NovelToon NovelToon

Pilihan Jemima

Pagi

"Sudah penuhhhhhh" teriak seorang gadis berambut lurus sebahu dengan earphone yang terpasang ditelinganya dan masker yang menutup mulut di hidungnya,bukan agar tidak tertular virus tapi lebih tepatnya agar terhindar dari bau-bau yang terkadang muncul tiba-tiba. Ia merasa tubuhnya terjepit oleh manusia - manusia lain didalam KRL (Kereta Rangkaian Listrik) yang dia naiki, padahal baru 4 stasiun yang dia lewati dan masih ada beberapa stasiun lagi yang menunggu hingga sampai di stasiun tujuannya.

Seperti ini lah rutinitas yang dilalui oleh seorang gadis bernama Jemima Ayunda. Sebagai salah satu dari ribuan orang yang mengais rejeki di Ibukota Negara yaitu kota Jakarta , kota impian bagi orang-orang yang mengharapkan kehidupan lebih baik. Tidak peduli dengan sesaknya transportasi satu ini, dengan kondisi nya yang tinggal di pinggiran Jakarta tepatnya di Kota Bogor tiap pagi Ia harus berhimpit-himpitan dengan para pengguna KRL lain untuk bisa masuk dan segera sampai di kantornya.

Kondisi KRL pagi ini memang sungguh di luar dugaan, karna sempat terjadi gangguan sehingga jadwal pemberangkatan menjadi tertunda dan mengakibatkan penumpang menumpuk.

"Uuuhh andai gue ada mobil, lebih baik gue bawa mobil saja. Sumpah ini gak beradab banget, gue manusia bukan sarden, pasti telat nih sampai kantor" keluh Jemima yang sedari tadi kewalahan menahan himpitan orang - orang disekitarnya.

Ia sudah merasa lelah karna rutinitas pagi yang harus dia lalui. Bangun jam 4 pagi untuk membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan untuk berangkat kekantor. Sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara dimana kakak perempuannya yang bernama Juliana sudah menikah dan harus pindah mengikuti dinas suaminya di Papua, sehingga saat ini Jemima hanua berdua saja dirumah dengan Ibunya. Ayah yang sangat dia sayangi sudah meninggal 10 tahun lalu karna sakit jantung, dan semenjak itu pula kondisi kesehatan Ibu nya yang semakin menurun, sehingga sering sakit-sakitan entahlah mungkin karna merasa sangat sedih ditinggal oleh suami tercintanya. Karna itu Jemima tidak tega jika ibunya bekerja keras dirumah, untuk urusan membersihkan rumah , mengepel ,mencuci dan menyetrika semua Ia yang lakukan sedangkan urusan memasak Ia serahkan kepada Ibunya. Sampai diumur 23 tahun keahlian memasaknya hanya sebatas menggoreng telor dan memasak mie instan saja, ya karena Ia merasa masakan Ibunya yg paling enak sehingga Ia tidak perlu belajar memasak.

Berharap dengan mendengarkan musik dapat mengurangi kebosanan dan emosi yang meningkat selama perjalanan ini. Sambil melirik pasangan disebelahnya yang menurutnya bisa sekali mengambil kesempatan dalam keadaan KRL yang penuh ini mereka saling berpelukan tanpa merasa risih dengan orang-orang sekitarnya. Jemima merasa begah

"Iuhhh plis deh lagi kaya gini malah pacaran" keluh jiwa jomblonya yang merasa iri dengan pasangan tersebut. Yah gimana tidak iri sudah umur 23 belum ada laki-laki yang menjadi pacarnya, hanya dulu saat dia kelas 3 SMA, Ia dan teman sekelasnya yang bernama Robi mereka menjalani hubungan TTM dan akhirnya Robi pergi untuk kuliah di luar kota dan tidak pernah menjelaskan status mereka yang akhirnya hilang begitu saja.

