Aku Ingin Menikah

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang, kini Rey membonceng Bella menuju restoran kelas menengah yang tidak terlalu jauh dari Toserba tempat Bella bekerja. Tentu saja Rey Berbeda dengan Fadli, jika Fadli menaiki motor butut Rey justru menaiki motor Gede yang sedang tren di kalangan anak muda pada umumnya. Bella semakin mengeratkan pelukannya, ia dapat mencium aroma kuat Cologne dari tubuh Rey. Benar- benar harum yang memikat, pantas saja dia betah memeluk Rey berlama- lama.

Tapi Bella berusaha mengalihkan pikirannya, ia hanya ingin membahas mengenai rencana pernikahan selagi makan siang dengan Rey. Mereka sudah pacaran hampir 1 tahun, Bella hanya takut hamil di luar nikah jika terus berhubungan tanpa status yang jelas. Bukannya Bella tidak percaya dengan Rey hanya saja Bella ingin keseriusan Rey dalam memperjelas hubungan mereka.

Setelah sampai Rey membantu Bella turun dari motor Gede-nya. Bella tersenyum dengan sikap manis Rey. "Makasih Rey." Ucap Bella tersipu melihat banyak sepasang mata memperhatikan keromantisan Rey terhadapnya.

"Iya sayang." Jawab Rey mengacak pelan rambut Bella.

___

Setelah Bella menelan beberapa sendok makanannya Bella mulai membuka suara. "Rey aku ingin membahas lagi soal pernikahan kita." Pinta Bella menatap dalam Rey, hampir saja Rey tersedak jika Bella tidak menyentuh pergelangan tangannya.

"Nikah?" Tanya Rey menatap tidak percaya, Rey memang menyukai Bella. Rey juga suka menghabiskan waktu bersama Bella. Tapi bukan berarti Rey sudah siap untuk lanjut ke tahap pernikahan.

"Iya Rey, nikah. Kamu tau kita terlalu berbahaya untuk menjalani hubungan tanpa pernikahan. Apalagi Ayah aku di kampung mulai penasaran dengan keadaan aku sekarang. Aku sudah bercerita dengan Ayah mengenai kamu." Rey yang sedang meminum jus jeruk hampir tersedak, Karena selama ini Rey berpacaran dengan Bella tidak pernah berpikir tentang pernikahan.

"Tapi__" ucapan Rey terhenti saat 3 orang perempuan cantik menghampiri mereka. Mereka memang cantik, tapi tetap saja yang sangat menonjol Bella.

"Lo Rey kamu sama siapa?" Tanya Santi duduk depan meja mereka bersama 2 teman lainnya. Santi adalah teman dekat Rey saat pertama kali masuk kuliah.

"Pacarku." Jawab Rey dengan nada datar karena masih memikirkan ucapan Bella tadi.

"Kenalin gue Santi, temannya Rey." Sapa Santi, Bella tersenyum menjabat uluran tangan Santi.

"Aku Bella." Santi menatap Bella dari atas sampai bawah, Bella memang cantik tapi terlihat miskin.

"Lo kuliah dimana?" Tanya Santi dan ke 2 temannya.

"Aku nggak kuliah mbak, cuman lulusan SMA." Jawab Bella ramah.

Santi dan kedua temannya tertawa pantas saja Bella memakai seragam Toserba. "Haha ... Ya ampun, masih jaman ya. Yaudah Rey gue pamit dulu. Jangan lupa temuin gue besok di kampus ada yang mau gue bahas." Rey mengangguk membiarkan Santi dan ke 3 temannya pergi.

"Kamu akrab sama dia?" Tanya Bella menyentuh pergelangan tangan Rey. Rey mengangguk. Bella menarik napas dalam, ini adalah resiko memiliki pacar yang ganteng. Bella selalu takut Rey berselingkuh dengan cewek lain.

"Kenapa kamu cemburu?" Tanya Rey mengacak rambut Bella.

"Enggak cuman, ya udahlah jangan di bahas. Gimana kalau bulan depan kita nikah Rey? soalnya Ayah mau datang memastikan keseriusan kamu Rey.," Rey terdiam menatap tajam Bella ini namanya pemaksaan mereka baru mendiskusikan ini sekarang. Rey tidak ingin terikat.

"Kamu gila!' teriak Rey menarik Bella keluar dari restoran. Bella hanya mengikuti Rey, pergelangan tangannya sedikit sakit karena Rey memaksanya keluar.

"Sakit Rey!" Teriak Bella melepaskan tangan Rey dari pergelangan tangannya.

"Aku gak mau nikah!" tolak Rey menatap ke arah lain.

"Tapi Rey, kamukan janji mau serius sama aku. Lagipula kita udah__" ucapan Bella terhenti saat Rey memotong ucapannya.

"Tidur bareng bukan berarti harus nikah. Gue juga temenan sama Santi tidur bareng." Bella menatap Rey tidak percaya jadi selama ini Rey hanya ingin bermain- main dengannya.

"Keterlaluan kamu Rey!" Tangis Bella pecah membayangkan Rey menyentuh perempuan lain selain dirinya. Harusnya Bella tidak pernah percaya dengan kata- kata manis Rey. Kini dia seperti sampah yang siap untuk di buang.

"Plakkkhhh ....!!" Sebuah tamparan mendarat di pipi Rey, Bella berlari meninggalkan restoran dengan hati tercubit. Kenapa seseorang yang Bella anggap baik dan mencintainya ternyata adalah laki- laki brengsek.

"Kenapa Rey yang aku percaya melukai perasaanku bahkan Rey nggak ngejar aku ... Hikss! ... Hikss...!!" Tangis Bella kian pecah.

