Wanita Cupu Milik Gangster

Wanita Cupu Milik Gangster

Perkenalan Tokoh

Bella Adonia Abraham seorang gadis cantik berpenampilan culun, dia menutupi kecantikannya karena alasan tertentu, usianya baru 21 tahun, meskipun anak orang berada dan lulusan magister manajemen terbaik dengan peraih cum laude tapi dia lebih memilih bekerja menjadi seorang pelayan resto.

Tio Abraham papa dari Bella usianya 45 tahun, seorang pengusaha sukses yang bergerak dibidang perhotelan, beliau sangat menyayangi anaknya dia ingin melihat hidup anaknya berkecukupan maka dari itu Tio menjodohkan anak satu-satunya dengan anak sahabatnya saat masih kuliah dulu.

Eva Adonia Abraham mama dari Bella, usianya 40 tahun wanita yang masih terlihat sangat cantik ini adalah mantan seorang model, beliau berhenti didunia model karena permintaan suaminya.

Ansel Guinandra usianya 26 tahun, pria tampan dengan tubuh atletis ini adalah seorang pengusaha sukses mancanegara, keberhasilannya dalam dunia bisnis tidak luput dengan campur tangan dunia bawah, Ansel diam-diam memiliki anggota dengan para gangster yang paling ditakuti dan sangat berbahaya, maka dari itu para pembisnis yang sudah mengenal siapa Ansel tidak berani mencari masalah dengannya, siapa yang berani melawan dia akan hancur sehancur-hancurnya.

Robert Guinandra Papa dari Ansel usianya 50 tahun, setelah bisnis nya diturunkan ke anak-anaknya,beliau hanya bersantai dirumah dan hanya sesekali menenggok, Papa Robert tidak mengetahui jika anaknya berkelompok dengan para gangster.

Tia Pramita Mama dari Ansel Guinindra usianya 45 tahun, meskipun usianya hampir setengah abad tapi kecantikan Mama Tia tidak bisa diragukan lagi, beliau memiliki dua anak laki-laki.

Arka Guinandra adik dari Ansel usianya 22 tahun, berbadan atletis tidak kalah dengan Ansel dan berkulit putih, dia juga dipercayakan oleh Papa Robert memegang salah satu bisnisnya.

Pagi ini di mansion Bella terdengar begitu riuh, karena suara teriakan dari Mama Eva yang sedang membangunkan anaknya.

"Bella cepat bangun sayang." teriak Mama Eva.

"Iya Ma sebentar lagi Bella turun." teriak bella dari dalam.

Mama Eva kembali turun setelah mendengar sahutan dari putrinya.

Mama Eva sangat tegas dalam mendidik anaknya, karena ketegasannya Bella menjadi pribadi yang penurut tapi terkadang juga keras kepala seperti Papanya, jika sudah ada yang di inginkan pasti Bella merenggek sampai mendapatkan apa yang dia mau, sebenarnya Mama Eva melarang Bella untuk bekerja diresto yang hanya menjadi seorang pelayan, tapi apa mau dikata itu kemauan anak gadisnya sendiri.

Saat ini diruang makan sudah ada Papa Tio dan Mama Eva yang sedang menunggu anaknya di meja makan, tidak lama terlihat gadis dengan penampilan culun menapaki tangga menghampiri mereka.

"Pagi Pa Ma." ucap Bella mencium pipi kedua orang tuanya.

"Pagi sayang." ucap Papa Tio dan Mama Eva serempak.

Mama Eva berdiri mengambil roti mengolesinya dengan selai untuk suami dan anaknya, setelah itu beliau mengambil untuk dirinya sendiri, mereka makan dengan diam, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka, hanya terdengar dentingan pisau dan garpu yang saling beradu.

Acara sarapan pun selesai Bella segera pamit pergi kepada kedua orang tuanya.

"Pa Ma Bella berangkat dulu."

"Hati-hati sayang." ucap Mama Eva.

Bella berangkat ke resto dengan membawah motor, sesekali ia juga naik gojek, dia tidak ingin membawah mobil padahal di garasi ada beberapa mobil, hadiah dari orang tuanya dan beberapa mobil koleksi Papa Tio, Bella benar-benar menyembunyikan jati dirinya dari halayak publik.

"Papa juga mau berangkat ma."