Melihat jam yang ada di telepon gengamnya waktu sudah menunjukkan 7:15 sudah dipastikan Ia akan telat karna jam masuk kantornya dimulai pukul 7:30.

Sampailah ia di stasiun tujuannya ,Stasiun Sudirman, bahkan untuk turun saja tidak bisa santai ,para pekerja ini langsung berhamburan terkadang sampai dorongan-dorongan.

Setelah sampai di lobby kantornya, dengan nafas terengah-engah karna Ia sempat berlari-larian ,Jemima langsung memasuki lift dan menekan lantai 10. Sebenarnya sudah telat 30 menit dan uang transportnya sudah dipotong, jadi tidak ada bedanya jika sekarang Ia buru-buru untuk menekan mesin absensi.

"Uang transport gue hilang..... hiiik"

Ketika pintu lift akan menutup tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu lift dan masuk lah seorang laki-laki tampan dengan wajah blasteran , bermata coklat abu-abu, bentuk badan proposional ditambah dengan perut kotak-kotaknya terlihat dari bentuk kemejanya yang slimfit. Hanya dengan memakai kemeja lengan panjang warna putih dan celana kain berwarna navy, sudah cukup membuat para gadis- gadis melotot dan berharap apakah bisa memeluk dan menjadikannya kekasih. Termasuk salah satunya Jemima , jantungnya berdetak sangat cepat selain melihat perwujudan sosok malaikat yang diidolakannya selama ini, tetapi lebih tepatnya Ia takut karna CEO perusahaannya yang menangkap basah Ia datang telat dikantor. Hanya berdua dalam lift dan sosok pria tersebut tersenyum kecil kearah Jemima dan Ia pun menyapa

"Pagi Pak " sapa Jemima

"Oh iya Pagi juga" sautnya sambil melihat Id yang menggantung di leher Jemima.

Tidak ada pembicaraan lagi sampai pintu lift terbuka dan secepatnya Jemima keluar untuk segera menuju bilik kerjanya.

Langsung saja Ia melempar tasnya di meja dan duduk di bangku yang sudah menemani selama 2 tahun ini dan menetralkan nafasnya.

"Aduh jelek banget gue pagi ini " sambil mengambil kaca yang ada dimejanya

"Kenapa lu, udah telat malah meratapi diri gitu, sana cuci muka keq " jawab Alya teman satu tim Jemima yang bingung kenapa temannya datang langsung berkaca.

" Al, sial bener ya gue pagi ini udah kereta ngadat , sampai kantor telat malah gue ketemu si ganteng Mas Dar di lift"

"Hahahha bagus dong bisa ketemu malaikat pagi ini"

" Yak kalo lagi pas gak telat sih oke aja, mana tampilan gue kaya gini, rambut gue dong berantakan banget, eh terus badan gue bau gak nih, soalnya tadi bapak-bapak sebelah gue keteknya bau banget coba lu cium deh punggung gue" sambil menyodorkan badannya ke arah Alya yang saat ini masih memakan sarapannya.

"Ihh jorok lu, gue kan lagi makan , bisa muntah gue" tangan Alya mencoba mendorong Jemima untuk menjauh dari nya

"Hahahaha ya udah gue ke toilet dulu ya biar cantikkan"

"Bisa apa hahaha" Alya ketawa dan tiba-tiba Ia keselek roti yang sedang dimakannya

"Uhuk uhuk, sialan gue ngetawain lu malah keselek dah buruan lu make up an , Bunda kita udah ngelitin tuh"

Didalam kamar mandi Jemima mencuci mukanya kemudian memberikan bedak pada pipinya yang sedikit chubby , membuat eyeliner dan lipstik berwarna nude untuk bibirnya yang mungil. Tampilannya sekarang ini tidak buruk-buruk amat, terkesan natural dan menambah kecantikan didirinya.

Bruuukkk

Tanpa sengaja Jemima menabrak CEO Idolanya yang keluar dari kamar mandi Executive disebelah kamar mandi wanita.

