Ryeana-2

Kodok nama panggilan ku padanya. Beberapa orang ikut memanggilnya begitu karena lucu. Tapi tidak untukku itu nama panggilan spesial. Hanya aku yang memanggil dia begitu. Cho panggilan orang terdekatnya. Lalu aku menambahkan Dok dibelakang hingga menjadi Kodok, bagiku dia selucu itu persis seperti Kodok apalagi kalau sudah mode cerewet on. Dia akan marah jika orang lain memanggil begitu, tapi tidak denganku. Dia selalu menunjukkan wajah ramahnya. Salah satu hal sederhana yang membuatku sering melambung tinggi dan merona.

🐸🐸🐸

Pagi itu matahari sangat terik. Pukul 08.00 pagi kurang lebih tepatnya kami disuruh berkumpul ditengah lapangan SMA Swasta Roma (Ini sekolah Katolik dan otomatis isinya semua yang beragama Kristen Katolik dan protestan ada juga yang beragama Islam tapi itu hanya 1 dan 2 tidak lebih karena sepengetahuan ku jika lewat 5 maka sudah melanggar aturan) namun yang membuat ku kagum dengan sekolah ini setelah mendengar cerita dari kakak ku yang sudah jadi alumni, katanya sekolah ini sangatlah terkenal dengan kedisiplinannya serta menjunjung toleransi yang tinggi. Dan mari kita saksikan kebenarannya nanti lewat cerita ku ini.

Siswa-siswi baru  berbaris secara acak. Semuanya datang dari sekolah menengah pertama yang berbeda-beda. Bahkan ada yang datang dari luar kota dan tinggal di asrama yang disediakan sekolah ku.

Tidak banyak yang ku kenal hanya beberapa saja karena kami datang dari SMP yang sama itupun hanya sebatas tahu wajah saja tapi tidak pernah bertegur sapa hingga namanya aku tidak tahu. Khusus dari sekolah ku kami berjumlah kurang lebih 9 orang terlihat dari data siswa baru yang tercatat.

Aku, Andira, Nicholas dan juga Rio yang datang dari SMP berbeda bisa bersama karena sebuah kesepakatan tiba-tiba.  Sedangkan teman kami yang lain datang karena kebetulan. Kebetulan ternyata salah satu mantan teman geng ku dulu di SMP juga ikut masuk disekolah yang sama dengan kami.

(Kok bisa jadi mantan teman ? Nanti ada part buat aku jelasin.)

Pagi ini adalah pertemuan kami pertama kalinya untuk seluruh siswa pendatang baru. Ketua Panitia Penerima Peserta didik baru itu sedang memberikan arahan untuk kegiatan selama ospek 4 hari ke depan. Aku mencelos meratapi nasib untuk 4 hari ke depan. Pasti sangat memalukan  dan melelahkan batinku.

Aku menatap Andira yang sudah akrab dengan sekitarnya, aku salut dengannya yang dari dulu  memang sangat mudah berbaur dengan sekitarnya sangat jauh beda denganku, begitu juga dengan Nicholas, dia yang memang pada dasarnya sangat mudah bergaul sudah terlihat akrab sekali pada wajah-wajah baru yang terlihat asing bagiku.

Sedangkan aku. Aku hanya diam mematung dibarisan menyaksikan para siswa-siswi baru yang riuh karena menahan terik dan ada juga yang riuh menggosip karena tidak terima dengan peraturan selama ospek nanti.

Aku mengangkat satu tangan ku keatas langit, seolah menutup matahari yang menyilaukan manik mataku.

Namun sepersekian detik seseorang menepuk bahuku dan aku menoleh padanya menaikkan salah satu alis kiri ku seolah bertanya, ada apa?

Dia menggeser tubuh ku yang semeter tak sampai itu. Dia pindah ke depanku dan aku berdiri dibelakangnya. Awalnya aku bingung, ingin bertanya tapi gengsi sampai akhirnya aku mengerti karena sudah tidak merasakan terik matahari lagi.

Aku tersenyum kecil menyadari keberadaan laki-laki yang berbadan tinggi dan kekar itu, rambutnya sedikit ikal dan berkulit putih, aku beberapa kali meliriknya dari atas hingga bawah, berusaha menghapal postur tubuh dan wajahnya. Karena jujur aku sangat pelupa.

Setelah acara wejangan selesai kami dibubarkan tanpa syarat. Aku dan Andira langsung berjalan keluar dari pekarangan sekolah.

"Ri kita gak istirahat gitu dulu kek di kantin sono" tunjuk Andira ke kantin yang berada dipojokan pemisah jarak antara SMA dan SMP. Andira terlihat sangat menahan haus. Keningnya sudah dipenuhi peluh.

"Gak usahlah Ra, kita langsung pulang aja ya. Nanti kita nongkrong di warung bakso dekat simpang aja" ucapku. Andira yang awalnya lesu karena penolakan ku tiba-tiba jadi riang. Ya warung bakso dekat simpang memang sangatlah enak dan tempat favorit kami berdua khususnya.

"Tapi traktir ya. " Bujuk Andira dengan sekali kedipan mata sebelah kiri. Menggelikan.

"No Ra. Lo tau kan keuangan gue itu tipis." Ucapku datar. Mata ku sekilas melirik Nicholas yang masih saja bergabung dengan wajah-wajah baru itu. Aku cemburu sudah jelas. Terutama melihat cewek-cewek cantik yang terlihat sudah kompak disampingnya.

"Sudahlah Ri." Ucap Andira yang sepertinya sadar arah tatapan ku.

