Tidak lama terlihat Arka datang dari arah ruang tamu, sepertinya baru saja pulang dari kantor, Bella langsung berdiri menyapa adik iparnya, walaupun usia Bella lebih muda darinya.
"Baru pulang..?" tanya Bella basa basi.
Arka melihat ada yang berbeda dari penampilan Kakak Iparnya hingga membuatnya terhipnotis, dengan cepat Arka mengontrol perasaannya agar tidak tertarik dengan kakak iparnya sendiri.
"Iya Kak, mana Kak Ansel kok sendiri..?" tanya Arka balik.
"Tidur, kamu sudah makan?"
"Kebetulan belum." jawab Arka sembari tersenyum, tanpa mereka sadari ada mata elang yang saat ini menatap tajam keduanya.
"Ya sudah sekalian kita makan bersama." ucap Bella.
'Taptaptap', suara langkah kaki terdengar begitu keras hingga membuat Bella terkejut.
Bella berdiri, mempersilahkan suaminya untuk duduk, ia melayani Ansel terlebih dulu, setelahnya berpindah ke meja Arka, tapi langkahnya terhenti saat tanggan Ansel menghalaunya.
"Biar dia mengambil makanannya sendiri, duduk lah!" mata itu melirik ke arah adiknya yang sedang curi-curi pandang pada Bella.
"Cepat makanlah dan habiskan makananmu, segeralah kembali ke kamar." suruh Ansel.
"Baru juga duduk, dasar pria aneh." umpat Bella dalam hati.
Tidak tahu mengapa, Ansel tidak suka jika adiknya menatap wanita yang dia benci.
Bella segera menghabiskan makanannya dengan cepat hingga membuatnya tersedak.
"Ukhuk-ukhuk. "
Melihat Kakaknya diam saja, Arka dengan cepat mengambil segelas air putih dan menyodorkannya pada Bella.
Kejadian ini tak luput oleh Ansel, karena kesal dia beranjak pergi menaiki tangga, meninggalkan makanannya yang masih terlihat banyak.
"Ada apa dengannya.." batin Bella.
Bella pun ikut beranjak, padahal makanan di piringnya juga baru dimakan sedikit.
"Kakak kemana, kenapa tidak dihabiskan."
"Menyusul Kakak kamu dulu." Bella tersenyum.
Arka mengganguk, Bella pun bergegas ke kamar.
Saat Bella ingin memasuki kamar, tidak sengaja dirinya mendengar percakapan suaminya dengan seseorang di telepon.
"APA! karyawan itu anggota Javracks." ucap Ansel dengan suara menggelegar.
Javrack adalah anggota gangster yang sering membuat ulah pada kelompok Black Wolf, bisa di bilang Javracks musuh terkuat bagi black wolf, karena kemampuan anggota gangsternya hampir sama dengan Black Wolf.
"Habisi dia saat ini juga, berani mereka mencari gara-gara dengan black wolf." tanpa Ansel sadari istrinya mendengar semuanya.
Seketika Bella memegang dadanya, jantungnya berpacu dengan cepat, siapa yang tidak mengenal nama gangster yang paling ditakuti.
"Apa dia anggota gangster, astaga aku pernah mendengar jika anggota gangster sangat banyak memiliki musuh, bahkan keluarganya juga menjadi korban, tidak tidak aku tidak ingin mati sia-sia.." batin Bella.
Saat itu pintu kamar sedikit terbuka Bella, ia mengintip ke dalam kamar, di lihatnya Ansel sedang bersender di ranjang dan memangku laptopnya.
Bella memberanikan dirinya untuk masuk.
"Lama sekali kamu, apa kamu ingin mengoda adik ku." Ansel menatap Bella tajam.
"Tidak, tidak seperti itu." ucap Bella.
Sebelum bicara, Bella menghembuskan nafas dalam.
"Aku ingin meminta izin, izinkan aku bekerja besok." Bella menunduk takut, pantas saja suaminya seperti iblis ternyata Ansel kelompok para gangster.
"Terserah, aku tidak perduli." ucap Ansel cuek tanpa melihat Bella.
"Terima kasih."
Bella menidurkan dirinya dilantai, karena matanya mulai mengantuk, ia tidur memunggungi Ansel.
Ansel sejenak menatap Bella yang memunggunginya, tiba-tiba saja dirinya merasa ibah melihat wanita itu, Ansel melemparkan satu bantal ke tubuh Bella, hingga membuat wanita itu terkejut dan langsung beranjak duduk.
"Ada apa..?"
"Pakai bantal itu." Ansel langsung menutup laptopnya dan beranjak tidur membelakangi Bella.
Bella tersenyum, malam ini Bella tidak merasakan sakit kepala lagi, dia pun kembali tidur dengan tubuh gemetar, karena suhu AC di kamar membuatnya kedinginan.
Malam gelap telah berlalu digantikan oleh sinar mentari, kini Bella sudah siap untuk berangkat, dia memakai celana jeans atasan kaos longgar dengan rambut dikuncir kuda dan kacamata tebalnya tidak lupa dia pakai.
Suaminya masih tidur dia mencoba untuk membangunkan suaminya.
"Ini sudah pagi apa kamu tidak ke kantor." Bella mengoyang pelan tangan suaminya.
Ansel hanya mengliat.
"Hei.." Bella kembali mengoyang tangan kekar itu.
Ansel kesal karena tidurnya terganggu, ia mendorong tubuh Bella dengan kasar, bukannya terjatuh ke lantai, tubuh Bella malah jatuh di pelukannya.
