Pilihan Jemima
"Sudah penuhhhhhh" teriak seorang gadis berambut lurus sebahu dengan earphone yang terpasang ditelinganya dan masker yang menutup mulut di hidungnya,bukan agar tidak tertular virus tapi lebih tepatnya agar terhindar dari bau-bau yang terkadang muncul tiba-tiba. Ia merasa tubuhnya terjepit oleh manusia - manusia lain didalam KRL (Kereta Rangkaian Listrik) yang dia naiki, padahal baru 4 stasiun yang dia lewati dan masih ada beberapa stasiun lagi yang menunggu hingga sampai di stasiun tujuannya.
Seperti ini lah rutinitas yang dilalui oleh seorang gadis bernama Jemima Ayunda. Sebagai salah satu dari ribuan orang yang mengais rejeki di Ibukota Negara yaitu kota Jakarta , kota impian bagi orang-orang yang mengharapkan kehidupan lebih baik. Tidak peduli dengan sesaknya transportasi satu ini, dengan kondisi nya yang tinggal di pinggiran Jakarta tepatnya di Kota Bogor tiap pagi Ia harus berhimpit-himpitan dengan para pengguna KRL lain untuk bisa masuk dan segera sampai di kantornya.
Kondisi KRL pagi ini memang sungguh di luar dugaan, karna sempat terjadi gangguan sehingga jadwal pemberangkatan menjadi tertunda dan mengakibatkan penumpang menumpuk.
"Uuuhh andai gue ada mobil, lebih baik gue bawa mobil saja. Sumpah ini gak beradab banget, gue manusia bukan sarden, pasti telat nih sampai kantor" keluh Jemima yang sedari tadi kewalahan menahan himpitan orang - orang disekitarnya.
Ia sudah merasa lelah karna rutinitas pagi yang harus dia lalui. Bangun jam 4 pagi untuk membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan untuk berangkat kekantor. Sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara dimana kakak perempuannya yang bernama Juliana sudah menikah dan harus pindah mengikuti dinas suaminya di Papua, sehingga saat ini Jemima hanua berdua saja dirumah dengan Ibunya. Ayah yang sangat dia sayangi sudah meninggal 10 tahun lalu karna sakit jantung, dan semenjak itu pula kondisi kesehatan Ibu nya yang semakin menurun, sehingga sering sakit-sakitan entahlah mungkin karna merasa sangat sedih ditinggal oleh suami tercintanya. Karna itu Jemima tidak tega jika ibunya bekerja keras dirumah, untuk urusan membersihkan rumah , mengepel ,mencuci dan menyetrika semua Ia yang lakukan sedangkan urusan memasak Ia serahkan kepada Ibunya. Sampai diumur 23 tahun keahlian memasaknya hanya sebatas menggoreng telor dan memasak mie instan saja, ya karena Ia merasa masakan Ibunya yg paling enak sehingga Ia tidak perlu belajar memasak.
Berharap dengan mendengarkan musik dapat mengurangi kebosanan dan emosi yang meningkat selama perjalanan ini. Sambil melirik pasangan disebelahnya yang menurutnya bisa sekali mengambil kesempatan dalam keadaan KRL yang penuh ini mereka saling berpelukan tanpa merasa risih dengan orang-orang sekitarnya. Jemima merasa begah
"Iuhhh plis deh lagi kaya gini malah pacaran" keluh jiwa jomblonya yang merasa iri dengan pasangan tersebut. Yah gimana tidak iri sudah umur 23 belum ada laki-laki yang menjadi pacarnya, hanya dulu saat dia kelas 3 SMA, Ia dan teman sekelasnya yang bernama Robi mereka menjalani hubungan TTM dan akhirnya Robi pergi untuk kuliah di luar kota dan tidak pernah menjelaskan status mereka yang akhirnya hilang begitu saja.
Melihat jam yang ada di telepon gengamnya waktu sudah menunjukkan 7:15 sudah dipastikan Ia akan telat karna jam masuk kantornya dimulai pukul 7:30.
Sampailah ia di stasiun tujuannya ,Stasiun Sudirman, bahkan untuk turun saja tidak bisa santai ,para pekerja ini langsung berhamburan terkadang sampai dorongan-dorongan.
Setelah sampai di lobby kantornya, dengan nafas terengah-engah karna Ia sempat berlari-larian ,Jemima langsung memasuki lift dan menekan lantai 10. Sebenarnya sudah telat 30 menit dan uang transportnya sudah dipotong, jadi tidak ada bedanya jika sekarang Ia buru-buru untuk menekan mesin absensi.
