Pria Banci Itu Suami Ku

Pria Banci Itu Suami Ku

Bab 1 Di tinggal nikah

Nama ku Mulan febrilidyanie.

Aku seorang karyawan swasta di sebuah toko.

Tinggi ku 152 cm, berkulit putih.

Tubuh ku langsing. Wajah ku biasa saja. Tidak cantik tapi juga tidak jelek.

Yang sedang sedang saja kayak lagu dangdut.

Seperti biasa aku berangkat kerja memakai motor matic ku.

Ini adalah hari yang berat. Bagaimana tidak.

Hari ini adalah hari pernikahan kekasih ku yang berkhianat dengan teman ku sendiri.

Tidak mengapa lah, bukan jodoh.

Harus nya aku bersyukur karena teman ku mengambil seorang pengkhianat dari ku.

Namun, nama nya juga manusia biasa jelas aku sakit hati, harus nya ini adalah hari bahagia ku menikah dengan kekasih ku itu

Ah, entah lah aku memang bodoh.

Dari kejauhan ku lihat Dika memarkir motor nya di parkiran karyawan. Aku pun memarkirkan motor ku.

Dia adalah Dika Sunarya, sahabat ku. Yang agak minus, pria yang gemulai, aku takut menyebut nya banci meski hanya dalam hati.

Sayang sekali wajah tampan dan body atletis itu jika ia tidak normal.

"Hey, kok melamun?" seru nya pada ku.

Aku lalu menatap nya sendu.

"Ihh mulai deh, manja, galau ye?" tanya nya.

"Bukan lagi galau, aku mau mati" teriak ku sambil menahan air mata ku.

"Lah kenapa? pacar mu kemana?" tanya nya.

"Udah mati" jawab ku singkat sambil berjalan masuk ke dalam. Tempat kami bekerja.

"Kok bisa mati?" tanya nya polos.

Aku memukul lengan nya.

"Ihh, jangan tanya sekarang, nanti aku nangis" seru ku.

"Oh, kalo gitu nanti pulang kerja ya ceritanya" Kata nya sambil menaruh barang barang nya ke loker.

Kami kerja seperti biasa. Dia partner kerja ku, sekaligus sahabat ku. Sebagian memandang nya sebelah mata karena kayak banci.

Aku tau dia. Aku mengenal nya.

Sepulang kerja. Kami pun pulang bersama.

Kami singgah untuk makan malam di warung.

"Kok bukan di warung, ini kan cafe?" seru ku saat ia memarkirkan motor nya di sebuah cafe.

"Gpp lah, kita kan mau cerita, kalo di warung mah gak asik" seru nya dengan aksen gemulai manja nya.

Aku pun menurut saja.

Kami masuk dan mengambil tempat di sudut.

Setelah memesan makan dan minum.

"Jadi kamu kenapa sebenarnya?" aku memang tidak bisa menyembunyikan apa pun dari sahabat ku yang 1 ini.

"Aku, di tinggal nikah." seru ku tiba tiba.

Namun ia tidak terlihat kaget. Ia malah dengan santai menatap layar handphone nya.

Aku menyita handphone nya.

"Kamu dengerin aku gak sih?" kata ku.

"Ihh dengerin kok, di tinggal nikah kan? terus?" jawab nya simple.

"Kok terus sih, aku galau tau" pekik ku.

"Santai. Makan dulu" ujar nya saat makanan kami datang.

Aku cemberut tapi sambil makan, perut ku lapar.

"Hidup itu gak harus bahagia terus kan?" ujar nya.

"Iya sih" jawab ku.

"Terus melangkah donk, jangan putus asa" seru Dika.

"Kau bagaimana? apa ada rencana masa depan?" tanya ku.

"Eh kok aku sih" terlihat bingung.

"Kau itu cantik loe cin, gak usah susah hati" seru nya lagi.

"Macho Dikit Napa sih. Kau kan laki, hm", protes ku.

Ia ngambek, dan marah pada ku. Justru aku gemas melihat nya seperti itu.

"ihh gemes banget sih, gitu ajja ngambek" ujar ku.

"Kamu itu sudah 28 tahun loh dik, harus nya udah mikir kan masa depan, mau sampai kapan begitu?" jelas ku.

"Iya lah tu, yang masih 17 tahun" jawab nya mengejek ku. Lalu kami tertawa bersama.

