DIJEBAK PERJODOHAN
Tiga orang bocah laki laki berusia 5 tahun, 4 tahun dan 3 tahun terlihat asyik bermain disebuah taman buatan di belakang toko bunga Flower Family.
Liu Cha Alexander ( Ander) , Revan Adhi Atmaja (Revan), Randi Saka Putra (Randi).
Dan tak berapa lama seorang anak perempuan mungil berusia 4 tahun menghampiri ketiga bocah itu. Anak perempuan yang tengah membawa boneka barbie ditangan nya bernama Eliya Fakhrani (Eliya).
"Aku mau ikut main."
Sontak ketiga bocah itu mendongak dan menatap bocah perempuan yang rambutnya dikepang dua dan ada ingus di hidungnya.
"Kau ini perempuan, mana mungkin ikut bermain bersama kami." balas Ander acuh.
"Memangnya kenapa kalau aku perempuan? aku juga suka bermain bus tayo sama seperti kalian." balas Eliya dengan nada sengit.
"Sudahlah, biarkan saja. kita lanjutkan bermain saja."
"Aku hanya ingin ikut bermain, kenapa kalian pelit sekali." sentak Eliya tak sengaja menarik baju yang dipakai oleh Ander hingga reflek Ander mendorong Eliya hingga jatuh di genangan lumpur samping mereka bermain.
Karena pagi tadi sempat hujan menyebabkan banyak genangan air ditaman buatan itu.
"Ya ampun." Revan dan Randi membegap mulutnya melihat Eliya jatuh sementara Ander terlihat sangat acuh.
Eliya yang sadar bajunya kotor terkena lumpur pun, matanya mulai memerah dan Huaaaa.....
Bunda....
Bunda.... Huaaaaaa....
Eliya menangis histeris dan sangat kencang.
"Ya ampun, ribet ini urusannya. kita ikutan nangis aja yuk bang." ajak Revan pada Randi.
Meski usia Randi lebih muda satu tahun dari Revan namun Revan memanggil Randi dengan sebutan Bang karena orangtua Revan lebih muda dari orang tua Randi.
Randi mengangguk setuju, Ia mengacungkan jarinya. satu... dua... tiga.. dan....
Huaaa....
Huaaa.....
Randi dan Revan ikut menangis bersama Eliya sementara Ander hanya melonggo melihat kelakuan dua saudara sepupunya itu.
Ander menatap ketiga bocah yang menangis dengan tatapan malas,
"Yah, bersiap siaplah mendapatkan omelan dari Mommy." pikir Ander.
Dan benar saja, suara tangis mereka yang berebut dan terdengar keras membuat ketiga wanita keluar dari toko bunga dan menghampiri anak anak mereka.
"Ya ampun, ada apa ini?" pekik Ella melihat Eliya yang kotor penuh lumpur menangis dan juga Revan Randi yang ikut menangis.
"Bundaa..." Eliya segera saja mendekat ke arah Bunda nya yang tak lain adalah Nisa.
"Kamu kenapa bisa kotor begini nak?" tanya Nisa lembut.
"Kalian kenapa juga menangis, siapa yang nakal?" tanya Riska pada anak dan keponakannya.
Randi, Revan dan Eliya langsung saja menujuk ke arah Ander yang menatap ke arah mereka tak percaya.
"Ander, apa yang kamu lakukan?" sentak Ella menatap Ander marah.
"Ya ampun Mom. aku nggak ngapa ngapain mereka." balas Ander dengan raut wajah malas.
Selalu saja dia yang kena, hanya karena dia lebih tua dari Revan dan Randi selalu membuat Ander menjadi sasaran omelan para orangtua.
"Bohong, tadi Eliya didorong jatuh ke lumpur huhuhu." Adu Eliya masih menangis.
"Ander apa apaan ini!" Ella menatap marah ke arah Ander.
"Nggak gitu Mom, tadi dia narik baju aku trus aku nggak sengaja dorong dia."
"Nggak usah cari pembelaan!"
Ander menghembuskan nafas panjang, merasa sangat kesal dengan bocah perempuan jelek yang membuatnya kena marah.
"Sekarang minta maaf!"
"Nggak mau, Ander nggak salah lagian siapa suruh narik baju Ander!" balas Ander acuh membuat Ella sedikit geram dengan sikap keras kepala Ander yang sama persis seperti Alex Daddy nya.
"Ander!"
"Sudahlah mbak, nggak apa apa. biar aku bawa masuk Eliya buat dibersihkan dulu." kata Nisa.
"Ck, tapi dia harus dimarahi, kalau nggak bakal gitu terus." gerutu Ella.
"Namanya juga anak kecil mbak." balas Nisa.