Aku mengangguk. Dengan lesu aku meninggalkan sekolah yang masih ramai itu. Dengan bergandengan tangan bersama Andira tentunya.

"Kita pergi sama, tapi pulang berbeda. Gini amat sih yang diam-diam cinta" batinku tersenyum kecut.

🐸🐸🐸

Author

Setelah kepergian Ryeana dan Andira, Nicholas masih saja nimbrung bersama teman-teman barunya. Sedangkan Rio batang hidungnya tidak kelihatan author. Anak itu sangat aktif sekali.

Nicholas bersama teman-teman barunya saling tukar cerita disana ada 4 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Author belum tau namanya. Kan belum kenalan.

Nicholas yang sejak tadi bercerita dengan kenalan barunya namun diam diam melirik perempuan bertubuh mungil, dilihat dari tingginya tidak beda jauh dengan Ryeana. Ryeana memiliki tinggi sekitar 150 cm sedangkan gadis itu kurang lebih 145 cm begitulah.

Gadis itu memiliki rambut berwarna pirang, sepertinya rambutnya bekas di smoothing terlihat diakar rambutnya yang timbul rambut halus yang keriting. Tapi itu semua tidak mengurangi keimutan gadis itu.

Pipinya gembul, ditambah lesung pipinya yang menggemaskan. Kulit yang putih, cara bicaranya yang imut. Sungguh menggemaskan. Author saja sangat tertarik dengannya.

Nicholas sejak tadi curi-curi pandang padanya. Salah satu dari kenalan baru Nicholas memperhatikan tingkahnya yang sangat terang-terangan.

"Lo sukak ya dengan Lala" bisik laki-laki itu menunjuk gadis imut dengan dagunya.

"Emm" Nicholas berdehem sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Semakin membuat laki-laki yang bernama Riko itu yakin.

"Dia anak baik-baik kok. Lo gak bakalan nyesel kalau pacaran sama dia." Ucap Riko yakin.

"Kok Lo bisa yakin gitu?" Tanya Nicholas menatap  heran Riko.

"Karena gue satu kumpulan di Gereja bareng dia. " Ucap Riko meminum air mineralnya.

"Lo mau bantuin gue gak. Gue tertarik sama dia. " Ucap Nicholas sambil mengedipkan matanya.

"Lo tenang aja man." ucap Riko berlagak sok cool.

Merasa hari sudah semakin sore Nicholas dan teman-teman barunya pulang bersama begitu juga dengan gadis yang bernama Lala. Mereka pulang bersama karena Lala adalah gabungan kumpulan dari yang lainnya.

Nicholas, Riko, Lala dan kedua teman perempuannya naik Bus yang arahnya sejalan. Sedangkan yang lainnya memilih Bus yang berbeda.

Diperjalanan pulang Riko terlebih dulu turun karena ada kepentingan yang harus diurusnya. Sedangkan kedua teman Lala sudah turun karena memang waktunya turun. Kini tinggallah Nicholas dan Lala yang masih hening sambil fokus menatap pak supir didepan sana. Bangku Nicholas dan Lala bertepatan sebelahan jadi untuk ngobrol sangat pas.

"La" sapa Nicholas ramah, sebelumnya mereka sudah berkenalan tapi entah kenapa saat berdua begini mereka menjadi salah tingkah.

"Iya" saut Lala sambil tersenyum tak kalah ramah dengan lesung pipi diwajahnya.

TERPESONA. Nicholas sungguh terpesona dengan senyuman manis Lala. Mirip sekali dengan dia. Bedanya Lala memiliki lesung pipi sedangkan Dia tidak.

"Rumah kamu dimana?" Tanya Nicholas berusaha ingin lebih mengenal Lala.

"Rumah ku di xxxxx"

"Oh gitu. Gak terlalu jauh juga sih dengan aku. Cuman kayaknya nanti aku yang lebih dulu turun. " Ucap Nicholas sedikit kecewa apalagi jarak simpang rumahnya sudah mulai kelihatan.

"Iya gak papa kok. " Saut Lala

Hening.

Nicholas yang sebentar lagi akan turun. Langsung berucap " Mau aku antar gak?"

"Hah?" Lala terpelongo bingung.

"Maksudnya" ulangnya sekali lagi.

"Ah tidak pa-pa." Nicholas tersenyum kikuk.

"Mang berhenti!" Teriak Nicholas saat sadar simpang rumahnya hampir kelewatan.

Bus  itu berhenti mendadak. Sebelum Nicholas turun, ia menatap lekat wajah Lala.

"Aku duluan ya. Hati-hati dijalan" ucap Nicholas sambil mengacak gemas rambut Lala.

"Iya" saut Lala sambil mengangguk, ia cukup terheran melihat tingkah Nicholas yang terlihat sangat aneh itu. Namun biar begitu Lala cukup terkesima dengan tingkahnya. Ditambah lagi cowok itu memiliki lesung pipi yang sama sepertinya.

TBC.

Yang Vote, Like dan Komen, Abang Nicholas cipokk yeeee😘😘😘😘

Yang share banyak-banyak, Abang kasih nomor WhatsApp. 🤗😍😍

Selamat membaca kesayangan Abang Nicholas. 💏💏

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩᴇᷞʏͧʟᷠᴀ🍷

🍾⃝ͩᴇᷞʏͧʟᷠᴀ🍷

aaaa baper ya Allah 🤧🤧

2021-06-29

2

𝑨͢𝒔𝒌𝒂

𝑨͢𝒔𝒌𝒂

boom like dulu yee thorr 🤗

2021-06-29

1

xixi

xixi

memendam sesuatu itu sakit

2021-06-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!