"Duhh maaf Pak saya gak sengaja" Jemima berucap sambil menundukkan badannya dan segera pergi dari hadapan laki-laki ganteng itu.

"Al.... ntah ini sial atau hoki sih, barusan gue dari toilet terus nabrak Mas Dar"

"Hah serius gimana enak gak badannya pasti keras ya doi kan rajin fitnes tuh terus wangi gak badannya"

"Duhh All mau pingsan gue" Jemima menjatuhkan kepalanya di meja.

Tidak heran memang para wanita diperusahaan tersebut sangat mengidolakan CEO mereka. Dengan nama asli Darwin Alan Radian ,atau biasa dipanggil Mas Dar bagi Jemima dan Alya biar lebih akrab katanya padahal bicara dengan lelaki itu saja mereka tidak pernah. Laki-laki blasteran Australia dari sang Ibu dan ayahnya orang Indonesia asli, gantengnya jangan ditanya lagi. Dengan warna matanya coklat ke abu-abuan, hidung mancung, badan tegap sudah pasti jadi idola buat semua kamu wanita dari yang masih single sampai yang sudah bersuami bahkan banyak juga yang berharap bisa mempunyai menantu seperti nya.

Kerja kerja kerja

Waktu berjalan cepat tidak terasa 5 menit lagi jam 12 para karyawan akan segera istirahat. Begitupun dua sahabat ini

"Jem kita makan diwarteg depan yuk, gue lagi bokek nih"

"Siap bos ku, gue juga bokek sih tapi nyokap udah bawain bekal jadi gue beli minum aja ya disana" jelas Jemima sambil merapikan dokumen quotation, purchase order yang berserakan dimeja kerjanya.

Hari ini pekerjaan begitu banyak, karna perusahaan nya sedang memulai project baru,sehingga banyak nya permintaan dari bagian project. Saat ini perusahaan dengan nama DAR Group dengan bidang usaha utama properti perumahan sedang memperluas jaringan hingga ke beberapa kota di pulau Jawa.

Mereka berdua menunggu didepan lift, setiap lift yang terbuka ternyata selalu penuh.

" Kurang cepat nih kita turunnya , dari tadi lift penuh terus" gerutu Alya

" Iya, tumben banget ya bisa penuh terus, gue juga udh laper banget" sambil menekan tombol lift turun kembali

Akhirnya setelah menunggu sekitar 10 menit mereka sampai di Lobby kantor dan bersiap akan menyebrang ke warteg depan gedung.

Ternyata diLobby sedang berdiri sosok rupawan idola para wanita. Sambil memainkan telepon genggamnya , si laki-laki ganteng ini tidak menyadari kalo jadi bahan omongan para perempuan disekitarnya.

"Al koq dia sendiri terus ya, siganteng nomor 2 kemana "bisiknya kepada Alya dan terus berjalan menuju lobby

"Kaga tau, keluar kota kali lagi lihat project di Solo,eeh siapa tuh yang turun dari mobil, cewenya ya,. cantik banget, cocok banget mereka berdua"

Seorang wanita turun dari mobil, rambut panjang, kemeja putih dan jeans berwarna biru tidak lupa dengan heels tingginya yang menunjang penampilan wanita tersebut terlihat elegan dan laki-laki ganteng yang menunggu di lobby tersebut segera menghampiri wanita tersebut yang posisinya ada dibagian setir dan langsung mencium pipi kiri dan kanan wanita itu kemudian mereka memasuki mobil dan pergi berlalu.

Tampak muka-muka kecewa dari para wanita yang sedari tadi melihatnya tidak kecuali mbak-mbak receptionis digedung tersebut. Ehmm ternyata laki-laki itu udah sold out pikirnya. Yah pastilah siapa yang sanggup menolak kharisma dan kegantengan laki-laki itu.

"Yah Al sedih gue, Mas Dar udah punya cewe, terus hati gue yang suci ini mau diapain nih" ucapya sambil duduk dibangku warteg

"Lu jual aja ke Ibu warteg terus minta dimasak sambal goreng hati" ucap Alya sambil melihat menu-menu masakan yang ada didalam kaca warteg tersebut.

"yeehhh lu, ya udah gue pesenin sambal goreng hati ya ke Ibu nya kayaknya gue mau makan itu juga deh" sambil membuka kotak makannya

"sekalian es jeruk ya"

"iyeeeee"

"Jem, gue kangen nih gak lihat ganteng nomor 2 , biasanya mereka kan selalu berdua kayak upin ipin" ucap Alya sambil menyendokan nasi berserta lauk pauknya yang segunung, katanya sih tanggal tua tapi ambil lauknya sampai 3.

"Iya udah semingguan ya dia gak ada, tadi itu calonnya Mas Dar yak, cocok banget ya mereka"

"Gue denger-denger mereka itu mau nikah deh bulan depan, gue tau dari embak-embak OG mereka kan infonya lebih valid dari kita"

"Oh ya hebat juga tuh, pasti dari embak Esmeralda ya dia kan tukang gosip nomor 1" ucapnya sambil teringat dengan Mbak OG dikantornya yang bernama asli Minah tapi biar keren maunya dipanggil Esmeralda.

"Iya biasa lah mereka kan nikah juga ada tujuannya , sama-sama cari untung biar gedein perusahaan mereka juga, kalo nikah sama gue nih Je, gue yakin banget Mas Dar bisa kembangin usaha ritel"

"Hah ritel apaan bapak lu kan jualan warung kelontong depan rumah, dengan slogan andalan besok boleh ngutang, eh btw gue inget hutang es mambo sama bapak lu, bayarin ya hahah" Jemima teetawa

"Idih 2 ribu aja ngutang lu, malu lah , udah yuk balik lagi panas bener ini warteg kaga ada AC nya, bisa luntur make up gue" ajak Alya untuk keluar dari warteg tersebut setelah membayar makanannya tadi.

"Duh panas banget ini Al, gimana kita bisa dapat cowok kaya Mas Dar keluar dari warteg terus muka keringetan gini" ucap Jemima sambil menutup kepalanya dengan tas yang dibawanya .

Mereka saling bergandengan menuju gedung kantor dengan berlari-larian karna panas yang menyengat. Memasuki lobby gedung hawa dingin kembali merasuki kulit mereka, sejuk yang dirasakan. Jam hampir menunjukkan pukul 1 siang banyak karyawan yang juga sudah kembali untuk melajutkan pekerjaan mereka, seperti saat turun tadi ternyata mereka harus antri kembali untuk naik keatas menuju lantai mereka.

"Siang Alyaaaaa, udah makan belum." sapa Rino, karyawan bagian marketing yang tiap hari selalu godain Alya, entah dia suka beneran atau hanya senang menggoda Alya.

"Udah lah, mau jam 1 juga" ucap Alya dengan tatapan menusuk ke Rino

"Yah besok-besok makan siang sama abang ya" balasnya dengan senyum manis yang dia arahkan ke Alya

"Tergantung abang bawa gue kemana, klo warteg doang sih ogah "

"Nah tadi makan warteg gak apa - apa"

"Ih klo warteg aja gue sih bisa bayar, mumpung ditraktir minta yang mahal lah" ucap Alya sambil menaik turun kan alisnya

"Okey deh buat Neng Alya Rohali sih, biar tanggal tua abang jabanin"

"Asikk gue ikutan" ucap Jemima sambil bertepuk tangan kecil

"Eh kaga ada lu dalam daftar gue. Minta sana sama abang Agus, sultannya marketing" tolaknya seketika, karna merasa ini kesempatan untuk dirinya bisa PDKT berdua dengan wanita incarannya dari setahun lalu. Entah kenapa beberapa bulan ini Rino kesemsem dengan wanita berambut pendek ini , yang asli Betawi , hanya karna sempat dibawakan semur jengkol, dan merasa Alya jodoh dari Tuhan untuk dirinya.