"Uang transport gue hilang..... hiiik"
Ketika pintu lift akan menutup tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu lift dan masuk lah seorang laki-laki tampan dengan wajah blasteran , bermata coklat abu-abu, bentuk badan proposional ditambah dengan perut kotak-kotaknya terlihat dari bentuk kemejanya yang slimfit. Hanya dengan memakai kemeja lengan panjang warna putih dan celana kain berwarna navy, sudah cukup membuat para gadis- gadis melotot dan berharap apakah bisa memeluk dan menjadikannya kekasih. Termasuk salah satunya Jemima , jantungnya berdetak sangat cepat selain melihat perwujudan sosok malaikat yang diidolakannya selama ini, tetapi lebih tepatnya Ia takut karna CEO perusahaannya yang menangkap basah Ia datang telat dikantor. Hanya berdua dalam lift dan sosok pria tersebut tersenyum kecil kearah Jemima dan Ia pun menyapa
"Pagi Pak " sapa Jemima
"Oh iya Pagi juga" sautnya sambil melihat Id yang menggantung di leher Jemima.
Tidak ada pembicaraan lagi sampai pintu lift terbuka dan secepatnya Jemima keluar untuk segera menuju bilik kerjanya.
Langsung saja Ia melempar tasnya di meja dan duduk di bangku yang sudah menemani selama 2 tahun ini dan menetralkan nafasnya.
"Aduh jelek banget gue pagi ini " sambil mengambil kaca yang ada dimejanya
"Kenapa lu, udah telat malah meratapi diri gitu, sana cuci muka keq " jawab Alya teman satu tim Jemima yang bingung kenapa temannya datang langsung berkaca.
" Al, sial bener ya gue pagi ini udah kereta ngadat , sampai kantor telat malah gue ketemu si ganteng Mas Dar di lift"
"Hahahha bagus dong bisa ketemu malaikat pagi ini"
" Yak kalo lagi pas gak telat sih oke aja, mana tampilan gue kaya gini, rambut gue dong berantakan banget, eh terus badan gue bau gak nih, soalnya tadi bapak-bapak sebelah gue keteknya bau banget coba lu cium deh punggung gue" sambil menyodorkan badannya ke arah Alya yang saat ini masih memakan sarapannya.
"Ihh jorok lu, gue kan lagi makan , bisa muntah gue" tangan Alya mencoba mendorong Jemima untuk menjauh dari nya
"Hahahaha ya udah gue ke toilet dulu ya biar cantikkan"
"Bisa apa hahaha" Alya ketawa dan tiba-tiba Ia keselek roti yang sedang dimakannya
"Uhuk uhuk, sialan gue ngetawain lu malah keselek dah buruan lu make up an , Bunda kita udah ngelitin tuh"
Didalam kamar mandi Jemima mencuci mukanya kemudian memberikan bedak pada pipinya yang sedikit chubby , membuat eyeliner dan lipstik berwarna nude untuk bibirnya yang mungil. Tampilannya sekarang ini tidak buruk-buruk amat, terkesan natural dan menambah kecantikan didirinya.
Bruuukkk
Tanpa sengaja Jemima menabrak CEO Idolanya yang keluar dari kamar mandi Executive disebelah kamar mandi wanita.
"Duhh maaf Pak saya gak sengaja" Jemima berucap sambil menundukkan badannya dan segera pergi dari hadapan laki-laki ganteng itu.
"Al.... ntah ini sial atau hoki sih, barusan gue dari toilet terus nabrak Mas Dar"
"Hah serius gimana enak gak badannya pasti keras ya doi kan rajin fitnes tuh terus wangi gak badannya"
"Duhh All mau pingsan gue" Jemima menjatuhkan kepalanya di meja.
Tidak heran memang para wanita diperusahaan tersebut sangat mengidolakan CEO mereka. Dengan nama asli Darwin Alan Radian ,atau biasa dipanggil Mas Dar bagi Jemima dan Alya biar lebih akrab katanya padahal bicara dengan lelaki itu saja mereka tidak pernah. Laki-laki blasteran Australia dari sang Ibu dan ayahnya orang Indonesia asli, gantengnya jangan ditanya lagi. Dengan warna matanya coklat ke abu-abuan, hidung mancung, badan tegap sudah pasti jadi idola buat semua kamu wanita dari yang masih single sampai yang sudah bersuami bahkan banyak juga yang berharap bisa mempunyai menantu seperti nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
ftya adnan90
mampir....
ku beri jmpol ku👍
2021-09-23
1
shezuka_bundane_kembar
ninggal jejak dulu ya 😘😘😘
ganti ke sini setelah karyamu yg dulu sudah end 😘😘😘
2021-08-30
0
Nitha Akib
sama,, sy jg
2021-08-27
0