Hari itu Tiwi datang agak terlambat karena angkutan kota yang ia tumpangi berjalan lambat sekali. Akhirnya setelah turun dari angkutan kota yang ia tumpangi. Ia pun berjalan cepat menuju kelasnya karena pagi ini ada kuliah umum dan yang mengajar kuliah umum itu adalah dekannya.
Sampai tanpa sadari ia menabrak seorang mahasiswi dan menjatuhkan yang di bawanya.
"Hey, kamu gak liat apa?", kata wanita itu mendelik.
Wanita itu sebenarnya cantik. Rambutnya panjang dan hitam, tubuhnya yang tinggi semampai dan langsing. Membuat pria mana saja pasti tertarik.
"Hey," teriak perempuan itu mengagetkan Tiwi. "
"Iya mbak, maaf," kata Tiwi dalam kagetnya sambil membantu perempuan itu membereskan buku - bukunya yang terjatuh.
"Yang, ayooo ini pagi ini mata kuliah umum nya Ayah" ,teriak seorang pria yang tiwi tahu benar siapa pemilik suara itu.
"kamu lagi?," kata pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah suara Dhika.
"ayo," kata Dhika sambil menarik perempuan itu sambil untuk segera menuju kelas.
Tiwi hanya bisa mengikuti langkah mereka dari belakang. ketika memasuki ruangan kuliah. Mereka bertiga berjalan pelan, dan mau mengambil tempat duduk dideretan belakang supaya tidak mengganggu mahasiswa yang lain yang sedang menyimak penjelasan dari dosen.
"Kalian," teriak dosen tersebut,
"sini."lanjut dosen tersebut sambil melambaikan tangan mereka ke arah tiga mahasiswa tersebut. akhirnya mereka bertiga pun berjalan kedepan kelas sambil menunduk.
"kalian berdua tetap saja selalu datang terlambat,
"kata dosen tersebut sambil menunjuk tangannya ke arah Dhika dan teman perempuannya,
"cepat duduk di sana" lanjut dosen tersebut. Akhirnya Dika dan teman perempuannya itupun duduk di kursi yang telah di tunjuk dosen tersebut.
Setelah itu dosen tersebut beralih menatap Tiwi, dan bertanya kepada dia,
"siapa kamu dan kenapa kamu terlambat?."
Tiwi pun menjawab dengan terbata - bata, " nama saya Tiwi dan saya terlambat....,"
"Pratiwi Sudrajat?" kata dosen terserbut sambil masih memegang michrophone nya. Sehingga seisi kelas pun terbelalak heran.
Tiwi dan seisi kelas masih heran bagaimana bisa seorang dekan tau nama mahasiswi yang baru beberapa hari kuliah di kampusnya.
"sudah nak kamu duduk saja di depan," kata dosen tersebut sambil tersenyum.
Tiwi pun mengambil duduk tepat didepan dosen tersebut dan mulai menyimak ketika Dosen tersebut mulai mengajar lagi.
Dosen yang mengajar kuliah pagi ini adalah Dekan Fakultas di kuliah ini yang juga merupakan ayah dari Dhika. Di balik sifatnya yang ramah, dia pun merupakan seorang dekan yang tegas jika ada mahasiswa yang melanggar aturan, beliau tidak segan untuk menghukum mereka tanpa terkecuali termasuk anaknya.
Akhirnya bel pun berbunyi menandakan kuliah tersebut berakhir. mahasiswa mulai beramburan keluar kelas. Tiwi pun berdiri hendak meninggalkan kelas. Tiba - tiba terdengar dosen itu berbicara padanya,
"kamu jangan sampai telat lagi."
"iya Pak," jawab tiwi sambi tersenyum.
"kamu," kata pria itu kepada Dhika,
"abis ini langsung ke ruangan saya."
"iya Pak.", jawab Dhika
####
Diluar kelas Tiwi menuju taman tengah kampus mencari Eka. Dia hendak mengembalikan kaos yang dipinjamnya kemaren. Setelah menyapu seluruh penjuru taman dengan matanya, Tiwi melihat sosok yang dicarinya. Dia sedang membaca sebuah buku. Sekali - sekali alisnya terangkat menandakan bahwa dia sedang berpikir.
Tiwi berdiri dari kejauhan. Entah mengapa dia begitu berat melangkahkan kakinya sehingga dia hanya berdiri mematung saja, sambil merasakan debaran di hatinya. Debaran yang belum pernah dia rasakan dalam hidupnya. Apakah debaran ini yang dinamakan cinta? kalau memang iya, berarti ini adalah cinta pertama dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments