Berbagi Suami Dengan Sahabatku Sendiri

Berbagi Suami Dengan Sahabatku Sendiri

BAB 1 - Tuntutan Mertua

Tidak ada seorang pun wanita di dunia ini yang mau membagi suaminya dengan siapapun. Apalagi dengan sahabatnya sendiri. Tapi, Kalau Allah sudah menghendakinya. Kita tidak akan bisa berbuat apa - apa, Selain hanya berpasrah. Dan terus berusaha untuk ikhlas menjalaninya. Meskipun rasanya itu sakit.

...***********...

"Pagi sayangku," Farel berjalan turun dari tangga langsung menghampiri Amira dan mencium keningnya.

"Pagi juga Suamiku yang paling ganteng sedunia," Amira tersenyum kepada Farel.

"Hmmm...sekarang kamu sudah pintar merayu ya sayang,"

"Iya dong, siapa dulu istrinya Farel Permana gitu loh,"

"Udah romantis - romantisnya, kayak pengantin baru aja," Ujar Sinta dengan sinis.

"Pagi, Ma," Ucap Amira

"Pagi,"

"Kamu mau pergi ke kantor lagi,"

"Iya, Ma. Soalnya Amira bosen di rumah terus,"

"Istri macam apa kamu. mana ada seorang istri yang bosen ngurusin rumah dan juga ngurusin keluarganya. Lagi pula kan sudah Mama bilang kamu gak usah pergi kerja lagi, kalau kamu terus egois kayak gini. kapan kalian bisa cepat punya anak,"

"Biarin aja Ma kalau Amira memang ingin kembali bekerja. Hitung - hitung buat menenangkan dirinya agar Amira tidak terlalu memikirkan tentang kapan kami bisa memiliki seorang anak,"

"Sudah seharusnya Amira memikirkan tentang kapan kalian memiliki seorang anak. sudah 10 tahun kalian menikah, tapi belum juga dikarunia seorang anak. Mama itukan iri melihat teman - teman Mama semuanya sudah punya cucu,"

"Sabar ya, Ma. Aku dan juga Amira lagi berusaha kok untuk secepatnya bisa memiliki seorang anak,"

"Dari dulu katanya mau usaha, Program hamil tapi sampai sekarang gak ada hasilnya,"

Sinta pun berjalan melewati Amira dan Farel dan duduk di meja makan di susul oleh Farel dan Amira yang juga duduk di tempat mereka masing - masing. Suasana canggung pun menyelimuti sarapan mereka. Hingga akhirnya, Amira memulai pembicaraan dengan menawarkan Farel dan sinta makanan.

"Mas, kamu mau makan apa biar aku ambilkan,"

"aku mau nasi goreng aja deh pakai telur juga ya,"

"Iya Mas,"

Amira pun langsung mengambilkan piring untuk Farel lalu meletakkan nasi goreng dan juga telur di atasnya.

"Ini Mas," Amira memberikan piring berisi nasi goreng dan juga telur kepada Farel.

"Makasih sayang," Ucap Farel sambil tersenyum.

"Kalau Mama mau makan apa, biar Amira ambilin juga,"

"Gak perlu, Mama bisa ambil makanannya sendiri,"

"Ma, jangan kasar begitu dong sama Amira,"

"Kalau aja Amira bisa ngasih Mama cucu dari dulu mungkin Mama gak akan bersikap seperti ini sama dia,"

"Tapi kan Ma, kami berdua itu sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi memang belum dikasih aja sama Allah. Mama yang sabar dong,"

"Kamu kok jadi kasar sama Mama,"

"Kamu lihat nih, Semenjak anak saya nikah sama kamu. Dia jadi kasar sama Saya. Memang kamu ini pengaruh buruk ya,"

"Sudah Ma, Hentikan. Kasihan Amira, Setiap hari mama menekannya untuk bisa cepat memiliki anak,"

"Udah cukup, Mas. Jangan belain aku terus di depan Mama. Aku gak mau Mas Farel jadi anak durhaka cuma gara - gara aku,"

"Tapi sayang sikap Mama sama kamu itu sudah keterlaluan,"

"Mas, apa yang dikatakan sama Mama kamu itu semuanya benar. Aku cuma perempuan yang gak bisa kasih kamu keturunan. Aku itu istri yang gak berguna Mas,"

"Itu kamu sadar," Bentak Sinta.