___

1 tahun yang lalu, rintikan hujan membasahi kota seorang gadis yang mengenakan seragam Toserba berlari di jalan raya, "Hujannya deras sekali ..." Batin Bella sambil menutupi kepalanya dengan tas. Setelah sampai di halte Bella berdiri menunggu bus terakhir sore ini datang. Udara semakin menusuk, Bella memeluk tubuhnya agar sedikit menghilangkan rasa dinginnya hujan.

"Akhirnya datang," ucap Bella lega melangkah kakinya berjalan menaiki bus. Karena di halte banyak orang yang memasuki bus tidak antri tanpa sengaja Bella kehilangan keseimbangan.

"Brukkkkhhh ..." Tubuh Bella terdorong kebelakang, Bella menutup matanya takut. Tapi 5 menit dia belum merasakan apapun, Bella membuka matanya perlahan yang pertama di lihatnya adalah laki- laki tampan dengan setelah kemeja putih. Tetesan hujan dari rambut yang turun ke wajahnya membuat laki- laki itu seperti malaikat yang turun di kala hujan.

"Kamu baik- baik saja?" Tanya Rey merapikan rambut Bella yang sedikit menutupi wajahnya. Pipi Bella merona, jantungnya berdebar- debar inikah yang dinamakan cinta pandangan pertama? Bella tidak dapat membayangkan rasanya seperti ini.

"Huuughhtt ..." Bella cenggukan, pipinya kian merona. Rey tersenyum membantu Bella ke posisi berdiri.

"Ciiieeee ...." Teriak penumpang bus lain yang melihat ke romantisan mereka seperti di FTV. "Inikah namanya jodoh di atur tuhan?" Tanya salah satu penumpang sambil cekikikan.

"Mas jangan kasih kendor!" Teriak sang supir.

"Tembak dong kak!" Teriak salah satu siswi SMA.

Rey dan Bella saling menatap, Rey membantu Bella naik ke bus sayangnya kursinya sudah penuh. Jadi Rey kini berdiri memegang pegangan bus di hadapan Bella. Jarak mereka sangat dekat Rey bahkan dapat melihat bulu mata lebat Bella. Bibirnya yang kecil serta garis lehernya yang indah.

Semua orang senyum- senyum melihat adegan romantis yang tidak di sengaja, tanpa sutradara dan tanpa penulis naskah. Seakan takdir yang mempertemukan mereka dengan sengaja.

30 menit saling menatap, Rey melihat sikap malu- malu Bella. Mungkinkah Bella juga mempunyai rasa yang sama dengannya. Rey belum pernah berpacaran bahkan belum pernah jatuh cinta. Untuk pertama kalinya hatinya di getarkan oleh gadis tidak di kenal.

"Ingat ini." Pinta Rey, Bella yang baru saja menunduk menatap ke arah sumber suara.

"Ingat apa?" Tanya Bella, saat Rey memencet tombol agar berhenti di tempat perhentian selanjutnya.

"Kamu harus ingat, dan besok tunggu di halte bus pertama." Ucap Rey dengan suara terdengar seperti bisikan.

"Cup!"

Satu kecupan mendarat di bibir Bella tanpa di duga. Bella terdiam seperti patung sementara Rey merasakan hatinya berbunga sambil menyentuh bekas kecupan singkat tadi. Singkat tapi efeknya tidak kunjung hilang.

"Ciieee..." Sorak para penumpang dengan tepuk tangan, Rey berlari saat bus turun di pemberhentian.

Flashback off

Ingatan itu membuat Bella terpukul, Rey sudah berubah tidak semanis dulu. Bahkan rasa cintanya puan kian pudar. Dalam hidupnya Bella tidak pernah membayangkan hari ini akan datang. Dia benar- benar terluka, dan apa tadi Rey hanya ingin tidur dengannya apa cinta Rey semurah itu?

"Kamu jahat Rey!" Teriak Bella duduk di halte pemberhentian pertama saat dimana mereka bertemu 1 tahun yang lalu. Semua orang menatap ke arah Bella di tengah teriknya matahari Bella menangis senggugukan.

"Gila dia?" Tanya wanita pekerja kantor menatap Bella ilfil.

"Mbak kalau nangis jangan disini ntar di kira sayang macem- macem." Ucap mas yang duduk di samping Bella.

Bella tidak menggubris mereka, hatinya benar- benar sakit. Dia tidak peduli hanya menangis yang ia inginkan saat ini.

"BELLA ....!!!" Teriak Rey berlari turun dari motor gedenya, bahkan Rey membuang helmnya secara asal.

"Hiks! ... Hiks ....!" Bella menghapus air matanya samar- samar mendengar suara teriakan Rey.

"BELLA .... AKU SALAH! AKU MINTA MAAF ... AKU NGGAK MAU KEHILANGAN KAMU ....!!" Teriak Rey dengan keras. Semua orang menatap Rey cowok ganteng yang berdiri dengan teriakan gentlenya.

"Reeeyyy?" Tanya Bella menatap ke arah Rey.

"Bella mari kita menikah. Maaf aku salah ...!" Teriak Rey. Bella tersenyum lamaran yang sangat indah. Bella berlari ke pelukan Rey. Semua orang menatap tidak percaya. Apa ini ada syuting film?

"Tik ... Tik ... Tik ..." Rintikan hujan mulai turun, di saat yang lain berlari untuk berteduh Rey dan Bella justru tersenyum bahagia. Rey memeluk tubuh Bella dengan erat. "Cuman kamu Bella satu- satunya, aku tadi bohong. Maaf udah kasar, aku nggak akan melukai kamu lagi." mendengar kebenaran itu Bella mengangguk senang.

"Makasih Rey."

"Makasih juga Bella udah mau bertahan sama aku. Aku bersyukur ketemu kamu."

"Tes ..." Air mata Bella jatuh, bercampur dengan turunnya hujan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!