Tiwi yang masih terkaget, secara reflek mengambil es teh miliknya ke muka seseorang yang telah mengguyurnya
"Sekarang kita impas", kata Tiwi sambil tersenyum.
"Kamu berani ya?," kata pria itu sembil teriak.
"Iya", tantang Tiwi sambil menatap mata pria itu.
Tiwi melirik ke seluruh penjuru arah dan bertanya kenapa tiba - tiba kantin yang ramai tiba - tiba sepi. semua berdiri meninggalkan kantin.
Sekarang hanya tinggal dia, Dina dan 5 pria yang kurang ajar tadi. Tiwi melirik Dina. Dina kelihatan ketakutan. tubuhnya gemetar karena ketakutan.
"Kamu mau yang mana?" kata pria sombong itu sambil mengepalkan tangan kanan dan kirinya, mengagetkan Tiwi.
Ketika tiwi belum sadar apa yang akan terjadi tiba tangan kanan pria itu menuju ke wajah Tiwi. Dina sudah berteriak sekencangnya. Tiwi hanya bisa menutup mata. pasrah atas apa yang akan terjadi, tapi kenapa tangan itu belum sampai ke mukanya.
Tiwi memicingkan matanya. Secara samar dia melihat sosok pria yang tadi di temuinya di mushola kampus. Dia sedang menahan tangan pria brengsek yang hendak memukulnya.
"Jangan beraninya sama wanita",kata Eka.
"Ayo pergi", ajak Eka ke Tiwi dan Dina.
Mereka bertiga pun pergi meninggalkan 5 pria yang hanya bisa diam melihat mereka bertiga itu secara beriringan.
"Ayo ke mobilku", ajak Eka ke Tiwi dan Dina.
Setelah sampai di mobilnya, Eka segera memberikan kaos dan handuk ke Tiwi.
"kamu masih ada kelas khan", kata Eka pada Tiwi yang masih ragu untuk menerimanya.
"iya mas", sahut Dina sambil menerima kaos dan handuk itu ke Tiwi sambil berkata,
" pakai saja Wi, kita uda hampr telat nich."
"iya", jawab Tiwi sambil menerima kaos dan handuk itu.
"Mas, siapa sich yang sok tadi di kantin?,tanya Tiwi ke Eka.
"itu Dhika satu angkatan sama aku, dia anaknya Dekan kita, makanya dia jadi sok jagoan gitu", jelas Eka.
"Uda sana, cepat ganti baju nanti kamu telat" lanjut Eka.
Tiwi dan Dina pun segera berganti baju dan menuju kelas mereka. Kaos yang di pakai Tiwi memang agak kebesaran, tapi nyaman di pakai.
"Idiiih. senyum - senyum sendiri" goda Dina.
"Sudah ach..",kata Tiwi tertawa sambil menggandeng tangan Dina.
Setelah kelas selesai, Tiwi dan Dina pun berpisah di halaman kampus. Dina di jemput sama pacarnya yang satu kampus tapi beda fakultas.
"Bener nich gak mau aku antar pulang?", tanya Dina.
"Nggak, makasih", jawab Tiwi sambil menepuk bahu Dina.
" Ya udah. Aku jalan dulu ya", pamit Dina sambil melambaikan tangannya menuju mobil kekasihnya meninggalkan Tiwi yang sedang berdiri di halaman.
Setelah Dina pergi, Tiwi melangkahkan kakinya keluar kampus untuk naik angkotan kota yang menuju ke rumah nya. Ketika sedang menunggu angkotan kota tiba - tiba berhenti mobil yang di kenal Tiwi di depannya. Pemilik mobil pun berhenti di depan Tiwi sambil membuka kaca mobilnya.
"Ayo, aku antar pulang," ajak Eka.
"Nggak usah Mas, makasih," jawab Tiwi sambil tersenyum.
"udah, ayo cepat naik", lanjut Eka,
"gak liat mobil belakangku sudah bunyikan klakson terus, aku nggak akan jalan kalau kamu nggak naik".
Akhirnya mau nggak mau Tiwi naik kedalam mobil Eka.
"Rumahmu di mana?",tanya Eka.
"Di daerah merpati Mas", jawab Tiwi sambil tersenyum.
"Baiklah tuan putri, kereta segera meluncur", jawab Eka sambil tersenyum.
Tiwi pun hanya tertunduk malu sambil merasakan debaran hatinya yang nggak beraturan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments