"Wi..." ,teriak Dina tiba - tiba mengagetkan Tiwi yang sedang melamun.
"Kamu ngapain berdiri mematung di sini?", kata Dina.
"Nggak papa," jawab Tiwi sambil menarik lengan Dina,
"ayo temanin aku mengembalikan kaos ke mas Eka."
"Mas, ini kaosnya," kata Tiwi sambil menyerahkan tas yang berisi kaos Eka.
"ayo duduk sini, " ajak Eka,
"Aku traktir sarapan."
"Nggak usah Mas terima kasih, saya bawa bekal, "jawab Tiwi.
"kamu juga bawa buat aku khan?" tanya dina tiba - tiba sambil mengambil tas bekal Tiwi.
"iya," kata Tiwi sambil tersenyum.
"Ya udah kalau begitu kalian sarapan di sini saja," kata Eka.
Akhirnya mereka pun sarapan bersama. Eka memesan gado - gado dari kantinnya. Melihat kedua cewek di depannya makan nasi goreng dengan lahap. tiba - tiba Eka meminta nasi goreng yang dimakan kedua cewek itu,
"Boleh aku minta sedikit nasi gorengnya? aku ingin mencobanya,"pinta Eka.
kedua cewek pun tertegun dengan permintaan Eka. Sebelum kedua gadis tersebut sadar, Eka mengambil sesendok nasi goreng dari tempat bekal Tiwi dan memasukkan nasi tersebut ke mulutnya.
"Enak," kata Eka sambil mengunyah,
"Aku makan nasi gorengmu, kamu makan gado'- gadoku ya," kata Eka sambil menukar piring gado - gado di depannya dengan tempat bekal Tiwi.
Kedua gadis itu masih tertegun. "ayo makan lagi, "kata Eka. Mereka bertiga pun melanjutkan sarapan nya dengan lahap terutama Eka.
Mereka sarapan sambil bercanda bersama. Sekali - sekali di tengah mereka bercanda Tiwi melirik ke arah Eka. Debaran di dadanya tidak berkurang. Malah semakin keras.
Setelah nasi gorengnya habis, Eka bertanya kepada Tiwi. " Kamu membuat sendiri nasi goreng ini?" tanya Tiwi.
"Bukan mas, bapak yang memasak nasi goreng ini, Bapak saya jualan nasi goreng," jelas Tiwi.
"Oh.. kalau begitu aq pesan tiga porsi tiap hari buat kita bertiga dan kita tiap hari sarapan disini." kata Eka.
Tiwi dan Dina terbelalak terkejut karena perkataan Eka.
"Aku tidak mau di bantah" sambung Eka tertawa,
"aku minta nomor WA kalian boleh?".
"Boleh mas," jawab Dina sambil menyerahkan nomer WAnya.
"Kamu Tiwi?," tanya Eka sambil menoleh ke arah Tiwi.
"aku nggak punya hape mas," jawab Tiwi malu - malu.
Eka pun tersenyum sambil memasukkan buku bacaannya kedalam tas.
"Kuliah terakhirmu jam berapa?" tanya Eka.
Jam 12 mas," jawab tiwi sambil tersenyum.
"Aku nggak di tanya nich mas?," goda Dina.
"Kalau kamu khan sudah punya pacar," jawab Eka.
Mereka bertiga pun tertawa.
"Nanti jam 12 tunggu aku di mushola," kata Eka pada Tiwi,
"Nanti aku antar pulang lagi" lalu Eka pun pergi meninggalkan Tiwi dan Dina berjalan menuju kelasnya.
\=\=\=
Tok... tok.... tok...
Dhika mengetuk pintu ruangan kerja ayahnya.
"Masuk,", balas ayahnya dalam ruangan.
Dhika pun masuk ke dalam ruangan Pak Dharma, ayahnya kalau di rumah dan Dekannya kalau di kampus.
"Duduk," kata ayahnya masih dari balik meja kerjanya.
"Kamu masih jalan dengan Melinda?" tanya Pak Dharma pada putranya.
"Iya Pa. Memang kenapa sih Pa? apa yang salah sama Melinda? Dia gadis yang baik, IPK nya selalu bagus dan dia aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus," ujar Dhika sambil berusaha menahan emosinya.
"Pokoknya ayah tidak suka!"kata Pak Dharma sambil menggebrak mejanya,
"Kamu harus putuskan dia secepatnya," kata ayahnya.
"Aku gak mau," jawab Dhika tegas.
"Kalau begitu terserah kamu, kalau kamu masih lanjut dengan melinda, semua fasilitas kamu akan papa tarik," teriak ayah.
"Sekarang kamu keluar dari ruanganku,"teriak ayahnya.
Dhika pun keluar dengan perasaan marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments