03

13 Tahun kemudian....

Satu lamborghini Urus warna kuning memasuki kawasan sekolah menengah kejuruan Nusa Dharma. Salah satu sekolah Elite di kota itu. Disusul lagi Lamborghini Huracan Spyder warna blue yang berada dibelakang sementara dibelakangnya lagi masih ada Lamborghini Huracan Rwd Coupe warna merah yang kini ketiga mobil mewah nan mahal itu menjadi pusat perhatian dari seluruh siswa yang ada disekolah itu, mereka berdecak kagum menatap mobil mewah yang dikendarai oleh para pria tampan.

Tak ada yang mampu menandingi kemewahan mobil mereka, Mobil milik Ander, Revan dan Randi dimana ketiga anak dari para crazy rich yang dengan mudahnya membelikan mobil seharga miliaran hanya untuk pergi ke sekolah.

Ketiga bocah yang kini sudah menjadi remaja itu berada disatu sekolah yang sama namun berbeda kelas. Ander kelas 3, Revan kelas 2 dan Randi kelas 1. meski begitu mereka cukup disegani para murid lainnya. Tak ada yang berani membantah perintah mereka ataupun mengusik ketenangan mereka. Hanya satu gadis yang berani menentang mereka, Eliya.

Putri pintar Sandi itu berhasil mendapatkan beasiswa dan juga bersekolah disana.

"Kantin dulu lah." ajak Ander saat ketiganya sudah keluar dari mobil.

"Bukan nya jam pertama Lo guru Killer? yakin nggak mau masuk aja?" tanya Randi mengingatkan.

Diantara mereka memang Randi lah yang sedikit lebih baik dibanding Revan dan Ander. meski begitu, tetap saja Randi akan kalah jika Revan dan Ander membujuknya untuk membolos jam pelajaran.

Meski mereka nakal saat berada disekolah, namun saat dirumah mereka akan menjadi anak manja dan juga baik didepan orangtua mereka yang tentu saja tak akan menyangka jika disekolah mereka terkenal murid nakal yang suka membolos dan merudung para siswa culun.

Bahkan para guru mereka pun tak ada yang berani mengusik mereka atau sekedar mengadukan pada orangtua mereka, karena Ander selalu mengacam jika para guru mengadu, Ia akan keluar dari sekolahan ini dan meminta Daddy nya untuk menghentikan donasi yang selalu diberikan Alex dalam jumlah yang besar pada sekolahan ini, tentu saja. membuat para guru bungkam dan lebih memilih pura pura tak melihat atau mendengar para keluhan siswa culun disekolah mereka.

"Hey culun..." Ander terlihat merangkul Rio pria berkaca mata tebal yang terlihat bergindik saat didekati oleh Ander.

Revan menyusul mengambil kaca mata Rio membuat Rio tak bisa melihat apapun,

"Gila, tebel banget nih kaca mata!"

"Lo lihat, ada berapa?" tanya Revan memperlihatkan jarinya didepan mata Rio.

"Ti-tiga."

"Eh sialan, ada lima lah, Lo pikir jari gue cacat cuma ada 3," kesal Revan membuat Ander terkekeh sementara Randi hanya membuntuti keduanya dari belakang.

"Udah kembaliin kaca matanya." perintah Ander.

"Gue jatuhin ya biar pecah."

"Ja-jangan." ucap Rio terdengar takut.

"BERANI Lo sama Gue!" Revan terdengar membentak membuat Ander kembali terkekeh.

"Eng-enggak! Maaf." balas Rio dengan wajah memucat.

Revan memakaikan kembali keca mata milik Rio,

"Ini berapa?" tanya Revan memperlihatkan ketiga jari sementara dua jari Ia tekuk.

"Li-lima."

"Bego, ini tiga!" balas Revan yang hanya membuat Rio menunduk.

Tadi tiga dibilang cacat, sekarang Lima dibilang bego. memang nasib kaum culun seperti ini batin Rio.

"Pesenin kita nasi goreng extra pedes 3 porsi trus bawa ke meja nomer 15! nggak pake lama!" perintah Ander pada Rio.

"Ta-tapi, aku harus ke kelas. sudah bel."

"Lo berani ama Gue! mau kena skorsing!"

"Eng-enggak! aku pesen sekarang." ucap Rio berlari menuju stand makanan untuk memesan nasi goreng.