"kalau kamu dulu gak maksain buat kerja mungkin sekarang saya sudah memiliki seorang cucu. Tapi karena keegoisan kamu, Saya jadi kehilangan cucu saya bahkan dulu kamu berjanji akan memberikan saya cucu lagi tapi mana buktinya sampai sekarang kamu belum hamil juga,"

"Rencana Allah gak ada yang tau Ma, bahkan aku sendiri aja juga gak tau kalau semuanya akan jadi seperti ini. kalau aja aku tau setelah aku mengalami keguguran 5 tahun yang lalu, aku akan sulit untuk hamil lagi mungkin dulu aku gak akan maksain untuk bekerja pada saat itu,"

"Kamu itu memang menantu dan juga istri yang gak berguna, Udah gak bisa ngasih Farel keturunan terus kamu juga adalah orang yang sangat egois. kamu terlalu mementingkan diri kamu sendiri. kamu gak pernah memikirkan tentang Farel dan juga Mama,"

"Ma, Udah cukup. Jangan buat Amira semakin tertekan,"

"Udah, Mas. Aku gak apa - apa kok,"

"Daripada aku ribut sama Mama terus dan gak enak nanti kalau di dengar sama tetangga. Lebih baik aku pergi ke kantor dulu aja ya Mas. Kamu jangan lupa habisin sarapannya dulu baru pergi kantor ya,"

"Kamu gak mau aku anterin aja nanti,"

"Gak usah Mas, aku pergi sendiri aja naik mobil,"

"Yauda kamu hati - hati ya di Jalan,"

"Iya Mas,"

Amira pun pergi meninggalkan meja makan.

"Lihat tuh kelakuannya istri kamu, gak sopan main pergi gitu aja. Gak pamitan sama mertuanya,"

Farel yang kesal dengan Sinta pun juga beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan meja makan tanpa sepatah katapun keluar dari mulutmu.

"Lihat kan, anakku Farel jadi ikut - ikutan kurang ajar seperti Amira. Memang pengaruh buruk perempuan itu,"

...*********...

Sesampainya Di kantor, Amira langsung di sambut dengan senyuman oleh para karyawannya.

"Selamat pagi, Bu Amira,"

"Pagi," Jawab Amira sambil tersenyum.

Amira pun langsung kembali berjalan menuju ke ruang kerjanya. Tetapi, tiba - tiba Uci menghentikan dirinya.

"Tunggu Bu Amira,"

"Iya, Ada apa Uci,"

"Kamu ini Uci gak sopan banget sih sama Bu Amira bukannya ngucapin salam dulu main nyelonong aja," Ujar salah satu karyawan.

"Astaga Uci lupa ngucapin salam buat Bu Amira,"

"Selamat Pagi, Bu Amira,"

"Pagi, Uci,"

"Maaf ya Bu tadi Amira main nyelonong aja gak pakai salam,"

"Iya, Gak apa - apa kok Uci. Kamu ada apa manggil saya tadi kayak ada yang penting gitu,"

"Ini Bu, ada dokumen penting yang perlu Ibu tanda tangani,"

"Mana dokumennya, sini biar langsung saya tanda tangani,"

"Ini Bu," Uci memberikan dokumen penting tersebut kepada Amira.