"Ih ogah nanti gue diomelin sama Kak Mota dia kan ngefans banget sama Bang Agus dari Medan itu.."

"Tapi kan bang Agus maunya sama lu Je, ya udah Neng besok abang jemput ya jam 12 kurang kita makan ke mall deket sini, Lu Jemima kaga usah ikutan ya" ucap Rino yang saat ini sudah sampai dipintu masuk kantor dan bersiap untuk kembali ke mejanya

"Okey siap tapi bawain gue boba ya"sambil memberikan jempolnya ke Rino

"Dah Alya,. kerja yang bener ya" pergilah Rino dari hadapan dua gadis tersebut

"Jemimaaa sini nak" panggil Bu Retno dari meja kerjanya,Ia merupakan Manager Departement Purchasing atas kedua anak tersebut

"Iya Bunnn" jawabnya, mereka berdua memang memanggil bos mereka dengan sebutan bunda karna merasa Bu Retno sosok yang sangat ke Ibuan , sabar dan penyayanga. Rasanya seperti bukan atasan tapi pengganti sosok Ibu di kantor.

" Je, Ibu minta tolong kamu rekapin semua vendor-vendor kita ya yang masih aktif atau sudah enggak, nanti kamu kasih tanda yang mana aja, terus kamu tambahain alamat dan nomor telepon mereka ya, ini internal audit mereka mau sampling mengenai pembelian kita selama satu tahun kemarin bisa datanya dikumpul besok , bisakan kamu" Bu Retno memintanya dengan nada yang sangat lembut, walaupun sedang banyak kerjaan Jemima seakan tidak bisa menolak permintaan dari Bu Retno. Dalam hati Ia bergumam " lembur lgi dah eike"

Ntah bagaimana bu Retno seperinya bisa membaca pikirannya

"Tenang Je nanti dapat uang makan dan transport taxi koq"

"Lah Ibu tau aja apa yang saya pikirin, emang joss banget Bunda kita ini" ujarnya sambil membawa kertas yang diberikan oleh Bu Retno

"Kenapa Je, lu lembur ya?"

"Iya Al, lu temenin gue ya"

"Sorry ya cin, gue udah ada janji sama Bokap mau nemenin dia ke rumah Tante gue"

"Ya udah gak apa deh, semangat lah gue lembur sendirian, kerja kerja kerja gtu kan kata Pak JKW" sambil mengambil telepon genggamnya dan menginfokan ke Ibunya dirumah bahwa hari ini Ia akan pulang telat.

Email

Jam 7 pagi Jemima sudah tiba dikantornya karna pekerjaan yang harus diselesaikan tadi malam belum selesai juga. Semalam dia masih dikantor hingga jam 9 malam dan hanya dia sendiri saja yang lembur hingga jam segitu. Suasana sangat sepi, biasanya ada Office Boy atau Security yang menemani tapi entah kenapa malam tadi dia hanya sendiri,serasa ada hawa-hawa tidak enak dan Jemima juga sudah cukup kelelahan maka Ia memutuskn untuk pulang saja.

Setelah merapikan barang-barangnya dan menyimpan dalam tasnya, Ia langsung bergegas menuju lift untuk segera pulang.

"Ehm jam segini kereta semoga sudah sepi, gak sanggup kalo masih berdesakan" sambil memasang earphone dan menyetel lagu kesukaannya dan pandangannya terus saja ke telepon genggam.

Saat pintu lift terbuka dan Ia masuk ke dlam lift kemudian saat memutar badannya

"Arrrrrrggghhh, setannnn" teriak Jemima sambil memukul pria yang ada didepannya.

