Ciuman Pertama

Seharian Bella berada ditempat kursus sambil menunggu sore, Bella termasuk wanita yang cekatan terbukti saat ini baru saja dia belajar menembak, dirinya sudah bisa menguasai beberapa trik, hasilnya pun memuaskan, tembakan yang diciptakan selalu tepat sasaran.

Sore pun tiba saatnya Bella untuk pulang, dia memakai jasa taksi seperti saat berangkat tadi, tak lama dia sampai di mansion Ansel, Bella pun turun tidak lupa membayar ongkos taksi, dia melihat ke arah garasi ternyata mobil suaminya tidak ada, itu artinya Ansel belum pulang, Bella segera berjalan ke kamar dia ingin cepat-cepat mandi.

Tidak lama terdengar mobil Ansel, saat ini Bella sudah berganti baju, dia bergegas turun untuk menyambut suaminya, terlihat Ansel turun dari mobil dengan wajah datar.

Bella meminta tas kerja yang suaminya bawah, dengan kasar Ansel melempar tasnya ke arah Bella, wanita ini menghela nafas, dia pun mengikuti suaminya menuju kamar.

Ansel duduk dengan kasar di ranjang king size nya, dia merenggangkan dasi yang seharian membuatnya sesak, sedangkan Bella berdiri tegap di samping Ansel.

"Kamu kenapa berdiri di situ..?" Ansel menatap tajam Bella.

"Apa ada yang bisa aku bantu..?"

Ansel tidak menjawab dia menatap Bella dari atas sampai bawah.

"Bisakah kamu merubah penampilan mu, lama-lama aku muntah jika melihat dirimu seperti ini." Ansel beranjak dari ranjang, kuncir yang berada di rambut Bella ia tarik sedikit kasar hingga membuat rambut panjang Bella tergerai indah, kacamata yang bertengger di hidung mancung Bella dia buang ke sembarang arah.

"Jika berada di depan ku, kamu harus berpenampilan seperti ini." Ansel meninggalkan Bella begitu saja dan berlalu ke kamar mandi.

Bella mendengus, kurang ajar sekali pria itu main buang kacamata mahalnya, Bella bergegas mencari kacamatanya, dilihatnya kacamata itu tersangkut di pajangan dinding besar yang berada disamping ranjang, Bella mencari kursi untuk memanjat, saat tangan itu mencoba meraihnya kaki Bella tergelincir, badan itu jatuh, bukan jatuh kelantai, tapi jatuh kepelukan Ansel, badan sixpack yang hanya berbalut handuk itu menangkap tubuh Bella.

Jarak Ansel dan Bella saat ini begitu dekat, mata elang yang setiap harinya terlihat di mata Ansel hilang, yang ada hanya tatapan kagum, dengan hati-hati Ansel menurunkan Bella dari gendongannya.

"Apa yang kamu lakukan..?"

Bella baru sadar jika suaminya dalam keadaan bertelanjang dada, dengan cepat Bella memejamkan mata, mata sucinya sudah ternoda berkali-kali karena pria menyebalkan ini, Ansel memperhatikan garis wajah wanita di hadapannya, meskipun tanpa polesan make sudah terlihat cantik itu, Ansel menyusuri wajah itu dari alis yang tebal lalu turun ke bulumata yang lentik, hidung yang begitu mancung, yang terakhir membuat Ansel terpesona saat menatap bibir indah Bella, semua kecantikan yang Bella miliki tertutupi oleh kaca mata tebal dan style nya.

Ansel mendekatkan dirinya, tanpa dirinya sadari hidung mancungnya telah menempel di hidung mancung Bella.

Merasa ada yang aneh, Bella pun membuka matanya, tatapan mata keduanya saling bertabrakan, tidak menunggu lama bibir keduanya menempel sempurna.

Gerak Bella terbaca oleh Ansel, dengan cepat ia menahan tengkung Bella, Ansel di buat candu oleh bibir wanita ini, ia memagutnya semakin dalam, melihat Bella yang mulai kehabisan nafas, Ansel langsung melepas pagutannya.

Nafas mereka sama-sama memburu, kejadian barusan membuat keduanya canggung, Ansel berjalan meninggalkan Bella menuju wardrobe, sedangkan Bella memegang dadanya yang seakan-akan ingin meledak.

