Jodohku Pria Tua
Lingga sosok pria yang disegani oleh penduduk setempat. Pria berumur empat puluh tahun itu menempati Rekor se kecamatan sebagai bujang lapuk tak laku.
Memang penampilan Lingga keseharian memakai kacamata sehingga terkesan nerd. Ia tidak mempermasalahkan gelar yang disandangnya saat ini. Ia tidak pernah menganggu kehidupan orang lain namun berbalik orang-orang yang menawari anak gadisnya untuk di persuting oleh Lingga Barata pemilik pabrik rokok.
"Bapak maaf menganggu....ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda." Seseorang asisten masuk ke ruangannya meminta izin.
"Suruh masuk." ucap Lingga tanpa menoleh kepada asistennya.
Asisten yang bernama Maya itu langsung keluar dari ruangan Lingga. Perempuan yang seumuran dengan big bos itu tidak heran dengan kedatangan tamu atasannya ini.
Suara ketukan pintu harus menghentikan pekerjaan Lingga yang memeriksa laporan dari bawahannya. Seorang pria paruh baya masuk bersama seorang gadis mengenakan jilbab dongker menemui Lingga juragan rokok.
"Maaf Tuan mengganggu pekerjaan anda....saya kesini mau bertemu." Ucap pria itu sambil duduk yang telah ditawari Lingga.
"Tidak masalah...pekerjaan saya tidak banyak....Ada keperluan apa untuk menemui saya." Lingga langsung to the points membicarakan maksud kedatangan pria ini.
"Saya dengar Tuan belum menikah....saya mau menjodohkan Tuan dengan anak gadis Saya Yuli."
Lingga menatap kedua tamu yang tak diundang ini dengan seksama. "Apa alasan bapak kenapa harus saya menikahi anak bapak?" Ucapnya sambil menghidupkan sebatang rokok.
"Saya ingin Yuli mendapatkan jodoh yang mapan sehingga bisa menghidupkan perekonomian keluarga kami." Pria itu dengan gamblang membicarakan maksud kedatangannya.
"Kamu tamat apa?" Lingga bertanya kepada gadis yang menunduk sejak tadi.
"SMA Tuan." Ucap Yuli singkat. Ia ketakutan melihat Juragan rokok yang termasyur di desa ini.
"Segini cukup untuk membiayai untuk kuliah kamu....saya yakin kamu pintar namun biaya yang menjadi penghambat kamu meraih cita-cita." Lingga menulis check sebesar tiga ratus juta.
Keduanya terkejut seorang pria berumur matang menolak perjodohan ini dengan menawarkan pendidikan untuk masa depan yang cerah, Yuli membulatkan mata melihat angka yang berjejer rapi.
"Tuan saya tidak bermaksud mengemis kesini....saya hanya bertanya kesediaan Tuan untuk menerima perjodohan ini." Pria Paruh baya itu tidak terima dengan perilaku Lingga.
"Saya tahu anak bapak keberatan dengan permintaan orang tuanya....Yuli kamu pilih sekarang." Lingga menunjuk dengan dagunya antara check atau permintaan orang tuanya.
"Bapak Maafkan Yuli ingin meneruskan cita-cita menjadi dokter bukan menjadi istri juragan." Yuli memilih check yang berikan Lingga.
"Dasar anak tidak tahu di untung! Kapan kamu mau balas Budi kepada saya yang menghidupkan kamu dari Bayi." Pria paruh baya yang bernama Galuh naik pitam, anaknya memilih kuliah menjadi dokter.
"Bapak Galuh Suryono....Anda mau saya laporkan jika anda memaksa perempuan di bawah umur untuk menikah." Lingga mematikan rokoknya langsung mengambil ponselnya.
Galuh berdiri meninggalkan Yuli dan Lingga tanpa pamit pada kedua orang itu. Galuh merasa terancam oleh Lingga, ia lupa untuk mencari siapa sebenarnya Lingga Barata.
"Kamu daftar kuliah di universitas yang kamu mau....saya siap untuk membiayai....Saya yakin pasti tekanan dari bapak tiri kamu untuk menuruti permintaannya.....Ambil check ini langsung pergi dari desa ini....Bapak kamu pasti tidak senang dengan pilihan kamu." Lingga menyodorkan check yang ditulisnya tadi.
Yuli mengangguk patuh mengambil check yang berikan Lingga. "Tuan saya berhutang atas kebaikan Tuan....doakan saya bisa meraih cita-cita mulia ini." Yuli menghapus air mata harunya atas kebaikan juragan rokok ini.
"Jangan Anggap ini sebagai hutang...saya ikhlas memberikan kepada kamu....nanti sopir saya akan mengantarkan menuju Yogyakarta....Ibu kamu nanti akan saya kasih tahu dengan cara sendiri."
Yuli tidak bisa berkata setelah mendengar ucapan Lingga. Seorang pria masuk untuk mengantarkannya menuju Yogyakarta. Yuli berdoa agar juragan rokok ini bisa bertemu jodoh secepatnya.