"Hei saya bukan setan" sambil menahan tangan Jemima yang berusaha memukul-mukul badan laki-laki ganteng tersebut.

Sambil membuka matanya...

"Ya Tuhan, Mas Dar ehhh Pak Darwin, maaf Pak saya pikir bapak setan, abis tadi saya cuma sendiri koq tiba-tiba ada bapak dibelakang saya, maaf ya Pak saya bener-bener gak tau, gak sakit kan Pak" sungguh Jemima sangat malu Ia tidak berani mengangkat wajahnya untuk melihat Bos gantengnya itu.

"Iya saya gak apa-apa" udah gitu aja jawabnya.

Kemudian suasana di lift kembali hening hingga sampai di lantai dasar.

Saat pintu lift terbuka

"Pak saya du....

Belum selesai Jemima menjawab

"Kamu naik apa sudah malam loh?"tanya Darwin, sambir berjalan menuju lobby

"Naik kereta Pak" jawabnya sambil tetap menunduk dan berjalan agak dibelakang si bos

"Ohh dimana rumah mu?" tangannya memencet kontak di telepon genggam dan menghubungi seseorang

"saya sudah di lobby"

"Bogor Pak"

"Jauh juga ya. Saya antarkan sampai ke stasiun terdekat"

"Eh tidak usah Pak, saya biasa koq malam-malam begini" kepalanya kembali tegak

"Ya udah kamu naik taxi saja klo gitu sampai rumah, bukannya kalo lembur dapat subsidi transport" liriknya ke gadis yang ada disebelahnya

"Iya Pak, cuma tidak apa-apa koq Pak saya naik kereta"

"Sudah kamu itu jangan bantah, anak gadis koq pulang malam-malam, sudah dapat fasilitas ini, ya sudah saya pulang duluan ya, ingat naik taxi jangan naik kereta" sambil melambaikan tangan kanannya dan berjalan ke arah mobilnya yang sudah ada di lobby kemudian segera masuk ke dalam mobil mewahnya itu.

'si ganteng tau aja gue masih gadis..' gumam Jemima dalam hati

"Baik Pak saya naik taxi, hati-hati ya Pak" sambil menundukkan sedikit badannya.

'Duh si bos baik banget sih perhatian lagi, gue jadi makin terpesona sama dia, ya Tuhan semoga dia jodoh ku' gumamnya dalam hati sambil senyum-senyum sendiri dan berjalan menuju arah antrian taxi.

Maka pagi ini Jemima sudah sampai dikantor, karna merasa perjalanan semalam sungguh menyenangkan dan Ia tidak perlu bersesak-sesakkan didalam kereta, badannya tidak begitu kelelahan.

Sebenernya Ia ingin sekali ngekos didekat kantornya, tapi Jemima sungguh tidak tega meninggalkan Ibunya yang seorang diri di rumah, ayahnya sudah meninggal saat dia duduk dibangku SMP kemudian kakaknya yang bernama Julia sejak menikah maka mengikuti suaminya yang seorang pegawai bank dinas di daerah Papua.

Dulu saat ayahnya masih hidup mereka tinggal di Jakarta, tapi saat ayahnya meninggal Ibunya memutuskan untuk menjual rumah mereka yang lumayan besar dan memilih tinggal di Bogor dengan rumah yang ukurannya lebih kecil. Karna ibunya tidak bekerja jadi mereka berusaha hidup dari sisa uang penjualan rumah tersebut dan berjualan kue kecil-kecilan. Namun semenjak 3 tahun belakangan kesehatan ibunya semakin menurun, maka Jemima dengan setia mendampingi Ibunya.

Selama berkuliah pun Ia dan kakaknya selalu berusaha mencari beasiswa, meskipun bukan murid yang pintar tapi mereka tetap berusaha mendapatkannya. Kadang yang diterima bukan beasiswa full sehingga adik dan kakak ini sempat berkerja paruh waktu agar kuliahnya tetap berjalan dan tidak memberatkan ibunya.