"Dia mengambil ciuman pertama ku." Bella memegang bibirnya.

Lamunan Bella buyar, menginggat hari sudah semakin gelap, ia bergegas turun untuk membantu para asisten menyiapkan makan malam.

"Nyonya Muda." sapa Asisten Ririn, Bella tersenyum lalu ikut membantu menyiapkan makanan ke meja makan.

"Jangan Nyonya biar kami saja yang menyiapkan."

"Tak apa, aku tidak ada kerjaan."

Tidak lama satu persatu orang datang, Mama Tia dan Papa Robert sudah duduk di meja makan.

"Sayang kamu duduk saja biar mereka yang siapkan." ucap Mama Tia.

"Tak apa Ma."

Papa Robert tersenyum melihat menantunya begitu rajin.

Tak lama terlihat Arka datang, lagi-lagi dia terpesona, melihat Kakak Ipar nya begitu cantik tanpa polesan make up apapun dengan mengerai rambut hitam panjangnya, Mama Tia menegur putranya yang sedang melamun.

"Sayang kenapa kamu benggong di situ..?"

"Eh tidak apa-apa Ma." Arka langsung duduk di kursinya.

Makanan sudah tersaji semua di meja makan, Bella pamit ingin memanggil suaminya ke atas.

Di wardrobe Ansel mengrutuki kebodohannya.

"Astaga apa yang aku lakukan tadi." Ansel menjambak rambutnya sendiri.

"Bibir itu." lamunan Ansel berkelana, sisi kelelakiannya mulai beraksi saat membayangkan bibir manis itu.

"Tidak-tidak seorang Ansel tidak akan pernah menyukai wanita culun seperti dia." monolog Ansel.

Tiba-tiba Ansel di kejutkan dengan suara wanita yang membuatnya panas dingin.

"Hei sudah waktunya makan malam ." Bella binggung harus memanggil Ansel apa, Ansel yang sudah berganti baju keluar dari wardrobe.

"Kamu panggil aku apa tadi..?" Ansel menghampiri Bella.

Bella hanya menunduk, Ansel menengadahkan wajah Bella dengan satu jarinya.

"Lihat aku."

"Panggil aku suamiku, mengerti."

Ansel tidak mengerti kenapa bibir itu menghianatinya, bisa-bisanya dia menyuruh Bella memanggilnya dengan panggilan menjijikkan itu.

Bella hanya mengangguk, Ansel berjalan meninggalkan Bella menuju lantai bawah.

"Astaga dia kenapa." Bella pun menyusul Ansel turun ke bawah.

Mereka makan dengan diam, sesekali Ansel melirik adiknya yang curi-curi pandang pada Bella, Ansel dan Arka memang jarang berbicara jika tidak ada yang penting, kesibukan mereka membuat jarak cukup jauh diantara keduanya karena kurangnya komunikasi antara kakak beradik ini.

Makan malam selesai semua orang berkumpul di ruang keluarga, tapi tidak dengan Ansel, dia menerima telpon penting dari Mads.

Obrolan Di Telpon.

"Hallo Mads." saat ini Ansel berada di kamarnya.

"Semuanya beres." hanya 2 kata yang di ucapkan Mads tapi mampu membuat bibir Ansel tersenyum.

"Bagus kau yang terbaik." Ansel langsung menutup telponnya.

Ansel mencari keberadaan Bella di kamar tapi tidak ia temui, ia pun turun ke bawah, terdengar tawa dari Arka dan Bella yang sedang bercanda, seketika dada Ansel bergemuruh, tidak tahu mengapa dia sangat tidak menyukai ini, Ansel mempercepat jalannya menuju ruang keluarga.

Tawa Arka terhenti saat melihat Kakaknya berjalan ke arah mereka.

"Sayang ayo kita ke atas."

Mama Tia dan Papa Robert tersenyum mendengarnya.

Bella mengangguk dan beranjak menghampiri Ansel, mata elang Ansel sempat melirik tajam ke arah adik nya.

Jangan Lupa dukungannya untuk Author😍

________________________Like Vote Dan Komen

________________________

Kenalan sama othor yuk follow instagram othor.