"Bu Amira, Maaf ya kalau saya lancang. Tapi, kalau boleh tau Bu Amira lagi gak sehat ya,"

"Gak kok, saya baik - baik aja,"

"Kalau memang baik - baik aja, kenapa wajah Bu Amira pucat banget,"

"Saya cuma kurang tidur aja kok tadi malam,"

"Owh, Begitu ya Bu,"

"Ini Uci, dokumennya sudah saya tanda tangani,"

"Oke, Makasih ya Bu Amira,"

"Iya sama - sam Uci,"

"Kalau udah gak ada lagi dokumen yang perlu saya tanda tangani. Saya pergi dulu ke ruangan saya ya kalau misalnya ada hal penting lainnya kamu bisa langsung ke ruangan saya,"

"Baik, Bu,"

"Astaga Bu, saya lupa kasih tau Ibu. Kalau kita ada meeting sekarang juga,"

"Meeting dengan siapa,"

" Dengan Pak Raihan, Bu,"

"Pak Raihan. Kok mendadak sekali bukannya meeting dengan Pak Raihan itu minggu depan ya,"

"Iya, Bu. Soalnya Pak Raihan selaku Klien kita akan kembali ke Amerika besok jadi dia ingin jadwal meetingnya di majukan jadi hari ini,"

"Baiklah kalau begitu, kamu siapkan berkas - berkas meetingnya sekarang juga. Saya mau ke ruangan saya terlebih dahulu nanti saya akan menyusul ke ruang meeting,"

"Baik, Bu,"

Amira pun langsung pergi menuju ke ruang kerjanya. Sementara itu, Uci langsung mempersiapkan berkas - berkas yang akan digunakan untuk meeting.

...**********...

Di ruang meeting, Raihan dan sekretaris nya sudah menunggu kedatangan Amira.

"Lama sekali sih, bagaimana perusahaan ini mau maju kalau pemimpinnya aja seperti itu,"

"Sabar Pak Raihan, Saya tau kalau Bapak masih ada pekerjaan lain. Tapi kan kalau misalnya kita batalkan rapat ini maka kita pastinya akan susah mencari pengganti Bu Amira kan Bapak yang bilang sendiri besok mau buru - buru ke Amerika,"

"Baiklah kalau begitu saya akan menunggu sampai 10 menit lagi kalau meeting ini belum dimulai juga dalam waktu 10 menit maka kita batalkan saja meeting hari ini,"

"Baik, Pak,"

Ketika Raihan sudah mulai kesal menunggu Amira yang sangat lama masuk ke dalam ruang meeting, tiba - tiba Amira bersama dengan Uci sekretarisnya masuk ke dalam ruang meeting dengan senyuman lebar menyapa Raihan dan juga sekretarisnya yang bernama Manda. Raihan yang awalnya sangat kesal dengan ketidakdisiplinan Amira pun menjadi sangat terpesona melihat kecantikan Amira.

"Ternyata Pemilik serta CEO perusahaan ini sangatlah cantik dan ramah bahkan wajahnya saja terlihat sangat manis," Pinta Raihan dalam hati.

"Selamat pagi, Pak Raihan dan juga Bu Manda,"

"Saya selaku pemilik dan CEO di perusahaan ini ingin meminta maaf sebelumnya dikarenakan saya telah membuat Pak Raihan dan juga Bu Manda sangat lama menunggu di sini,"

"Tidak apa - apa kok, Saya maklumin karena sebagai pemilik dan juga CEO di dalam suatu perusahaan itu bukanlah pekerjaan yang mudah,"

"Tapi tadi bukannya Pak Raihan sendiri yang bilang kalau Bu Amira itu gak disiplin waktu,"

"Sejak kapan saya bilang seperti itu sama kamu, kamu jangan fitnah ya. Saya ini Boss kamu loh. Mau kamu saya pecat,"

"Maafkan saya, Pak,"

"Maafkan sekretaris saya ya Bu Amira. dia memang suka begitu orangnya kalau bercanda gak tau waktu dan juga keadaan,"

"Tidak apa - apa kok Pak Raihan tapi sebelum kita memulai meeting ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Raihan yang sudah mau memaklumin saya dan juga para staff di perusahaan ini,"

"Baiklah kalau begitu kita mulai aja meeting kita hari ini,"

Amira pun mulai menjelaskan hal - hal penting tentang cara mempromosikan sebuah produk yang akan memberikan keuntungan besar untuk perusahaan mereka masing - masing. Raihan yang terpesona melihat kecantikan Amira pun menjadi tidak fokus dalam meeting tersebut.