"Yuk sayang, mandi didalam trus ganti bajunya." ajak Nisa pada Eliya.
"Tapi Eliya mau pakai baju princes kayak gini lagi Bund." ucap Eliya membuat Ander memutar bola matanya malas.
"Dasar si jelek, manja, cenggeng lagi." batin Ander.
"Iya, nanti di cuci Bunda biar besok bisa dipakai lagi." kata Nisa yang langsung diangguki Eliya.
Nisa dan Eliya pun memasuki toko bunga sementara Riska dan Ella menatap tajam ke arah ketiga anak laki laki didepannya itu.
"Trus kalian kenapa nangis?" tanya Riska pada Revan dan Randi.
"Revan tadi yang ngajak Randi nangis tante." akui Randi dengan wajah polosnya membuat Riska menatap tajam ke arah Revan.
"Apa apaan ini Revan?"
"Aku nggak mau di marahin sama Mama makanya nangis aja biar aman." balas Revan santai.
"Kamu tuh bener bener deh." kesal Riska tak percaya dengan ide Revan yang sangat warbiasah hampir menyamai sang Papa yang usil dan selalu mencari aman nya sendiri.
"Yang dorong Eliya kan Ander. nanti kalau kita nggak ikutan nangis pasti Mama bakalan marahin Randi sama Revan." kata Revan lagi.
"Sudah sudah, yang penting sekarang sudah tau siapa yang salah disini." kata Ella "Dan buat Ander kamu harus minta maaf atau Mommy bilang ke Daddy." ancam Ella.
"MOM, Ander nggak salah. Ander nggak sengaja." kesal Ander sambil menghentak hentakan kakinya.
"Sengaja atau enggak kamu harus tetep minta maaf, Eliya bajunya kotor juga semua karena kamu kan?"
"Iya iya nanti Ander minta maaf." balas Ander dengan nada kesal.
Ander harus mengalah, lebih baik Ia minta maaf pada bocah jelek yang tidak akan Ander sebut namanya dari pada Mommy mengadukan pada Daddy bisa bisa kena marah Daddy dan membuatnya batal bersepeda bersama Daddy besok saat holiday.
"Anak pinter." kata Ella sambil mengelus rambut Ander penuh sayang.
"Maaf..." Ander mengulurkan tangannya pada Eliya yang acuh pada Ander.
"Eliya sayang, tuh Kakak Ander mau minta maaf sama Eliya. Baikan dulu yuk." bujuk Nisa pada putrinya.
"Nggak, gara gara dia baju princes ku jadi kotor."
"Sayang, nggak boleh gitu dong. kan bajunya udah dicuci sama Bunda biar besok bisa dipakai lagi."
Dengan malas Eliya menerima uluran tangan Ander membuat Ella, Riska dan Nisa tersenyum sementara Revan dan Randi terkikik dibelakang mereka.
"Ya sudah kalian main bareng lagi, jangan berantem lagi ya sayang." kata Ella yang langsung diangguki oleh para anak anak.
Ella, Nisa dan Riska pun kembali keluar toko bunga. ini pertama kalinya mereka membuka toko bunga yang dijadikan untuk mengisi rutinitas para ibu rumah tangga yang bosan tinggal dirumah saja, membuat mereka memutuskan untuk membuka toko bunga flower family yang menjadi bisnis keluarga untuk mereka.
Sepeninggal para Mama, Ander hanya duduk disalah satu sofa dengan wajah cemberut, disampingnya ada Eliya yang sibuk menyisir rambut boneka barbienya.
Revan dan Randi pun terkekeh dan duduk didepan mereka.
"Harusnya tadi abang ikutan nangis kayak kita biar nggak kena marah." celetuk Revan membuat Eliya melotot ke arahnya.
"Itu namanya bohong!" ketus Eliya.
"Ck, nggak apa apa bohong dari pada cenggeng, cuma jatuh aja nangis!" ejek Revan membuat Eliya kesal.
"Kamu nakal! aku bilangin sama Bunda ku!"
"Bilangin sono! dasar tukang ngadu." ejek Revan lagi membuat mata Eliya berkaca kaca ingin menangis lagi.
"Idih, mau nangis lagi... kita kabur aja yukk." ajak Revan.
Huaaaa... Bunda.....
Bersambung...
Halo kalian semua author mau nyapa nih...
Ini cerita kelanjutan Istri kedua tuan Alex... ceritanya tentang anak anak mereka ...
semoga kalian suka,jangan lupa ninggalin jejak yaaa 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Astaga bukin ngakak aja..😂😂
2024-01-15
0
Yuli Astuti
nunggu yg lain di updet, mampir dulu deh kemari 😁
2023-08-13
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-03-07
0