Wuland4ri_05

Facebook

Wulan

Terpopuler

Comments

Rodiah Rodiah

Rodiah Rodiah

memang benar🤭😄🤪

2024-02-04

0

ayub tambunan

ayub tambunan

kebanyakan cerita di novel itu orangnya polos polas plamas tpi sekalian main 24 jam nda istrahat

2023-08-07

0

Bernadeth Meilan

Bernadeth Meilan

ngeselin

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Perjodohan
3 Black Wolf
4 Kursus Menembak
5 Ciuman Pertama
6 Kekawatiran Ansel
7 Seperti Pencuri
8 Menyerang Markas Black Wolf
9 Perasaan Apa Ini?
10 Teman Masa Kecil
11 Kembali Bersikap Dingin
12 Pergi Shopping
13 Penyekapan Di Mansion Bella
14 Mencari Jawaban
15 Terpaksa Dirahasiakan
16 Kesepakatan
17 Suasana Romantis
18 Balas Dendam
19 Banci Kaleng
20 Di Tembak Mati
21 Tidak Mau Berharap Lebih
22 Harus Waspada
23 Mama Eva Sakit
24 Kabar Duka
25 Terbang Ke Prancis
26 Rahasia
27 Pria Blasteran?
28 Fosil Tengkorak
29 Red Blood
30 Gagal lagi
31 Kejujuran Papa Robert
32 Pulang Ke Negara Kelahiran
33 Calista Pergi
34 Tamu Tak Di Undang
35 Mansion Bella
36 Fitting Baju Pengantin
37 Bella Hilang
38 Tiga Mayat Gosong
39 Ada Harapan
40 Menunggu Keajaiban Datang
41 Tangan Kanan Ansel
42 Garis Datar Di Layar Monitor
43 Bella Sadar
44 Pernyataan Cinta Damien
45 Pelukan Hangat
46 Bergosip
47 Terbakar Api Cemburu
48 Pelukan Dan Tanggis Rindu
49 Baku Tembak
50 Ardolp Murka
51 Bella menemui Anggota Jevarck
52 Pertemuan Ansel dengan Ardolp dan rekannya
53 Aksi Bella
54 Dibutakan Rasa Dendam
55 Bella Merajuk
56 Kebenaran Papa Daniel
57 Damien Ke Negara A
58 Tamu Tak Di Undang
59 Gagal Surprise
60 Kerjasama
61 Sisi Kejam Personil Jevarck
62 Darren
63 Bella Pingsan
64 Misi Penting
65 Rapat
66 Kalut
67 Penyerangan
68 Dor Dor Dor
69 Mengevakuasi Korban
70 Masuk Angin?
71 Pesta
72 Kabar bahagia
73 Nasip Cinta Damien
74 Semasam Perasan Lemon
75 Lahir Ke Dunia
76 Tamat
77 Extra Part 1
78 Extra Part 2
79 Extra Part 3
80 Extra Part 4
81 Extra Part 5
82 Extra Part 6
83 Info Om Damien Mine
84 Om Damien Mine 01
85 Om Damien Mine 02
86 Om Damien Mine 03
87 Om Damien Mine 04
88 Om Damien Mime 05
89 Om Damien Mine 06
90 Om Damien Mine 07
91 Om Damien Mine 08
92 Om Damien Mine 09
93 Om Damien Mine 10
94 Om Damien Mine 11
95 Om Damien Mine 12
96 Om Damien Mine 13
97 Om Damien Mine 14
98 Om Damien Mine 15
99 Om Damien Mine 16
100 Om Damien Mine 17
101 Om Damien Mine 18
102 Om Damien Mine 19
103 Om Damien Mine 20
104 Om Damien Mine 21
105 Om Damien Mine 22
106 Om Damien Mine 23
107 Om Damien Mine 24
108 Om Damien Mine 25
109 Om Damien Mine 26
110 Om Damien Mine 27
111 Om Damien Mine 28
112 Om Damien Mine 29
113 Om Damien Mine 30
114 Om Damien Mine 31
115 Om Damien Mine 32
116 Om Damien Mine 33
117 Om Damien Mine 34
118 Om Damien Mine 35
119 Om Damien Mine 36
120 Om Damien Mine 37
121 Om Damien Mine 38
122 Om Damien Mine 39
123 Om Damien Mine 40
