04

Sepulang sekolah Rio berjalan pelan, menghindari bertemu para pria berandal yang mungkin akan kembali mencegatnya dan meminta untuk melakukan sesuatu.

Tidak, untuk saat ini Rio tidak bisa melayani mereka. Ia harus bergegas pulang untuk merawat Ibu nya yang kini berada dirumah sakit karena gagal ginjal yang diderita sang Ibu.

Merasa sudah aman, Rio bergegas menuju halte bis yang tak jauh dari sekolahnya dan langsung menuju rumah sakit tempat ibunya di rawat.

Rio bukanlah anak orang berada, Dia bisa sekolah di sekolahan elite seperti nusa dharma karena dirinya mendapatkan beasiswa bukan karena Ia anak orang kaya. Ayahnya sudah lama meninggal sementara ibunya hanyalah karyawan disebuah pabrik. Bisa hidup serba pas saja Rio sudah sangat bersyukur.

Meski saat ini, Ibunya dirawat Rio sama sekali tak memiliki Biaya, hanya berencana mengadaikan rumah yang Ia tempati namun masih juga belum ada yang berminat membantu Rio.

"Ibu, kok seneng banget?" tanya Rio saat memasuki ruang rawat tempat Ibunya menginap.

"Kamu habis dari mana? tadi temen temen kamu kesini." kata Ibu yang membuat Rio tentu saja binggung. Pasalnya selama ini bahkan ia tak memiliki teman dekat apalagi Ia juga tak memberi tahu siapapun jika Ibunya sedang sakit.

"Temen? siapa?" tanya Rio binggung.

"Nggak tau juga, mereka nggak bilang tapi seragam nya mirip sama yang kamu pakai."

"Berapa orang?"

"3 orang, mana ganteng banget kayaknya anak orang kaya."

3orang, ganteng dan anaknya orang kaya? jangan jangan dia berandal sekolahan? ah tapi nggak mungkin mereka kesini, lagian tau dari mana batin Rio menerka.

"Tuh, mereka bawain buah sama makanan banyak banget." jelas Ibu membuat Rio melihat ke arah meja yang penuh dengan makanan.

Sejujurnya Rio penasaran dengan siapa yang datang tapi ya sudahlah, Lebih baik sekarang Ia pergi ke ruang administrasi untuk meminta jangka pembayaran sampai rumahnya laku tergadai.

Dan lagi lagi disana Rio dibuat binggung karena seluruh biaya perawatan ibunya dari awal hingga akhir sudah dilunasi.

Entah malaikat dari mana yang sudah membantunya seperti ini.

"Kalau boleh tau siapa yang membayarkan biaya perawatan ibu saya sus?" tanya Rio pada suster bagian administrasi.

"Mereka nggak ninggal indentitas hanya membayar saja."

"Mereka? memang ada berapa orang sus?"

"3 orang, seragamnya juga sama yang kamu pakai. mungkin itu teman kamu." jelas suster itu.

"Baiklah terimakasih." kata Rio lalu meninggalkan ruang administrasi.

Kira kira siapa yang membantunya ini? apa mereka tiga berandal? tapi sepertinya tidak mungkin. mereka kan nakal suka merudung orang orang seperti dirinya, mana mungkin mereka membantu dirinya batin Rio menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju ruangan ibunya yang pasti sudah menunggunya.

Sementara Ander, Revan dan Randi terlihat duduk disebuah kafe hits tempat nongkrong para anak anak muda.

"Dimana Lo bisa tau tuh orang?" tanya Randi setelah menyeruput lemon tea nya.

"Nggak sengaja liat pas dirumah sakit kemarin, mukanya pucet kayak mayit tuh orang." balas Revan "Sekarang pasti dia penasaran siapa yang udah bayarin biaya rumah sakitnya." jelas Revan yang hanya diangguki Randi.

Sementara Ander hanya diam sambil mengaduk aduk minumannya.

Jika disekolahan mereka terkenal sebagai berandal namun tidak saat diluar sekolahan. mereka sangat baik apalagi jika didepan orangtua mereka. namun memang mereka harus lebih dulu merundung seseorang sebelum memberikan bantuan seperti pada Rio saat ini. Dan bukan hanya pada Rio saja namun pada semua anak sekolah yang mereka pikir tidak mampu dan membutuhkan bantuan pasti mereka akan melakukan hal yang sama.