"Bagaimana, Pak Raihan. Apakah Pak Raihan setuju dengan ide yang saya buat,"

"Saya sangat setuju dengan ide yang kamu buat. Saya yakin pasti perusahaan kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar,"

"Terima Kasih Pak karena sudah mau mempercayai perusahaan kami,"

"Kalau begitu Meeting kita hari ini selesai sampai disini,"

"Ya sudah kalau begitu saya dan juga sekretaris saya mau permisi terlebih dahulu karena kami masih ada pekerjaan yang lainnya,"

"Iya, Pak. Silahkan,"

Raihan dan juga sekretarisnya pun pergi meninggalkan ruang meeting.

"Wah, Bu Amira hebat banget deh. Saya salut sama Bu Amira udah cantik terus pintar lagi pantesan aja Pak Farel cinta mati banget sama Bu Amira,"

"Kamu ini bisa aja, Yauda sana kamu lanjut lagi kerjanya ya. Saya mau kembali ke ruangan saya dulu,"

Amira pun berjalan menuju ke arah pintu keluar. Tetapi, tiba - tiba dirinya menoleh kembali ke belakang.

"Oh ya Uci, kamu tolong dong bilangin sama OB kita tolong buatin saya teh sama salad nanti kalau udah selesai minta juga dia untuk bawakan ke ruangan saya ya,"

"Baik, Bu,"

Setelah itu, Amira pun langsung meninggalkan ruang meeting.

...**********...

Di Dalam Dapur Perusahaan, Ujang dan Parmin sedang duduk bersantai sambil menikmati segelas kopi.

"Eh Jang, kenapa ya hidup itu gak adil buat kita,"

"Gak adil kenapa,"

"Ya iyalah cobalah kamu lihat tuh Pak Farel udah kaya, ganteng terus dapat istri cantiknya kebangetan kayak gitu. Bagus banget kan nasibnya lah kalau kita udah susah nyari duit terus susah lagi dapat jodoh,"

"Ya iyalah mereka yang ganteng selalu hidup senang bergelimang harta karena dari segi mana pun Pak Farel itu memang cocok kalau jadi orang kaya lah kalau model mukanya kayak kita - kita nih pasti walaupun kita kaya ya. percaya lah, pasti tetap dikatain tukang kebun. Mana adas yang percaya kalau kita majikannya,"

"Dasar Duda Lapuk lu gak bisa gitu sekali - sekali ngehibur gue biar gue senang gitu,"

Ketika Ujang dan Parmin lagi asik bersantai sambil menikmati segelas kopi tiba - tiba Uci datang dan langsung menggebrak meja hingga membuat Ujang dan Parmin yang sedang minum kopi pun terkejut dan tanpa sengaja menumpahkan kopinya ke wajah mereka.

"Uciiiiii," Teriak Ujang dan Parmin.

Uci pun hanya tertawa.

"Kamu bisa gak sih kalau datang kesini itu ngucapin assalamualaikum dulu gitu kek ini gak main asal gebrak - gebrak meja aja," Marah Pak Ujang.

"Maaf Pak Ujang, Pak Parmin. Kaget ya,"

"Menurut Lo,"

"Dengan kopi tumpah kayak gini, baju basah, muka tambah item karena ke siram kopi begini masih ditanya kaget apa gak," Ucap Parmin

"Ya maaf Pak Ujang, Pak parmin. Uci kan gak sengaja,"

"Yauda di maafin, Ngapain kamu kesini. Ada tugas lagi ya buat kami,"

"Iya, Ada. Kali ini tugasnya dari Bu Amira. Bu Amira mau di buatkan Teh sama Salad terus nanti kalau udah siap antarkan ke ruangannya ya,"

"Siaaaap, kalau cuma Salad sama Teh doang mah gampang atuh,"

"Yauda kalau kayak gitu cepetan ya buatnya soalnya Bu Amira udah nungguin tuh,"

Uci pun langsung pergi meninggalkan Dapur. Lalu, Ujang dan Parmin pun langsung berbagi tugas membuat Teh dan salad untuk Amira.