Selesai makan ia mengajak ku berkeliling kota. Kami memakai 1 motor saja. Di belakang aku memeluk nya erat seperti biasa.

Motor ku, aku tinggal di parkiran tempat aku bekerja.

Kami berhenti di sebuah taman. Ia membelikan ku es cream sama kipas mini.

"Ihh untuk apa ini?" tanya ku saat di kasi kipas mini.

"Kamu itu butuh yang dingin dingin untuk mendinginkan hati mu" ujar nya.

"Hehe, tau ajja deh sama yang aku butuh kan, kenapa bukan kau ajja sih yang jadi suami ku hahahaa" canda ku.

Ia pun tertawa dengan gemulai nya.

Aku memeluknya, untuk meredakan perasaan ku.

"Aku sayang kau dik, jangan tinggalkan aku ya" seru ku.

"Udah deh cin, gak usah galau galau" ujar nya sambil mengusap pundak ku.

Terlambat, aku sudah menangis sejadi jadi nya di balik tubuh atletis nya Dika.

Kenapa kau harus banci sih dik. Batin ku.

"Udah ih, baju ku jadi Basah ini" protes Dika saat merasakan air mata hangat ku membanjiri baju nya.

Setelah agak tenang, aku bersandar ke pundak nya.

"Dika Sunarya" seru ku lirih.

"Tumben panggil nama lengkap, apose ?" tanya nya.

"Nikah yuk" ajak ku.

Dika terdiam.

"Kau gak salah? kau tau sendiri aku suka lekong?" kata Dika.

"Yah gpp, siapa tau kau bisa berubah setelah menikah?" kata ku.

"Hmm, nikah itu bukan permainan loh lan. Gak bisa coba coba.

"Aku serius" ujar ku.

"Aku masih mau bebas lan" seru nya.

"Gpp kamu tetap bebas, pernikahan kita jadikan status saja, bagaimana?" tawar ku.

"Hmm, buat surat perjanjian sebelum nikah kalo begitu" jawab Dika.

"Jadi kamu mau" pekik ku antusias.

"Emang nya kamu gak keberatan jika aku jadikan pernikahan hanya modus saja untuk menutupi ketidak normal an ku?" tanya nya.

"Gak keberatan. Aku sudah lama mengenal mu" jawab ku mantap.

"Ya sudah, nanti kita buat surat perjanjian pra nikah, ok" kata nya.

"Makasi yah dik, aku jadi terharu loh pengen nangis lagi" seru ku pada Dika.

Dika Hanya menggeleng. Ia melihat sekitar banyak cowo cowo ganteng yang lewat.

Ia lalu melihat ku dengan kesal.

"Hehe, jangan gitu donk sayang, mana senyum nya" kata ku sambil mencubit sedikit pipi nya.

Ia kesal karena tidak ada cowo yang melirik nya jika aku dekat sama dia.

"Gak semua cwo gay sayang hahahahaha percuma kau tebar pesona" ejek ku.

Setelah puas berkeliling kami pun pulang.

Sepanjang jalan kami memikirkan tentang langkah apa yang harus kami lakukan.

Sesampai nya di rumah aku menyampaikan kepada keluarga ku berita aku ingin menikah. Mereka terkejut saat mengetahui siapa calon nya.

Sebenar nya dulu orang tua ku dan Dika sudah menjodohkan kami, tapi aku menolak nya mentah mentah karena aku tau Dika seperti apa, dan lagi saat itu aku masih pacaran dengan Robi. Mantan ku. Orang tua ku dan Dika sahabatan sejak mereka masih bujang.

"Kamu sudah yakin ndok?" tanya ibu ku saat aku menyampaikan keinginan ku.

Aku mengangguk.

"Ya sudah, yang penting kamu bahagia kami juga ikut bahagia" jawab ibu ku.

Semua serba mendadak.

Minggu depan Dika akan melamar ku. Semua lancar karena memang sejak awal kami di jodohkan. Orang tua kami senang sekali.

Terpopuler

Comments

Ketawang

Ketawang

baru mulai baca,.
spertinya menarik,beda dari yg lain..

2023-06-16

0

Iwan Sukendra

Iwan Sukendra

beda nih lanjut...

2022-12-20

0

Nii

Nii

lahh

2022-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!