Nafas Ansel memburu, dia mendorong tubuh Bella lagi, dorongan itu begitu kasar hingga membuat wanita itu terjatuh ke lantai dengan kasar.
'Hiks hiks' terdengar tangisan Bella, sepertinya tangan mulus itu terkilir.
"Jangan menangis, dasar wanita lemah." bentak Ansel.
Ansel beranjak berdiri menuju kamar mandi, dia tidak menghiraukan Bella yang kesakitan.
Bella berdiri dia mencoba menahan sakit ditangannya.
Di meja makan semuanya sudah berkumpul, tinggal menunggu Ansel dan Bella saja, Bella menapaki tangga dengan hati-hati karena tangan nya terasa sakit jika tergoncang.
"Loh suamimu mana sayang, kamu mau kemana rapi sekali..?" tanya Mama Tia.
"Masih mandi Ma, Bella mau berangkat kerja Ma." jawab Bella.
Mama Tia mengernyit, "Kenapa kamu bekerja, kamu risent saja sayang."
"Tidak Ma Bella masih dalam masa kontrak, kalau kontrak Bella habis Bella janji akan risent." Bella pun pamit tanpa sarapan, Mama Tia dan Papa Robert menyuruh menantunya untuk berhati-hati.
Arka tidak lepas menatap Kakak Iparnya, dia heran karena sempat melihat raut wajah Bella seperti sedang menahan sakit, tidak lama Bella pergi terlihat sang Kakak menuruni tangga.
Ansel menoleh kiri kanan seperti sedang mencari seseorang.
"Ma dimana Bella..?"
"Dia pergi bekerja tanpa sarapan, kenapa kamu mengizinkan dia bekerja sayang." Mama Tia mengambilkan makanan untuk anaknya.
"Biarkan saja Ma." Ansel sejenak melirik adiknya yang sedang makan.
Saat ini Bella berada dijalan, tangannya juga tidak terlalu sakit, dia pergi bukan untuk bekerja tapi untuk kursus menembak.
Ya Bella bertekat ingin merubah jati dirinya menjadi dirinya sendiri, tapi tetap dengan penampilan yang sama karena dia belum siap untuk merubah penampilannya.
Bella bertekat ingin bisa menguasai pistol, untuk beladiri wanita ini sudah sangat jago, karena dirinya sudah bergelar sabuk hitam, ia tidak ingin menunjukkan kemampuan yang dia miliki pada suaminya, biarlah Ansel menganggap dirinya wanita lemah, dia akan mencoba meluluhkan hati Ansel lewat kelemahannya, meskipun belum ada rasa cinta diantara keduanya.
Sejak kecil Bella diajarkan oleh Papa dan Mamanya untuk bisa menjaga dirinya sendiri, karena Bella pernah mengalami kejadian buruk di masa kecilnya.
*flash back on
Saat itu Bella masih kelas 6 SD, dari kecil Bella di biasakan hidup mandiri oleh mamanya, tepat pulang sekolah Bella berjalan sendiri karena sang supir tak kunjung menjemputnya, di jalan Bella melihat wanita cantik yang di seret segrombolan pria berwajah sanggar.
Wanita itu menjerit meminta tolong, tapi tidak ada yang menolongnya, karena jalan yang Bella lintasi saat ini sangat sepi.
"Tolooooong jangan, jangan lakukan itu." teriak wanita cantik itu.
Bella kecil ketakutan, ia berlari sekencang-kencangnya sampai mansion.
Di mansion, Bella menceritakan apa yang baru dia lihat pada Mamanya, Pak supir yang saat itu baru sampai, menjadi sasaran kemarahan Papa Tio.
Sejak itulah Bella memilih berpenampilan culun dan kedua orang tuanya mengursuskannya ilmu beladiri ditempat terbaik.
*flash back off
Bella sebenarnya sudah risent dari pekerjaannya, meskipun dia tidak mendapat jatah belanja dari Ansel, tapi jangan salah tabungan pribadi Bella sangat banyak, karena dari kecil Bella termasuk anak yang rajin menabung dan tidak suka menghambur-hamburkan uang, apalagi setiap minggunya sang Papa memberi jatah uang jajan pada putrinya, tentunya nominalnya tidak sedikit.
Bella menyetop taksi menuju tempat kursus, kemarin dia sudah mendaftarkan diri lewat internet, Bella memilih tempat kursus terbaik berapa pun akan dia bayar, asalkan dia secepatnya bisa menguasai pistol.
Setelah lama berada ditaksi akhirnya Bella sampai di tempat kursus, segera Bella turun setelah memberikan uang pada sang supir.
"Aku harus bisa, setidaknya aku berjaga-jaga untuk diriku sendiri." monolog Bella.
Seharian Bella berada ditempat kursus sambil menunggu sore, Bella termasuk wanita yang cekatan terbukti saat ini baru saja belajar menembak, dirinya sudah bisa menguasai beberapa trik, hasilnya pun memuaskan tembakan yang diciptakan selalu tepat sasaran.
Jangan Lupa dukungannya untuk Author😍
________________________Like Vote Dan Komen
________________________
Kenalan sama othor yuk follow instagram othor.
Wuland4ri_05
Wulan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Cempaka Isaac
Good Job Bella
2024-02-05
0
Cempaka Isaac
Good Job bella...
2024-02-05
0
Elvi Nopricha
kalo bisa bela diri ngapain mau di kdrt,gk bener
2023-02-18
0