"Jangan biarkan Galuh tahu anaknya pergi ke Yogyakarta....siapkan tiket untuk Ibu Yana menemani Yuli untuk kuliah disana." Lingga memberitahu asistennya untuk menyelidiki tentang keluarga Galuh Suryono.
Lingga Barata sudah lelah sekian kalinya orang tua di Desa ini menyodorkan anak gadisnya untuk dipersunting olehnya. Alasan selalu klise agar perekonomian mereka bisa membaik. Lingga sudah bosan mendengar kalimat klise itu, sebenarnya mereka hanya ingin numpang hidup dengan seorang juragan rokok.
Lingga hanya ingin merawat ibunya yang sudah tua. Ia merupakan anak satu-satunya keluarga Barata. Ayahnya pergi meninggalkan ibunya dengan wanita lain. Lingga trauma dengan pernikahan ibunya. Ia tidak terpikir untuk mencari pendamping, baginya ibunya adalah nomor satu. Wanita yang suka rela merawatnya dari bayi. Kini saatnya Lingga membahagiakan ibunya.
Lingga membereskan pekerjaannya dan langsung pulang untuk menemani ibunya yang berada di rumah. Walaupun seorang juragan rokok ia tetap memakai mobil Corolla Altis tahun Delapan puluhan. Rumahnya sederhana namun dilengkapi sistem keamanan yang canggih.
"Assalamualaikum....Ibu...ibu dimana?" Lingga mencari keberadaan ibunya yang tidak terlihat.
"Walaikumsalam ibu disini Ga." Ucap Dayu menyulam kain di depan televisi.
"Ibu sudah makan....Ibu kelihatan senang dengan rajutan ini." Lingga mengomentari hasil sulaman ibunya.
"Sudah....Si Tina tadi masak ayam betutu." Ucap ibu Dayu. "Setelah selesai makan ibu ingin bicara dengan kamu." Dayu meletakan hasil sulamannya di atas meja.
"Aku pamit sholat dulu." Lingga meninggalkan ibunya yang asyik mendengarkan berita bencana alam.
Setengah jam Lingga menghabiskan waktu untuk menyegarkan diri sehabis bekerja diluar. Makan dengan lahap makanan buatan Mbok Tina luar biasa enaknya.
"Ibu mau bicara apa?" Lingga menemani Ibu Dayu menonton televisi.
"Lingga kapan kamu mencari istri....Ibu udah semakin tua.....kamu tidak kasian dengan ibu."
"Ibu....Lingga bahagia menemani ibu.... jodoh kita udah tentukan Allah kapan datangnya...aku ingin berbakti kepada ibu....setiap tetesan keringat ibu belum bisa Lingga belas." Lingga mengusap tangan keriput yang menjadi penyangga hidupnya.
"Seandainya perempuan itu tidak melarikan diri pasti udah jadi istri kamu sekarang....kamu sih pake acara kumis tebal....Dia kirain dijodohkan dengan pria tua." Ibu Dayu mengenang peristiwa lima tahun lalu.
Dayu bersepakat ingin menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya. Perempuan yang dijodohkan itu lari tanpa mengetahui siapa yang akan dijodohkan dengan dirinya. Ia kabur lewat jendela kamarnya dengan seutas tali tambang untuk menuruni balkon kamarnya. Sahabat Dayu meminta maaf atas kelakuan anak perempuannya.
"Sudahlah Bu....Sekarang kita bersyukur masih diberi nikmat hidup oleh Allah." Lingga tahu ibu masih terpukul dengan batalnya pengenalan dirinya dengan anak sahabatnya ibunya.
"Lingga kamu masih suka jeruk kan? belum berpindah haluan menyukai terong." Dayu menatap curiga anaknya.
Air yang terdapat dalam mulut lingga langsung keluar memalui hidungnya akibat keselek mendengar pertanyaan ibunya.
"Astaghfirullah Ibu....Anak ibu masih normal dan aku masih waras... Aku takut akan dilaknat Allah." Lingga beristighfar mendengar ucapan ibunya.
"Sekarang kita udah kembali seperti zaman umat nabi Luth.....ibu sering mendengar berita.... Walaupun ibu tidak tahu keadaan di luar tapi bisa memantau perkembangan zaman." Bela Dayu yang tidak ingin salahkan anaknya.
Untung Lingga memiliki stok kesabaran yang banyak. Ia menatap Ibunya lama, terpikir lirik lagu ibu milik Iwan fals.
🌹🌹🌹🌹🌹
Ketemu dengan cerita baru Aku....Jangan lupa vote like dan komentar dari Lingganisme semua.....Kopi secangkir cukup untuk menguatkan mata aku hehehe 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Joel
semoga ceritanya seru sampe akhir
2024-02-20
0
Kossay Nopa
sangat menarik 🥰🔥
2024-01-12
0
Maulana ya_Rohman
mampir thor..
2022-05-17
1