Saat sedang fokus mengerjakan laporan yang diminta oleh bu Retno tiba-tiba saja ada seorang yang memberikan bubur didepan mukanya.

"Makan dulu Jem"

"Eh abang Agus yang ganteng nomor 3, bubur nya buat gue nih" tanganjya langsung meraih bubur tersebut.

"Iya katanya semalam lu lembur ya, pagi-pagi gini udah muncul lagi lu disini." sambil menarik bangku Alya dan duduk disebelah jemima.

"Iya bang, gue ada kerjaan nih. Tau aja ini gue laper banget " wajahnya semakin berseri saat membuka kotak sterofoam bubur itu dengan toping ayam nya yang banyak ditambah dengan kerupuk yang melimpah dan sambalnya yang merah memenuhi sudut-sudut juga tentunya tanpa kacang.

'ahh bang agus tau aja kesukaan gue' gumamnya dalam hati

"Ya tau dong.. gue kan mau ngerepotin lu...hehehe" segera berdiri dari bangku Alya

" hah apaan, dih sogokan lu kurang kalo cuma bubur doang" langsung saja pasang muka bete

"dih jangan cemberut gitu jadi gemes deh, ntar ngerepotin nya enak koq, udah lu tunggu aja email sorean ya" sambil berjalan menuju ke ruangannya yang berada disudut ruangan itu.

"Eh kenapa bang Agus pagi-pagi udah kesini" tanya Alya heran yang baru saja sampai

"Tau tuh mau ngerepotin gue kyaknya terus kasih sogokan, mana cuma bubur lagi" sambil menyendokkan bubur yang sudah diaduk karna Jemima termasuk tim bubur diaduk , menambah kenikmatan bubur tersebut.

"Send email.. done" helaan nafas lega terdengar dari mulut Jemima

"Udah dikirim Jem? " tanya bu Retno dari meja nya

"Barusan Bu pls check email nya" dengan memberikan jempol kanannya

"Good anak manis " dibalas senyum anggun bu Retno

Hari ini pekerjaan sangat banyak, entah kenapa Purchase Request dari Departemen lain berdatangan terus menerus. Jemima harus mengecek satu persatu dokumen tersebut apakah sudah ada approval dari masing-masing Departmen Head atau tidak, karna banyak dokumen yang datang tanpa persetujuan yang jelas.

Belum lagi Jemima harus mencari vendor-vendor yang sesuai dengan kebutuhan dan harus memberikan harga pembanding atas setiap order.

"Sumpaaah demi apa ini kenapa banyak banget permintaan sih" keluh Jemima sambil merapikan dokumen-dokumen yng sudah Ia approve dan akan dilanjutkan ke Bu Retno.

"Bener deh gue juga banyak banget, gara-gara mau ada project baru nih" Alya tak kalah kesalnya dengan Jemima

Tinng.. email masuk dari Agus Setiabudi

Subject : Outing Karyawan DAR Group Kantor Pusat

Baru membaca subject emailnya saja sudah membuat Jemima langsung tersenyum merekah.

Klik klik.. email terbuka

"Eh email apaan nih gue bacain ya Al,...

Dengan ini memberitahukan kepada para karyawan DAR Group bahwa atas keputusan manajemen ingin memberikan apresiasi kepada para karyawan yang sudah bekerja dengan dedikasi tinggi untuk memberikan Outing ke Bali selama 4 hari 3 malam yang akan dilaksanakan pada hari Kamis- Jumat bla bla bla bla.... tertanda Agus Setiabudi Ketua Pelaksana"

"Yesssss kita jalan-jalan Jemmmm" teriak Alya sambil menggoncang-goncangkan badan Jemima.

"Yuhu..... aseeekkkkk pantai pantai" tak kalah girang nya Jemima

Kring kring

Telepon dimejanya berbunyi....

" Jem udah baca email?" suara Agus diseberang telepon sana...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!