"Eh Jang, Bu Amira sama Pak Farel itu memang belum punya anak atau gimana sih soalnya ya saya gak pernah ngelihat muka anaknya gitu,"

"Bu Amira sama Pak Farel itu memang belum punya anak. Mereka udah menikah selama 10 tahun. Segala cara udah mereka lakukan. Tapi ya mau gimana lagi namanya belum rezeki,"

"Aku rasa sih pasti Pak Farel nya yang gak subur soalnya kalau misalnya Bu Amira nya yang gak subur gak mungkin deh mereka langgeng sampai 10 tahun begini tanpa kehadiran seorang anak,"

"Husssttt...sembarangan aja kalau ngomong nanti kalau Bu Amira dengar bagaimana. Kamu mau di pecat,"

"Ya gak mau lah, siapa juga yang mau di pecat dari pekerjaannya,"

"Makanya kamu kalau punya mulut itu di jaga Kalau kamu gak mau di pecat sama Bu Amira. lagi pula ya Kamu dengarin aku, Pak Farel itu cowok yang berbeda dari cowok yang lainnya gak kayak kamu yang sok - sok playboy tapi gak ada cewek yang mau,"

"Semprul Lu Jang,"

Ujang pun langsung pergi meninggalkan Parmin dengan membawa sebuah nampan yang berisikan salad dan juga teh hangat pesanan Amira. Sesampainya di ruang kerja Amira, Ujang langsung meletakkan makanan pesanan Amira di atas meja.

"Bu, Ini makanan pesanan Ibu. Saya letakkan di sini ya Bu,"

"Iya Jang, Makasih ya,"

"Iya, Bu. Sama - sama. Apakah ada lagi yang mau Ibu pesan sebelum saya kembali ke Dapur,"

"Untuk sekarang ini sih belum ada. Kamu kembali lagi aja ke Dapur nanti kalau misalkan saya perlu sesuatu lagi, Saya akan kasih tau ke Uci biar Uci yang nanti bilang sama kamu,"

"Ya sudah Bu, kalau begitu saya kembali ke Dapur lagi ya Bu,"

"Iya silahkan,"

"Hallo Readers, ini adalah novel pertama author. Mohon maaf kalau ada typo dan kesalahan yang lainnya. Berikan like dan pilih episode favorite kalian, dukungan kalian sangat berarti untuk melanjutkan Novel ini"

Terima Kasih🥰🤗🤩

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

hadir...

2023-04-09

0

Danu Sutomo

Danu Sutomo

o

2022-12-24

0

Lina Maulina Bintang Libra

Lina Maulina Bintang Libra

q heran tiap q baca novel, ujung2 nya mslh ank n selingkuhan, klo punya ank suami nya yg selingkuh g punya ank d kira mandul mertua ngeroeng