Mama Eva pun ikut berdiri mengantarkan anak dan suaminya kedepan, sebelum pergi Papa Tio mencium pipi istrinya, itu sudah menjadi kebiasaan Papa Tio meskipun anaknya sudah beranjak dewasa tapi keromantisannya bersama sang istri tidak pernah pudar.

"Hati-hati kalian." Mama Eva melambaikan tangan, setelahnya kembali kedalam dan menutup pintu.

Bella memiliki beberapa asisten dengan tugas yang berbeda-beda, setelah selesai melakukan pekerjaannya, para asisten di haruskan kembali ke paviliun belakang, terkecuali untuk Ira kepala pelayan.

*Mansion Ansel

Suasana pagi di mansion Ansel terlihat seperti biasa, mereka sedang sarapan bersama dimeja makan.

"Sel pulang kerja nanti Papa tunggu kamu diruang kerja Papa." meskipun Papa Robert tidak bekerja di lapangan, tapi beliau masih memonitori cara kerja anak-anaknya dirumah.

"Iya Pa."

Sarapan selesai Ansel dan Arka lekas berdiri dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Kami berangkat dulu Pa." ucap mereka serempak, tidak lupa mencium pipi sang Mama.

Sementara diluar sudah ada tangan kanan Ansel yang menunggu.

Setelah kepergian Ansel dan Arka Mama mulai membicarakan masalah perjodohan antara Ansel dan anak dari sahabat Papa Robert.

"Pa apa keputusan Papa benar ingin menjodohkan Ansel dengan anak sahabat Papa." Mama Tia kawatir karena sikap anaknya yang sangat keras, beliau tidak menjamin jika Ansel mau dijodohkan.

"Papa yakin ma, usia Ansel juga sudah cukup untuk menikah, mungkin setelah memiliki istri sikapnya akan berubah." Papa Robert meneguk kopi hitam kesukaannya.

"Mama ikut Papa saja." ucap Mama Tia pasrah.

Detik demi detik berlalu tibalah waktu makan siang untuk semua para pegawai kantor, disaat seperti ini resto tempat Bella bekerja sangat ramai tapi hanya orang-orang penting saja yang makan disana.

Saat ini Bella mengantarkan pesanan tamu VIP yang berada di room 2, dengan hati-hati ia membawah nampan yang berisi makanan itu sampai ketempat tujuan, di bukanya pintu room, Bella pun masuk.

Terlihat disana dua orang pria tampan dan gagah sedang mengobrol.

"Permisi tuan ini pesanannya." Bella menaruh nampan itu di atas meja dengan menunduk sopan.

Saat Bella ingin pergi salah satu dari mereka memanggilnya.

"Hei culun." panggil pria itu, yang tidak lain ialah Ansel.

Bella kesal karena tamu vip ini sangat tidak sopan, tapi dia berusaha menetralkan emosinya agar tidak membahayakan pekerjaannya, Bella berbalik dan berjalan kembali ke arah Ansel.

"Ya Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Bella sopan.

"Tidak ada, hanya saja perbaiki penampilanmu, mataku sakit melihatnya." setelah mengucapkan kata bak silet, Ansel mengibaskan tangannya menyuruh Bella pergi.

Setelah kepergian Bella tangan kanan Ansel yang tidak lain sahabatnya sendiri berkomentar.

"Pedes banget itu kata-kata."

"Kamu lihat sendiri kan tadi bagaimana penampilannya." Ansel geleng-geleng dengan raut muka yang terlihat jijik.

"Sudahlah jangan bahas wanita itu lagi." ucap Revan.

Selesai makan siang mereka kembali ke kantor, mereka menaiki mobil lamborghini Aventador berwarna merah.

Sinar mentari yang terang telah digantikan oleh bulan, tapi dua laki-laki ini belum juga beranjak dari meja kerjanya.

'Huuuuffftt..' terdengar helaan nafas dari Ansel.

Pekerjaan hari ini begitu banyak hingga membuat Ansel dan Revan terpaksa harus lembur dan makan malam dikantor.

Saat ini pekerjaan mereka sudah selesai, mereka bergegas untuk pulang.

Membutuhkan waktu 45 menit perjalanan dari kantor ke mansion, tadi sempat terjebak macet karena ada perbaikan jalan.

Akhirnya mereka pun sampai, Revan segera membuka pintu mobil untuk Ansel.

