Farel baru saja sampai di rumahnya. Farel masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil nama Amira.
"Amiraaa...,"
"Sayaaaang....,"
Sinta yang sedang menonton TV pun menyahut teriakan Farel dengan sinis.
"Istri tercintamu itu belum pulang,"
"Udah malam begini, dia belum pulang juga, Ma,"
"Iya, itu karena kamu yang terlalu memanjakan dia,"
"Ma, aku gak pernah memanjakan Amira dalam hal apapun kok,"
Sinta bangkit dari sofa dan langsung menghampiri Farel.
"Gak pernah memanjakannya kamu bilang. Kamu itu laki - laki Farel, kamu harus tegas sama Amira. Kalau kamu gak bisa tegas sama dia, kau lihat jadinya begini. Mana ada seorang istri yang jam segini belum pulang ke rumahnya, suaminya pulang kerja gak disambut dan gak dibuatin makan malam. istri macam apa itu,"
"Ma, aku itu gak pernah memanjakan Amira. pekerjaan yang dia lakukan ini hanya semata - mata agar dia bisa melupakan rasa bersalah karena tidak bisa memberikan Farel keturunan,"
"Dan satu lagi jika Amira terus berada di rumah maka dia akan semakin tertekan dengan semua kata - kata kasar Mama terhadapnya,"
"Tolong dong, Ma. Sekali aja Mama ngertiin kondisinya Amira. Mama kan juga perempuan pasti Mama juga tau kan bagaimana rasanya kehilangan seorang anak,"
"Kamu sudah berubah Farel semenjak kamu menikah dengan Amira. kamu jadi berani melawan kata - kata Mama,"
"Udah cukup, Ma. jangan di bahas lagi masalah ini. Farel capek. Farel mau istirahat,"
Farel pun naik ke lantai atas dan langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Sementara itu Sinta kembali duduk di depan TV dan lanjut menonton siaran kesukaannya. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, Amira pun akhirnya pulang dari kantor. Saat Amira masuk ke dalam rumah, Amira melihat semua lampu telah mati yang menandakan semua orang sudah tidur.
"Sepertinya Mama dan Mas Farel sudah tidur,"
Ketika Amira ingin naik ke lantai atas, tiba - tiba Sinta datang dari arah dapur.
"Darimana aja kamu,"
"Jam segini baru pulang, istri macam apa sih kamu itu,"
"Amira tadi lagi banyak kerjaan di kantor, Ma. Makanya pulangnya jadi larut malam begini,"
"Ahlah alasan aja kamu, bilang aja kamu itu gak mau ngurusin Mama dan juga Farel. Alasannya aja ada banyak pekerjaan di kantor kalau kamu bersenang - senang dengan laki - laki lain pun gak akan ada yang tau,"
"Astagfirullahaladzim, Ma. Amira itu benar - benar lagi banyak kerjaan di kantor tadi makanya sampai pulang larut malam begini,"
"Gak usah sok suci deh kamu. Andai aja dulu Farel gak ketemu sama kamu mungkin dia sekarang udah menikah dengan Hana dan Mama pun mungkin sekarang udah punya cucu,"
"Dasar Menantu gak berguna, taunya cuma jadi benalu aja di rumah ini,"
Sinta pun pergi meninggalkan Amira. Amira menghela nafasnya dan mencoba untuk tetap kuat dan tegar menghadapi sikap kasar Sinta kepadanya. Dengan perasaan sedih, Amira pun naik ke lantai atas dan langsung masuk ke kamarnya. Di dalam kamar, Amira melihat Farel yang sudah tertidur pulas.
Amira pun langsung meletakkan tasnya dan berjalan secara perlahan menuju ke kamar mandi agar tidak membuat suara berisik yang mengganggu tidur Farel. Selesai mandi, Amira pun naik ke atas tempat tidur untuk beristirahat.
Sebelum tidur Amira memandangi Wajah Farel sambil mengatakan sesuatu kepada Farel yang sedang tertidur sangat pulas.
"Makasih ya Mas udah mau mencintaiku apa adanya, aku bersyukur banget punya suami seperti kamu," Amira mengelus wajah Farel sambil tersenyum.
...***********...
Pagi hari pun tiba.....
Jam sudah menunjukkan pukul 8 Pagi, Amira sedang sibuk memasak untuk sarapan.