124 Om Damien Mine 41
125 Om Damien Mine 42
126 Om Damien Mine 43
127 Om Damien Mine 44
128 Om Damien Mine 45
129 Om Damien Mine 46
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Perjodohan
3
Black Wolf
4
Kursus Menembak
5
Ciuman Pertama
6
Kekawatiran Ansel
7
Seperti Pencuri
8
Menyerang Markas Black Wolf
9
Perasaan Apa Ini?
10
Teman Masa Kecil
11
Kembali Bersikap Dingin
12
Pergi Shopping
13
Penyekapan Di Mansion Bella
14
Mencari Jawaban
15
Terpaksa Dirahasiakan
16
Kesepakatan
17
Suasana Romantis
18
Balas Dendam
19
Banci Kaleng
20
Di Tembak Mati
21
Tidak Mau Berharap Lebih
22
Harus Waspada
23
Mama Eva Sakit
24
Kabar Duka
25
Terbang Ke Prancis
26
Rahasia
27
Pria Blasteran?
28
Fosil Tengkorak
29
Red Blood
30
Gagal lagi
31
Kejujuran Papa Robert
32
Pulang Ke Negara Kelahiran
33
Calista Pergi
34
Tamu Tak Di Undang
35
Mansion Bella
36
Fitting Baju Pengantin
37
Bella Hilang
38
Tiga Mayat Gosong
39
Ada Harapan
40
Menunggu Keajaiban Datang
41
Tangan Kanan Ansel
42
Garis Datar Di Layar Monitor
43
Bella Sadar
44
Pernyataan Cinta Damien
45
Pelukan Hangat
46
Bergosip
47
Terbakar Api Cemburu
48
Pelukan Dan Tanggis Rindu
49
Baku Tembak
50
Ardolp Murka
51
Bella menemui Anggota Jevarck
52
Pertemuan Ansel dengan Ardolp dan rekannya
53
Aksi Bella
54
Dibutakan Rasa Dendam
55
Bella Merajuk
56
Kebenaran Papa Daniel
57
Damien Ke Negara A
58
Tamu Tak Di Undang
59
Gagal Surprise
60
Kerjasama
61
Sisi Kejam Personil Jevarck
62
Darren
63
Bella Pingsan
64
Misi Penting
65
Rapat
66
Kalut
67
Penyerangan
68
Dor Dor Dor
69
Mengevakuasi Korban
70
Masuk Angin?
71
Pesta
72
Kabar bahagia
73
Nasip Cinta Damien
74
Semasam Perasan Lemon
75
Lahir Ke Dunia
76
Tamat
77
Extra Part 1
78
Extra Part 2
79
Extra Part 3
80
Extra Part 4
81
Extra Part 5
82
Extra Part 6
83
Info Om Damien Mine
84
Om Damien Mine 01
85
Om Damien Mine 02
86
Om Damien Mine 03
87
Om Damien Mine 04
88
Om Damien Mime 05
89
Om Damien Mine 06
90
Om Damien Mine 07
91
Om Damien Mine 08
92
Om Damien Mine 09
93
Om Damien Mine 10
94
Om Damien Mine 11
95
Om Damien Mine 12
96
Om Damien Mine 13
97
Om Damien Mine 14
98
Om Damien Mine 15
99
Om Damien Mine 16
100
Om Damien Mine 17
101
Om Damien Mine 18
102
Om Damien Mine 19
103
Om Damien Mine 20
104
Om Damien Mine 21
105
Om Damien Mine 22
106
Om Damien Mine 23
107
Om Damien Mine 24
108
Om Damien Mine 25
109
Om Damien Mine 26
110
Om Damien Mine 27
111
Om Damien Mine 28
112
Om Damien Mine 29
113
Om Damien Mine 30
114
Om Damien Mine 31
115
Om Damien Mine 32
116
Om Damien Mine 33
117
Om Damien Mine 34
118
Om Damien Mine 35
119
Om Damien Mine 36
120
Om Damien Mine 37
121
Om Damien Mine 38
122
Om Damien Mine 39
123
Om Damien Mine 40
124
Om Damien Mine 41
125
Om Damien Mine 42
126
Om Damien Mine 43
127
Om Damien Mine 44
128
Om Damien Mine 45
129
Om Damien Mine 46

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!