Ansel keluar dengan gaya angkuhnya dia segera masuk menuju ruang kerja Papanya, mungkin Papa Robert sudah menunggu dari tadi sore, sedangkan Revan pulang ke apartemennya berganti mobil dengan mobilnya sendiri yang seharian berada digarasi mansion Ansel.

'Toktoktok....' bunyi ketukan pintu.

"Langsung masuk saja."

'Ceklak' pintu terbuka.

Ansel masuk dan duduk di hadapan Papa Robert yang hanya dihalangi oleh meja.

"Kenapa Papa menyuruhku kesini?" tanya Ansel dengan sorot mata tajam, siapa saja yang menatapnya pasti merasa terintimidasi oleh tatapan Ansel.

"Papa langsung saja bicara ketopiknya, Papa akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papa, tidak ada kata penolakan." ucap Papa Robert tidak kalah tajam menatap anaknya.

"Pa Ansel belum siap untuk menikah." ucap Ansel, penolakan Ansel membuat Papa Robert marah.

"Papa bilang tidak ada kata penolakan, ini foto gadis yang akan Papa jodohkan dengan mu." Papa Robert menyerahkan satu foto gadis yang memakai kaca mata tebalnya.

Muncul sedikit rasa penasaran dalam hatinya, Ansel mengambil foto itu dan melihatnya, seketika itu juga matanya melotot tidak percaya.

"Apa Papa tidak salah, menjodohkan Ansel dengan wanita jelek seperti ini." Ansel merasa geram setelah melihat foto itu.

"Jaga bicaramu Sel, dia wanita pintar dan baik, seiring berjalannya waktu kamu akan mencintainya." ucap Papa Robert.

"Terserah Papa percuma Ansel menolak kalau Papa tetap kekeh menjodohkan Ansel dengan wanita itu." ucap Ansel beranjak dari duduknya dan membuka pintu, ia keluar dari ruangan kerja Papa Robert dengan wajah bengisnya.

'Brakkk..' bunyi suara pintu kamar Ansel saat menutupnya dengan keras.

"Bisa-bisanya Papa menjodohkan aku dengan wanita kutu buku seperti itu, melihat fotonya saja sudah membuatku mual." monolog Ansel, dia beranjak ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya setelah seharian beraktifitas.

Hanya menghabiskan waktu 15 menit saja Ansel membersihkan dirinya, terlihat pria tampan ini keluar dengan hanya memakai handuk kecil yang melilit dibawah pusarnya, rambut yang basah dan acak-acakan membuatnya terlihat seksi.

Ansel berjalan menuju wardrobe, terlihat lemari besar yang berjejer disana, dia memilih baju santai celana pendek hitam dan kaos polos berwarna putih, tangan kekar itu terlihat meronta-ronta saat Ansel memakainya, kaos itu sangat pas dibadan Ansel, hingga membentuk tubuhnya yang sixpack, dia berjalan kearah ranjang king sizenya dan beranjak untuk tidur karena saat ini sudah sangat larut.

*Di mansion Bella

Sepulang kerja Bella berkumpul bersama Papa dan Mamanya di ruang keluarga.

"Sayang Papa ingin berbicara sesuatu padamu." Papa Tio terlihat begitu serius.

Bella mengernyit. "Bicara saja Pa?" tanya Bella.

"Nak, Papa akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papa." jawab Papa Tio, ia ingin melihat reaksi anaknya seperti apa.

Bella langsung duduk tegap. "Tapi Pa Bella belum siap untuk menikah." Bella menatap Papanya dengan wajah memelas.

"Bell, Papa lakukan ini demi kebaikan kamu, sampai kapan kamu akan jadi pelayan resto, Papa tidak ingin hidup kamu menderita kelak." ucap Papa mencoba membujuk anak semata wayangnya.

"Tapi Pa." belum selesai berucap Mama Eva memotongnya.

"Benar apa yang dikatakan Papa sayang, Mama sudah lihat foto calon suami kamu, orangnya sangat tampan dan kelihatannya baik." ucap Mama Eva mengelus kepala anaknya dengan sayang.

Bella menghembuskan nafas kasar dan mengangguk, Papa Tio dan Mama Eva tersenyum setelah melihat anaknya menyetujui perjodohan ini.

Papa Tio segera mengabari Papa Robert, mereka berencana untuk bertemu, agar anak-anak mereka saling mengenal satu sama lain.

