengan jawaban Nabila.
" Ehm..bukan..bukan itu maksud ku.." tukas Nabila secepatnya. Nabila bingung harus menjawab apa. Bagi dia Firman adalah seorang satu - satunya pemuda yang bisa membuat nyaman saat ini. Firman adalah pemuda yang bisa menjadi teman dan juga kakak yang baik saat ini. Jika dia menerima Firman menjadi kekasihnya apakah tidak terlalu cepat tahap ini, baru beberapa hari lalu dia mengenalnya. Namun jika dia menolak Firman dia takut kehilangan sosok pemuda yang membuat hatinya nyaman ini. Akhirnya..
" Mas.. aku...." gagap suara Nabila. Firman masih menunggu kata yang akan keluar dari bibir Nabila.
" Aku.. mau menerima kapalmu untuk bersandar di pelabuhanku." jawab Nabila pelan, dia langsung menundukkan kepalanya menahan malu. Firman yang mendengar jawaban itu spontan langsung meraih Nabila ke pelukannya. Dia tertawa bahagia saat gadis itu menerimanya. Dia memeluk Nabila dengan sangat erat seperti enggan untuk melepasnya. Nabila hanya tersenyum saat tubuhnya dipeluk oleh Firman, rasa bahagia meliputi hatinya saat ini. Suara jantung yang berdetak kencang seakan menjadi irama malam ini. Nabila ingin terus merasakan kehangatan yang diberikan oleh seorang Firman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Biduri Aura
m'f ya Thor jarang komen,, krn lagi mnikmati bacaan ny😁😁😁
2023-08-30
0