Hanya saja cara mereka seperti ini karena mereka tak ingin dianggap orang baik dan membuat orang orang banyak yang mendekati dan memanfaatkannya. lebih baik seperti ini, ditakuti banyak orang karena kenakalan nya meskipun sebenarnya mereka orang yang baik.

"Lah mau kemana? gue belum makan." tanya Revan kala Ander bangkit dari duduknya.

"Harusnya kita sudah ke toko bunga, Lupa?"

"Oh iya ya, ck tapi gue makan dulu lah. laper."

"Gue duluan." kata Ander langsung meninggalkan Revan dan Randi.

"Temenin gue makan dulu!"

"Ogah, Lo pikir gue cewek Lo!" kata Randi langsung saja bangkit dan meninggalkan Revan dengan wajah kesalnya.

"Sialan, mereka!"

...

"Eh anak Mommy udah kesini." kata Ella menyambut kedatangan putra tercintanya dengan senyuman hangat.

"Mommy udah makan siang? nih Ander bawain makanan dari kafe." kata Ander memperlihatkan sebuah bungkusan plastik setelah mencium tangan Mommy nya.

"Yah, Mommy udah makan, ya sudah nanti Mommy makan lagi." kata Ella tak ingin mengecewakan.

Ander hanya tersenyum lalu duduk disebuah sofa, barulah Ander sadar jika di sana juga duduk seorang gadis yang menatapnya dengan tatapan sebal dan benci.

Yahh siapa lagi jika bukan Eliya yang sedari dulu membencinya. Namun Ander tak peduli, gadis jelek seperti dirinya tak membuat Ander tertarik sama sekali. jika bertemu pun mereka hanya sama sama mengacuhkan tanpa saling menyapa meskipun mereka sebenarnya sering sekali bertemu baik di sekolahan maupun di toko bunga.

"Oh iya tadi katanya Eliya belum makan ya? ini buat Eliya aja." kata Ella menyodorkan bungkusan plastik yang diberikan Ander pada Eliya. seketika Ander melotot tak terima. Dia bahkan membelikan makanan ter enak untuk Mommy nya dan sekarang malah diberikan pada si Ugly begitulah sapaaan Ander pada Eliya selama ini.

"Nggak usah tante, nanti saya makan dirumah saja." tolak Eliya sopan membuat Ander terlihat lega.

"Ya, jangan! jangan sampai kau sentuh makanan Mommy ku!." batin Ander dengan tatapan kesal ke arah Eliya.

"Ck, udah nggak apa apa! lagian Ander juga nggak masalah kalau makanan nya kamu makan." kata Ella memaksa "Ya kan sayang?" tanya Ella pada Ander memastikan jika memang Ander tidak mempermasalahkan ini.

Dengan helaan nafas berat Ander mengangguk meskipun Ia tak rela.

"Tuh kan, udah kamu makan ini dulu aja." kata Ella.

Eliya akhirnya menerima makanan dari Ella meskipun sebenarnya Ia enggan namun Ia juga tak enak jika menolah terus menerus sementara Ella masih memaksa.

"Ya udah Mommy balik kerja dulu ya, kayaknya diluar udah rame lagi." kata Ella yang hanya diangguki oleh Ander dan Eliya.

Ander menatap kesal kearah Eliya yang dengan santai nya membuka makanan yang diberikan Mommy nya.

"Cih, tadi bilangnya nggak mau! sekarang juga dimakan" gerutu Ander dalam hati.

Sementara Eliya terlihat senang melihat Ander menatap kesal ke arahnya yang artinya Ander sedang kesal karena makanan Mommy nya Ia yang makan.

"Yah memang seperti ini yang gue pengen, ngeliat Lo kesel." batin Eliya ingin tertawa namun masih Ia tahan.

Keduanya sama sama hening tak ada yang mau membuka obrolan basa basi. jangankan obrolan jarak duduk mereka pun berjauhan sekali.

Hingga sebuah suara mengejutkan mereka berdua,

"Etciee... pacaran nih yeee."

Eliya dan Ander langsung saja menatap kesal ke arah suara yang tak lain adalah suara Revan yang baru saja datang bersama Randi.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Nanda Khusuma

Nanda Khusuma

revan gokil euy..

2022-10-01

0

Rinjani

Rinjani

haaha ternyata hatinya baik.u teman2 yg tak mampu seperti Rio juga teman2 nya membantu dan membayarkan lunas RS ..Rio bengong deh🤭🤭😂🤲

2022-07-02

0

Kanjeng Netizzen

Kanjeng Netizzen

Perhatian......

Jangan lihat dari kesingnya doank

2021-06-27

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 136 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!