"Mas Farel,"
"Bangun Mas, udah jam 8,"
"Nanti Mas Farel terlambat ke kantor loh,"
Amira terus berteriak memanggil Farel untuk membangunkannya. Tetapi, karena tidak ada jawaban dari Farel. Akhirnya, Amira pun naik ke lantai atas untuk membangunkannya. Dan tanpa Amira sadari dirinya lupa mematikan kompornya.
...**********...
Di dalam kamar, Amira melihat Farel yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Sayang, kamu ngapain kesini bukannya biasanya jam segini kamu sibuk memasak,"
"Ya habisnya Mas Farel dari tadi aku panggilin gak ada jawaban. Jadinya aku buru - buru naik ke atas buat bangunkan Mas Farel. Eh pas masuk kamar ternyata Mas Farel udah selesai mandi,"
"Owh, jadi karena itu kamu kelihatan panik banget tadi pas masuk ke dalam kamar," Farel berjalan menghampiri Amira.
"Ya iyalah, Mas,"
"Kamu gak perlu panik kayak gitu sayang soalnya hari ini kan aku gak ke kantor dan kamu juga hari ini gak boleh ke kantor,"
"Kok tumben banget Mas Farel gak ke kantor,"
"Karena hari ini aku mau kita berdua....,"
Farel pun terus mendekati Amira dan mencoba untuk menggodanya. Wajah Amira pun mulai memerah dan jantungnya pun mulai berdetak kencang.
"Kencang banget ya detak jantungmu sayang,"
"Hah, kok Mas Farel bisa tau sih,"
"Kedengaran soalnya tadi pas aku meluk kamu,"
"Oh gitu ya Mas, Yauda aku mau ke dapur lagi ya soalnya masih ada banyak banget kerjaan di dapur,"
"Eitttttsssss, kamu mau kemana sayang?,"
"Mau ke dapur,"
"kalau kamu sudah masuk ke dalam kandang buaya maka kamu gak akan bisa keluar semudah itu,"
"Hah,"
Amira pun mencoba untuk pergi dari Farel tetapi Farel menarik tangannya dan membuat Amira terjatuh di pelukannya.
"Mas, jangan kayak gini nanti kalau tiba - tiba Mama masuk bagaimana,"
"Biarin, biar Mama tau kalau kita ini adalah pasangan yang sangat serasi,"
"Mas Farel,"
"Iya sayang,"
"Ihhh...Mas lepasin aku,"
"Gak mau,"
"Maaaassss...,"
...************...
Di dapur, Sinta melihat masakan yang dibuat Amira mulai gosong akibat kompor yang belum dimatikan. Sinta pun panik langsung mematikan kompor dan dengan sangat marah Sinta pun berteriak memanggil Amira.
"Amiraaa.....," Teriak Sinta.
"Amiraaaa...," Teriak Sinta
...*********...
Di dalam kamar, Amira dan Farel yang sedang terbawa dalam suasana romantis pun tiba - tiba terkejut mendengar teriakan Sinta. Seketika tiba - tiba Amira pun teringat kalau dirinya belum mematikan kompor.
"Mama kenapa ya kok pagi - pagi gini udah teriak - teriak aja,"
"Mati aku Mas, pasti Mama bakalan marah besar sama aku,"
"Ada apa memangnya sampai Mama bakalan marah besar sama kamu,"
"Aku lupa matikan kompornya tadi karena terlalu terburu - buru naik ke atas buat bangunin kamu, Mas,"
"Kamu sih Mas, pakai acara merayu ku segala,"
"Loh kok jadi salah aku sih sayang,"
"Ya kalau kamu tidak menahanku tadi mungkin aku bisa mematikan kompornya lebih cepat daripada Mama,"
"Aduh bagaimana ini sekarang, Mas,"
"Kamu gak usah takut sama Mama. kamu kan tau kalau Mama itu cuma omongannya aja yang pedas,"
"Iya sih Mas, Tapi kan Kali ini masalah berbeda,"
"Kamu gak usah takut ya sayang, kan ada aku disini,"
"Yauda, Ayo sekarang kita turun temui Mama,"
"Iya, deh Mas,"
Farel pun berjalan menuju pintu keluar. Tetapi, tiba - tiba Amira menghentikan Farel untuk keluar dari kamar.