2022-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tuntutan Mertua
2 BAB 2 - Selalu Salah
3 BAB 3 - Niat Jahat
4 BAB 4 - Hana Kembali
5 BAB 5 - PERASAAN YANG TAK SEHARUSNYA
6 BAB 6 - KESEMPATAN
7 BAB 7 - KEMARAHAN
8 Bab 8 - Kisah Masa Lalu
9 BAB 9 - Niat Tersembunyi
10 BAB 10 - Kehilangan
11 BAB 11 - Keterpurukan
12 BAB 12 - AMIRA KEMBALI
13 Bab 13 - Flashback
14 Bab 14 - Kembalinya Amira
15 Bab 15 - Kemarahan part 2
16 Bab 16 - Malam Bahagia Yang Hancur
17 Bab 17 - Kekhawatiran
18 Bab 18 - Sinta Kembali
19 Bab 19 - Mengambil Alih Kembali
20 Bab 20 - Rencana Balas Dendam
21 Bab 21 - Malam Kehancuran
22 Bab 22 - Panik
23 Bab 23 - Visual
24 Bab 24 - Dugaan
25 Bab 25 - Kesedihan
26 Bab 26 - Apakah Ini Cinta
27 Bab 27 - Perhatian Amira
28 Bab 28 - Sandiwara
29 Bab 29 - Penyamaran Raihan
30 Bab 30 - Niat Jahat dan Dilema Cinta
31 Bab 31 - Cerita Cinta dan Balas Dendam
32 Bab 32 - Halusinasi
33 Bab 33 - Istri yang tersakiti
34 Bab 34 - Rasa Yang Hilang
35 Bab 35 - Kebahagiaan Amira
36 Bab 36 - Seberkas Kisah Masa Lalu
37 Bab 37 - Malam Amarah
38 Bab 38 - Perceraian
39 Bab 39 - Ciuman Pertama
40 Bab 40 - Penyesalan
41 Bab 41 - Melenyapkan
42 Bab 42 - Resmi Bercerai
43 Bab 43 - Keluarga Raihan
44 Bab 44 - Karma
45 Bab 45 - Rasa Takut
46 Bab 46 - Penyesalan Hana
47 BAB 47 - Melamar Belahan Jiwa
48 BAB 48 - Kisah Kita Belum Berakhir
49 PENGUMUMAN
50 AKUN KEDUA AUTHOR
51 NOVEL BARU
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BAB 1 - Tuntutan Mertua
2
BAB 2 - Selalu Salah
3
BAB 3 - Niat Jahat
4
BAB 4 - Hana Kembali
5
BAB 5 - PERASAAN YANG TAK SEHARUSNYA
6
BAB 6 - KESEMPATAN
7
BAB 7 - KEMARAHAN
8
Bab 8 - Kisah Masa Lalu
9
BAB 9 - Niat Tersembunyi
10
BAB 10 - Kehilangan
11
BAB 11 - Keterpurukan
12
BAB 12 - AMIRA KEMBALI
13
Bab 13 - Flashback
14
Bab 14 - Kembalinya Amira
15
Bab 15 - Kemarahan part 2
16
Bab 16 - Malam Bahagia Yang Hancur
17
Bab 17 - Kekhawatiran
18
Bab 18 - Sinta Kembali
19
Bab 19 - Mengambil Alih Kembali
20
Bab 20 - Rencana Balas Dendam
21
Bab 21 - Malam Kehancuran
22
Bab 22 - Panik
23
Bab 23 - Visual
24
Bab 24 - Dugaan
25
Bab 25 - Kesedihan
26
Bab 26 - Apakah Ini Cinta
27
Bab 27 - Perhatian Amira
28
Bab 28 - Sandiwara
29
Bab 29 - Penyamaran Raihan
30
Bab 30 - Niat Jahat dan Dilema Cinta
31
Bab 31 - Cerita Cinta dan Balas Dendam
32
Bab 32 - Halusinasi
33
Bab 33 - Istri yang tersakiti
34
Bab 34 - Rasa Yang Hilang
35
Bab 35 - Kebahagiaan Amira
36
Bab 36 - Seberkas Kisah Masa Lalu
37
Bab 37 - Malam Amarah
38
Bab 38 - Perceraian
39
Bab 39 - Ciuman Pertama
40
Bab 40 - Penyesalan
41
Bab 41 - Melenyapkan
42
Bab 42 - Resmi Bercerai
43
Bab 43 - Keluarga Raihan
44
Bab 44 - Karma
45
Bab 45 - Rasa Takut
46
Bab 46 - Penyesalan Hana
47
BAB 47 - Melamar Belahan Jiwa
48
BAB 48 - Kisah Kita Belum Berakhir
49
PENGUMUMAN
50
AKUN KEDUA AUTHOR
51
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!