Malam pun tiba. Kami keluar untuk dinner. Tidak seperti pasangan normal lain nya. Kami memang seperti teman saja.
Ku gandeng lengan dika seperti biasa nya ketika kami berteman, tapi Dika terlihat risih.
"Kok berubah sih dik, dulu kan kita biasa kayak gini" protes ku.
"Hm, iya sih, cuma sekarang kok jadi canggung yah" jawab Dika.
Kami pun ke sebuah restoran yang tidak jauh dari hotel.
"Mau pesan apa?" tanya Dika.
Aku melihat daftar menu, bukan menu nya yang ku perhatikan tapi harga nya subhanallah mahal banget. Aku yang gak biasa makan di restoran pun kaget.
"Eh, kita di tempat lain ajja deh dik" bisik ku.
"Gpp kok, aman, sekali sekali, anggap ajja untuk merayakan hubungan kita" kata Dika menenangkan ku.
Aku pilih makanan paling murah yang ada di daftar menu tapi Dika mengganti nya, dan menyamakan pesanan kami.
"Kamu yakin gpp, kita kan biasa makan nya di warung ", bisik ku.
"Aman cin", seru nya.
Aku melihat Dika memakai lipgloss, bibir nya sedikit merona. Sejak kapan dia memakai nya. Perasaan di hotel cuma aku yang berdandan.
Kalo bukan ada surat perjanjian pra nikah sudah ku larang dia memakai kosmetik.
......Perjanjian pra nikah.......
1.Status hanya menikah, tidak melakukan hubungan biologis.
2.Bebas pergi kemana saja dengan siapa saja seperti saat masih lajang.
3.Tidak mengatur dan melarang pasangan dalam berpakaian.
4.Tidak mencampuri urusan pribadi masing masing.
Tertanda.
Mulan febrilidyanie & Dika Sunarya.
Aku menerima semua persyaratan itu karena aku hanya butuh status menikah.
Aku cape di tanyain Mulu kapan nikah. Setelah di khianati kekasih ku, aku bertekad untuk segera menyusul nya menikah. Hanya berjarak 1 bulan aku benar benar menyusul nya menikah meski dengan resiko ini.
Apa lagi usia ku saat ini sudah menginjak 27 tahun membuat ku semakin ingin melepas masa lajang.
Makanan datang.
Aku tidak mencintai Dika, Dika apa lagi.
Yang aku tau dia adalah seorang gay.
Aku hanya bisa berdoa pada Allah semoga Dika dapat hidayah.
"Kok melamun, entar dingin tu makanan nya" seru Dika membuyarkan lamunan ku.
"Eh iya" jawab ku singkat.
Di sela makan malam kami, tiba tiba ada seseorang menghampiri kami.
"Hai, pengantin baru" sapa nya.
Dia adalah Toni, seorang pria bertubuh kekar seperti Dika. Tapi ia tidak kemayu dan tidak berdandan seperti Dika.
Aku memperhatikan raut wajah Dika yang berubah menjadi sumringah bahagia.
"Toni?" pekik Dika, Ia lalu berdiri untuk bersalaman dengan toni.
"Maaf yah, tidak bisa hadir di pernikahan kalian, selamat, semoga langgeng" ujar nya.
Sebenarnya firasat ku tidak enak. Tapi aku mengubur firasat itu dalam dalam.
Aku pun tersenyum, namun aku tidak mengulurkan tangan ku untuk bersalaman dengan nya. Bukan muhrim.
Dika dan Toni pamit sebentar entah kemana.
Aku akhir nya makan sendiri.
Aku mengontrol perasaan ku agar tidak berprasangka.
15 menit kemudian Dika datang lagi dan melanjutkan makan kami.
"Apa yang kalian bicarakan? sampai harus jauh jauh" kata ku.
"Cuma reunian ajja kok cin, aman" ujar nya.
Dika memang selalu memanggil ku dengan sebutan cin, alias cinta, semenjak kami masih temenan.
Aku pun minum.
"Eh kok begini rasa minuman nya, minuman apa ini, aneh" pekik ku.
"Itu wine cinta, jangan bilang kamu gak pernah meminum nya?" tanya Dika.
"Astagfirullah Dika, ini kan haram!!!," Pekik ku. Aku berusaha memuntahkan kembali minuman ku.