"Tunggu, Mas,"
"Kenapa lagi sih, Sayang. Kamu masih takut sama Mama kan aku udah bilang gak usah takut sama Mama. Mama gak bakalan nyakitin kamu kok,"
"Iya Mas, Aku tau Mama gak bakalan nyakitin aku. Tapi masalahnya sekarang bukan itu Mas,"
"Terus sekarang masalahnya apa sayang?,"
"Itu Mas. Hmmm......,"
"Itu apa sih sayang,"
"Itu kamu memangnya mau keluar dalam keadaan seperti itu,"
"Maksud kamu sayang," Farel pun melihat ke arah tubuhnya yang belum mengenakan pakaian sama sekali hanya terbalut handuk saja.
Farel yang terlihat malu pun langsung berlari mengambil pakaiannya di dalam lemari dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk memakai pakaiannya.
Amira yang melihat perilaku lucu suaminya itu pun hanya tertawa saja.
5 menit kemudian....
Farel pun akhirnya keluar dari kamar mandi dengan berpakaian casual dengan kaos abu - abu dan juga celana pendek berwarna biru.
"Bagaimana udah ganteng belum aku sayang,"
"Kamu itu selalu ganteng di mataku, Mas,"
"Udah ah Mas Farel jangan bercanda terus cepetan yuk ke bawahnya sebelum Mama semakin marah,"
Amira dan Farel pun keluar dari kamar dan langsung turun ke lantai bawah.
...**********...
Sesampainya di lantai bawah, Amira dan Farel langsung menuju ke dapur. Di dalam Dapur, Sinta sudah berdiri menunggu Amira dengan ekspresi wajah yang sangat marah.
"Mati aku Mas," Bisik Amira.
"Udah kamu tenang aja, biar Mama aku yang urus," Bisik Farel.
Farel pun menghampiri Sinta dengan Amira yang berjalan di belakangnya.
"Ma, ada apa lagi sih. Pagi - pagi begini udah teriak - teriak aja. Gak enak loh kalau sampai di dengar sama tetangga,"
"Kamu tanya sendiri aja sama Istri kesayangan kamu ini. Apa yang udah dia perbuat sampai membuat Mama marah besar seperti ini,"
"Maafin Amira ya, Ma. Amira gak sengaja ngelakuin itu tadi. Soalnya Amira buru - buru buat bangunin Mas Farel,"
"Kamu itu ya memang benar - benar menantu gak berguna, cuma di suruh memasak yang benar aja pun gak bisa juga. Kalau tadi Mama gak tepat waktu sampai ke dapur ini mungkin rumah ini sekarang udah habis terbakar karena kecerobohan kamu tau gak,"
"Iya, Ma. Maafin Amira,"
"Udah ya, Ma. Amira kan udah minta maaf. Lagi pula kan Amira juga pasti gak sengaja,"
"Kamu manjain aja terus, istrimu itu"
Sinta pun dengan perasaan sangat marah pergi meninggalkan Farel dan Amira. Farel yang merasa iba dengan Amira pun mencoba untuk menghiburnya.
"Sayang, kamu jangan sedih lagi ya. Kamu kan tau kalau Mama memang kayak gitu orangnya,"
"Iya, Mas,"
"Yauda kalau kayak gitu, kita sekarang masak bareng - bareng buat sarapan. Lagi pula kan aku sengaja hari ini gak ke kantor biar kita bisa punya banyak waktu berdua hari ini," Farel pun mulai mencoba untuk menggoda Amira kembali dengan tatapan tajamnya.
"Ih kamu nakal ya Mas," Amira mencubit Farel.
"Aduh...sakit tau sayang,"
"Biarin, suruh siapa nakal,"
"Udah ah ayo cepetan kita masak, kan katanya Mas mau bantuin aku,"
"Iya deh sayang,"
Mereka berdua pun akhirnya memasak bersama dan menikmati waktu kebersamaan mereka.
"Hallo Readers, ini adalah novel pertama author. Mohon maaf kalau ada typo dan kesalahan yang lainnya. Berikan like dan pilih episode favorite kalian, dukungan kalian sangat berarti untuk melanjutkan Novel ini"
Terima Kasih🥰🤗🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🌹🌹🌹
2022-11-26
0
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-11-26
0
Nur Ainie
kereeen.
2021-06-15
0