Jangan Lupa dukungannya untuk Author😍

________________________Like Vote Dan Komen

________________________

Kenalan sama othor yuk follow instagram othor.

Wuland4ri_05

Facebook

Wulan

Terpopuler

Comments

Rodiah Rodiah

Rodiah Rodiah

sepertinya kereen ceritanya....lanjut thoor👍👍👍🥰

2024-02-04

0

Isha Atmini

Isha Atmini

baru pengenalan tokoh aku sdh berpikir ortunya pada nikah muda,

2023-02-15

0

Joko

Joko

FB waletkaltara

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Perjodohan
3 Black Wolf
4 Kursus Menembak
5 Ciuman Pertama
6 Kekawatiran Ansel
7 Seperti Pencuri
8 Menyerang Markas Black Wolf
9 Perasaan Apa Ini?
10 Teman Masa Kecil
11 Kembali Bersikap Dingin
12 Pergi Shopping
13 Penyekapan Di Mansion Bella
14 Mencari Jawaban
15 Terpaksa Dirahasiakan
16 Kesepakatan
17 Suasana Romantis
18 Balas Dendam
19 Banci Kaleng
20 Di Tembak Mati
21 Tidak Mau Berharap Lebih
22 Harus Waspada
23 Mama Eva Sakit
24 Kabar Duka
25 Terbang Ke Prancis
26 Rahasia
27 Pria Blasteran?
28 Fosil Tengkorak
29 Red Blood
30 Gagal lagi
31 Kejujuran Papa Robert
32 Pulang Ke Negara Kelahiran
33 Calista Pergi
34 Tamu Tak Di Undang
35 Mansion Bella
36 Fitting Baju Pengantin
37 Bella Hilang
38 Tiga Mayat Gosong
39 Ada Harapan
40 Menunggu Keajaiban Datang
41 Tangan Kanan Ansel
42 Garis Datar Di Layar Monitor
43 Bella Sadar
44 Pernyataan Cinta Damien
45 Pelukan Hangat
46 Bergosip
47 Terbakar Api Cemburu
48 Pelukan Dan Tanggis Rindu
49 Baku Tembak
50 Ardolp Murka
51 Bella menemui Anggota Jevarck
52 Pertemuan Ansel dengan Ardolp dan rekannya
53 Aksi Bella
54 Dibutakan Rasa Dendam
55 Bella Merajuk
56 Kebenaran Papa Daniel
57 Damien Ke Negara A
58 Tamu Tak Di Undang
59 Gagal Surprise
60 Kerjasama
61 Sisi Kejam Personil Jevarck
62 Darren
63 Bella Pingsan
64 Misi Penting
65 Rapat
66 Kalut
67 Penyerangan
68 Dor Dor Dor
69 Mengevakuasi Korban
70 Masuk Angin?
71 Pesta
72 Kabar bahagia
73 Nasip Cinta Damien
74 Semasam Perasan Lemon
75 Lahir Ke Dunia
76 Tamat
77 Extra Part 1
78 Extra Part 2
79 Extra Part 3
80 Extra Part 4
81 Extra Part 5
82 Extra Part 6
83 Info Om Damien Mine
84 Om Damien Mine 01
85 Om Damien Mine 02
86 Om Damien Mine 03
87 Om Damien Mine 04
88 Om Damien Mime 05
89 Om Damien Mine 06
90 Om Damien Mine 07
91 Om Damien Mine 08
92 Om Damien Mine 09
93 Om Damien Mine 10
94 Om Damien Mine 11
95 Om Damien Mine 12
96 Om Damien Mine 13
97 Om Damien Mine 14
98 Om Damien Mine 15
99 Om Damien Mine 16
100 Om Damien Mine 17
101 Om Damien Mine 18
102 Om Damien Mine 19
103 Om Damien Mine 20
104 Om Damien Mine 21
105 Om Damien Mine 22
106 Om Damien Mine 23
107 Om Damien Mine 24
108 Om Damien Mine 25
109 Om Damien Mine 26
110 Om Damien Mine 27
111 Om Damien Mine 28
112 Om Damien Mine 29
113 Om Damien Mine 30
114 Om Damien Mine 31
115 Om Damien Mine 32
116 Om Damien Mine 33
117 Om Damien Mine 34
118 Om Damien Mine 35
119 Om Damien Mine 36
120 Om Damien Mine 37