"Dasar culun." ejek Revan.

"Memang nya tuh orang lagi butuh duit?" tanya Randi.

Ander dan Revan hanya tersenyum tanpa membalas pertanyaan Randi.

Rio meletakan tiga piring nasi goreng di meja yang di duduki oleh ketiga berandal tampan, sebutan yang sering diucapkan para siswa pada mereka.

"Mau kemana Lo?" tanya Ander saat Rio hendak berbalik.

"Sa-saya udah pesenin makanan jadi mau pergi ke kelas!"

"Kata siapa Lo boleh pergi! makan dulu nasi gorengnya!" kata Ander membuat Rio melonggo.

"Habisin, buruan atau Lo yang mau kita habisin disini." kini giliran Revan yang bersuara.

Rio yang takut pun akhirnya duduk dan mulai makan nasi goreng extra pedas, beruntung Rio memang penyuka pedas jadi tak akan ada masalah meskipun Ia harus menghabiskan 10 porsi sekaligus.

"Anjir, lahap banget! nggak makan berapa hari Lo?" tanya Revan melihat cara makan Rio yang rakus.

"Lo nggak pesen minum?" tanya Ander yang hanya di gelenggi oleh Rio.

Uang sakunya hanya cukup untuk membeli satu porsi nasi goreng, Ia saja tadi masih hutang 2 porsi nasi goreng beruntung pemilik stand baik dan mau memberikan pesanannya meskipun hutang 2 porsi.

Ander mengambil 3 lembar uang ratusan dan meletakan disamping piring "Buat bayar nasi goreng sama beli minum sana, gue nggak mau ya nanti Lo kesedak mati disini trus gue suruh tanggung jawab!"

Rio mengangguk paham, kembali berlari untuk membeli minum dan membayar hutang nasi gorengnya.

Rio menyerahkan sisa kembalian pada Ander setelah membeli minum.

"Ambil, Lo pikir gue mau uang recehan kayak gini."

Glek, Rio menelan ludahnya dan mengambil uang kembalian lalu melanjutkan menghabiskan nasi gorengnya.

Memang waktu yang tepat karena sejak semalam Rio belum makan apapun dan sekarang membuatnya mampu menghabiskan 3 porsi nasi goreng.

Setelah makanan Rio habis, Ketiga berandal tampan meninggalkan Rio.

"Mencret Lo habis ini." kekeh Revan.

Rio hanya tersenyum, mana mungkin orang dia saja doyan pedes batin Rio.

"Ya ampun, kelasnya bu Nadya!" Rio segera berlari ke kelasnya namun sialnya Bu Nadya sudah didalam.

"Terlambat?" tanya Bu Nadya sinis.

"Maaf Bu, saya tadi dicegat tiga berandal sebelum kesini." jelas Rio yang langsung membuat Bu Nadya menghembuskan nafas lalu menyuruh Rio duduk.

Rio duduk disamping Eliya yang terlihat kesal dan meremas bukunya.

"Kamu kenapa?" tanya Rio mengeryit heran.

"Diapain kamu sama tiga berandal itu?" tanya Eliya dengan tatapan kesal.

"Nggak kenapa napa santai saja." balas Rio.

"Gue bakal bales mereka." geram Eliya yang sudah muak dengan tingkah ketiga berandal yang sok baik jika berada dirumah itu padahal jika disekolah mereka selalu berkelakuan buruk.

"Jangan! aku nggak apa apa, bene-"

"Kalian keluar jika masih mau cerita!" teriak Bu Nadya ke arah Rio dan Eliya membuat keduanya menuduk takut.

Eliya terlihat menggepalkan tangan nya, "Lihat saja, bakal aku bales kalian udah bikin Rio menderita." batin Eliya.

Bersambung....

Gimana nih ceritanya? seru apa ngebosenin😁 sebelum perjodohan aku memang sengaja bikin awal mula mereka saling membenci dan setelah itu bakal ada jebakan betmen buat mereka...so stay tune trus ya gays....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Randi kan 16 tahun?? Emang Udah punya sim ya??🤔🤔

2024-01-15

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-03-07

0

Rinjani

Rinjani

aduh anak2 nih kok nakal ya.apa papanya gak tahu anak2 nya nakal suka membuli

2022-07-02

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 136 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!