Dika panik lalu memberi ku tisu.
"Aduh cin, jangan malu maluin donk, di sini banyak orang" protes Dika.
Sebagian memang melirik ke arah kami.
Toni pun dari jauh menertawakan ku.
"Kita sudah lama sahabatan dik, aku gak pernah liat kamu minum minuman keras" seru ku.
"Emm, maaf, sejak dulu aku memang suka minum wine, dan ke diskotik sama teman teman. Cuma kamu ajja yang gak tau", jawab Dika.
Apa yang ku lakukan? aku telah salah jalan memilih pasangan hidup. Aku harus sabar dan menetralisir perasaan ku agar aku sadar pernikahan ini tidak normal seperti orang orang di luar sana. Aku juga sudah tau resiko nya. Bukan saat nya protes atau mengeluh.
"Ohh" seru ku sambil mengelap tisu bekas muntahan ku. Entah berapa teguk tadi aku minum, aku pikir ini minuman biasa yang aneh saja rasa nya. Perut ku sakit karena datang bulan.
"Dika pulang yuk" ajak ku.
"Ok sebentar yah cin" jawab nya.
"Sekarang" kata ku.
"Yah, baru jam segini. Ini baru jam setengah 9 cinta" protes Dika.
"Perut ku keram, aku datang bulan tadi pagi" seru ku.
"Oh ya, aduh maaf yah, ok aku antar kamu pulang sekarang, tapi setelah itu aku nongkrong bareng teman aku boleh?", tanya Dika.
Aku hanya mengangguk.
Setelah mengantar ku kembali ke hotel, dika pun pergi kembali menemui toni dan kawan kawan.
Aku berganti pakaian, memakai baju tidur seksi kado dari teman teman ku.
Ku ambil air mineral. Dan ku rebahkan diri ku di kasur empuknya hotel.
"Ah nyaman nya" kata ku.
Ok ini hanya status, aku harus melanjutkan aktifitas ku seperti biasa nya.
Setelah cuti Dika selesai aku pun akan mencari kerja di luar.
Bagaimana pun juga Dika suami ku, aku pun menunggu pulang baru tidur.
Aku mengisi waktu dengan nonton film. Sambil ngeteh.
Ku lirik jam sudah menunjukkan pukul 23.30.
Aku mulai gelisah.
Aku mengambil handphone ku untuk menghubungi Dika.
Tapi tidak di angkat.
Aku tertidur sejenak karena sangat mengantuk.
Tapi aku terbangun lagi, jam 01.00 dini hari. Dika belum pulang?
Aku meraih handphone ku lagi dan menghubungi nya.
Masih tidak ada jawaban. Kau yang khawatir mengambil sweeter dan keluar hotel untuk mencari Dika.
Udara dingin merasuk masuk ke kulit ku.
Angin berhembus, menjatuhkan dedaunan di malam itu.
Aku harus cari kemana?
Aku merapatkan sweeter ku.
"Cari apa mba jam segini" sapa seseorang di depan hotel.
"Eh, suami saya mas" jawab ku.
"Oh sudah menikah ya, emang suami nya kemana?" tanya orang itu
"Kalo saya tau di mana gak saya cariin mas" jawab ku.
"Oh ya maaf, sudah di hubungi lewat handphone?" tanya orang itu lagi.
"Sudah tapi gak bisa di hubungi" jawab ku
"Lebih baik mba nunggu di dalam, bahaya jam segini berkeliaran sendirian" kata mas itu.
Aku melihat suasana memang gak baik untuk keliling.
Aku pun berbalik untuk kembali ke kamar hotel ku.
"Eh saya Farhan mba, saya penghuni di hotel ini juga" ujar nya memperkenalkan diri.
Aku sebenar nya enggan menjawab. Tapi tak apa lah, siapa tau aku butuh bantuan nya nanti.
"Aku Mulan", jawab ku singkat lalu kembali masuk ke kamar hotel ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Puspa Elok
Dr awal nikah niaty salah si Mulan knp hrus mkirin mulut org klo akhirnya dri kita jg yg ssh.
2022-08-16
1
Rendy Dy
apa Dika hanya pura2 banci y...🤔🤔🤔
2021-04-21
1
Rendy Dy
apa Dika hanya pura2 banci y...🤔🤔🤔🤔
2021-04-21
1