121 Om Damien Mine 38
122 Om Damien Mine 39
123 Om Damien Mine 40
124 Om Damien Mine 41
125 Om Damien Mine 42
126 Om Damien Mine 43
127 Om Damien Mine 44
128 Om Damien Mine 45
129 Om Damien Mine 46
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Perjodohan
3
Black Wolf
4
Kursus Menembak
5
Ciuman Pertama
6
Kekawatiran Ansel
7
Seperti Pencuri
8
Menyerang Markas Black Wolf
9
Perasaan Apa Ini?
10
Teman Masa Kecil
11
Kembali Bersikap Dingin
12
Pergi Shopping
13
Penyekapan Di Mansion Bella
14
Mencari Jawaban
15
Terpaksa Dirahasiakan
16
Kesepakatan
17
Suasana Romantis
18
Balas Dendam
19
Banci Kaleng
20
Di Tembak Mati
21
Tidak Mau Berharap Lebih
22
Harus Waspada
23
Mama Eva Sakit
24
Kabar Duka
25
Terbang Ke Prancis
26
Rahasia
27
Pria Blasteran?
28
Fosil Tengkorak
29
Red Blood
30
Gagal lagi
31
Kejujuran Papa Robert
32
Pulang Ke Negara Kelahiran
33
Calista Pergi
34
Tamu Tak Di Undang
35
Mansion Bella
36
Fitting Baju Pengantin
37
Bella Hilang
38
Tiga Mayat Gosong
39
Ada Harapan
40
Menunggu Keajaiban Datang
41
Tangan Kanan Ansel
42
Garis Datar Di Layar Monitor
43
Bella Sadar
44
Pernyataan Cinta Damien
45
Pelukan Hangat
46
Bergosip
47
Terbakar Api Cemburu
48
Pelukan Dan Tanggis Rindu
49
Baku Tembak
50
Ardolp Murka
51
Bella menemui Anggota Jevarck
52
Pertemuan Ansel dengan Ardolp dan rekannya
53
Aksi Bella
54
Dibutakan Rasa Dendam
55
Bella Merajuk
56
Kebenaran Papa Daniel
57
Damien Ke Negara A
58
Tamu Tak Di Undang
59
Gagal Surprise
60
Kerjasama
61
Sisi Kejam Personil Jevarck
62
Darren
63
Bella Pingsan
64
Misi Penting
65
Rapat
66
Kalut
67
Penyerangan
68
Dor Dor Dor
69
Mengevakuasi Korban
70
Masuk Angin?
71
Pesta
72
Kabar bahagia
73
Nasip Cinta Damien
74
Semasam Perasan Lemon
75
Lahir Ke Dunia
76
Tamat
77
Extra Part 1
78
Extra Part 2
79
Extra Part 3
80
Extra Part 4
81
Extra Part 5
82
Extra Part 6
83
Info Om Damien Mine
84
Om Damien Mine 01
85
Om Damien Mine 02
86
Om Damien Mine 03
87
Om Damien Mine 04
88
Om Damien Mime 05
89
Om Damien Mine 06
90
Om Damien Mine 07
91
Om Damien Mine 08
92
Om Damien Mine 09
93
Om Damien Mine 10
94
Om Damien Mine 11
95
Om Damien Mine 12
96
Om Damien Mine 13
97
Om Damien Mine 14
98
Om Damien Mine 15
99
Om Damien Mine 16
100
Om Damien Mine 17
101
Om Damien Mine 18
102
Om Damien Mine 19
103
Om Damien Mine 20
104
Om Damien Mine 21
105
Om Damien Mine 22
106
Om Damien Mine 23
107
Om Damien Mine 24
108
Om Damien Mine 25
109
Om Damien Mine 26
110
Om Damien Mine 27
111
Om Damien Mine 28
112
Om Damien Mine 29
113
Om Damien Mine 30
114
Om Damien Mine 31
115
Om Damien Mine 32
116
Om Damien Mine 33
117
Om Damien Mine 34
118
Om Damien Mine 35
119
Om Damien Mine 36
120
Om Damien Mine 37
121
Om Damien Mine 38
122
Om Damien Mine 39
123
Om Damien Mine 40
124
Om Damien Mine 41
125
Om Damien Mine 42
126
Om Damien Mine 43
127
Om Damien Mine 44
128
Om Damien Mine 45
129
Om Damien Mine 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!